Joe menghela napas lega karena merasa dirinya sudah melakukan yang terbaik untuk tuannya, "Lebih baik aku segera kembali. Siapa tau tuan Bryan membutuhkanku disana." Gumamnya sambil bergegas kembali ke lokasi resepsi.*"Sayang, bagaimana menurutmu dekorasinya? Apa ada yang tidak kau suka? Kita bisa menggantinya."Bryan dan Belle tengah melihat-lihat kesibukan para pekerja di sana. Semua orang tampak sibuk, mereka berlalu lalang mendekor dan menata segala yang di butuhkan untuk acara resepsi super esok hari.Di pelaminan terdapat sesuatu yang tidak biasanya, yaitu tempat duduk pengantin.Jika biasanya hanya akan ada satu tempat duduk di tengah pelaminan itu, disana justru terdapat 4 tempat duduk untuk para pasangan mempelai.Sungguh dekorasi yang mewah, elegan, dan indah juga anti mainstream tentunya.Hiasan bunga disana-sini, air mancur kecil disisi kanan dan kiri, juga hiasan lampu gantung yang menambah kesan mewah di atas pelaminan itu."Tidak sayang, ini sangat bagus, teman-teman
Setelah menunggu hampir dua jam lamanya, saat ini Kevin sudah berada di dalam pesawat yang akan membawanya ke negara XXX.Dan untuk tujuannya, tentu saja adalah tempat rahasia yang lebih tepatnya laboratorium rahasia milik Belle, yang nantinya akan dia gunakan untuk meneliti sekaligus menyempurnakan penawar virus VP.Ding!!Ding!!Ding!!"Mohon perhatian. Ini adalah panggilan boarding terakhir untuk para penumpang Maskapai ABC penerbangan 943 tujuan XXX, boarding di gerbang A-3. Pemeriksaan terakhir akan selesai dan pintu pesawat akan ditutup dalam waktu sekitar lima menit. Terima kasih."Kevin memejamkan matanya sambil berucap dalam hati, "Ku harap semuanya berjalan lancar. Semoga tuan neraka percaya bahwa aku sudah mati, karena itu akan lebih mudah dari pada dia tau kalau aku kembali bekerja di bawah nona Belle."Kevin menghela kasar nafasnya. Meskipun dia belum pernah melihat langsung rupa tuan neraka, namun kekejaman dan kesadisannya sudah sangat terkenal.Para pekerja yang bekerj
Tok!Tok!Tok!Terdengar ketukan pintu dari ruang pribadinya.Dialah orang yang disebut dengan, tuan Neraka.Saat ini, dia tengah duduk di kursi kebanggaannya menghadap ke dinding kaca sambil melihat pemandangan di luar sana."Masuk." Jawabnya seraya menghisap cerutunya, tanpa menolehkan kepala ke arah datangnya suara.Tak!Tak!Tak!"Tuan, saya baru saja mendapatkan informasi soal Kevin." Ucapnya sambil menundukkan kepalanya dan mulai mengatakan maksut dan tujuanya mendatangi ruang pribadi tuan neraka.Tuan Neraka tampak mengangkat sebelah alisnya, "Oh? Informasih apa?" tanyanya sambil menghembuskan asap ceretunya yang mengepul di udara."Informan kita mengatakan, mereka menemukan mayat Kevin beberapa jam setelah tertangkapnya kevin oleh musuh."Sambungnya dengan tubuh yang mulai gemetar karena takut dan mengira sang tuan Neraka akan murka mendengar kabar itu.Namun ternyata respon yang dia dapat justru sangat jauh dari apa ya
Tak berapa lama, Kevin pun akhirnya sampai di tempat yang di maksud oleh Belle.Dia melangkah masuk ke sebuah villa, villa yang terlihat bersih karena meskipun Belle tak menempati rumah itu, dia sudah mempekerjakan seseorang yang bertugas membersihkan villa itu."Maaf tuan, anda cari siapa?" tanya sang penjaga villa pada Kevin yang berdiri di hadapannya."Saya bawahannya nona Belle pak, saya datang atas perintah nona Belle." Jawab Kevin sambil tersenyum ramah pada penjaga villa itu.Pria tua itu tampak mencoba mengingat sesuatu, "Owh anda tuan Kevin? Nona sudah mengabari saya tentang anda. Maafkan saya tuan, saya kira anda akan datang besok." Ucapnya seraya menundukkan kepalanya untuk meminta maaf."Tidak apa-apa pak, saya memang datang lebih awal." Balas Kevin sambil nyengir kuda."Iya tuan, silahkan masuk. Saya sudah memebreskan kamarnya untuk tuan, saya permisi dulu." Pamitnya, kemudian dia melenggang pergi meninggalkan Kevin yang juga sudah beranjak masuk
Keesokan harinya...Angin dingin mulai menusuk tulang, bahkan sang fajar belum menampakkan sinarnya. Suara-suara binatang pun masih samar-samar terdengar, kokok ayam jantan baru mulai membangunkan insan yang masih terlelap dalam tidurnya, atau bahkan masih menyelam dalam mimpi indah mereka.Namun berbeda bagi ke 4 pasangan calon pengantin, yang akan melaksanakan upacara pernikahan mereka hari ini, upacara sakral yang sekaligus akan menjadi hari terindah dan bersejarah bagi mereka semua.Senyum bahagia tergambar jelas di wajah mereka, saat ini mereka tengah melajukan mobil mereka masing-masing yang sudah di hias sedemikian rupa.Rangkaian pita dan bunga tertata rapi nan indah pada ke 4 mobil sport itu, seolah menggambarkan suasana hati para pemiliknya yang tengah berbunga-bunga menyambut hari bahagia mereka.Mereka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju lokasi resepsi, mereka memutuskan untuk berangkat lebih pagi.Karena make up dan segala rupa akan
Setelah serangkaian acara itu selesai dan para tamu undangan pun satu persatu menyalami para memepelai dan beranjak pergi dari tempat itu."Bryan, akhirnya kau menikah juga. Mama kira, mama dan papa tak akan pernah melihat kau menikah. Tapi ternyata kau memberikan mama menantu yang sangat cantik." Kelakar Arini sambil menutup mulutnya, menahan tawanya pecah."Kau benar ma, ku kira kak Bryan akan selamanya menjadi jones alias jomblo ngenes." Timpal Angel dengan nada mengejeknya dan sambil terkekeh geli."Owh ternyata pemikiran adikku ini begitu huruk tehtangku?" Jawab Bryan manyun ke arah Angel yang meledeknya."Aku tidak mengejekmu kak, aku hanya mengatakan kenyataan saja. Ku pikir tak akan pernah ada wanita yang sanggup menaklukkan bongkahan es bernyawa sepertimu." Godanya lagi sambil tertawa."Selamat atas pernikahan kalian nak, papa ikut senang." Sela papa Bryan sambil tersenyum."Akhirnya ada yang mengatakan sesuatu yang normal, setidaknya papa tak mengej
"Aku bertanya padamu, Leo. Kenapa kau malah diam?!" kesal Stella sambil memonyongkan bibir mungilnya itu.Leo tampak terdiam beberapa saat dan kemudian berkata, "Ah, itu karena baju ini ajaib sayang, sangat ajaib. Jadi kau harus memakainya, ok?" Jawab Leo sambil tertawa dalam hatinya."Ajaib? Memangnya ada baju yang seperti itu, Leo? Tapi sepertinya aku belum pernah mendengarnya. Lagi pula bagaimana bisa aku memakai baju kurang bahan seperti itu. Aku bisa di tertawakan orang lain yang melihatnya," sungut Stelle yang manyun dan melengoskan wajahnya dari Leo."Kau hanya boleh memakainya saat hanya ada aku dan kau, Stellaku sayang..." Balas Leo sambil mencubit gemas ke dua pipi si polos Stella itu."Ah, jadi begitu? Kalau ada orang lain aku tak boleh memakainya? Jadi baju ini hanya boleh ku pakai saat hanya ada kau dan aku, begitu? Aku tidak mengerti kenapa harus seperti itu, tapi karena kau suamiku dan ibuku pernah bilang kalau aku harus patuh pada suamiku, jadi aku ak
Sesampainya di kamar mereka, Leo menurunkan Stella dan mendudukkanya di pinggiran ranjang.Setelah itu, dia berjalan kearah lemari yang sudah tersusun rapi baju-baju mereka berdua di dalamnya.Leo mencari-cari baju yang ingin dia minta untuk Stella pakai malam ini, sebagai pakaian dinas di malam pertama honeymoon mereka.Dia mencari di setiap tempat di lemari itu, hingga saat dia membuka laci bagian bawah lemari dan ternyata disana lah benda yang dia cari itu berada, sebuah paper bag berwarna merah.Leo pun tersenyum dengan senyuman yang sulit di artikan saat menyambar paper bag itu, lalu beranjak menghampir Stella dan memberikan paper bag itu pada Stella untuk dia pakai."Pakailah sayang," bisik Leo tepat di sebelah telinga Stella, yang auto membuat bulu roma Stella merinding disco karena hembusan napas Leo yang menyapa telingannya dengan lembut."Apa aku harus memakai baju dinas ini sekarang?" tanya Stella dengan wajah polosnya itu, menatap Leo sambil berke