Share

Bab 70 : Sembunyi

Penulis: Taehyunie05
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-16 23:08:49

"Apa gadis yang kau maksud adalah... Emily?"

Orang yang merupakan saingan dari kelompok Black Panther itu menganggukkan kepala. Pria yang saat ini memakai kacamata hitam dengan masker itu mendekati Terry dengan langkah perlahan, ingin mendekati Terry dan memberi tahu tentang perilaku Emily lebih banyak pada pria itu. Hanya saja, semua tak sesuai dengan harapannya.

Terry tentu langsung memasang raut wajah siaga, begitu pula dengan Daniel. Mereka takut apabila orang itu menyerang disaat mereka lengah. Hal ini membuat pria dengan kacamata itu menghela napas kesal.

"Kenapa kalian begitu takut padaku?"

"Aku hanya takut kau menyerang kami disaat kami lemah seperti sekarang. Terlebih, untuk apa orang dari pihak musuh memberitahu hal ini? Bukankah kau harusnya senang ketika musuhmu mendapat musibah?"

Pria berkacamata hitam itu menghela napas, lalu menggelengkan kepala, tanda tak setuju dengan apa yang dilontarkan oleh Terry. Pria itu mengangkat tangannya ke atas-seperti posisi orang yang men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 71 : Hujan

    "Aku masih bisa percaya jika Emily akan membantu Jessy untuk melarikan diri dariku agar ia tak memiliki saingan,"Terry menjeda sejenak perkataan ya sambil menatap pria berkacamata itu dengan tatapan tak percaya. Raut wajah kaget disertai dengan mata membulat dengan helaan napas kasar keluar dari mulut pria berambut pirang itu."Tapi... untuk apa ia melukaimu? Emily yang ku kenal adalah wanita yang sangat baik. Dia cantik dan anggun walaupun sedikit menyebalkan," sambung Terry.Daniel memutar mata malas mendengar ocehan yang keluar dari mulut Terry. Perkataan Pria itu seperti omong kosong yang terdengar menggelikan di telinganya. Daniel tak menyangka jika sahabatnya ini sudah ditipu habis habisan oleh kekasihnya yang sinting itu."Dia baik? Kau tak salah bicara?" Tanya Daniel dengan nada mencemooh, membuat Terry mendelikan matanya dengan tajam ke arah pria itu. Dalam sekejap, suasananya di taman itu terasa sedikit panas. Tatapan mata tajam Terry sedikitnya membuat Daniel gentar.Pria

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-16
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 72 : Sadar

    Jake dan Archer tiba di bandara Roma setelah melakukan perjalanan yang panjang disertai dengan beberapa insiden sebelum datang ke negeri menara Pisa ini.Keduanya memberhentikan taksi dan lewat dan segera menaiki taksi itu. Tujuan mereka berdua saat ini adalah tempat dimana keberadaan Jessy saat ini yang cukup jauh dari bandara, karena Jessy berada di lingkar luar kota Roma.Jake menggerutu kecil karena dirinya harus berjibaku dengan tugas yang Terry berikan tanpa jeda istirahat sedikitpun. Sedangkan Archer sendiri lebih memilih tidur didalam mobil untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.Pria berambut cepak itu lebih memilih untuk mengistirahatkan badannya saja daripada menggerutu seperti Jake. Arche berpikir jika kegiatan yang Jake lakukan adalah kegiatan yang sia sia.Jake memutar mata malas melihat Archer yang malah tidur daripada mengkhawatirkan tugas yang mereka emban. Pria dengan aksen Australia itu membuka buku berwarna pink feminim sekali lagi untuk memastikan semua

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 73 : Perjuangan Kai

    Jane mendongakkan kepalanya mendengar suara berat itu. Di depannya, terdapat Kai yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan tajam disertai dengan darah yang mengucur deras dari kepalanya.Gadis berambut ikal itu bergidik ngeri melihat keadaan Kai yang cukup mengerikan terlihat di hadapannya. Gadis itu tak menyangka jika aksinya memukul kepala Kai untuk bisa melarikan diri busa berakibat seperti sekarang."Bagaimana kau bisa kemari?" Tanya Jane dengan raut wajah tak percaya.****Setelah Jane memukul kepala bagian belakang milik Kai, pria itu terjatuh ke tanah. Bagian dahinya bahkan membentur batu hingga memiliki luka sobek yang cukup dalam karena batu itu cukup tajam. Kai melenguh kesakitan sembari meringis.Mata ambernya berkunang kunang dengan rasa pusing yang mendera kepalanya. Pandangannya hampir saja menggelap jika ia tak menguatkan dirinya. Air hujan yang jatuh ke bumi seolah menjadi alarm sekaligus penyadar jika dirinya masih memiliki misi yang belum tuntas. Sayup sayup, Ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 74 : Pertemuan Tak Terduga

    "Terry, tolong kau angkat panggilan ponselku, aku sedang fokus menyetir," ujar Daniel yang kini sedang fokus menyetir sambil mengebut agar bisa segera mencapai lokasi tempat Jessy dan Jane berada saat ini. Terry mengangguk lalu segera mengambil ponsel milik Daniel dan melihat layar ponsel itu. Ini nomor tak dikenal karena tak ada nama kontak di atasnya. Terry melirik Daniel sebentar karena ragu harus menjawab panggilan itu atau tidak."Kenapa tidak diangkat? Dering ponsel itu memekakan telingaku, sialan!" Daniel berkata dengan nada membentak.Pasalnya, dering panggilan dari ponselnya membuatnya sulit berkonsentrasi saat ia tengah membawa mobil yang ia kendarai dengan kecepatan 100 km/jam di jalan yang sunyi ini. Mobil itu melesat dengan cepat menyusuri jalan kota Roma yang sebetulnya sudah tak asing di mata Daniel."Ini dari nomor tidak dikenal. Kau yakin menyuruhku mengangkatnya?" Tanya Terry memastikan.Meskipun ia adalah sahabat sekaligus "atasan" dari Daniel, Terry tetaplah pria

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 75 : Kerisauan Hati

    Jessy dan Jane yang saat ini di mobil taksi terlihat menghela napas saat melihat dua orang pria yang tak di kenal malah beradu mulut dengan Kai.Samar samar, Jessy mendengar percakapan diantara ketiga orang itu tentang pengkhianatan, dan juga tentang pelaku yang memanfaatkan Kai demi kepentingannya sendiri. Jessy juga bisa mendengar ucapan Kai jika "orang itu" adalah dalang dari semua kesalahan yang beruntun ini."Apa "orang itu" adalah orang yang sama dengan orang yang menahan para wanita "mainan" di gedung biru di mansion milik tuan Terry?" Tanya Jane dengan nada pelan.Jessy menolehkan kepalanya pada Jane dan menatap lekat gadis berambut ikal itu. Mulut Jessy seolah terkunci dan suaranya tercekat di kerongkongan, terasa sulit untuk mengeluarkan sepatah katapun.Gadis itu juga memikirkan hal yang sama dengan apa yang Jane katakan barusan. Jika memang "orang itu" adalah dalang dari semua ini, maka "orang itu" memiliki kemampuan untuk memanipulasi kelompok dengan mengumpulkan massa ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 76 : Jake dan Archer

    "Rencana A3? Apa itu?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir mungil milik Jessy, membuat semua pasang mata yang berada di mobil itu menoleh padanya. Jessy mengerjapkan mata bingung dengan raut wajah polosnya, tak mengerti mengapa merek semua menatapnya seperti itu. Gadis itu memiringkan kepala dengan memasang wajah bingungnya yang terlihat lucu di situasi genting seperti sekarang."Kau tidak tahu?" Tanya Archer dengan nada suara beratnya, terdengar begitu seksi dan maskulin. Pria berambut cepak yang hobi bergonta ganti wanita itu menatap lekat ke arah Jessy yang saat ini menggelengkan kepalanya dengan perlahan."Tidak," jawab Jessy dengan nada lugunya, membuat Archer yang berada di sampingnya harus menahan gemas dengan tingkah polos yang Jessy lakukan saat ini. Pria itu bahkan sampai harus menggigit pipi bagian dalamnya untuk tidak mencubit pipi chubby milik Jessy yang menggoda untuk dicubit."Apa Terry tidak memberitahumu sesuatu tentang rencananya?" Tanya Archer lagi, menet

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 77 : Rencana A3

    Kai meremas rambutnya karena merasa frustrasi. Ia tak berhasil mendapatkan Jessy dan Jane karena kedua gadis itu itu sudah dibawa oleh kelompok Terry. Matanya terpejam dengan rahang yang mengetat kuat. Napasnya terasa pendek dengan hidung yang kembang kempis. Jangan lupakan jika wajahnya memerah karena harus menahan rasa amarah yang membludak."Jake sialan! Dia benar benar membiarkanku sendirian tanpa memberikan kedua gadis itu padaku," umpat Kai dengan nada kesal bercampur amarah. Pria itu menghentakkan kakinya kesal ke trotoar untuk melampiaskan kekesalannya. Untung saja tak ada orang lewat yang melihat aksi bodohnya.Karena hari beranjak siang dan para warga sekitar mulai beraktivitas, Kai pun kembali ke dalam hutan melalui jalan yang tadi ia lewati. Pria itu harus kembali membawa mobilnya di dalam hutan, karena mobil itu berisi banyak berkas penting tentang kelompok White Tiger. Kai berjalan dengan melewati jembatan mengerikan itu lagi.Saat sudah mencapai rumahnya di dalam hutan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 78 : Tertangkap (lagi)

    Jessy membulatkan mata saat melihat ukiran yang tercetak di bandul kalung yang selama ini ia kenakan. Gadis itu memiringkan kepalanya dengan mata mengerjap lucu, terlihat bingung dengan apa yang saat ini terjadi. Ia menatap bandul kalung itu dan Archer secara bergantian dengan tatapan polos miliknya."Ini nama siapa?" Tanya Jessy menunjuk nama "Rosemary" yang terukir disana dengan nda polos yang sukses membuat Archer menggeram gemas. "Kenapa malah bertanya padaku?" Archer bertanya dengan nada sedikit tinggi. Jessy tersentak kaget dengan nada suara itu. Tubuhnya bergetar hebat karena ketakutan. Gadis itu bahkan sampai harus menggeser kembali tubuhnya ke arah Jane agar tak terlalu dekat dengan pria berambut cepak itu.Jake menatap tajam ke arah Archer karena membuat target mereka Jessy ketakutan seperti itu. Selain merasa jika sikap Archer sangatlah berlebihan, Jake juga berpikir dalam jangka panjang. Dengan rasa takut seperti ini, Jessy akan sulit membuka mulut karena kepalang takut.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20

Bab terbaru

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 107 : Ending

    Jessy menolehkan kepalanya pada sumber suara, yakni Terry yang saat ini menatap tajam ke arahnya. Jessy merasa ciut dan ketakutan melihatnya, hingga ia memeluk Alfred kembali dengan sangat erat sembari menyembunyikan wajahnya. Gadis itu merasa terintimidasi dengan tatapan Terry yang terlihat sangat mematikan."Jessy, aku sedang bicara padamu. Tolong lihat aku,"Terry berkata dengan nada tegas dan juga dominan, membuat jiwa submissive Jessy keluar begitu saja. Jessy membalikkan tubuhnya hingga kini berhadapan dengan pria berambut pirang itu.Gadis itu menundukkan kepalanya hingga poni miliknya yang sudah memanjang menutupi wajahnya. Gadis itu memegang erat ujung baju yang ia kenakan, pertanda jika tengah takut dan juga gugup. Terry menghela napas kasar lalu mengangkat dagu Jessy dengan jari telunjuknya agar gadis itu bisa bertatapan dengannya.Tatapan keduanya bertemu. Mata doe hijau milik Jessy yang saat ini memerah karena sedang menangis kini bertatapan dengan manik coklat milik Terr

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 106 : Berita Gila

    "Apa ini semacam taruhan?" Terry menggelengkan kepalanya, lalu segera mendekati Jessy yang saat ini tengah memiringkan kepalanya, tak mengerti dengan pembicaraan diantara dua pria berbeda generasi itu.Begitu sampai di hadapan Jessy, Terry meletakkan salah satu tangannya di perut milik gadis itu, lalu mengusapnya dengan cara melingkar. Pria itu memejamkan mata seolah menikmati kegiatan yang ia lakukan.Jessy tentu saja kaget mendapat perlakuan lembut seperti itu. Terry memang baik padanya, tapi dia pasti selalu memiliki niat terselubung. Makanya ia curiga jika Terry tengah merencanakan sesuatu padanya.Akan tetapi, sekalipun Jesy tengah mencurigai Terry, Jessy tak menepis tangan milik Terry dari perutnya dan membiarkan Terry berbuat sesukanya, selama masih berada di batas wajar. Entah kenapa, ada rasa senang yang hinggap di hatinya. Seperti ada kupu kupu yang berterbangan dalam perutnya, menimbulkan sensasi menyenangkan yang tak diketahui sebabnya. Apakah ia senang dengan usapan itu

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 105 : Penjelasan

    "Apa maksudmu jika Jessy tengah hamil?" Alfred kini menatap Terry dengan tatapan tajam.Pria bermata hijau itu tak terima jika Terry mengatakan hal yang tidak tidak pada Jessy yang baru saja siuman. Terry tersenyum, lalu menolehkan kepalanya pada Jessy yang saat ini menatapnya penuh kebingungan.Mata gadis itu tampak mengerjap lucu dengan bibir mengerucut lucu karena tak mengerti alasan Terry malah membahas "hal itu". Kepalanya terlihat dimiringkan yang membuat Jessy tampak begitu menggemaskan. Terry tertawa kecil melihat tingkah Jessy yang begitu menghibur dirinya. Setelah itu, Terry memusatkan kembali perhatiannya pada Alfred yang menunggu jawabannya. Percakapan diantara keduanya tampak begitu intens seolah ini adalah meja perang (meja debat)."Kurasa anda tak terlalu bodoh untuk mengerti arti ucapan saya, tuan," ujar Terry dengan senyuman tipis yang terpatri di wajah tampannya.Nada suara setenang air itu sedikitnya mengusik hati Alfred. Apa pria di depannya itu tak merasa bersala

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 104 : Kedatangan Terry

    Terry kini sudah tiba di depan rumah sakit yang kabarnya tempat Jessy dirawat. Pria berambut pirang itu segera turun dari mobil dan melangkah dengan gagah menuju ke depan gerbang rumah sakit, diikuti oleh para anggotanya yang lain yang mengikuti dari belakang.Saat berada di depan gerbang, langkah Terry harus terhenti karena seorang pria berpakaian serba merah dengan aksen lambang harimau putih mencegahnya masuk. Terry menatap tajam orang itu dengan mata cokelatnya, karena perjalanannya harus tertunda. Ini sama artinya dengan membuang waktunya yang berharga untuk mencari Jessy."Mengapa aku dihentikan seperti ini, heh?""Maaf, Tuan. Tapi anda tak diizinkan masuk ke wilayah ini," ujar pria yang tengah mengenakan kacamata itu dengan suara berat.Terry tersenyum miring. Ia yang tak terima dengan perkataan itu langsung merogoh saku celananya dan menodongkan pistol tepat di dahi pria itu. Bisa dilihat jika salah satu anak buah dari kelompok White Tiger yang berhadapan dengannya meneguk lu

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 103 : Ayah

    Alfred menghela napas melihat reaksi yang Jessy berikan padanya. Gadis itu tak merasa senang ataupun gembira dengan berita ini, tapi malah menunjukkan sikap ketidak percayaan dan juga ragu.Hal ini tentu saja menggores hari Alfred. Wajah pria itu tampak menyendu dengan alis mata yang terlihat turun. Raut wajah Alfred terlihat murung dengan tubuh terkulai lemas seolah tak memiliki tenaga.Jessy menggaruk pipinya yang tak terasa gatal, bingung harus melakukan apa di situasi sekarang ini. Rasa canggung menyergap keduanya, membuat Jessy tampak tak nyaman. Tangan mungilnya dengan ragu menyentuh wajah Alfred yang kini tengah melihat ke tanah. Merasakan sentuhan kecil dan halus itu, Alfred mendongakkan kepala, kembali menatap wajah Jessy dengan tatapan sedih. Bibir pria itu terlihat terkunci dengan mata sayu yang membuat kondisi Alfred terlihat begitu menyedihkan."Apa bisa anda jelaskan lagi padaku apa yang anda katakan sebelumnya?" Tanya Jessy dengan nada sehalus sutera sembari mengusap

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 102 : Informasi Tak Terduga

    "Ayah yang menculik anak Alfred?" Tanya Terry lagi memastikan, takut jika ia salah mendengar."Benar, tuan. Selain itu, ayah anda hampir melecehkan Rosemary saat wanita itu tengah mengandung. Maka dari itu, tuan Alfred murka besar dan berakibat memusuhi kelompok Black Panther sampai sekarang," jawab Adiaz lagi yang membuat Terry tampak tercengang.Pria itu hampir saja menjatuhkan ponselnya ke bawah andai tak diraih oleh Daniel. Dengan sigap, tangan milik pria berdarah Korea itu menangkap ponsel yang saat ini masih tersambung.Ia ingin tahu mengapa sedari dulu kelompok White Tiger selalu membuat masalah dengan kelompok Black Panther. Tak mungkin jika hanya alasan itu saja yang menjadi pemicunya."Lalu, apa ada hal lain yang ingin kau laporkan pada kami?""Ada. Kelompok Black Panther yang waktu itu dipimpin oleh ayah anda adalah pengacau sekaligus pengkhianat di masa lalu saat kelompok White Tiger masih berjaya. Tuan Barbara membuat fitnah bahwa kelompok White Tiger adalah kelompok yan

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 101 : Rosemary

    Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga jam untuk pergi ke Las Vegas menggunakan pesawat, Terry segera memerintahkan anak buahnya yang berada disana untuk segera menjemputnya dan beberapa orang yang ia bawa dari Washington, termasuk Daniel.Selama menunggu kira kira setengah jam, mobil yang di pesan oleh Terry pun datang. Ia dan Daniel langsung masuk ke dalam mobil itu, sementara para anak buahnya yang lain menaiki mobil yang berbeda. Mobil pun meninggalkan kawasan bandara menuju rumah sakit tempat Jessy di rawat."Kau yakin jika Jessy ada disana? Bisa saja ini adalah trik murahan yang digunakan oleh kelompok White Tiger untuk mengecoh kita semua," Terry yang sedang memeriksa beberapa file yang masuk di ponselnya pun menolehkan kepala pada sang lawan bicara. Dirinya tertegun dalam sesaat.Benar juga, karena panik dan merasa senang karena Jessy telah ditemukan membuatnya membuat keputusan bodoh dengan langsung datang ke Las Vegas tanpa mencari tahu terlebih dahulu apakah

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 100 : Kondisi Jessy

    "Hah? Apa maksud anda?" Tanya Jessy yang saat ini tengah membulatkan mata mendengar fakta yang baru saja ia dengar.Janet Fransisca? Rasanya ia pernah mendengar nama itu sebelumnya. Keningnya berkerut dalam mencoba mengingat nama itu. Matanya ya menyipit lucu dengan ekspresi yang begitu menggemaskan.Akan tetapi, seberapa keras usaha Jessy untuk mengingatnya, ingatan itu tak muncul di kepalanya. Jessy mengerang kesal sekaligus frustrasi karena tak bisa mengingat informasi yang terbilang cukup penting untuk keadaan sekarang.Gadis itu menatap Alfred dengan tatapan polos miliknya karena ia tak mengingat nama yang terasa familiar itu, seolah meminta bantuan pada Alfred. Alfred terkekeh pelan, lalu menyendokkan satu sendok bubur pada mulut Jessy yang terbuka agar gadis itu bisa makan.Jessy tentu saja kesal karena Alfred memasukan makanan ke dalam mulutnya tanpa permisi. Dengan terpaksa, gadis itu pun menelan bubur yang disodorkan tanpa mengunyahnya karena bubur yang ia makan sangatlah lem

  • Gadis Nakal Tawanan Mafia    Bab 99 : Sisi Sensitif (Terry)

    "Terry," panggil Daniel yang baru saja masuk ke ruangan milik sang pria berambut pirang yang kini tengah berkutat dengan laptopnya. Terry tampak begitu serius, terlihat dari keningnya yang berkerut dalam dan beberapa kali mengeluarkan umpatan kecil yang tak jelas.Mendengar ada yang memanggil namanya, Terry menolehkan kepala pada sumber suara, mengabaikan sejenak laptop yang ada di depannya dan memusatkan seluruh atensinya pada Daniel yang saat ini tengah memasang wajah lelah.Wajah pria berdarah Korea itu tampak sangat berantakan, dengan kantung mata hitam yang melingkar jelas di wajahnya. Selain itu, wajah Daniel tampak begitu kusam, menandakan jika ia kurang istirahat selama beberapa hari terakhir."Ada apa Daniel?" Tanya Terry singkat, padat dan jelas dengan nada suara dinginnya.Daniel menghela napas panjang, lalu menyodorkan sebuah file yang berisi tentang beberapa kerja sama yang harus Terry periksa. Bagaimanapun, Terry adalah orang yang berkuasa disini. "Ada beberapa kerja sa

DMCA.com Protection Status