***
Danu datang melaopor pada Aldo, ia tampak cemas dan pucat.
"Gawat Tuan muda," ucap Danu."Apa yang gawat? Bicara yang jelas!" Aldo menatap bingung.Ayu yang berada di luar ruangan langsung menghentikan langkahnya, ia tidak jadi masuk."Rombongan preman yang kemarin Tuan muda gusur wilayah kekuasaannya itu mengancam akan menghabisi Tuan muda," papar Aldo."Wilayah kekuasaan mereka? Apa tidak salah? Itu pasar milik bersama, tempat rakyat kecil mengais rezeki, lalu mereka sesuka hati merampas hasil keringat para pedagang kecil di sana, mereka pantas digusur!" Aldo berkata dengan tenang.Ayu mendengar dari luar ruangan, ia tersenyum bangga pada sikap suaminya itu."Iya, Tuan muda. Tetapi mereka sangat brutal, bahkan mereka tidak segan-segan menghajar siapapun yang berani menghalangi jalannya." Danu sebenarnya mencemaskan Aldo karena ia tahu bahwa Aldo ini tidak pandai bela di***Aldo yang sudah diobati dokter kini masuk ke dalam kamar menyusul Ayu.Suasana menjadi hening, Aldo merasa malu dengan kejadian tadi sore."Mas," lirih Ayu melihat suaminya yang diam saja."Em ...." Aldo hanya berdehem pelan.Ayu mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan Aldo."Mereka siapa Mas?" tanya Ayu pura-pura tak tahu."Preman pasar, mereka mungkin dendam karena Mas sudah menggusur tempat mereka di sana," papar Aldo."Tapi Mas tidak salah kok, mereka memang pantas digusur."Aldo tersenyum mendengar dukungan dari Ayu. Sekarang Aldo berniat untuk berlatih ilmu bela diri."Sayang, Mas mau berlatih. Kamu bisa ajari?"Ayu mengangguk dengan cepat, Aldo merasa senang."Sekarang ayo tidur!" ajak Aldo mengedipkan sebelah matanya.Ayu tersipu malu, maklum masih suasana pengantin baru.***Pagi harinya Mami dan Papi Aldo sudah menunggu di meja makan.Ayu datang bersama Al
***Hari pertama Ayu memimpin Marcel Group berjalan biasa-biasa saja.Namun, di hari berikutnya, Ayu mulai merasa ada yang janggal.Ada beberapa orang yang datang menemui Mikayla secara pribadi, dan Ayu tak sengaja melihat Mikayla menyerahkan sesuatu pada orang itu di halaman samping kantor.Ayu memperhatikan secara diam-diam hingga orang-orang itu pergi, dan Mikayla masuk kembali ke dalam ruangannya.Ayu merasa curiga, Mikayla menyerahkan flashdisk. Ayu tidak mengerti apa pungsi benda itu. Namun, Ayu segera bertanya pada Danu.Ayu mengirim pesan lewat watsapp, Ayu juga menyertakan foto benda itu yang diambil dari atas mejanya. Ayu melihat jelas, Mikayla memberikan benda yang sama dengan yang Ayu punya di ruangan kerja.[ Apa pungsi benda ini? ] tanya Ayu lewat sebuah pesan.Danu membalas dengan cepat. [ Itu untuk menyimpan file, data atau dokumen penting, dan bisa disalin dari komputer ke komputer yan
***Ayu dan Aldo sudah berada di rumah, sementara Sarif dan Sarmin sedang dalam perjalanan.Mereka mengikuti orang-orang Bintang Group itu, untuk mencaritahu.Sampai di rumah, Pak Samsul memarkirkan mobiil. Syarif dan Sarmin bergegas turun dan segera menemui Ayu.Ayu terlihat sedang duduk di ruang tengah bersama keluarga Aldo.Sarif dan Sarmin bingung bagaimana caranya mengatakan tentang penyelidikan mereka hari ini."Ayu, kami mau bicara sebentar tapi tidak disini," ujar Sarif."Mau bicara soal apa? Di rumah ini jika ingin bicara, bicaralah di depan kami semua! Tidak ada rahasia-rahasia." Marcel protes."Iya, tidak masalah. Kalian bisa katakan di sini saja!" perintah Ayu.Sarif dan Sarmin mengangguk setuju.Kemudian keduanya menceritakan tentang Bintang Group yang telah berencana untuk menghancurkan perusahaan Marcel Group."Flash disk yang diberikan oleh Asisten Nyonya Ayu itu, telah berada ditangan Aris,
***Hari berganti, pagi-pagi sekali, Ayu bangun dan bersiap.Aldo belum bangun, ia terbiasa berangkat jam setengah delapan. Sedangkan sekarang baru pukul enam.Ayu membantu pelayan untuk menyiapkan sarapan. Dewi izin pulang ke desa untuk beberapa hari, jadi Ayu yang menemani pelayan mengerjakan tugas dapur.Setelah selesai, Ayu langsung membawa bekalnya ke kantor.Marcel dan Shella juga sudah berada di ruang makan. Ayu pamit lebih awal."Saya berangkat sekarang ya," ucap Ayu.Marcel mengangguk, ia tahu bahwa Ayu ingin mengatasi masalah ini. Jadi Marcel dan Shella tak ingin banyak bertanya.Ayu diantarkan oleh Pak Samsul.Sementara Aldo baru bangun setelah Ayu sudah satu jam berangkat ke kantor."Mi, Ayu mana?" tanya Aldo sembari merapikan dasinya."Sudah berangkat," sahut Shella."Lho, kok pagi banget sih?""Itu tandanya terniat untuk menjalani tugasnya," sambung Marcel.
***Marcel dan Shella sangat panik ketika mendapat kabar, bahwa menantu mereka diculik.Aldo juga telah menerima kabar tersebut."Danu, kamu ikut sana mencari Ayu!" perintah Aldo."Siap, Tuan muda."Sementara Sarif dan Sarmin juga mencari keberadaan Ayu bersama Pak Samsul.Marcel kali ini turut campur tangan. Ia mengerahkan semua pesuruhnya untuk menemukan Ayu dengan cepat."Berani sekali mereka bermain-main dengan keluargaku," ujar Marcel dengan geram.Di tempat lain, Ayu telah dibawa ke sebuah Villa ...Letak Villa tersebut cukup jauh dari keramaian.Aris tidak sabar ingin menemui istri tangguh dari Aldo itu.Ayu diikat dikursi kayu. Villa yang mereka tuju cukup mewah. Ayu bahkan bingung kenapa mereka membawanya ke sini.Biasanya para penculik akan menyekap korbannya di gudang, ataupun bangunan kumuh.Aris masuk, dan menatap Ayu cukup lama. Matanya berbinar, ia tak menyangka bahwa gadi
***Hari ini Aldo tak memberi izin pada Ayu, untuk berangkat ke kantor. Aldo masih khawatir, walau anak buah Aris sudah tertangkap semua. Namun, Aris berhasil kabur."Pokoknya hari ini kamu harus di rumah saja! Mas tidak mau kejadian serupa terulang lagi," ujar Aldo."Tidak bisa begitu dong, Mas! Saya punya tanggung jawab di perusahaan. Saya akan lebih berhati-hati lagi," sahut Ayu.Marcel dan Shella juga tidak setuju, jika Ayu di rumahkan saja."Ayu lebih tangguh darimu. Biarkan Ayu pergi menjalani tugasnya," sambung Marcel.Aldo tak bisa berkutik lagi jika sudah Papinya yang angkat bicara."Oya, Pi. Saya berniat mempekerjakan Dewi sebagai asisten pribadi saya di kantor," ucap Ayu."Lakukan saja yang menurutmu baik! Papi percaya sepenuhnya padamu."Ayu tersenyum, ia merasa sangat beruntung karena memiliki mertua yang begitu sayang padanya.Ayu langsung mengajak Dewi untuk ikut ke kantor. Dewi selalu menurut, Ayu
***Aldo menyusul Ayu ke dalam kamar. Pertanyaan kembali Aldo lontarkan."Katakan kamu dari mana?" tanya Aldo.Ayu berdehem keras. Menjelaskan pada Ayu bukankah hal yang mudah."Sudah saya bilang, ada urusan.""Urusan apa? Kenapa terlalu berkelit?"Aldo belum menyerah. Baginya keselamatan Ayu adalah hal yang terpenting. Namun, Ayu mulai merasa kesal."Saya capek! Bisa berhenti bertanya?" Ayu berkata dengan lantang.Aldo bergeming. Ayu sungguh cuek dan tak romantis. Bahkan Ayu lebih tertarik dengan hal yang menantang.Aldo kembali keluar. Ia meraih kunci mobil yang tergeletak di meja ruang tengah."Mau ke mana?" tanya Shella.Aldo tak menjawab, wajahnya cemberut.Marcel hanya mengerutkan dahinya melihat pewaris tunggal mereka sangat kekanak-kanakan."Pasti ribut dengan Ayu lagi," ucap Marcel."Iya, Pi. Sebenarnya Aldo tak suka melihat Ayu terlalu sibuk dalam dunia
***Hanya dalam hitungan beberapa menit saja, Club Pelangi jadi berantakan karena amukan Ayu.Anak buah Dirgo sudah angkat tangan. Begitupun dengan Dirgo sendiri, ia tak berani lagi bersikap tidak sopan setelah tahu , bahwa Ayu adalah menantu dari Marcel Group.Ruby gementar ketakutan. Bibirnya yang seksi mengeluarkan darah.Tak lama kemudian Marcel dan Shella datang."Memalukan," cibir Marcel menatap Aldo.Aldo yang masih belum sepenuhnya sadar, malah tak merespon apa-apa. Aldo hanya meringis sambil memegangi hidungnya yang kena pukulan Ayu."Sabar, sayang. Sebaiknya kita bicarakan masalah ini di rumah," ucap Shella pada Ayu dengan lembut.Ayu mengangguk setuju. Dirgo hanya menunduk melihat keluarga nomer satu di kota itu datang ke Club miliknya, dan membuat kerusuhan.Setelah Ayu dan keluarga Aldo pulang. Dirgo menghampiri Ruby."Apa yang kau lakukan? Tuan besar Marcel bisa saja menutup u