***
Pagi ini semua buruh berpakaian rapi. Tole dan Dodo telah mengabari seluruh penduduk desa akan acara pernikahan Juragan Tono dengan Ayu.
Aldo yang sudah tidak tahan memendam rasa kecewanya, kini ia mencoba menemui Ayu.
Aldo sampai di depan gubuk milik Ayu, ia melihat Ayu sedang dihiasi oleh dua orang wanita.
Wajah Ayu yang pucat, seketika menjadi sangat bersinar. Ayu terlihat bagaikan seorang putri kerajaan.
Aldo sangat terpesona, dan sadar bahwa Juragan Tono tidak pantas bersanding dengan Ayu.
Cukup lama Aldo berdiri dari balik pintu, hingga kedua wanita yang menghiasi Ayu tersebut keluar.
Kini Aldo mencoba masuk dengan hati-hati. Aldo sudah memastikan keadaan aman terkendali.
"Kamu!" ucap Ayu kaget melihat Aldo nekat masuk.
"Apa kamu memang ingin menjadi istri dari Juragan Tono?" tanya Aldo serius.
"Tentu saja tidak!" jawab Ayu cepat.
Aldo tersenyum mendengar jawaban Ayu itu. Kemudian ia k
***Sedangkan Aldo merasa dirinya tidak berguna selama berada di desa. Ia tidak mampu berbuat apa-apa.Padahal sebelumnya Aldo sudah menyarankan Ayu untuk mengusut kasus itu ke kantor Polisi. Namun, Ayu tidak setuju.Kini Aldo hanya bisa menyaksikan permainan dari Ayu untuk membalas dendamnya. Namun, Aldo sangat khawatir, kalau permainan yang Ayu jalankan ini malah mencelakakan dirinya sendiri.Sementara itu Juragan Tono telah tiba di belakang bangunan pabrik. Dengan penuh amarah ia mengamuk pada Sri."Sri!" teriaknya dengan keras.Sri terkejut melihat ke datangan Juragan Tono. Sementara Ayu ber-akting pingsan."Ayu ...." teriak Juragan Tono pula sembari berlari."Lho, kenapa tiba-tiba jadi pingsan. Perempuan ini pandai sekali bersandiwara," papar Sri dengan sangat kesal."Tutup mulutmu! Kau apakan Ayu?" bentak Juragan Tono pada Sri.Tole dan Dodo bergegas membantu Juragan Tono mengangkat Ayu ke dalam gubukn
***Hari yang cerah telah berganti menjadi malam yang sunyi. Desa KENANGA ini, terasa seperti tak berpenghuni jika malam hari.Mungkin karena para penduduk sudah sangat lelah bekerja seharian, jadi mereka menggunakan waktu malamnya untuk beristirahat total.Juragan Tono sangat gelisah malam ini. Ketiga anak buahnya tidak berhasil menemukan Sri.Sementara Ayu kembali mendatangi pohon besar nan rimbun itu. Baginya di sana adalah tempat ternyaman untuk ia bersandar menumpahkan segala keluh kesah."Ayah, Ibu. Ayu berjanji akan membalas mereka semua dengan cara Ayu sendiri," lirihnya penuh dendam.Aldo kembali datang menghampiri Ayu. Selain ingin menemani Ayu, Aldo juga ingin mengungkapkan perasaannya itu.Langkah Aldo semakin mendekat, hingga Ayu menyadari kehadiran Aldo."Boleh aku ikut duduk di sini?" tanya Aldo basa-basi.Ayu hanya mengangguk pelan. Sepertinya suasana hati Ayu sedang tidak baik."Apa tidak takut se
***Aldo semakin panas menyaksikan adegan demi adegan yang berlangsung di hadapannya. Kini ia berdiri dan segera menjauh dari tempat pesta itu.Aldo masuk kembali ke dalam gubuknya. Dengan perasaan yang tak karuan, ia meraih ponsel miliknya dan mengirim pesan pada, Danu![ Saya telah kalah! ] isi pesan yang Aldo kirim.Hari ini sinyal handphone bersahabat, pesan yang Aldo kirim sangat lancar. Danu juga membalas dengan cepat.[ Sabar, Tuan muda! Saya yakin itu hanya bagian dari rencana gadis itu saja. ] Balas, Danu.Aldo pun memikirkan hal yang sama. Namun, tetap saja, kini status Ayu sudah sah menjadi istri dari Juragan Tono.Sementara suasana di tempat pesta sangat riuh. Juragan Tono memerintahkan anak buahnya membuat pesta susulan untuk merayakan pernikahannya, karena hari ini memang tidak ada persiapan apa-apa."Dengar, kalian semua! Silahkan buat makanan sebanyak yang kalian suka! Saya akan menyiapkan seluruh keperluannya!
***Juragan Tono sadarkan diri, setelah pagi hari. Bahkan meriahnya pesta semalam, ia tidak menikmatinya.Semalaman para buruh bersenang-senang menyantap hidangan dan bersenda gurau. Tiga sekelompok itu menyangka Jurgan Tono sengaja tidak keluar kamar, jadi mereka tidak barani menganggu."Apa yang terjadi dengan saya?" tanya Juragan Tono saat tersadar."Juragan tidur nyenyak sekali, hingga semalam pun, Juragan tidak ikut merayakan pesta," papar Ayu dengan tenang.Juragan Tono hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.Kemudian Ayu bergegas keluar, Juragan Tono pun mengikuti langkah Ayu.Kini Ayu telah duduk di kursi bagian keuangan pabrik. Juragan Tono masih terlihat bingung, ia tidak bisa mengingat apa pun yang terjadi semalam, bahkan Juragan Tono berfikir, apakah dirinya sudah melakukan hubungan suami istri dengan Ayu.Aldo menatap tajam ke arah Ayu, ia tidak rela membayangkan Ayu telah tidur bersama Juragan Tono, wala
***Suasana yang riuh, menjadi sangat tegang saat Ayu sudah diikat di tiang gantungan.Aldo semakin gelisah, dan berharap Danu melihat semua lewat kamera yang selalu Aldo bawa sebagai pengintai.Namun Aldo sadar, kalau pun Danu melaporkan masalah ini sekarang, tetap saja tidak akan terkejar waktunya.Perjalanan menuju desa memakan waktu tujuh jam, jika melaporkan pada petugas daerah belum tentu mereka berani membantu.Aldo semakin gusar, Dewi juga terus menangis tanpa berani bersuara."Joko! Cepat bawakan kapak besar yang berada di dalam gudang penyimpanan senjata tajam!" Perintah Juragan Tono."Ba-baik, Juragan!" Joko pun gemetar.Semua warga membisu, sebagian ingin masuk karena tak tega melihat Ayu disiksa."Hey! Jangan ada yang pergi dari tempat ini! Kalian semua harus menyaksikan hukuman untuk yang berani berkhianat pada saya!" ujar Juragan Tono."Bagaimana ini Kang?" lirih De
***Semalaman Aldo tak sadarkan diri, sedangkan Dewi dan Ayu tersandar lemah.Sarif dan Sarmin menyekap Joko. Ayu mencoba bangkit untuk memberi pelajaran pada Joko."Biadab! Manusia tak punya belas kasih sepertimu yang seharusnya lenyap dari muka bumi ini!" Ayu berkata dengan tatapan mata yang tajam."Ampun, Yu! Jangan bunuh saya!" Joko gemetar."Apa alasan saya memberi ampun untuk manusia sepertimu?""Saya bisa membantumu untuk melawan Juragan Tono. Tetapi lepaskan dulu ikatan saya ini!" Ujar Joko."Jangan percaya begitu saja, Yu." Sarmin keberatan."Saya bersungguh-sungguh." Joko terus meyakinkan."Tunggu sampai besok pagi!" ucap Ayu.Sementara itu, Ayu merencanakan sesuatu dengan Sarif dan Sarmin."Kita rancang sebuah bom ancaman, ikatkan di tubuh Joko!" perintah Ayu."Tapi kami berdua tidak bisa merancang itu," sahut Sarmin."Tidak apa-apa, kita buat saja semirip mungkin walaupun tid
***Ayu dan yang lain sudah sampai di depan Pabrik Juragan Tono.Semua mata tertuju pada Ayu yang membawa beberapa orang laki-laki berbadan kekar.Juragan Tono dan anak buahnya segera menghadap keluar, bahkan para buruh ikut keluar."Oh, ternyata kau berani mengantarkan nyawamu sendiri ke sini!" ujar Juragan Tono."Justru saya datang kembali ke sini untuk mempercepat ajalmu!" balas Ayu dengan lantang."Kalian fikir saya takut dengan jumlah kalian yang hanya enam orang itu!" Juragan Tono mencibir."Oya, tapi dari caramu bicara saja sudah terdengar gentar!" ledek Sarmin."Bajingan! Kau juga akan saya penggal hari ini!" Juragan Tono menatap tajam, "Joko! Hajar mereka!" perintahnya pada Joko.Joko maju tapi malah bergabung dengan Ayu."Maaf, Juragan! Saya bersama Ayu sekarang," ucap Joko."Pengkhianat! Kau akan menerima hukuman! Tole, Dodo, habisi mereka semua!"Tole dan Dodo ragu-ragu untuk bertindak, b
***Danu datang melaopor pada Aldo, ia tampak cemas dan pucat."Gawat Tuan muda," ucap Danu."Apa yang gawat? Bicara yang jelas!" Aldo menatap bingung.Ayu yang berada di luar ruangan langsung menghentikan langkahnya, ia tidak jadi masuk."Rombongan preman yang kemarin Tuan muda gusur wilayah kekuasaannya itu mengancam akan menghabisi Tuan muda," papar Aldo."Wilayah kekuasaan mereka? Apa tidak salah? Itu pasar milik bersama, tempat rakyat kecil mengais rezeki, lalu mereka sesuka hati merampas hasil keringat para pedagang kecil di sana, mereka pantas digusur!" Aldo berkata dengan tenang.Ayu mendengar dari luar ruangan, ia tersenyum bangga pada sikap suaminya itu."Iya, Tuan muda. Tetapi mereka sangat brutal, bahkan mereka tidak segan-segan menghajar siapapun yang berani menghalangi jalannya."Danu sebenarnya mencemaskan Aldo karena ia tahu bahwa Aldo ini tidak pandai bela di