***
Pertemuan berlangsung tegang, tapi cukup meriah. Perusahaan masing-masing memperkenalkan kelebihannya.Ayu bersikap tenang, ia yakin jika memang kerja sama ini jodohnya, maka akan jatuh di tangannya.
"Baiklah, kita semua sudah mendengar persembahan dari semua pebisnis di sini. Maka saya hanya ingin menyampaikan pesan singkat saja. Bagi saya, selain mengecek hasil kerja karyawan, kita juga perlu mempunyai strategi yang matang. Kerja sama kali ini, bukan sebuah tentang masak-masakan. Ini sangat penting dan berisiko. Bisni ini tidak cocok dipimpin oleh wanita," papar Mr J.
Ayu menatap tajam, tapi sikapnya masih tenang dan santai.
"Saya keberatan dengan pendapat Mr J. Wanita atau pria sama saja. Yang membuat perusahaan maju bukan karena jenis kelamin si pemimpin," sambung Ayu.
Mr J tersenym getir.
Kini keputusan akhir harus ditentukan. Semua tegang menunggu hasil dari pemilihan. Mr J sangat percaya diri. Ia yakin bahwa dir
***Setelah berhasil melumpuhkan penculik itu. Kini Ayu dan yang lain segera pulang. Sementara pihak kepolisian sudah menangani para penjahat yang menculik Aldo."Kenapa menyuruh Danu menjemput saya?" tanya Ayu."Mas, khawatir padamu," sahut Aldo."Tidak perlu terlalu mengkhawatirkan saya. Lihatlah sekarang, bukankah Mas lebih butuh perlindungan," ujar Ayu.Aldo menunduk malu. Lagi-lagi ia diselamatkan oleh Ayu."Saya butuh latihan yang lebih keras. Tetapi akhir-akhir ini, kamu selalu sibuk dengan urusan kantor.""Mas bisa berlatih dengan yang lain. Saya ada kabar baik." Ayu sangat senang hari ini."Pasti kontrak kerja sama itu jatuh padamu kan?"Aldo tampak biasa-biasa saja."Benar sekali. Saya sangat senang. Papi juga pasti senang," ucap Ayu antusias.Aldo berdehem pelan. Aldo tak ingin Ayu terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan.Waktu berjalan, kini mereka sudah sampai di depan ru
***Pagi harinya Ayu dan Aldo bangun dengan wajah berseri-seri.Tiga bulan pernikahan telah berlalu. Aldo tak sabar ingin segera memiliki keturunan dari Ayu."Mas, aku berangkat sekarang," ucap Ayu berpamitan.Ayu dan Dewi bergegas ke kantor. Namun, di tengah jalan, ada mobil yang menghadang.Ayu merasa kesal. Hari ini adalah hari penting baginya. Ada berkas yang harus segera disiapkan. Orang ini tentu mengetahui tentang pekerjaan Ayu, hingga sengaja menghadang."Siapa kalian?" tanya Ayu dengan tenang."Tak perlu tahu siapa kami, yang jelas anda dilarang lewat sini," ucap salah soerang pria itu.Pria itu lupa menyimpan lambang di saku jasnya. Ayu sangat paham, itu adalah lambang perusahan Mr J."Minggir, atau mau celaka?" ancam Ayu."Kami tahu kau cukup tangguh. Tetapi kami juga tak bodoh!"Ayu terlibat perkelahian. Kaki Ayu mendarat sempurna di wajah pria itu. Tubuh Ayu berayun bagai kare
***Marcel dan Ayu kembali ke kantornya dengan perasaan tak karuan. Dari cara Mr J berbicara, sepertinya ia tak berdusta, pikir Ayu."Pi, bagaimana jika benar yang dikatakan Mr J?" tanya Ayu."Jangan terkecoh, itu hanyalah sandiwaranya," sahut Marcel.Hati kecil Ayu mengatakan, Mr J tak bersalah. Namun, Marcel sudah terlanjur marah.Kini Mr J memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki masalah ini."Caritahu siapa yang sudah berani menyerang keluarga Marcel dengan mengatas namakan perusahaan saya!" ujar Mr J pada pesuruh kepercayaannya."Baik, Bos." Bayu bergegas pergi.Detik berikutnya muncul seorang gadis cantik, ia berlari ke arah Mr J."Daddy," lirihnya manja."Nani. Kenapa malah ke kantor? Harusnya istirahat saja di rumah. Kau pasti lelah karena baru tiba di Indonesia," ujar Mr J.Nani adalah salah satu putri cantiknya. Hanya saja Nani sedikit culun."Dimana Nadin?" tanya Mr J pula.
***Malam harinya, Mr J sudah mendapatkan informasi. Bayu berhasil mengungkap siapa pelaku yang telah mengatas namakan Perusahaan Mr J."Ternyata Non Nadin yang menyerang menantu Tuan besar Marcel, Bos." Bayu memberi laporan."Berarti Nyonya muda itu berkata jujur tadi sore," ucap Mr J."Yang paling mengejutkan, Non Nadin bekerja sama dengan Aris. Mereka sengaja memakai lambang perusahaan kita, agar keluarga Marcel Group salah paham," papar Bayu.Mr J mengepalkan kedua tangannya. Nadin benar-benar keterlaluan."Anak itu memang sangat durhaka. Saya tidak akan pernah mengampuninya." Mr J sangat marah.Kini Ayu sudah menunggu di tempat yang telah dijanjikan bersama Mr J.Ayu pergi dengan Aldo, sedangkan Mr J bersama Bayu dan Nani."Bagaimana?" tanya Ayu."Anak buah saya sudah menyelidiki. Biarkan dia yang memberi penjelasan," ujar Mr J."Nyonya muda, saya bersumpah ini adalah perkataan yang jujur. Yang menyera
***Nadin menatap ke arah Aris. Sementara Ayu menghapus darah yang keluar dari hidungnya."Tenang, Mas. Akan kuhabisi wanita ini!" ujar Nadin.Setelah berjeda beberapa menit. Kini Nadin menyerang Ayu lagi.Mr J hanya menonton, ia penasaran siapa yang lebih tangguh antara Nadin dan Ayu.Tangan Ayu dilipat ke belakang oleh Nadin. "Kali ini kau tak akan selamat."Ayu menahan rasa sakitnya, Aris semakin cemas. Namun, Ayu tidaklah menyerah begitu saja. Lagi-lagi kaki Ayu menendang bagian kepala Nadin.Bugh!Nadin ambruk ke lantai. Ayu menginjak perutnya kencang. Nadin muntah darah."Sudah cukup!" Mr J membuka suaranya.Ayu menarik nafas dalam-dalam menetralkan emosinya."Kau beruntung karena kali ini ada orang tuamu di sini," ucap Ayu menatap tajam.Nadin sudah lemas bersimbah darah. Bayu membawanya pergi atas perintah Mr J.Kini mereka fokus pada Aris."Kau ternyata belum
***Marcel sampai di perusahaannya. Aldo berada di ruangan mengurus semua berkas. Namun, Aldo baru sadar, data yang diterimanya adalah palsu."Brengsek," gumam Aldo kesal.Marcel masuk tanpa mengetuk pintu."Kenapa?" tanya Marcel"Semua data yang dikembalikan oleh anak buah Aris palsu, Pi."Marcel berdehem pelan."Ya sudah. Sekarang kami urus perusahaanmu! Biar Papi yang mengurus Marcel Group ini.""Baik, Pi."Aldo beralu tanpa berani protes, padahal hatinya merasa tersinggung. Marcel tak percaya dengan kemampuan dirinya.Seperginya Aldo. Kini Marcel memerintahkan orang-orangnya untuk mencari keberadaan Mikayla. Data Marcel Group harus segera kembali. Jika tidak, Aris akan menanggung akibatnya.***Sementara Mr J pulang lebih awal. Ia menemani Nadin."Kata dokter, hari ini kau bisa pulang," ujar Mr J.Nadin bergeming. Matanya sembab, hatinya kesal karena Aris dipenjarakan.
***Mr J keluar. Namun, ia melihat Nani sedang berada di depan."Lho, terus yang di dalam?" Mr J bertanya-tanya sendirian.Kini Mr J berlari menuju ruangannya lagi. Nadin kepergok sedang mencari data-data penting perusahaan."Nadin!" hardik Mr J.Nadin terperanjak. Ia sangat terkejut."Daddy, ini Nani," ucap Nadin."Omong kosong!"Mr J menghampiri Nadin. Ia membuka kaca mata Nadin dan memecahkannya."Jangan kira Daddy tak tahu!"Mr J sangat murka, gemertak rahangnya terdengar begitu keras. Nadin jadi pucat seketika."Daddy, lepas!"Mr J melepaskan cengkraman tangannya. Nadin langsung berlari keluar."Sial! Aku gagal lagi," gerutu Nadin sambil berlalu.***Waktu berjalan ....Hari ini tepat sembilan bulan sepuluh hari usia kandungan Ayu."Mi, sakit!" rintih Ayu."Sabar sayang, sebentar lagi dokter kandungan datang."Ayu ingin melahirkan normal
***Setelah jam pulang kantor, Ayu dijemput Pak Samsul."Arya, ayo kita pulang, Nak!" ajak Ayu."Arya mau main di taman dulu, Bun."Ayu mengabulkan keinginan Arya. Ia meminta Pak Samsul untuk mengantar mereka ke taman.Tak disangka, Ayu dan Nadin bertemu. Nadin membawa Marsha bermain di taman juga..Aris yang melihat kedatangan Ayu menjadi senang. Wajah manis itu sangat Aris rindukan."Kau bahkan tak berubah sedikitpun. Wajahmu masih sama seperti dulu," batin Aris.Sedangkan Nadin, menatap Ayu penuh dendam.Marsha tersenyum ke arah Arya. Keduanya masih terlalu polos. Mereka bermain bersama."Kenalkan, namaku Marsha," ucap gadis kecil itu mengulurkan tangan."Aku Arya Kusuma."Nadin menarik lengan Marsha. "Sini.""Ma, Marsha mau main sama Arya.""Tidak! Kita pulang sekarang," ujar Nadin.Ayu hanya diam menyaksikan adegan di depannya."Sayang, biarkan Marsha bermain."