Terry bersalaman dengan beberapa ketua kelompok Mafia lain saat ini sembari bertukar informasi mengenai keadaan masing masing bisnis yang mereka jalankan. Beberapa diantaranya ingin menjalin kerja sama untuk bisnis klub malam dan juga wanita penghibur yang berpusat di kota Los Angeles. Tentu saja ini adalah kabar yang sangat baik untuknya. Dengan begitu, maka namanya akan semakin terkenal di kalangan Mafia.Senyum tipis dan tawa bahagia lolos dengan begitu mudah dari wajahnya yang biasanya memasang raut datar. Bibirnya tertarik untuk melengkung, tak lagi terlihat datar. Nada suara yang berwibawa dengan tetap mempertahankan sifat cool yang dia miliki membuat Terry tampak misterius namun juga menarik disaat yang bersamaan."Wow, aku harus mengatakan selamat padamu karena kau banyak mendapat tawaran kerja sama, Terry," puji Daniel dengan nada bangga sembari menepuk pelan bahu sahabatnya. Terry melirik sekilas lalu memasang senyum tipis. Daniel ikut tersenyum, lalu mengambil satu gelas mi
Emily tampak merengut tak suka mendengar kata kata penuh tanda tanya dan ambigu yang keluar dari mulut Jessy. Bibir tebal milik wanita itu tampak mengerucut yang memberikan kesan seksi. Jessy tak melunturkan senyumannya melihat Emily yang tampak terpancing pada ucapannya.Tangan milik Emily segera menyentuh bahu sempit milik Jessy dengan cukup kuat, sedikit meremasnya untuk memberikan tekanan pada gadis berwajah boneka itu. Tatapan mata Emily menggelap dengan raut wajah yang terlihat berubah secara drastis, dari anggun dan elegan menjadi seperti seorang penjahat."Lebih baik kau beritahu aku apa rencana yang kau maksud," ujar Emily dengan raut wajah mengintimidasi, terlihat mengancam Jessy agar gadis berwajah boneka itu segera tunduk padanya. "Daripada kau akan menyesal nantinya, Jessy,"Jessy terlihat tertawa mengejek mendengar perkataan itu. Dengan cepat, tangan mungil milik Jessy segera menyingkirkan tangan Emily di bahunya, meninggalkan jejak kemerahan yang sangat kontras dengan k
Alfred Kang, adalah seorang ketua Mafia yang menguasai daerah Korea dan sebagian daratan Amerika. Pria paruh baya yang memiliki mata hijau seperti batu emerald itu tahu jika ada seseorang yang memperhatikannya. Ia tahu jika ada seorang pria yang mengintainya sedari tadi dibalik tubuh beberapa pria yang sedang berlalu lalang. Hanya saja, Alfred bersikap tak peduli untuk mengetahui apa maksud pria asing itu mendekati dirinya.Saat beberapa pria yang menghalangi tubuh si pengintai menyingkir, Alfred bisa dengan jelas melihat seorang pria gagah berambut pirang dengan potongan rambut undercut tengah memperhatikan dirinya dengan intens.Alfred memiringkan kepala karena tak mengenal pria itu. Ia tadinya ingin mendekati pria berambut pirang itu sekaligus bertanya mengapa menatapnya sedari tadi. Hanya saja, niatnya itu tak terlaksana ketika ia mendengar sebuah teriakan nyaring yang berada di ruang perjamuan. Alfred bisa melihat jika pria yang tadi mengintainya langsung berlari secepat kilat
Jake terperanjat kaget dan terbangun dari tidurnya saat merasakan ada seseorang yang mendekati tubuhnya. Karena ruangan disekitarnya sangatlah gelap, ia tak bisa melihat apapun, termasuk orang itu.Mata Jake tertutup dengan erat, mencoba menekan rasa takut yang saat ini sedang melanda dirinya. Pria yang sering berbicara dengan aksen Australia itu pasrah pada dirinya sendiri apabila "orang itu" akan mengeksekusi dirinya.Dalam ketakutannya, Jake bisa merasakan tangan seseorang yang saat ini menyentuh tubuhnya secara acak, seolah tengah mencari sesuatu. Walaupun dalam keadaan gelap, Jake bisa merasakan ada benda tajam yang menyentuh kulitnya, yang ia perkirakan adalah pisau.Hatinya sudah lelah untuk berdoa agar selamat, jadi Jake memilih untuk berpasrah saja tanpa melakukan perlawanan. Namun, yang tak ia duga adalah ikatan tali pada tubuhnya mengendur secara perlahan, sebelum akhirnya benar benar terlepas. Selain itu, Jake juga bisa merasakan jika orang asing itu melepas lakban yang m
Terry terdiam mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Daniel. Matanya membulat dengan tatapan penuh amarah. Rahangnya mengetat dengan tangan yang mengepal kuat, membuat buku buku tangannya terlihat memutih. Untung saja kuku Terry tak menancap di telapak tangannya yang terluka. Jika iya, maka habislah nasib Terry saat itu juga. Hal ini karena Jessy dengan senang hati akan membuat telinga terry merasa pengang akibat diceramahi oleh gadis tawanannya. Terdengar aneh memang ketika tawanan memarahi "majikannya". Akan tetapi, hal ini dimaklumi oleh Terry sendiri karena pria itu menganggap jika Jessy memiliki perasaan lebih padanya, padahal kenyataannya tak seperti itu.Daniel sudah menduga reaksi yang diberikan oleh sahabatnya itu. Pria keturunan Korea itu menghela napas panjang sembari menepuk pelan bahu lebar milik Terry, mencoba menguatkan pria itu dengan fakta yang baru ia dengar hari ini. "Aku tahu kalau kau terdengar kecewa mengetahui ini semua. Tapi bukankah jauh lebih baik mengetah
Suasana semakin memanas diantara Terry dan juga Emily. Banyak pasang mata yang kini melihat pertikaian mereka berdua sambil berbisik bisik satu sama lain. Pertikaian ini rasanya sangat tak pantas terjadi ketika perkumpulan para ketua mafia akan diadakan sebentar lagi.Melihat kerumunan yang berkumpul semakin banyak dan memusatkan perhatian mereka padanya, Terry menghela napas dan segera menarik Jessy dan Emily ke pojok ruangan agar tak ada seorang pun yang ikut campur masalah ini. Kerumunan itu pun membubarkan diri karena sang bintang utama sudah melarikan diri dari tempat perjamuan.Jessy tersentak kaget saat tangannya ditarik paksa begitu saja oleh sang ketua mafia. Langkahnya terseok seok karena kakinya yang masih sakit akibat terkilir kemarin. Ringisan kecil keluar dari bibirnya yang mungil.Untuk Emily sendiri, ia merasa senang karena Terry kini tak lagi mengabaikannya seperti sebelumnya. Walaupun rasa kesal masih bercokol di hatinya karena kekasihnya itu malah mengajak Jessy jug
"Ini jauh lebih gila daripada dugaanku. Kau serius ia melakukan hal keji ini padamu, Jake?" Archer bertanya dengan wajah tak percaya saat melihat gulungan kertas yang dibawa oleh Jake. Saat ini, keduanya sedang berada di apartemen mewah milik Archer untuk membahas mengenai kode rahasia yang berada di belakang kalung milik Jessy.Jake yang tengah memakan sepotong pizza pun menganggukkan kepala tanpa berkata apapun karena mulutnya benar benar penuh dengan makanan. Tak diberi makan dua hari membuat perutnya kelaparan bukan main. Maka dari itu, ketika Archer memberikannya sekotak pizza, pria itu langsung menyantapnya. Archer memutar mata malas melihat Jake yang lebih mirip orang kelaparan yang tak diberi makan berminggu minggu. Pria berambut cepak itu menatap jijik pada Jake yang menjilati saus yang menempel pada jarinya.Jake kembali memusatkan perhatiannya pada gulungan kertas yang ia temukan, serta bandul serupa yang mirip dengan milik Jessy. Keduanya memperhatikan benda itu dengan s
"Daniel, keluarlah dan temani boneka kesayanganku. Aku tak mau ia diambil oleh orang lain," perintah Terry saat ia baru saja duduk di sebuah kursi yang bertuliskan namanya. Namun entah karena kesalahan teknis atau apa, Terry malah satu meja dengan Emily, kekasihnya. Terry tentu saja kaget, namun ia tak menunjukannya secara langsung. Sebagai seorang ketua mafia yang dikenal dingin, Terry harus menjaga wibawanya agar tak sampai jatuh, apalagi hanya karena satu meja dengan Emily, orang yang paling ingin ia hindari saat ini."Kenapa tidak kau saja yang menemaninya? Aku tidak keberatan mewakilkanmu disini," Daniel memberi usulan pada Terry untuk menggantikan dirinya di pertemuan penting ini. Walaupun banyak yang menganggap jika Daniel adalah bawahan Terry, tetapi sebenarnya itu kurang tepat. Karena pada kenyataannya, Daniel itu juga adalah ketua Mafia. Namun karena ada beberapa masalah dalam kelompok yang tengah ia pimpin, akhirnya pria itu bersembunyi di markas Terry sambil memantau "o