Belle mengangguk, "Itu salah satunya. Dan tentu saja juga tentang pekerjaanmu, Bryan. Kau sendiri tahu pasti pekerjaanmu mengharuskanmu, untuk menangkapku dan menjebloskanku ke penjara, bukan menangkapku untuk kau jadikan istri. Jika atasanmu tahu identitasku, dia tak akan membiarkan hubungan kita Bryan. Kita tak akan bisa hidup tenang dengan diburu oleh dua kubu sekaligus." Jelas Belle dengan sedikit tatapan sendu mengarah pada Bryan.Bryan berkata dengan sangat serius menangkup ke dua pipi Belle, "Apapun itu akan ku lewati semuanya untukmu, Belle. Sesulit apapun itu. Apakah kau mau mencobanya? Melewati batu sandungan terbesar kita bersama? Mengambil jalan paling sulit, bersamaku?"Bryan menatap Belle dengan harapan Belle akan mengiyakan.Ucapan Bryan yang terdengar serius dan tulus, membuat Belle akhirnya luluh. Dia menggenggam erat tangan Bryan dengan seulas senyum tipis terbit di wajah cantiknya."Iya. Kita masih punya hari-hari tenang sampai pasar gelap mengetahui hubungan kita.
"Astaga! Bagian tubuhku yang mana kira-kira yang akan menjadi bagaian pertama yang akan kau hilangkan jika aku berbuat kesalahan?" tanya Bryan yang tidak merasa terintimidasi, namun dia tetap berpura-pura untuk sedikit tertekan."Hmm... Juniormu mungkin." Jawab Belle seraya menunjuk ke arah junior Bryan dengan tatapan seorang pshyco.Seketika bulu kuduk Bryan meremang, dia benar-benar merasakan bahwa gadis di hadapannya itu sangat mengerikan.Bryan mendekatkan wajahnya ke arah Belle dan berbisik, "Kalau kau memotong juniorku, lalu bagaimana aku akan membuatmu puas sayang?""Oh, tenang saja. Masih ada terong dan timun yang siap menggantikan posisi juniormu, sayang." Jawab Belle sambil berbalik mendekati wajah Bryan, membuat Bryan perlahan mundur hingga dia berbaring di ranjang itu, dengan Belle mengungkung tubuhnya.Bryan menjerit dalam hati, "Astaga! Gadis ini benar-benar membuatku semakin jatuh cinta!" Bryan menatap Belle dengan memperlihatkan senjata andalanya yaitu mata anak anjing
Belle sudah selesai makan dan juga mandi. Bryan yang sudah siap sedari, tadi sedang menunggu Belle di ruang tengah sembari menonton televisi."Bryan, kau sudah siap?" panggil Belle yang baru saja turun dari kamarnya dan sedang berjalan menghampiri BryanBryan beranjak dari duduknya, "Iya, aku sudah siap dari tadi. Apa kita akan berangkat sekarang?""Iya. Aku takut kita membuat mereka menunggu terlalu lama." Belle melenggang keluar dari rumah itu bersama Bryan menuju garasi.Bryan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, sambil memutar musik."Sebenarnya apa yang ingin si Leo Leo itu katakan? Sepertinya sangat penting. Mungkin sebaiknya, aku menunggu di luar saja nanti."Bryan berpikir kalau Leo mungkin ingin membicarakan soal misi kelompok mereka, jadi akan lebih baik jika dia tak ikut."Tidak. Jika itu tentang misi atau tentang kelompok kami, seharusnya aku yang mengundang mereka, karena aku ketuanya." Jawab Belle dengan yakinnya."Astaga, kau benar. Aku hampir lupa kalau pa
Tentu saja agar Leo bisa lebih cepat menyerah dan menghapus nama Belle dari dalam hatinya, lalu mengukir nama Stella secara permanen didalamnya."Kenapa kau menatapku Leo? Semua keputusan ada di tangan Belle, aku yes dengan apapun keputusannya."Belle berdecak kesal dan menatap tajam pada Bryan, "Memangnya orang tuamu akan setuju kalau kita menikah tiba-tiba? Apa mereka tidak akan marah?"Bryan sambil menyentuh hidung Belle, dan mengingaatkan gadisnya itu pada pertanyaan mamanya semalam. "Kau lupa? Semalam mama bertanya padamu kapan kita menikah? Dia akan sangat senang jika kita menikah secepatnya.""Baiklah, Aku yes jika orang tua Bryan setuju."Bryan bertanya dengan mata berbinar menatap Belle, "Kau serius sayang?"Belle mengangguk sebagai jawaban. Karena dia sudah serius memberikan Bryan kesempatan untuk memperjuangkan hubungan mereka, maka tidak ada salahnya jika ikatan itu dibuat lebih awal. Itu menurut Belle.Sedangkan Bryan, tentu saja sangat bahagia dibuatnya. Tidak tanggung-t
Belle mengedipkan sebelah matanya dan berjalan mendahului Bryan, "Rupanya kau mulai memami calon istrimu ini, calon suamiku."Namun Sky yang melihat Belle dan Bryan berjalan keluar dari butik pun, langsung menghentikan kedua temannya itu dan bertanya kemana mereka mau pergi."Aku punya misi introgasi!" Jawab Belle dengan tatapan membunuh dan senyum devil yang sangat di mengerti artinya oleh teman-temannya itu.Sky tersenyum kaku dan berkata, "Siapa orang sial yang akan di introgasi oleh ratu neraka itu? Betapa malang nasibnya," gumam Sky yang di sambut tawa kecil teman-teman lainya."Terimakasih pujianya Sky, aku pergi dulu." Belle melambaikan tangannya dan melenggang pergi menuju mobil BryanBryan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, sesuai permintaan Belle yang sudaj tidak sabar untuk mengintrogasi mata-mata itu."Apa tujuan orang itu memata-mataiku?" batin Belle memikirkan perkataan Bryan tadi, yang mengatakan bahwa mata-mata itu sempat menguntitnya beberapa hari ini. "
Belle mencoba menakut-nakuti tawanan itu, agar segera membuka mulut dan membeberkan semua yang dia tahu.Saat Belle tengah sibuk dengan introgasinya, Bryan justru sedang duduk kursi. Tapi Bryan tak bisa mendengar apa yang Belle dan tawanan itu bicarakan, dia hanya bisa melihat apa yang sedang mereka lakukan."I-iya, nona. Aku akan memberitahukan semua yang ku tahu."Saking tidak maunya tawanan itu tidak merasakan virus itu di suntikkan ke tubuhnya, dia pun akhirnya menyerah."Katakan semua hal yang kau tahu, tentang diriku!" tegas Belle sambil duduk di kursi yang berada tepat di depan tawanan itu, dan memposisikan dirinya untuk bersiap mendengar apa yang akan tawanan itu ceritakan."B-baik, nona. Nama saya Kevin. Saya pernah bekerja di bawah, nona Belle saat nona masih seorang ilmuwan di laboratorium Darkside."Tawanan itu mulai bercerita, sambil terus menundukkan kepalanya dan tak berani menatap langsung pada Belle.Ilmuwan?Labolatorium Darkside?Jujur saja, sebenarnya Belle juga bi
Joe menghela napas lega karena merasa dirinya sudah melakukan yang terbaik untuk tuannya, "Lebih baik aku segera kembali. Siapa tau tuan Bryan membutuhkanku disana." Gumamnya sambil bergegas kembali ke lokasi resepsi.*"Sayang, bagaimana menurutmu dekorasinya? Apa ada yang tidak kau suka? Kita bisa menggantinya."Bryan dan Belle tengah melihat-lihat kesibukan para pekerja di sana. Semua orang tampak sibuk, mereka berlalu lalang mendekor dan menata segala yang di butuhkan untuk acara resepsi super esok hari.Di pelaminan terdapat sesuatu yang tidak biasanya, yaitu tempat duduk pengantin.Jika biasanya hanya akan ada satu tempat duduk di tengah pelaminan itu, disana justru terdapat 4 tempat duduk untuk para pasangan mempelai.Sungguh dekorasi yang mewah, elegan, dan indah juga anti mainstream tentunya.Hiasan bunga disana-sini, air mancur kecil disisi kanan dan kiri, juga hiasan lampu gantung yang menambah kesan mewah di atas pelaminan itu."Tidak sayang, ini sangat bagus, teman-teman
Setelah menunggu hampir dua jam lamanya, saat ini Kevin sudah berada di dalam pesawat yang akan membawanya ke negara XXX.Dan untuk tujuannya, tentu saja adalah tempat rahasia yang lebih tepatnya laboratorium rahasia milik Belle, yang nantinya akan dia gunakan untuk meneliti sekaligus menyempurnakan penawar virus VP.Ding!!Ding!!Ding!!"Mohon perhatian. Ini adalah panggilan boarding terakhir untuk para penumpang Maskapai ABC penerbangan 943 tujuan XXX, boarding di gerbang A-3. Pemeriksaan terakhir akan selesai dan pintu pesawat akan ditutup dalam waktu sekitar lima menit. Terima kasih."Kevin memejamkan matanya sambil berucap dalam hati, "Ku harap semuanya berjalan lancar. Semoga tuan neraka percaya bahwa aku sudah mati, karena itu akan lebih mudah dari pada dia tau kalau aku kembali bekerja di bawah nona Belle."Kevin menghela kasar nafasnya. Meskipun dia belum pernah melihat langsung rupa tuan neraka, namun kekejaman dan kesadisannya sudah sangat terkenal.Para pekerja yang bekerj