Share

82. Godaan Baru

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-02-13 08:11:49

Happy Reading

****

"Astagfirullah," ucap Syaif, "maaf, Mir. Aku terlampau menghayati tangisan munafiknya."

Syaif mengusap wajahnya. Dia baru menyadari jika perempuan bernama Dahlia itu sering melakukan hal sama untuk mencapai tujuan dan kepentingan pribadinya. Sering kali berdrama.

"Jangan diulang. Aku dan Kiran baru saja membangun pernikahan. Kamu tahu trauma istriku itu, 'kan? Aku nggak mau Kiran salah paham dan membenciku. Dahlia adalah masa lalu terburukku dan juga persahabatan kita." Amir menghela napas.

Syaif mengusap wajahnya, mengangguk, membenarkan ucapan sahabatnya. "Jadi, gimana malam pertama kalian? Berapa ronde semalam?"

Lemparan sekotak tisu mengenai hidung Syaif. "Sembarangan kalau ngomong. Emang aku cowok apaan. Nggak ngerti situasi berkabung masih pengen gituan. Mulai geser otakmu sekarang," kata Amir keras, tetapi tetap menaikkan garis bibirnya.

"Elah. Siapa tahu sudah nggak kuat nahan, main terabas aja walau banyak halangan."

"Sana balik ke ruanganmu. Ngomongin m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   83. Rumah Mertua

    Happy Reading*****"Maaf, Pak. Saya kira, hanya ada Kiran tadi." "Aku kira kamu sedang makan siang, Fit," cicit Kiran sambil menyembunyikan wajahnya di balik punggung sang suami. "Nggak papa, Ran. Aku yang salah. Harusnya, tadi ngetuk pintu dulu." Fitri sudah akan berbalik arah, tetapi Syaif sudah berdiri di sampingnya."Kenapa, Fit?""Kalian berdua ngapain ada di sini barengan? Sengaja memata-matai kami," kata Amir dengan nada tegas ketika melihat sahabatnya.Kiran memberanikan diri memegang tangan suaminya. Setelah ditatap, perempuan itu menggelengkan kepala. "Jangan sembarangan nuduh, Mas," bisik Kiran. "Siapa tahu, Yang. Mereka pengen kayak kita." Amir sengaja memeluk kembali sang istri. "Dih," decak Syaif. Lelaki itu sudah akan memegang pergelangan sang kekasih, tetapi Fitri malah melotot tanda tidak setuju."Ngaku aja, deh. Kamu pasti pengen juga kayak aku gini." Amir mengeratkan pelukannya pada Kiran. Lalu, sengaja mencium pipi perempuan yang baru dihalalkannya itu. "Dasa

    Last Updated : 2025-02-13
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   84. Pisah Rumah

    Happy Reading*****Kedatangan Kiran di sambut baik oleh Laila. Walau dirinya dan Amir cuma datang untuk tidur saja, tetapi perempuan paruh baya itu tetap bersikap baik. Seperti pagi ini, ketika Kiran hendak pamit ke rumah Nur bersama Amir yang akan berangkat kerja. "Ran, Mama nitip beberapa bahan pokok untuk ibumu, ya. Semua sudah Mama siapkan di kardus itu. Maaf, Mama belum bisa bantu-bantu lagi dan belum sempat sowan ke rumahmu," kata Laila. "Enggeh, Ma. Nanti, Kiran sampaikan." Gadis itu menengok sang suami. Sedikit kesal sejak kemarin karena dia disuruh cuti sampai acara tujuh harian ayahnya selesai."Apa, Sayang?" tanya Amir yang mengerti arti tatapan sang suami. "Enggak apa-apa," sahut Kiran berusaha menutupi semua kekesalan hatinya."Mas, cuma nggak mau kamu kecapean aja. Harus ngurus urusan kerjaan, sudah gitu ngurus bantuin Ibu," jelas Amir. Laila menatap keduanya, mulai mengerti arah pembicaraan pengantin baru tersebut."Apa yang Amir katakan benar, Ran. Saat ini, sebai

    Last Updated : 2025-02-13
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   85. Rencana Liburan

    Happy Reading*****Pagi yang membuat Kiran uring-uringan terjadi. Pasalnya, Mir kembali melarangnya ke kantor."Mas, aku beneran enggak boleh ngantor?" tanya Kiran."Sayang, semalam kan sudah dibahas masalah ini. Kok, masih tanya lagi? Lagian, ya, semua tugas yang menjadi tanggung jawabmu sudah aku limpahkan pada Fitri," jawab Amir santai.Setelah memberikan baju yang akan dikenakan suaminya, Kiran duduk di depan meja rias. Memandang Amir yang sibuk mengancingkan kemeja.'Tapi, Mas. Aku pasti bosen kalau nggak ngerjain apa-apa. Kan, sudah terbiasa banyak tugas dan pekerjaan," balas Kiran, masih mencoba merayu suaminya supaya diperbolehkan bekerja. "Pekerjaan rumah sama ngurus Rara pasti menyita waktumu. Mas, nggak mau menambah beban istri dengan masalah kerjaan di kantor. Mas, janji, akan mencukupi semua kebutuhanmu. Nggak usah sungkan. Mas, ikhlas melakukan semua demi membahagiakanmu." Sisir yang dipegang saat berbicara tadi, Amir letakkan. Menatap si istri dengan penuh cinta. La

    Last Updated : 2025-02-14
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   86. Alarm untuk Pelakor

    Happy Reading*****"Mir!" panggil Syaif. Sang pemilik perusahaan yang baru saja melangkahkan kaki, terpaksa berhenti. Mengerutkan kening, wajah kusut sahabatnya terlihat jelas. "Apa ada masalah?" tanyanya. "Tunggu!" cegah sang manajer HRD. Wajah Syaif sangat serius saat ini membuat Amir berpikir hal-hal negatif. "Ada apa, sih? Nggak usah nakut-nakutin gitu, mukanya." Amir menepuk pundak sahabatnya. "Sebaiknya kamu nggak usah masuk ruangan," suruh lelaki berhidung mancung itu dengan raut serius penuh kekhawatiran."Kenapa? Bisa-bisanya kamu nyuruh aku nggak masuk ruanganku sendiri." "Pliss, dengarkan aku kali ini," pinta Syaif. "Jangan sampai kamu menyesal dan menyalahkan aku.""Ribet, deh. Cepetan ngomong ada apa?" Amir mulai terlihat emosi. Kesabarannya yang terkadang setipis tisu dibelah dua, malah pancing oleh sng manajer HRD.Kekasih Fitri itu menggaruk kepala, tingkahnya juga agak aneh. "Cepetan ngomongnya," bentak Amir. Lelaki itu sudah akan melangkahkan kakinya ke ruanga

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   87. Dikira Pembantu, padahal .....

    Happy Reading*****Kiran memajukan bibirnya saat membaca balasan chat yang dikirim sang suami. "Enggak, mau. Lagian aku sedang sama Mama. Malu, Mas," jawab Kiran terhadap ajakan sang suami. "Kenapa mesti malu?""Pokoknya enggak mau. Lagian, baru beberapa menit nggak ketemu, masak udah kangen. Nanti, sore juga udah ketemu lagi," tulis Kiran."Karena kamu memang ngangenin, Sayang. Mas, nggak bisa jauh-jauh walau semenit saja. Pengennya berduaan terus.""Kalau gitu, ijinin aku kerja lagi supaya bisa bareng terus.""Nggak, Sayangnya Mas, nggak boleh kerja."Kiran tersenyum membaca balasan Amir hingga membuat sang mertua menoleh. "Hayo, kenapa senyum-senyum sendiri," tanya Laila."Nggak papa, Ma," jawab sng menantu. Berkutat dengan pekerjaan rumah sudah biasa dilakukan Kiran, tetapi jika harus sepanjang hari berada di rumah, mungkin akan bosan juga. Apalagi semua pekerjaan beres-beres sudah ada asisten rumah tangga. Dia dan sang mertua cuma duduk. "Ma, nggak ada yang bisa aku kerjain

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   88. Rahasia Naumira

    Happy Reading*****Sampai di rumah, pikiran Kiran terus dihantui pertanyaan tentang siapa Naumira sebenarnya. Perempuan itu terus menatap kertas yang berisi data si kecil."Apa kertas itu lebih menarik dari suamimu yang ganteng ini, Sayang?" tanya Amir menggoda Kiran yang terlihat terpaku memandangi kertas di tangannya. Senyum si perempuan seolah sirna. Tatapannya terus saja mengarah pada selembar kertas. Sesekali menghela napas panjang bahkan suara Amir tadi tidak didengar. Lelaki itu terpaksa menyentuh pundak sang istri supaya menyadari kehadirannya. "Astagfirullah," ucap Kiran. Perempuan itu segera menyalami suaminya yang baru pulang. "Sudah lama datang, Mas?""Lama sih nggak. Cuma kertas itu menghilangkan sebagian fokusmu hingga salamku nggak terdengar." Satu kecupan mendarat pada kening Kiran. Lalu, lelaki itu tersenyum manis. "Kertas apa, sih?" Tangan Amir sudah akan mengambil kertas itu, tetapi ditepis oleh sang istri. "Hmm itu." Kiran tampak ragu ingin bertanya. Wajah lel

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   89. Piknik Pancingan

    Happy Reading*****Selesai dengan makan malamnya, Kiran langsung menghubungi Fitri. "Assalamualaikum," sapa Kiran ketika panggilannya terangkat. "Wassalamu'alaikum. Tumben Bu bos malam-malam gini nelpon. Ada hal penting apa nih?" sapa Fitri yang begitu riang di telinga sahabatnya. "Fit," rengek Kiran manja. "Naik gunung, yuk?""Eh, kok tumben?" Nada suara Fitri terdengar terkejut. Di sebelah sang istri yang sedang merayu sahabatnya, Amir mengendus -endus leher Kiran yang putih mulus. Sesekali, lelaki itu tersenyum dengan sifat manja Kiran pada sahabatnya."Enggak tahu, kok, tiba-tiba pengen naik gunung lagi. Kangen pemandangan kawah Ijen," alibi Kiran. "Ya, udah. Besok selesai salat subuh kita berangkat, tapi suamimu gimana?" Saat menyebut Amir, Fitri terlihat ragu."Enggak apa-apa, sih. Nanti, aku ijin sama beliau. Lagian, biarpun besok hari libur, beliau enggak libur. Katanya, ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."Amir mencolek hidung sang istri gemas ketika Kiran san

    Last Updated : 2025-02-16
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   90. Lamaran Syaif

    Happy Reading*****"Bukan aku yang ngomong. Semalam, Kiran sendiri, lho, yang ngasih tahu," protes Fitri karena sng kekasih menatapnya aneh. "Lagian, semalam dia juga ngomong kalau Pak Amir nggak bisa menemani. Tapi sekarang, kok?" kening Fitri makin berkerut. "Mami bohongin Tante Fitri, ya?" tanya si kecil seolah mengetahui arah pembicaraan para orang dewasa. "Mami enggak bohong, Sayang. Om Syaif tuh yang bohong," tunjuk Kiran pada lelaki sahabat suaminya."Kok, aku, Ran?" protes sang manajer HRD."Kalau bukan kamu, siapa lagi," tambah si bos. Dia memilih berdiri di samping sang istri. Lalu, mengusap keringat Kiran yang berada di wajahnya. "Capek, ya, Sayang?"Kiran cuma bisa menganggukkan kepala sebagai jawaban, sedangkan Fitri melongo melihat semua adegan di depannya.Kekasih Syaif itu menggaruk kepala, bingung. "Sebenarnya ada apa, sih. Kok, Pak Syaif juga ada di sini? Memangnya ada acara penting, ya, sampai kalian semua berkumpul di sini.""Elah, masih manggil Pak. Padahal ka

    Last Updated : 2025-02-16

Latest chapter

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   108. Hukuman Enak (1)

    Happy Reading*****"Kamu akan tahu sebentar lagi, Sayang," ucap Amir penuh kelicikan. "Papi, ngomongin apa?" tanya Naumira yang berada di gendongan Amir. "Omongan orang dewasa, Sayang. Rara pengen cepet punya adik, kan? Jadi, setelah ini kita pulang, ya. Biar Mami sama Papi proses membuat adik," kata Amir tidak tahu malu, meskipun ada Laila dan Wijananto yang datang mendekat."Mulutmu, Mir," protes Laila."Asyik. Berarti, besok Rara punya adik, ya," pekik Naumira kegirangan. Sama sekali tidak mengerti jika proses memiliki seorang adik itu akan memakan waktu yang cukup lama. Amir cuma membalas celotehan putrinya dengan gumaman.Jika Laila sedikit jengkel dan memprotes ucapan Amir, maka Wijananto bersikap sebaliknya. Lelaki paruh baya itu malah terkekeh ketika mendengar perkataan sang putra yang sedikit vulgar."Apa yang aku omongkan emang bener, kan?" kata Amir menjawab protesan sang mama. "Ayo, Ma. Cepat selesaikan belanjanya. Bentar lagi, aku sam Papa ada meeting."Kiran cuma mena

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   107. Amir Cemburu

    Happy Reading*****Kiran menoleh dan langsung memeluk lengan suaminya. "Cepet banget datengnya. Baru juga Mama ngasih tahu, Mas, sudah di sini aja."Tidak seperti biasanya saat mendengar suara keras yang langsung lari ketakutan, Kiran tampak jauh lebih tenang. Amir sendiri heran, kenapa istrinya berubah begitu cepat. Namun, ketika lelaki itu memegang telapak tangan sang istri, di situlah baru mengerti.Kiran sedang tidak baik-baik saja. Tangan sang istri begitu dingin dan bergetar. Mungkin, perkataan tenang tadi, hanyalah salah satu cara Kiran mengatasi rasa takutnya. "Maafkan, Mas, Sayang," kata Amir jauh lebih lembut dari sebelumnya. Lelaki yang tadi tampak berbincang dan tertawa bersama Kiran menatap Amir penuh selidik. "Apa dia suamimu, Ran?" tanyanya. Kiran cuma bisa menganggukkan kepala, tangannya makin erat memeluk lengan Amir. "Mas, nggak marah, kok. Cuma agak kaget aja. Ada laki-laki yang bisa membuatmu tertawa saat ngobrol," bisik Amir tepat di telinga sang istri. Kir

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   106. Amir Cemburu

    Happy Reading*****Juli, Amir dan Wijananto saling menatap. Terakhir, ketiga orang itu mendelik pada Orion. "Kalau kamu mengaku salah satu istri Pak Orion, kenapa kemarin masih kekeh pengen balikan?" tanya Amir dengan tatapan mata tak percaya. "Gila kamu, Rion!" bentak Juli. Segera melangkahkan kakinya meninggalkan suami yang tak tahu diri. "Ma, tunggu!" teriak Orion. Menatap tajam penuh amarah pada Dahlia. "Aku akan buat perhitungan denganmu. Bukankah kamu sudah berjanji untuk merealisasikan semua ini. Tapi, ternyata kamu malah menghancurkan pernikahanku. Saat ini juga, aku jatuhkan tapak tiga untukmu."Tubuh Dahlia bergetar dengan hebat. Perempuan itu meluruh ke lantai sambil menangis dengan kencang. Hancur sudah semua yang dia miliki saat ini. Satu-satunya lelaki yang mau menerima kehadirannya cuma Orion. Sekarang, lelaki paruh baya itu bahkan meninggalkannya tanpa sepeserpun uang apalagi harta yang selama ini dia harapkan. Hasil jerih payahnya bekerja sama dengan Orion musnah

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   105. Perdebatan Panjang

    Happy Reading*****Si perempuan menatap semua lelaki yang ada di meja itu secara bergantian. Terakhir, dia menatap Orion tajam. "Tumben, nggak bawa gundikmu. Biasanya nempel kayak ulet bulu," kata perempuan itu yang diketahui Wijananto adalah istri sah Orion, pemilik asli garment Bella collection."Jaga ucapanmu, Ma. Dahlia nggak seburuk bayanganmu. Dia sudah banyak membantu Papa selama ini," peringat Orion. Tatapan begitu tajam pada perempuan pemilik nama Juli.Juli mendengkus mendengar bantahan dari sang suami yang tidak terima jika Dahlia disebut sebagai gundik. "Membantu katamu? Membantu menyalurkan nafsu bejat kalian para lelaki hidung belang.""Juliantara!" bentak Orion, "jaga ucapanmu!"Perempuan dengan rambut cokelat keemasan itu mengibaskan tangannya sambil mendengkus. "Terus aja belain dia."Amir dan Wijananto saling pandang. Sebenarnya, mereka tidak ingin mendengar pertengkaran pasangan di depannya. Namun, karena keduanya terlanjur mengenal sosok perempuan yang sedang d

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   104. Dasar Matre

    Happy Reading*****Orion menghentikan langkah karena perempuan yang menggandengnya juga berhenti. Wajah pucat perempuan itu mulai terlihat dengan jelas di mata lelaki pemilik usaha garment itu. "Kamu kenapa, Baby?" tanya Orion yang sama sekali tidak mengetahui penyebab perempuan itu berlaku aneh seperti sekarang. Biasanya, perempuan yang sudah menjalin hubungan dekat dengannya selama setahun ini akan sangat antusias ketika diajak bertemu dengan para rekan kerjanya. Hal itu sangat membantu Orion dalam hal memuluskan rencana-rencana bisnisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia bisnis dan perempuan tidak bisa dipisahkan. Walau banyak rekan kerja lelaki tersebut yang sudah berkeluarga, tetapi tak jarang mereka juga membutuhkan perempuan lain untuk selingan di uar sana. Oleh karena itulah Orion memanfaatkan keberadaan sang perempuan untuk kasus-kasus tertentu seperti tadi.Si perempuan menggelengkan kepalanya. "Om, bisa nggak kalau aku nggak ikut menemui mereka?""Kenapa?" tanya Orion

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   103. Pertemuan Mengejutkan

    Happy Reading*****"Mami kenapa? Apa Mami nggk suka sama makanan yang Rara pesen?" tanya si kecil karena sejak tadi, Kiran cuma mengaduk-aduk hidangan yang ada di piringnya. "Eh, enggak, kok, Sayang. Mami suka sama makanannya." Kiran langsung memasukkan satu suapan nasi beserta lauk ke mulutnya. Namun, tatapan mata perempuan itu masih mengarah pada sang suami. Wijananto melirik putranya. "Mir, untuk meeting dengan Pak Rion pagi ini, kamu bisa bantu nemenin Papa, kan? Biar Mama sama Kiran shopping dan jalan-jalan sama Rara."Mendengar perkataan mertuanya, wajah Kiran yang tadi tampak mendung berubah cerah. Pasalnya, sang suami akan sibuk dengan pekerjaan dan dia bisa menikmati liburan bersama Naumira dan Laila."Kamu nggak keberatan, kan, Sayang?" tanya Amir memastikan sang istri baik-baik saja saat ditinggal bekerja. "Halah, paling yang keberatan itu kamu, Mir. Kalau Kiran kayaknya fine-fine aja ditinggal kerja. Bener nggak, Ran?" tanya Laila."Enggeh, Ma." Kiran menundukkan kepal

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   102. Menikmati Mainan Baru

    Happy Reading*****Suara bel yang begitu nyaring membuat bola mata Kiran bergerak. Sinar mentari masuk melalui celah gorden. Kiran melirik lelaki di sampingnya. Amir masih terlelap dalam tidur. Selesai melaksanakan salat subuh tadi, mereka melakukan aktivitas intim sekali lagi. Seolah mendapat mainan baru, Amir tak bosan-bosan bermain-main dengan istrinya. Kiran merapikan pakaiannya sebelum membuka pintu. Meminta sang suami untuk bangun, tetapi Amir cuma menjawab dengan dehaman saja tanpa berniat membuka mata sama sekali."Mami, ih. Kenapa lama sekali bukain pintu?" Naumira sudah mengerucutkan bibirnya, lucu. Di belakang si kecil tampak Wijananto dan Laila. Kiran tersenyum malu pada kedua mertuanya. Selama menikah dengan Amir, dia belum pernah bangun kesiangan. Namun, karena ulah sang suami yang terus mengerjainya, tubuh Kiran kelelahan hingga tertidur dan bangun kesiangan."Mami ketiduran, Sayang," jawab Kiran setelah beberapa waktu bingung harus menjawab apa.Laila mengedarkan pan

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   101. Gol Sesungguhnya

    Happy Reading*****Amir membuka mata ketika aktifitasnya tadi mulai mengusik pikiran. Penasaran mengapa lelaki itu belum bisa maksimal memberi kepuasan pada Kiran, sedangkan dirinya sudah mencapai puncak terlebih dahulu. "Apa senikmat itu hingga aku klimaks duluan sebelum memasukinya?" ucap Amir sendirian sambil membayangkan dan mengoreksi apa saja yang telah dia lakukan pada istrinya tadi.Hasrat itu kembali muncul apalagi ketika melihat belahan bukit kembar Kiran yang tidak tertutup sempurna. Amir pun mulai menciumi seluruh wajah sang istri. Kemudian turun ke leher, lebih turun lagi hingga menemukan puncak bukit kembar tersebut. Amir mulai menikmati puncak tersebut dengan segala kenikmatannya. Kiran melenguh kala sesuatu mengusik tidurnya. Rasa geli serta berbagai rasa lainnya seperti yang dialami sebelum tidur kembali. Mulai menggerakkan bola mata. Kiran mencium aroma sampo Amir. Dia yakin suaminya masih sangat penasaran dengan kegagalannya tadi. "Mass," panggil Kiran disertai

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   100. Berusaha Menjebol Gawang

    Happy Reading*****Kiran menatap wajah si kecil, inginnya dia marah. Namun, apalah daya, perempuan itu berpikir tentang psikis Naumira. Jika dia marah dan membentak, maka si kecil akan memiliki trauma. Kiran tidak akan membiarkan semua itu terjadi. Seperti yang dialaminya waktu masih kecil."Mami nggak akan marah kok, Sayang," jawab Amir, "ya, kan, Mi?" Menoleh pada istrinya yang terlihat melamun."Eh, iya. Mami enggak marah, kok, Sayang," jawab Kiran.Amir mengambil tangan Naumira dan menggendong, membawa si kecil ke ranjang. Menggelitik pinggang di kasur besar sampai bocah itu tertawa keras. Kiran juga mengikuti aksi suaminya menggoda Naumira. Keluarga kecil itu tertawa lepas, melupakan segenap permasalahan yang beberapa waktu lalu menghampiri. Suara bel menghentikan tawa mereka. "Bentar, biar Papi yang bukain." Amir turun dari ranjang dan membukakan pintu. Ketika itulah ucapan syukur terlontar keras dari bibirnya. Melihat kedatangan orang tuanya sudah seperti mendapat harta mel

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status