Dengan perlahan Bram keluar sebagai dokter gadungan. Aksinya dan cara berjalannya sungguh percaya diri sebagai seorang dokter asli.
“Hei kalian, sini sebentar…. Bantu Saya mengangkat kardus ini ke mobil,” ujarnya kepada kedua petugas tadi.
Kedua petugas yang merasa harus selalu patuh kepada dokter yang bekerja, tanpa curiga membantu Bram mengangkat kardus yang luMelyan berat menuju ke tempat parkir.
Akibat beban yang berat, sesampainya di tempat parkir, keduanya sudah kecapekan mengatur nafasnya.
Bram memanfaatkan kesempatan ini untuk membius mereka berdua.
Petugas yang satu lagi ingin melawan setelah melihat temannya dibius Bram, tapi Bram sudah dengan lihai memutar tangannya sehingga pantat petugas itu yang tertusuk.
Hanya butuh beberapa detik, mereka berdua sudah pingsan di sekitar mobil.
Bram segera mengangkat mereka masuk ke dalam mobil sambil tertawa kecil dan bersiul. Mobil pun dijalankan perlahan keluar dari
Sebelum berangkat, Bram memeluk Bunga sebentar, menciumnya bibirnya dengan lembut. Bunga memang tinggal bersama dengannya selama ini.“Tunggu aku pulang ya, “ ucap Bram lembut dan mengelus pipi Bunga.Bunga menjawab dengan anggukan kecil. Kembali Bram mencium lembut keningnya karena ia sangat menyukai sifat Bunga yang sangat patuh, tidak seperti Melya yang lebih suka mendominasi dan melawan.Melya memandang dengan cemburu di dalam mobil kemudian memalingkan wajahnya.Bram duduk di depan kemudi tanpa memperdulikan sikap Melya yang menyebalkan, Bram membantu memasangkan sabuk pengaman Melya kemudian mobil pun dikemudikan menuju ke bandara.Tanpa ada percakapan, Mereka masuk ke dalam pesawat pribadi yang membawa mereka menuju Jerman.Bram cukup kaya sehingga ia juga mempunyai pesawat pribadi.Di dalam pesawat, Bik Imah sudah menempatkan Andrew di tempat tidur kecil sehingga Andrew melanjutkan tidurnya dengan nyaman.Br
“Terus mengenai daya penglihatannya, pasien cuma akan mengalami gejala pandangan kabur saat terkena cahaya yang menyilaukan.”“Dan yang terakhir, mengenai ingatan yang hilang, sungguh dalam hal ini, kami dari tim kedokteran tidak dapat berbuat apa – apa. Kehilangan daya ingat permanen adalah resiko dari bedah otak.”Kakek sepertinya dapat menerima dengan baik pernyataan yang disebut sang dokter.“Tapi…, mengapa Luca masih juga belum sadar?” tanya Kakek sesaat kemudian.Dokter hanya menelan salivanya dengan pahit.“Dokter, sudah 1 minggu Luca tidak sadar juga, tidak bisakah Anda membuatnya sadar? Entah menyuntikkan sesuatu?” ulang Kakek.“Tidak, dunia medis tidak bisa kita perlakukan sesuka hati,” jawab sang dokter sambil tertawa kecil.“Saya sudah memberi informasi bahwa mungkin pasien akan koma selama beberapa minggu. Kalian pulanglah dulu ke N
Wisnu berasal dari keluarga miskin yang tinggal di pinggiran pulau kecil di Malaysia. Merantau secara mandiri meninggalkan ibunda dan tiga orang adiknya yang masih kecil. Tujuannya untuk memperbaiki nasib dengan mengantongi visa izin kuliah. Tapi baru jalan setengah tahun, biaya hidup sudah menipis, sehingga tidak jarang ia tidak makan malam akibat kekurangan perkerjaan freelance.Saat ini, Ia merasa mempunyai kesempatan menjadi seorang anak Sultan dengan kekayaan yang super, menimbulkan niat buruk dalam hatinya detik itu juga.Wisnu mulai menyusun rencana busuknya. Otaknya yang termasuk pintar dalam sekolahnya, saat ini dimanfaatkan dengan buruk.Satu jam kemudian, ia menepuk dadanya sendiri.“Aku tidak akan membuang kesempatan emas ini,” gumamnya.Segala skenario dipikirkannya seperti sebuah jalan yang berliku dan panjang, sampai akhirnya Ia pun tertidur dan melanjutkan mimpinya sebagai pangeran dalam suatu kerajaan yang mewah.
"Jadi, apakah yang membuatmu memantapkan keinginanmu untuk pergi?" tanya Matteo dengan herannya."Saya merasa sudah saatnya saya mandiri. Saya ingin berusaha tidak selalu terikat dengan keluarga Matteo dan Michael yang sudah sangat memperlakukan Kami dengan baik. ""Sungguh, saat ini, saya hanya berkeinginan untuk dapat mandiri. saya merasa bahwa sudah saatnya saya membuktikan kemampuan saya untuk membangun perusahaan sendiri. "Matteo berhenti sejenak memikirkan sesuatu."Rencananya kamu ingin membangun perusahaan di negara mana?""Saya akan memulai di Perancis," Jawab Sarah dengan mantap.Matteo menghela nafas panjang."Persaingan di sana sangat ketat. Apakah Sarah yakin tidak membutuhkan bantuan Matteo?"Sarah menundukkan kepalanya."Maaf, Matteo tidak bermaksud merendahkan kemampuan Sarah."Matteo terdiam sebentar kemudian baru melanjutkan."Tapi Matteo sendiri sudah pernah mencoba masuk ke sana d
Sarah menggenggam tangan kecil Deon untuk mulai beranjak ke gerbang tunggu keberangkatan.Dengan wajah sedihnya, Mina melambaikan tangan kepada Mina, putri kecil Matteo yang sedang berusaha menahan airmatanya sehingga tidak menetas.Setelah bayangan mereka tidak nampak lagi, Deon baru meneteskan airmatanya.Matteo meminta tissue kepada Michael untuk diberikan kepada Mina tapi kemudian ditolaknya."Dia bukan siapa-siapa. Aku tidak akan menangis, mataku hanya kemasukkan debu, Mina akan membersihkannya di toilet,” ucap Mina kecil sambil berlari ke arah toilet.Michael hendak mengejarnya namun di cegah Matteo, “Biarkan dia, dia tidak ingin dilihat oleh kita saat menangis.”“Iya, Michael juga sedih,” ucap Michael sambil menyeka airmatanya sendiri. "Dia, tidak pernah memberikan hatinya kepadaku."“Maafkan Matteo, ada kemungkinan Sarah pergi karena Michael selalu mengharapkan untuk memilikinya. Ada k
“Singkatnya, Wisnu memindahkan sejumlah dana dan proyek kita ke perusahaan barunya. Ada sebagian karyawan dari kita yang sudah dibajaknya dan ditempatkan di sana dengan gaji dua kali lipat.”“Wisnu bekerja sungguh cepat dan lihai. Dia hanya butuh 2 hari untuk belajar meniru tanda tanganmu, kemudian memalsukan sidik jarinya dengan jari palsu.”“Wajahnya sudah dioperasi plastik sedemikian rupa sehingga sangat menyerupaimu.”“Melya dan Andrew juga sudah kembali ke sisinya, karena Kakek membantu melacak mereka.”“Aku… , aku kurang berhasil dalam misi kali ini.”“Aku tidak tahu bagaimana menghubungimu dan juga bagaimana melawan Kakek.”“Para pengawal keluarga mafia Castello milikmu saat ini tunduk kepadanya karena mereka menganggap dia adalah kamu.”Luca mengernyitkan dahinya, kemudian bertanya,” Jadi apa yang sudah kamu lakukan?”
Segera setelah Luca masuk ke dalam apartemen, ia mengangkat ponsel menghubungi Briany, sang adik.“Briann,” panggil Luca melalui ponselnya.“Luca?” Jawab Briany dengan bingungnya karena ia sedang melihat dari dapur bahwa Luca sedang bermain dengan Andrew dan Melya dengan terbahak – bahak. Disampingnya Kakek dan dirinya sedang menonton acara televisi.Briany mengenal suara Luca dengan baik.“Dengarkan saya, ““Hmm…” Briany berusaha mendengar dengan baik karena rasa herannya dan juga penasaran yang dia rasakan semenjak Luca sadar dari operasinya, sikapnya berubah menjadi sangat baik. Sangat lain dengan Luca yang dia kenal.“Luca yang ada di sana adalah Wisnu yang dicari oleh Bram untuk menggantikanku sementara. Supaya saya bisa dengan leluasa mencari Sarah,” ucap Luca.“Ke apartemen saya di Gading Mas, Luca akan menceritakan semuanya,” lanjutnya.
Briany menutup pintu kamarnya, kemudian berbaring menatap ke langit – langit. Saat ia tiba di rumah, Kakek dan Wisnu sedang membahas sesuatu di ruang santai. Briany hanya tersenyum dan melewati mereka tanpa mengucapkan apapun.Pikirannya menerawang memikirkan bagaimana cara dia menjebak Luca gadungan itu untuk keluar bersamanya, sementara ia tidak begitu akrab dengan Wisnu sejak Wisnu sadar dari operasinya.Luca yang ditemuinya di apartemen tadi sore memang benar adalah abang kandungnya. Sikap dinginnya yang malah tidak menawarkan minuman apapun apalagi makan malam bersama membuat Briany sedikit kesal. Perut Briany tiba – tiba berbunyi.Merasa sedikit lapar, Briany yang sudah lelah menguatkan dirinya untuk berdiri dan bergerak ke dapur untuk mencari makanan yang ada.Briany pun memutuskan memasak mie instan karena gampang.“Lapar?” ucap Wisnu tiba – tiba membuat Briany terperanjat kemudian menjatuhkan sendoknya.