Share

70. Luka si kecil

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-02-09 09:18:38

Happy Reading

*****

Setelah menutup panggilan dari Laila. Amir tampak gugup dan bingung. Memandang ke arah gadisnya dan Nur secara bergantian. Berat sekali meninggalkan Kiran dengan keadaannya sekarang. Namun, dia juga tidak bisa membiarkan putrinya sendirian di rumah sakit.

"Ran, aku pulang sekarang. Rara masuk rumah sakit," pamit Amir. Dia sudah membulatkan tekad, kesehatan Naumira jauh lebih penting.

"Ya Allah. Kenapa sama Rara, Pak?" Kiran pun mulai ikut khawatir dengan si kecil. "Semalam keadaannya masih sangat baik. Mengapa sekarang masuk rumah sakit?"

"Kata Mama terserempet motor pas mau nyebrang. Aku pulang sekarang, Ran. Maaf nggak bisa nemeni."

"Iya, enggak apa-apa. Bapak mendingan pulang sekarang, kasihan Rara," kata Kiran.

Amir menyalami Nur dan lainnya. Lalu, berlari menuju parkiran setelah mendapat persetujuan Kiran.

"Rara itu siapa, Dik?" tanya Nur pada putrinya.

"Rara itu gadis kecilnya Pak Amir." Kiran mengembuskan napas panjang. Kembali teringat dengan permintaan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
pramudining
status mereka akan dijelaskan di bab selanjutnya. selamat membaca
goodnovel comment avatar
Andika Rahayoe
sebenernya statusnya amir sama rara itu apa?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   71. Ambigu

    Happy Reading*****Memeluk putranya dengan terisak, Laila kembali mengingat kenangan menyedihkan beberapa tahun silam. "Jangan salahkan dirimu. Semua terjadi di luar rencana kita. Inilah yang disebut musibah," nasihat Laila. Mengurai pelukannya, lalu menatap putranya dengan senyum yang dipaksakan. "Oh, ya. Gimana keadaan ayahnya Kiran?" Perempuan itu sengaja mengalihkan pembahasan supaya putranya tidak terus-terusan bersedih memikirkan keadaan Naumira. Amir menghela napas panjang. Teringat jika tadi meninggalkan Kiran dengan keadaan bersedih. "Kayaknya, sakit beliau makin parah, Ma.""Lho, kok, bisa?"Mengalirlah cerita Amir tentang keadaan Agus. "Lalu, bagaimana dengan Kiran?" Laila mulai penasaran."Alhamdulillah, Kiran mulai mau membuka hati untuk memaafkan ayahnya. Cuma, pas, aku tinggal tadi. Pak Agus sempat membisikkan sesuatu yang membuat Kiran kembali menjauhinya.""Bisikan apa, Mir?"Si bos menggelengkan kepala. "Aku juga nggak tahu pastinya, Ma. Tapi, Kiran terus berkat

    Last Updated : 2025-02-09
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   72. Resah karena Rindu

    Happy Reading*****"Nggak usah kaget gitu. Bukannya tadi, kamu sudah mengklaim adikku sebagai tunangan," goda Agung. "Iya, tapi tujuanku video call bukan untuk membahas masalah itu." Amir tersenyum canggung. Menggaruk-garuk kepala yang tak gatal."Lalu, apa tujuanmu video call?" tanya Agung, "Ayah, mau kalian menikah dalam waktu dekat. Lihatlah, Kiran sedang berbincang dengan beliau untuk membahas masalah ini.""Tapi adikmu belum setuju, Gung. Aku nggak mau memaksa. Aku telepon juga karena putriku yang pengen melihat wajah Kiran, bukan karena ingin menanyakan perihal lamaranku." Amir menghela napas panjang. Lengannya sudah ditarik-tarik oleh Naumira karena tak sabar ingin melihat wajah Kiran."Oke, bentar," kata Agung, "aku menunggu penjelasanmu tentang hal anak." Ponsel beralih pada Kiran setelah si sulung menyelesaikan kalimat terakhirnya. "Aku pasti akan menjelaskannya padamu. Akan ada waktunya, Gung."Wajah Kiran tampak di layar benda pipih pintar milik Amir. Gadis itu memaks

    Last Updated : 2025-02-09
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   73. Mendebarkan

    Happy Reading*****Pagi setelah salat Subuh, Amir mengetuk pintu kamar mamanya. Biasanya Laila sudah sibuk di dapur, tetapi hari ini, perempuan itu masih berdiam di kamarnya. "Ma," panggil Amir ketika ketukannya tidak direspon."Sebentar," ucap Laila dari dalam kamar. Kurang dari satu menit kemudian, perempuan paruh baya itu sudah membuka pintu. "Ada apa, Mir?""Ma, nitip Rara." Wajah Amir tampak gelisah. "Mau ke mana?""Kiran minta aku ke rumah sakit sebelum jam kerja. Katanya, Pak Agus ingin bertemu. Ada hal penting yang ingin beliau sampaikan. Tapi, aku nggak tenang nunggu sampai agak siangan. Jadi, aku mau berangkat sekarang.""Ya, sudah. Berangkat saja. Bentar lagi, Mama ke kamarmu." Laila segera menutup pintu kamar setelah putranya mengangguk. Amir kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil. Sebelum keluar, dia menciumi putrinya. Meminta maaf karena tidak bisa menemani tidurnya. Setelah berpamitan, lelaki itu langsung berangkat ke rumah sakit. Sejak semalam perasaanny

    Last Updated : 2025-02-10
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   74. Gamang

    Happy Reading*****Agung menoleh pada seseorang yang memanggilnya. "Sebentar, Dik," ucapnya pada si pemanggil yang tak lain adalah Kiran.Hilang sudah kesempatan Agung mendengarkan cerita Amir tentang Naumira. Putra sulung Agus itu menepuk lengan sahabatnya. "Kita lanjutkan pembahasan tadi, setelah ini. Status anak itu sangat penting bagiku untuk meneruskan keinginan Ayah," ujar Agung lirih.Amir mengangguk. Berdiri mendekati Kiran setelah Agung masuk ruang perawatan."Gimana keadaanmu, Ran?" Amir menatap gadisnya dari ujung kepala hingga kaki. Terlihat lelah dan juga sedih."Saya baik-baik saja, Pak." Kiran melirik arlojinya. Heran juga, sepagi itu si bos sudah datang menjenguk padahal dia meminta Amir datang sebelum jam kantor. "Kamu sudah sarapan? Kita keluar nyari makan, yuk!" ajak lelaki yang menggunakan kurta warna putih di depan Kiran. "Enggak usah, Pak. Saya masih kenyang." Kiran menunduk. Amir meraih pergelangan Kiran, menuntunnya untuk duduk di bangku yang di tempati ta

    Last Updated : 2025-02-10
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   75. Bukan Sekedar Kata, tapi Bukti

    Happy Reading*****Farel mendekati saudara perempuannya. Mengembuskan napas panjang, walau sedikit kecewa dengan perlakukan Amir tadi. Akan tetapi, dia tetap ingin berbaik sangka. "Mbak, kita tahu Mas Amir baik orangnya. Mungkin perempuan itu yang kelewatan. Seenaknya saja memanggil sayang padahal jelas-jelas Mas Amir marah," kata Farel. "Keraguanku enggak pernah salah, Dik. Dia orang yang kasar. Siapa pun cewek itu, enggak seharusnya dia kasar." Kiran memejamkan mata, merangkai memori pertemuan mereka pertama kali. Umpatan dan kata kasar yang terlontar dari Amir pada seluruh karyawannya. "Enggak ... Aku enggak bisa," ucap Kiran disertai gelengan. Agung memegang kedua pundak Kiran. "Dik, dengar ... dengarkan, Mas," pintanya. Kiran berhenti menggelengkan kepala, lalu menatap saudara sulungnya."Jika Amir kasar, nggak mungkin bisa merawat Naumira dengan baik. Ada saatnya dia berbuat kasar seperti tadi, Dik." Si sulung menjeda kalimatnya. Memberi ruang Kiran untuk berpikir jernih.

    Last Updated : 2025-02-10
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   76. Bahagia, tetapi Ragu

    Happy Reading*****Agung masuk terlebih dulu ke ruang perawatan. Sementara itu, Amir mulai menghubungi keluarganya. Tidak mungkin dia mengambil keputusan yang begitu besar tanpa berunding dengan Laila dan Wijananto. Walau dirinya sendiri sudah pasti setuju dengan permintaan saudaranya Kiran.Mengambil ponsel dari saku kurtanya, Amir mulai menghubungi sang kepala keluarga."Assalamualaikum. Halo, Pa," sapa si lelaki pada Wijananto."Waalaikumussalam. Ya, Mir. Ada apa?""Pa, keluarga Kiran memintaku menikahinya sekarang. Bagaimana ini?" tanya Amir terdengar gugup di telinga Wijananto. Sebelum menjawab putranya, Wijananto menghela napas kasar. "Piye tho, Mir? Harusnya kamu seneng. Ngapain jadi galau? Kamu panik, ya?" Setelahnya, Lelaki paruh baya itu terkekehan di seberang sana. Entah apa yang lucu. Tawa Wijananto justru membuat Amir makin gugup dan panik."Amir takut, Pa," ucap papinya Naumira, "takut ini cuma mimpi seperti kejadian waktu itu. Padahal, aku sudah berharap banyak. Pas

    Last Updated : 2025-02-11
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   77. Pinta Terakhir

    Happy Reading*****Agung mengusak kepala adik perempuannya yang tertutup jilbab. "Mana mungkin, Mas, punya nomor HP-nya Pak Wijananto," jawabnya, "Beliau yang telpon, Mas. Memastikan kebenaran ucapan Amir padanya."Semua percakapan kakak beradik itu terdengar oleh Amir. Dia melangkah mendekati si gadis. Hatinya susah mantap untuk menikahi Kiran. "Ran, kamu mau mahar apa?" tanya Amir membuat Kiran dan Agung saling pandang. "Mas," panggil Kiran pada saudara sulungnya. Agung cuma bisa menggerakkan kedua bahunya ke atas. Kiran tampak berpikir, menatap pada Agung, lalu berpindah pada ibunya dan mereka cuma mengedikkan kedua bahu. "Pastinya, saya meminta perlengkapan salat, Pak. Selain itu terserah Bapak mau ngasih apa," putus Kiran pada akhirnya. "Gung, gimana tuh?" kata Amir memainkan mata pada si sulung."Apa?" kata Agung, bingung. "Ya, terserah kamulah mau ngasih mahar apa. Adikku udah pasrah, tapi jangan sembarangan juga. Kamu 'kan orang kaya masak maharnya murah. Malu-maluin aj

    Last Updated : 2025-02-11
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   78. Status Baru

    Happy Reading*****Larangan seorang perempuan untuk tidak hadir dalam pemakaman rasanya cukup relevan. Bisa dibayangkan ketika mereka histeris, tentu akan mengganggu prosesi pemakaman seseorang. Beberapa saat setelah Kiran siuman, Amir pamit untuk turut serta memandikan jenazah sebagai pengganti istrinya.Sementara Laila dan Fitri menggantikan menemani Kiran yang masih lemah bersimbah air mata. Mereka terus menghiburnya sampai jenazah diberangkatkan ke pemakaman umum. Seberapa pun kebencian dalam diri istrinya Amir, rasa kehilangan itu jauh lebih besar apalagi mengingat detik terakhir kehidupan ayahnya. "Di saat terakhir hidupnya, beliau masih memikirkan aku dan segala kebahagiaanku. Maafkan, Kiran, Yah," rintih si gadis sambil terisak."Ikhlaskan semua, Ran. Beliau nggak akan suka dengan keadaanmu sekarang. Kalau sampai beliau tahu kamu menangis seperti ini, kasihan beliau," bisik Fitri menenangkan sahabatnya. "Benar kata Fitri, Ran. Ayahmu nggak akan tenang jika kamu terus merata

    Last Updated : 2025-02-11

Latest chapter

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   137. Terdesak

    Happy Reading*****Syaif dan Fitri saling pandang, sementara Amir dan lelaki paruh baya itu tertawa bahagia cukup keras."Om, bisa aja," kata Amir."Eh, jangan salah apa yang Om katakan tadi benar adanya, sesuai dengan isi hati dan pikirannya, Om. Papamu sebentar lagi akan nambah cucu. Lha, Om? Satu aja belum dapat," kata papanya Syaif membuat putra dan calon menantunya mengerucutkan bibir."Memangnya punya cucu itu ajang perlombaan. Papa ngawur aja kalau ngomong. Dulu, nikahnya aja udah kalah sama Om Wijananto. Jadi, wajar kalau punya cucu juga terlambat," protes Syaif tak mau dijadikan kambing hitam oleh orang tuanya."Ngeles aja kamu.""Om, saya nggak bisa kalau dua hari lagi," protes Fitri."Kalau nggak mau nikah dua hari lagi, ya, nikah nanti sore aja. Gimana?""Om, saya," kata Fitri kembali ingin memprotes sang calon mertua. Namun, kalimat itu tidak diteruskan karena ponsel sahabatnya Kiran tersebut berbunyi nyaring. Ada notifikasi pemberitahuan masuk. Seketika, kelopak mata Fi

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   136. Paksaan Menikah

    Happy Reading*****Fitri dan Syaif menoleh ke arah sumber suara secara bersamaan. Si lelaki menepuk kening sambil mengembuskan napas panjang. Jika sudah begini, dia pasti akan terkena nasihat sahabatnya. Fitri sendiri lebih memilih menundukkan kepala dengan tangan yang menarik-narik ujung kemeja Syaif."Ngapain, sih, balik lagi?" kata Syaif dengan wajah kesal."Kalau aku nggak balik. Kamu pasti makin menjadi-jadi sama Fitri. Awas aja aku laporkan pada Om dan Tante." Amir mengeluarkan ponsel, jemarinya mulai bergerak bermain di atas layar. "Dih, main lapor-lapor saja. Lagian, aku nggak ngapa-ngapain, kok, sama Fitri," sanggah Syaif masih dengan raut wajah kesal pada sahabatnya."Nggak ngapa-ngapain karena keburu kepergok. Coba kalau aku nggak datang. Kamu pasti udah nyosor ke Fitri. Pokoknya, aku mau lapor sama Om supaya kalian cepet dinikahkan. Aku nggak mau, ya, kantorku kalian pake untuk tempat mesum." Suara Amir mulai meninggi. Sebenarnya, dia sudah berniat untuk segera menyusul

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   135. Nyosor

    Happy Reading*****Amir menaikkan garis bibirnya, lalu menggaruk kepala yang tak gatal. "Mas, ih. Ditanya, bukannya jawab malah nyengir," gerutu Kiran yang tidak pernah tahu jika layanan spa yang dipesan adalah untuknya. "Nanti, kamu bakalan tahu. Kenapa suamimu ini memesan layanan spa. Sekarang, habiskan makanannya. Mas, mau bukain pintu dulu." Amir berdiri. Berjalan ke arah pintu untuk menyambut tamunya."Selamat siang, Pak. Saya dari layanan spa di hotel ini yang sudah Bapak pesan. Bisa kita mulai spa terapinya?" tanya perempuan dengan perkiraan usia sama dengan Kiran. "Sebentar," sahut Amir. Menoleh ke arah sang istri yang sudah menyelesaikan makan siangnya. "Sayang, kamu sudah siap untuk spa?""Lho. kok, aku? Bukannya yang mau spa njenengan?" Kiran menatap suaminya dengan bingung."Memang Mas yang pesan, tapi yang ngeluh capek kan kamu, Sayang. Jadi, Mas panggil layanan spa di hotel ini. Kalau nunggu kesempatan, kamu pasti nggak bakalan mau diajak ke salon apalagi kalau ada

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   134. Suami Idaman (1)

    Happy Reading*****Sedikit mendorong tubuh sang suami agar tidak mengubah keputusannya tadi, Kiran mengatupkan kedua tangannya."Mas, aku mohon beri sedikit waktu supaya tenagaku pulih. Nanti, kita bisa melakukannya lagi. Ya?" kata Kiran dengan wajah memelas agar suaminya tidak meminta haknya. Dia benar-benar capek dan butuh pemulihan."Makanya, jangan suka godain. Sudah tahu suamimu ini gampang banget terpancing kalau masalah begituan. Jadi, kenapa sayangnya Mas ini masih menggoda?" Amir mencolek dagu sang istri, lalu mengecup keningnya lembut. "Tapi, Mas janji. Hari ini, demi kesayangan. Mas, rela menahannya sampai kamu benar-benar siap."Kiran tersenyum dengan perkataan sang suami yang begitu pengertian, rasanya ingin mengecup bibir lelakinya sekali lagi, tetapi takut jika akan membangkitkan hasratnya lagi. Jadi, Kiran cuma bisa melemparkan senyumnya saja. "Aku mau mandi saja, gerah," kata Kiran untuk mengalihkan pembahasan mereka."Boleh ikut nggak sih, Sayang?" goda Amir disert

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   133. Jangan Egois

    Happy Reading*****Amir tersenyum lebar dan langsung memeluk sng istri, seolah-olah mereka sudah berpisah cukup lama. "Mas, lepas. Malu sama Mama," pinta Kiran sambil sedikit mendorong tubuh lelakinya. Amir terpaksa mengurai pelukan sang istri. Menatapnya penuh kekecewaan. "Malu kenapa, sih? Mas, nggak salah apa-apa. Lagian kita cuma pelukan nggak ngapa-ngapain juga."Laila cuma bisa tersenyum dengan tingkah manja Amir. Jika sudah seperti itu, maka si bos tidak akan memiliki rasa malu lagi. "Sudahlah, kalian pulang berdua saja. Mama sama sopir dan langsung menjemput Rara," putus perempuan paruh baya tersebut, memberi kesempatan pada keduanya untuk melepas rindu. Laila bukanlah mertua yang tidak bertoleransi, dia juga pernah muda dan pernah merasakan gairah sang suami yang begitu menggebu-gebu. Jadi jika Amir sekarang bersikap seperti itu, sudah tidak kaget lagi."Tapi, Ma. Aku tadi sudah janji sama Rara bakalan nganter jemput," kata Kiran antara keberatan dan tidak enak hati suda

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   132. Sang Pelakor

    Happy Reading*****Laila mencolek sang menantu, lalu berbisik. "Kamu kenal sama dia, Ran?"Istri Amir itu menggerakkan kepalanya ke bawah. Lalu, dia menoleh ke arah lelaki yang digandeng Rosa tadi. "Kabar baik, Mas. Gimana kabarnya Mbak Nonik?" tanya Kiran membuat dua insan yang sedang terlihat mesra itu tegang. Laila juga ikut tegang, matanya menyipit dengan alis yang hampir bertautan. "Apa maksud Kiran sebenarnya?" gumamnya dalam hati. "Aku nggak tahu gimana kabarnya sekarang, Ran. Kami sudah lama nggak ketemu," kata lelaki yang digandeng oleh Rosa tadi."Oh, kalian sudah berpisah?" tanya Kiran bermaksud memastikan hubungan sahabat masa kuliahnya dulu. Walau dia tidak dekat dengan perempuan yang sudah dinikahi lelaki itu, tetapi Kiran memiliki hubungan yang cukup baik. Waktu bertemu di reuni tahun lalu, Nonik dan lelaki itu masih terlihat mesra. Namun, sekarang si lelaki sudah menggandeng perempuan lain."Berpisah secara resmi belum, sih. Kami sedang proses perceraian," jawab s

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   131. Siapakah Dia

    Happy Reading*****Merasa menantunya diremehkan, Laila menatap orang yang berkata kasar tersebut dengan kasar. "Rosa?!" tanyanya sedikit terkejut ketika melihat gadis yang dulu pernah dijodoh-jodohkan dengan Amir ada di sekolah cucunya.Perempuan yang dipanggil namanya itupun membulatkan mata ketika melihat siapa yang menyebut namanya tadi. "Tante Laila?" tanyanya tak percaya akan bertemu dalam keadaan tidak mengenakkan seperti sekarang. "Ngapain kamu ada di sekolahannya Rara? Siapa anak ini?" Laila mengerutkan kening. Merasa aneh jika Rosa ada di sekolah Rara. Jelas sekali dalam keluarga sahabatnya tidak memiliki anak kecil seumuran Naumira."Pastinya nganter anak sekolah kalau sudah ada di sini. Memangnya kenapa?" Suara Rosa meninggi seolah sedang berbicara pada musuhnya. Sekarang, Laila baru menyadari jika apa yang dikatakan putranya, benar. Rosa tak sebaik yang terlihat. "Tante ngerti kalau datang ke sini pasti nganter anak sekolah. Cuma dia anak siapa? Bukannya, kakakmu, anak

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   130. Penjelasan Ribet

    Happy Reading*****Semua orang menepuk kening masing-masing mendengar permintaan Naumira. "Sekarang, bagaimana caramu menjelaskan padanya?" tanya Wijananto. Segera menggandeng tangan sang istri untuk meninggalkan Amir dan Kiran."Pa, kok, malah ditinggal gitu aja, sih," kata Amir yang mulai kebingungan untuk mencari alasan supaya putrinya mengurungkan niatnya semula. Laila dan Wijananto berbalik, keduanya menjulurkan lidah, mengejek sng putra mahkota. Akibat ulahnya sendiri, kini dia harus menjelaskan pada Naumira. "Suruh siapa pake alasan itu. Anakmu itu sudah mulai kritis, jadi pake alasan yang logis," kata Laila. "Yah, Mama," keluh Amir mulai frustasi karena belum menemukan cara ampuh untuk menjelaskan semuanya. "Jadi, gimana, Pi?" tanya bocah kecil dalam gendongan Amir. "Sayang," panggil Kiran membuat Amir dan Naumira menoleh padanya secara bersamaan. "Aku manggil Rara, Mas.""Kirain, Mas, Sayang." Amir menggaruk kepala, nyengir kuda karena sudah salah paham akibat panggila

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   129. Proses Pembuatan Adik

    Happy Reading*****"Cup ... cup," ucap Kiran sambil mengusap air mata yang membasahi si kecil. "Jangan nangis, dong, Sayang. Coba ceritakan dengan jelas. Kenapa Mami disebut jahat sama Rara?"Gadis kecil itu mencoba menghentikan tangisannya, tetapi tetap tidak bisa. Isakannya sesekali masih terdengar."Sini, sama Nenek," pinta Laila. Merentangkan kedua tangan agar si kecil mau pindah ke gendongannya. "Rara bisikin aja sama Nenek. Apa yang sudah Papi sama Mami lakukan hingga menyebut mereka jahat?"Naumira menatap Laila penuh kesedihan. Walau air matanya sudah berhenti mengalir, tetapi isakan itu masih ada. Jelas sekali jika si kecil sangat sedih. "Ran," panggil Laila. Tatapannya penuh selidik pada sang menantu. "Coba kamu ingat, apa yang sudah kalian lakukan sampai Rara seperti ini."Kiran cuma bisa menggelengkan kepala. Semalam setelah dari rumah Dokter Rini, jelas-jelas dia dan Amir langsung ke kamar dan tidak pernah keluar lagi sampai subuh. "Coba ngomong pelan-pelan, Sayang," p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status