***
Marcel dan Shella sangat panik ketika mendapat kabar, bahwa menantu mereka diculik.
Aldo juga telah menerima kabar tersebut.
"Danu, kamu ikut sana mencari Ayu!" perintah Aldo.
"Siap, Tuan muda."
Sementara Sarif dan Sarmin juga mencari keberadaan Ayu bersama Pak Samsul.
Marcel kali ini turut campur tangan. Ia mengerahkan semua pesuruhnya untuk menemukan Ayu dengan cepat.
"Berani sekali mereka bermain-main dengan keluargaku," ujar Marcel dengan geram.
Di tempat lain, Ayu telah dibawa ke sebuah Villa ...
Letak Villa tersebut cukup jauh dari keramaian.
Aris tidak sabar ingin menemui istri tangguh dari Aldo itu.
Ayu diikat dikursi kayu. Villa yang mereka tuju cukup mewah. Ayu bahkan bingung kenapa mereka membawanya ke sini.
Biasanya para penculik akan menyekap korbannya di gudang, ataupun bangunan kumuh.
Aris masuk, dan menatap Ayu cukup lama. Matanya berbinar, ia tak menyangka bahwa gadi
***Hari ini Aldo tak memberi izin pada Ayu, untuk berangkat ke kantor. Aldo masih khawatir, walau anak buah Aris sudah tertangkap semua. Namun, Aris berhasil kabur."Pokoknya hari ini kamu harus di rumah saja! Mas tidak mau kejadian serupa terulang lagi," ujar Aldo."Tidak bisa begitu dong, Mas! Saya punya tanggung jawab di perusahaan. Saya akan lebih berhati-hati lagi," sahut Ayu.Marcel dan Shella juga tidak setuju, jika Ayu di rumahkan saja."Ayu lebih tangguh darimu. Biarkan Ayu pergi menjalani tugasnya," sambung Marcel.Aldo tak bisa berkutik lagi jika sudah Papinya yang angkat bicara."Oya, Pi. Saya berniat mempekerjakan Dewi sebagai asisten pribadi saya di kantor," ucap Ayu."Lakukan saja yang menurutmu baik! Papi percaya sepenuhnya padamu."Ayu tersenyum, ia merasa sangat beruntung karena memiliki mertua yang begitu sayang padanya.Ayu langsung mengajak Dewi untuk ikut ke kantor. Dewi selalu menurut, Ayu
***Aldo menyusul Ayu ke dalam kamar. Pertanyaan kembali Aldo lontarkan."Katakan kamu dari mana?" tanya Aldo.Ayu berdehem keras. Menjelaskan pada Ayu bukankah hal yang mudah."Sudah saya bilang, ada urusan.""Urusan apa? Kenapa terlalu berkelit?"Aldo belum menyerah. Baginya keselamatan Ayu adalah hal yang terpenting. Namun, Ayu mulai merasa kesal."Saya capek! Bisa berhenti bertanya?" Ayu berkata dengan lantang.Aldo bergeming. Ayu sungguh cuek dan tak romantis. Bahkan Ayu lebih tertarik dengan hal yang menantang.Aldo kembali keluar. Ia meraih kunci mobil yang tergeletak di meja ruang tengah."Mau ke mana?" tanya Shella.Aldo tak menjawab, wajahnya cemberut.Marcel hanya mengerutkan dahinya melihat pewaris tunggal mereka sangat kekanak-kanakan."Pasti ribut dengan Ayu lagi," ucap Marcel."Iya, Pi. Sebenarnya Aldo tak suka melihat Ayu terlalu sibuk dalam dunia
***Hanya dalam hitungan beberapa menit saja, Club Pelangi jadi berantakan karena amukan Ayu.Anak buah Dirgo sudah angkat tangan. Begitupun dengan Dirgo sendiri, ia tak berani lagi bersikap tidak sopan setelah tahu , bahwa Ayu adalah menantu dari Marcel Group.Ruby gementar ketakutan. Bibirnya yang seksi mengeluarkan darah.Tak lama kemudian Marcel dan Shella datang."Memalukan," cibir Marcel menatap Aldo.Aldo yang masih belum sepenuhnya sadar, malah tak merespon apa-apa. Aldo hanya meringis sambil memegangi hidungnya yang kena pukulan Ayu."Sabar, sayang. Sebaiknya kita bicarakan masalah ini di rumah," ucap Shella pada Ayu dengan lembut.Ayu mengangguk setuju. Dirgo hanya menunduk melihat keluarga nomer satu di kota itu datang ke Club miliknya, dan membuat kerusuhan.Setelah Ayu dan keluarga Aldo pulang. Dirgo menghampiri Ruby."Apa yang kau lakukan? Tuan besar Marcel bisa saja menutup u
***Kini Ayu telah tiba di sebuah kontrakan yang cukup besar. Lokasinya juga sangat dekat dari kantor."Kak Ayu, terima kasih." Galang berkata penuh haru."Sama-sama. Sekarang kalian istirahat di dalam! Nanti akan ada seseorang yang mengantarkan peralatan masak, serta kebutuhan kalian. Jangan berkeliaran di jalanan lagi. Mulai besok pikirkan sesuatu yang lebih berguna, Kakak akan membantu kalian semua," papar Ayu.Semua anak itu sungguh merasa bahagia. Ayu telah mempersiapkan segala kebutuhan untuk bertahan hidup tanpa harus mengamen lagi.Setelah selesai mengurus teman-teman barunya. Kini Ayu pulang kerumah. Hari sudah semakin gelap. Aldo dan yang lain mencemaskan Ayu.Ketika sampai, tentu saja si bawel Aldo akan mengintrogasi lagi."Dari mana saja? Kenapa baru pulang? Dan kenapa teleponmu tak bisa dihubungi?"Ayu acuh tak acuh. Satu pertanyaan pun tak ada yang Ayu jawab.Marcel berdehem pelan ketika melihat Ayu ber
***Pertemuan berlangsung tegang, tapi cukup meriah. Perusahaan masing-masing memperkenalkan kelebihannya.Ayu bersikap tenang, ia yakin jika memang kerja sama ini jodohnya, maka akan jatuh di tangannya."Baiklah, kita semua sudah mendengar persembahan dari semua pebisnis di sini. Maka saya hanya ingin menyampaikan pesan singkat saja. Bagi saya, selain mengecek hasil kerja karyawan, kita juga perlu mempunyai strategi yang matang. Kerja sama kali ini, bukan sebuah tentang masak-masakan. Ini sangat penting dan berisiko. Bisni ini tidak cocok dipimpin oleh wanita," papar Mr J.Ayu menatap tajam, tapi sikapnya masih tenang dan santai."Saya keberatan dengan pendapat Mr J. Wanita atau pria sama saja. Yang membuat perusahaan maju bukan karena jenis kelamin si pemimpin," sambung Ayu.Mr J tersenym getir.Kini keputusan akhir harus ditentukan. Semua tegang menunggu hasil dari pemilihan. Mr J sangat percaya diri. Ia yakin bahwa dir
***Setelah berhasil melumpuhkan penculik itu. Kini Ayu dan yang lain segera pulang. Sementara pihak kepolisian sudah menangani para penjahat yang menculik Aldo."Kenapa menyuruh Danu menjemput saya?" tanya Ayu."Mas, khawatir padamu," sahut Aldo."Tidak perlu terlalu mengkhawatirkan saya. Lihatlah sekarang, bukankah Mas lebih butuh perlindungan," ujar Ayu.Aldo menunduk malu. Lagi-lagi ia diselamatkan oleh Ayu."Saya butuh latihan yang lebih keras. Tetapi akhir-akhir ini, kamu selalu sibuk dengan urusan kantor.""Mas bisa berlatih dengan yang lain. Saya ada kabar baik." Ayu sangat senang hari ini."Pasti kontrak kerja sama itu jatuh padamu kan?"Aldo tampak biasa-biasa saja."Benar sekali. Saya sangat senang. Papi juga pasti senang," ucap Ayu antusias.Aldo berdehem pelan. Aldo tak ingin Ayu terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan.Waktu berjalan, kini mereka sudah sampai di depan ru
***Pagi harinya Ayu dan Aldo bangun dengan wajah berseri-seri.Tiga bulan pernikahan telah berlalu. Aldo tak sabar ingin segera memiliki keturunan dari Ayu."Mas, aku berangkat sekarang," ucap Ayu berpamitan.Ayu dan Dewi bergegas ke kantor. Namun, di tengah jalan, ada mobil yang menghadang.Ayu merasa kesal. Hari ini adalah hari penting baginya. Ada berkas yang harus segera disiapkan. Orang ini tentu mengetahui tentang pekerjaan Ayu, hingga sengaja menghadang."Siapa kalian?" tanya Ayu dengan tenang."Tak perlu tahu siapa kami, yang jelas anda dilarang lewat sini," ucap salah soerang pria itu.Pria itu lupa menyimpan lambang di saku jasnya. Ayu sangat paham, itu adalah lambang perusahan Mr J."Minggir, atau mau celaka?" ancam Ayu."Kami tahu kau cukup tangguh. Tetapi kami juga tak bodoh!"Ayu terlibat perkelahian. Kaki Ayu mendarat sempurna di wajah pria itu. Tubuh Ayu berayun bagai kare
***Marcel dan Ayu kembali ke kantornya dengan perasaan tak karuan. Dari cara Mr J berbicara, sepertinya ia tak berdusta, pikir Ayu."Pi, bagaimana jika benar yang dikatakan Mr J?" tanya Ayu."Jangan terkecoh, itu hanyalah sandiwaranya," sahut Marcel.Hati kecil Ayu mengatakan, Mr J tak bersalah. Namun, Marcel sudah terlanjur marah.Kini Mr J memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki masalah ini."Caritahu siapa yang sudah berani menyerang keluarga Marcel dengan mengatas namakan perusahaan saya!" ujar Mr J pada pesuruh kepercayaannya."Baik, Bos." Bayu bergegas pergi.Detik berikutnya muncul seorang gadis cantik, ia berlari ke arah Mr J."Daddy," lirihnya manja."Nani. Kenapa malah ke kantor? Harusnya istirahat saja di rumah. Kau pasti lelah karena baru tiba di Indonesia," ujar Mr J.Nani adalah salah satu putri cantiknya. Hanya saja Nani sedikit culun."Dimana Nadin?" tanya Mr J pula.