Tentu saja agar Leo bisa lebih cepat menyerah dan menghapus nama Belle dari dalam hatinya, lalu mengukir nama Stella secara permanen didalamnya."Kenapa kau menatapku Leo? Semua keputusan ada di tangan Belle, aku yes dengan apapun keputusannya."Belle berdecak kesal dan menatap tajam pada Bryan, "Memangnya orang tuamu akan setuju kalau kita menikah tiba-tiba? Apa mereka tidak akan marah?"Bryan sambil menyentuh hidung Belle, dan mengingaatkan gadisnya itu pada pertanyaan mamanya semalam. "Kau lupa? Semalam mama bertanya padamu kapan kita menikah? Dia akan sangat senang jika kita menikah secepatnya.""Baiklah, Aku yes jika orang tua Bryan setuju."Bryan bertanya dengan mata berbinar menatap Belle, "Kau serius sayang?"Belle mengangguk sebagai jawaban. Karena dia sudah serius memberikan Bryan kesempatan untuk memperjuangkan hubungan mereka, maka tidak ada salahnya jika ikatan itu dibuat lebih awal. Itu menurut Belle.Sedangkan Bryan, tentu saja sangat bahagia dibuatnya. Tidak tanggung-t
Belle mengedipkan sebelah matanya dan berjalan mendahului Bryan, "Rupanya kau mulai memami calon istrimu ini, calon suamiku."Namun Sky yang melihat Belle dan Bryan berjalan keluar dari butik pun, langsung menghentikan kedua temannya itu dan bertanya kemana mereka mau pergi."Aku punya misi introgasi!" Jawab Belle dengan tatapan membunuh dan senyum devil yang sangat di mengerti artinya oleh teman-temannya itu.Sky tersenyum kaku dan berkata, "Siapa orang sial yang akan di introgasi oleh ratu neraka itu? Betapa malang nasibnya," gumam Sky yang di sambut tawa kecil teman-teman lainya."Terimakasih pujianya Sky, aku pergi dulu." Belle melambaikan tangannya dan melenggang pergi menuju mobil BryanBryan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, sesuai permintaan Belle yang sudaj tidak sabar untuk mengintrogasi mata-mata itu."Apa tujuan orang itu memata-mataiku?" batin Belle memikirkan perkataan Bryan tadi, yang mengatakan bahwa mata-mata itu sempat menguntitnya beberapa hari ini. "
Belle mencoba menakut-nakuti tawanan itu, agar segera membuka mulut dan membeberkan semua yang dia tahu.Saat Belle tengah sibuk dengan introgasinya, Bryan justru sedang duduk kursi. Tapi Bryan tak bisa mendengar apa yang Belle dan tawanan itu bicarakan, dia hanya bisa melihat apa yang sedang mereka lakukan."I-iya, nona. Aku akan memberitahukan semua yang ku tahu."Saking tidak maunya tawanan itu tidak merasakan virus itu di suntikkan ke tubuhnya, dia pun akhirnya menyerah."Katakan semua hal yang kau tahu, tentang diriku!" tegas Belle sambil duduk di kursi yang berada tepat di depan tawanan itu, dan memposisikan dirinya untuk bersiap mendengar apa yang akan tawanan itu ceritakan."B-baik, nona. Nama saya Kevin. Saya pernah bekerja di bawah, nona Belle saat nona masih seorang ilmuwan di laboratorium Darkside."Tawanan itu mulai bercerita, sambil terus menundukkan kepalanya dan tak berani menatap langsung pada Belle.Ilmuwan?Labolatorium Darkside?Jujur saja, sebenarnya Belle juga bi
Joe menghela napas lega karena merasa dirinya sudah melakukan yang terbaik untuk tuannya, "Lebih baik aku segera kembali. Siapa tau tuan Bryan membutuhkanku disana." Gumamnya sambil bergegas kembali ke lokasi resepsi.*"Sayang, bagaimana menurutmu dekorasinya? Apa ada yang tidak kau suka? Kita bisa menggantinya."Bryan dan Belle tengah melihat-lihat kesibukan para pekerja di sana. Semua orang tampak sibuk, mereka berlalu lalang mendekor dan menata segala yang di butuhkan untuk acara resepsi super esok hari.Di pelaminan terdapat sesuatu yang tidak biasanya, yaitu tempat duduk pengantin.Jika biasanya hanya akan ada satu tempat duduk di tengah pelaminan itu, disana justru terdapat 4 tempat duduk untuk para pasangan mempelai.Sungguh dekorasi yang mewah, elegan, dan indah juga anti mainstream tentunya.Hiasan bunga disana-sini, air mancur kecil disisi kanan dan kiri, juga hiasan lampu gantung yang menambah kesan mewah di atas pelaminan itu."Tidak sayang, ini sangat bagus, teman-teman
Setelah menunggu hampir dua jam lamanya, saat ini Kevin sudah berada di dalam pesawat yang akan membawanya ke negara XXX.Dan untuk tujuannya, tentu saja adalah tempat rahasia yang lebih tepatnya laboratorium rahasia milik Belle, yang nantinya akan dia gunakan untuk meneliti sekaligus menyempurnakan penawar virus VP.Ding!!Ding!!Ding!!"Mohon perhatian. Ini adalah panggilan boarding terakhir untuk para penumpang Maskapai ABC penerbangan 943 tujuan XXX, boarding di gerbang A-3. Pemeriksaan terakhir akan selesai dan pintu pesawat akan ditutup dalam waktu sekitar lima menit. Terima kasih."Kevin memejamkan matanya sambil berucap dalam hati, "Ku harap semuanya berjalan lancar. Semoga tuan neraka percaya bahwa aku sudah mati, karena itu akan lebih mudah dari pada dia tau kalau aku kembali bekerja di bawah nona Belle."Kevin menghela kasar nafasnya. Meskipun dia belum pernah melihat langsung rupa tuan neraka, namun kekejaman dan kesadisannya sudah sangat terkenal.Para pekerja yang bekerj
Tok!Tok!Tok!Terdengar ketukan pintu dari ruang pribadinya.Dialah orang yang disebut dengan, tuan Neraka.Saat ini, dia tengah duduk di kursi kebanggaannya menghadap ke dinding kaca sambil melihat pemandangan di luar sana."Masuk." Jawabnya seraya menghisap cerutunya, tanpa menolehkan kepala ke arah datangnya suara.Tak!Tak!Tak!"Tuan, saya baru saja mendapatkan informasi soal Kevin." Ucapnya sambil menundukkan kepalanya dan mulai mengatakan maksut dan tujuanya mendatangi ruang pribadi tuan neraka.Tuan Neraka tampak mengangkat sebelah alisnya, "Oh? Informasih apa?" tanyanya sambil menghembuskan asap ceretunya yang mengepul di udara."Informan kita mengatakan, mereka menemukan mayat Kevin beberapa jam setelah tertangkapnya kevin oleh musuh."Sambungnya dengan tubuh yang mulai gemetar karena takut dan mengira sang tuan Neraka akan murka mendengar kabar itu.Namun ternyata respon yang dia dapat justru sangat jauh dari apa ya
Tak berapa lama, Kevin pun akhirnya sampai di tempat yang di maksud oleh Belle.Dia melangkah masuk ke sebuah villa, villa yang terlihat bersih karena meskipun Belle tak menempati rumah itu, dia sudah mempekerjakan seseorang yang bertugas membersihkan villa itu."Maaf tuan, anda cari siapa?" tanya sang penjaga villa pada Kevin yang berdiri di hadapannya."Saya bawahannya nona Belle pak, saya datang atas perintah nona Belle." Jawab Kevin sambil tersenyum ramah pada penjaga villa itu.Pria tua itu tampak mencoba mengingat sesuatu, "Owh anda tuan Kevin? Nona sudah mengabari saya tentang anda. Maafkan saya tuan, saya kira anda akan datang besok." Ucapnya seraya menundukkan kepalanya untuk meminta maaf."Tidak apa-apa pak, saya memang datang lebih awal." Balas Kevin sambil nyengir kuda."Iya tuan, silahkan masuk. Saya sudah memebreskan kamarnya untuk tuan, saya permisi dulu." Pamitnya, kemudian dia melenggang pergi meninggalkan Kevin yang juga sudah beranjak masuk
Keesokan harinya...Angin dingin mulai menusuk tulang, bahkan sang fajar belum menampakkan sinarnya. Suara-suara binatang pun masih samar-samar terdengar, kokok ayam jantan baru mulai membangunkan insan yang masih terlelap dalam tidurnya, atau bahkan masih menyelam dalam mimpi indah mereka.Namun berbeda bagi ke 4 pasangan calon pengantin, yang akan melaksanakan upacara pernikahan mereka hari ini, upacara sakral yang sekaligus akan menjadi hari terindah dan bersejarah bagi mereka semua.Senyum bahagia tergambar jelas di wajah mereka, saat ini mereka tengah melajukan mobil mereka masing-masing yang sudah di hias sedemikian rupa.Rangkaian pita dan bunga tertata rapi nan indah pada ke 4 mobil sport itu, seolah menggambarkan suasana hati para pemiliknya yang tengah berbunga-bunga menyambut hari bahagia mereka.Mereka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju lokasi resepsi, mereka memutuskan untuk berangkat lebih pagi.Karena make up dan segala rupa akan