Home / Romansa / Gadis Lugu Penakluk Bos Galak / 37. Candaan Menggemaskan

Share

37. Candaan Menggemaskan

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-01-27 17:18:42

Happy Reading

*****

Amir dan Kiran saling menatap, seperti di film-film yang menikmati kedalaman hati masing-masing. Terkejut sekaligus malu jika adegan mereka tadi terlihat Fitri dan Wijananto.

"Maaf, aku nggak tahu kalau ada Pak Amir di dalam," kata Fitri penuh penyesalan.

"Nggak papa, Fit. Ruangan ini kan milik kalian berdua," sahut Amir. Mukanya merah karena malu. Kiran sendiri masih tetap diam. Tidak berani menatap dia orang yang baru masuk ruangannya.

"Kakek ...." Naumira memanggil lelaki sepuh itu dan berlari ke pelukannya.

"Kalian sedang makan siang?" tanya Wijananto, menatap Amir dan Kiran bergantian. "Selesaikan dulu makan siang kalian. Setelah itu temui Papa di ruang meeting. Rara ikut sama Kakek, ya. Nanti, tak beliin pizza yang lebih banyak."

Fitri dan Wijananto keluar lagi meninggalkan keduanya dengan tersenyum. Kini, tinggallah mereka berdua di ruangan itu. Sekali lagi, Amir menyodorkan potongan pizza pada Kiran. Si gadis melotot malas.

"Anggap ini permintaan maafku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   38. Usaha Wijananto

    Happy Reading*****Amir mempercepat langkah supaya bisa menyejajarkan diri dengan Kiran. "Ran, tunggu, dong," pinta Amir. Walau langkahnya cukup lebar, tetapi belum bisa mengejar Kiran. Perempuan itu malah terkesan melarikan diri."Apa, sih, Pak. Kita sudah telat. Pak Wijananto pasti sudah memulai rapatnya. Jangan menjatuhkan reputasi saya, dong," protes Kiran.Walau Kiran terlihat kesal dan marah, tetapi Amir merasakan kebahagian tersendiri. Sesampainya di ruang meeting, banyak pasang mata yang menatap pada kedua orang yang baru saja datang. Bisik-bisik pun terjadi, jelas hal yang dilakukan pimpinan mereka di luar kebiasaan. Tidak pernah Amir telat saat rapat. Namun, sekarang lelaki itu terlambat sekali apalagi datang barengan dengan Kiran."Papa ngadain meeting mendadak banget," bisik Amir. Lelaki itu sudah duduk di samping Wijananto, sedangkan putrinya duduk agak jauh dari mereka. Naumira sengaja duduk terpisah dari para peserta rapat. "Papa baru inget kalau orderan di pusat ng

    Last Updated : 2025-01-28
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   39. Gara-gara Cicak

    Happy Reading*****"Keberatanmu Bapak tolak," sahut Wijananto. "Bapak tahu, kamu bukanlah tipe karyawan yang mencampuradukkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Kali ini pun, Bapak percaya kamu bisa mengesampingkan hal-hal pribadi itu."Kiran terdiam, tentu dia tidak akan menyanggah lagi. Kalau masalah ini diteruskan, bukan tidak mungkin Wijananto akan mengatakan masalah pribadinya dengan Amir di ruang meeting."Bagaimana, Ran. Apa kamu masih keberatan dengan keputusan Bapak tadi?"Menimbang banyak hal dan mendengar alasan Wijananto membuat Kiran mengangguk. Selesai dengan rapat mereka, Naumira mendekati sang gadis. Meminta gendong, bocah ini selalu mematuhi apa yang orang dewasa katakan. Ketika tadi Wijananto berkata untuk diam dan tidak rewel selama rapat berlangsung, dia lakukan semua. Kini, setelah rapat selesai barulah bocah itu merengek manja."Rara sama Kakek, ya. Mami Kiran lagi kerja sama Papi." Lelaki itu mengambil Naumira dari tangan Kiran dan menggendongnya dengan cepat.

    Last Updated : 2025-01-28
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   40. Goda Menggoda

    Happy Reading***** Semua kebutuhan u tuk orderan sudah berada di mobil. Amir dan Kiran siap meninggalkan kantor pusat. "Pak, saya duluan, ya," ucap sopir angkut kantor cabang. "Eh, Pak, tunggu," panggil Kiran, "saya ikut mobil Bapak saja."Bukannya menjawab, si sopir memelihara ke arah Amir. Mengerti tatapan si bos, sopir itupun berkata, "Nggak bisa, Mbak. Masak iya, Mbak Kiran duduk dempetan sama saya dan cowok lainnya."Menghela napas, Kiran pun mengurungkan niatnya. Kembali berbalik dan berjalan ke arah mobil Amir tanpa kata.Si bos tersenyum ruang. Mengacungkan jempol pada si sopir.Sesampainya di kantor jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Satu jam lagi waktunya seluruh karyawan pulang ke rumah masing-masing. Kiran meminta tim produksi mempercepat kerjanya agar barang yang dibawa bisa masuk ke gudang sebelum jam pulang. Dia mengingat perkataan Amir tempo hari yang melarang karyawan lembur jika tidak ada pemberitahuan resmi dari si bos. "Fit, usahakan semua barang masuk s

    Last Updated : 2025-01-28
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   41. Point' Plus

    Happy Reading*****Kiran terpaksa menoleh ke arah si bos. "Benar. Mana mungkin saya membohongi atasan. Pokoknya, Bapak tenang saja. Kami ikhlas lembur tanpa bayaran demi menyelesikan pekerjaan," ucapnya tegas."Oke," sahut Amir penuh semangat. Kalau begitu, apa yang bisa aku bantu?" Si gadis memberanikan diri menoleh sekali lagi. "Kalau niat bantu. Sebaiknya bantuin mereka aja angkat kain dan masukin ke gudang." Sengaja memang, Kiran melakukannya, ingin melihat kesungguhan ucapan sang atasan. "Oke. Sesuai permintaan," ucap Amir. Dia melepas arloji dan menggulung kurta yang dikenakan sampai siku. Mengeluarkan ponsel serta dompet dari saku dan memberikan pada Kiran. "Sebagai calon istri yang baik, kamu harus menjaga semua barang-barang ini. Aku bantu mereka dulu," ucap Amir tak lupa dengan kerlingan mata.Sedang ingin menggoda Kiran, baru beberapa langkah, Amir berbalik dan memanggil nama sang gadis. Mengecup tangannya sendiri dan meniupkan pada sang gadis. Kiran membuang muka, bib

    Last Updated : 2025-01-29
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   42. Desir Tak Biasa

    Happy Reading*****Sejak kejadian panggilan 'sayang' dari Amir, gosip santer tentang kedekatan Kiran kian berdengung. Degup jantung si gadis pun bertalu ketika sang atasan sering memberikan perhatian lebih dari sekedar karyawan biasa. Alarm tubuhnya untuk berhati-hati dan tidak menanggapi semua perlakuan tak biasanya dari Amir, seolah tak berfungsi kini. Hatinya bahagia dengan sikap sang atasan, tetapi perilakunya terkadang bereaksi lain. Marah pada diri sendiri sering kali menerpa Kiran. Dia benci pada reaksi hatinya ketika bertemu dengan Amir. Seperti saat ini, entah mengapa si gadis kecewa ketika berpapasan dengan si bos saat akan keluar makan siang, Amir tak menyapa seperti biasa. Lelaki itu melewati Kiran begitu saja.Lelaki itu bahkan tidak meliriknya sama sekali, sibuk dengan ponsel hingga siluetnya tak terlihat oleh Kiran."Tuh, kan. Cowok itu di mana-mana sama. Perasaannya gampang banget berubah. Dia pasti lagi nelpon cewek lain tadi, merayunya. Dih, apaan. Udah punya istr

    Last Updated : 2025-01-29
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   43. Adegan Romantis Berujung Tangis

    Happy Reading*****Rasanya, Amir ingin tertawa keras saat itu juga melihat wajah aneh gadisnya. Foto yang dikirimkan Ridho ke ponselnya tadi, dijadikan senjata bagi Amir. Modus banget memang lelaki itu. Demi ingin disuapi Kiran saja sampai memakai ancaman padahal dia hampir marah ketika rekan kerjanya tadi mengambil foto tanpa ijin. Namun, sekarang hasil jepretan itu malah dijadikan alasan untuk mendapatkan keinginannya. "Memang punya?" tanya Kiran setelah beberapa menit terdiam. Antara takut dan tidak percaya dia butuh kepastian kebenaran ucapan Amir. Namun, rasa takut Kiran jauh lebih besar. Pasti malu sekali jika omongan lelaki itu direalisasikan. Bagaimana mungkin Amir bisa memiliki fotonya yang ketakutan dan langsung memeluk erat. Jari Amir mulai berhenti mengetik, meraih ponsel yang diletakkan di sebelah keyboard. Beberapa detik kemudian, dia menunjukkan foto pada Kiran. "Lihat baik-baik siapa cewek di foto itu." Amir menunggu sebentar, melihat reaksi si gadis selanjutnya.

    Last Updated : 2025-01-29
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   44. Berusaha Keras

    Happy Reading*****"Coba, Papi hubungi dia, ya. Rara pengen main sama Mami?" tanya Amir membiasakan panggilan mami pada Kiran terhadap putrinya sesuai yang papanya katakan waktu itu.Naumira mengangguk. "Udah lama banget, Rara nggak main. Kemarin-kemarin, mau ke sini selalu nggak dibolehin sama Kakek. Katanya, Papi sama Mami sibuk.""Ya, udah. Rara turun dulu. Papi mau telpon." Walau hatinya sangat ragu, tetapi Amir tetap mencoba untuk menghubungi Kiran demi putrinya. Panggilannya ke ruang produksi terangkat. Suara Fitri terdengar menyapa indera Amir. "Kiran ada di sana, Fit?" tanya si bos."Ada, Pak. Bentar, ya." Diam beberapa detik hingga Amir mendengar suara Kiran yang begitu merdu di telinga. Sungguh, hanya mendengar suaranya saja, Amir sudah sangat bahagia apalagi jika nanti gadis itu mau menemani putrinya. Maka, jalan mendekatinya akan semakin terbuka lebar."Ran, Rara nyariin kamu. Dia pengen main sama kamu," kata Amir setelah beberapa saat terdiam."Maaf, Pak. Saya lagi si

    Last Updated : 2025-01-30
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   45. Kencan Pertama

    Happy Reading****Naumira mengamati papinya sejak tadi yang berganti-ganti baju. Hampir seluruh isi lemari lelaki itu, sudah dikeluarkan dan dicoba. Namun, belum ada pakaian yang dirasa pas untuk kencan pertamanya dengan Kiran. Gadis kecil itu sampai harus menghentikan permainannya dan fokus, hanya melihat tingkah aneh si papi. Sambil geleng-geleng, Naumira mulai tak tahan untuk bertanya."Papi mau pergi ke mana, sih? Ribet amat, dari tadi ganti-ganti terus bajunya. Kasihan Mbak Tun kerjaannya nambah. Tuh, lihat. Baju yang sudah diterima kusut lagi jadinya," ucap Naumira. Tatapannya aneh, melihat Amir dari ujung kaki hingga kepala. "Katanya pengen dibawain pulang Mami," kata Amir sambil merapikan lagi rambutnya yang sedikit berantakan. Dia sudah mendapatkan baju yang pas untuk digunakan menemui Kiran malam ini. "Mami artinya Tante Kiran, ya, Pi? Kata Kakek gitu," tanya Naumira yang diangguki oleh Amir. "Kapan mau dibawa pulang?" tanya Naumira lebih lanjut. Wajahnya berbinar ketik

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   132. Sang Pelakor

    Happy Reading*****Laila mencolek sang menantu, lalu berbisik. "Kamu kenal sama dia, Ran?"Istri Amir itu menggerakkan kepalanya ke bawah. Lalu, dia menoleh ke arah lelaki yang digandeng Rosa tadi. "Kabar baik, Mas. Gimana kabarnya Mbak Nonik?" tanya Kiran membuat dua insan yang sedang terlihat mesra itu tegang. Laila juga ikut tegang, matanya menyipit dengan alis yang hampir bertautan. "Apa maksud Kiran sebenarnya?" gumamnya dalam hati. "Aku nggak tahu gimana kabarnya sekarang, Ran. Kami sudah lama nggak ketemu," kata lelaki yang digandeng oleh Rosa tadi."Oh, kalian sudah berpisah?" tanya Kiran bermaksud memastikan hubungan sahabat masa kuliahnya dulu. Walau dia tidak dekat dengan perempuan yang sudah dinikahi lelaki itu, tetapi Kiran memiliki hubungan yang cukup baik. Waktu bertemu di reuni tahun lalu, Nonik dan lelaki itu masih terlihat mesra. Namun, sekarang si lelaki sudah menggandeng perempuan lain."Berpisah secara resmi belum, sih. Kami sedang proses perceraian," jawab s

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   131. Siapakah Dia

    Happy Reading*****Merasa menantunya diremehkan, Laila menatap orang yang berkata kasar tersebut dengan kasar. "Rosa?!" tanyanya sedikit terkejut ketika melihat gadis yang dulu pernah dijodoh-jodohkan dengan Amir ada di sekolah cucunya.Perempuan yang dipanggil namanya itupun membulatkan mata ketika melihat siapa yang menyebut namanya tadi. "Tante Laila?" tanyanya tak percaya akan bertemu dalam keadaan tidak mengenakkan seperti sekarang. "Ngapain kamu ada di sekolahannya Rara? Siapa anak ini?" Laila mengerutkan kening. Merasa aneh jika Rosa ada di sekolah Rara. Jelas sekali dalam keluarga sahabatnya tidak memiliki anak kecil seumuran Naumira."Pastinya nganter anak sekolah kalau sudah ada di sini. Memangnya kenapa?" Suara Rosa meninggi seolah sedang berbicara pada musuhnya. Sekarang, Laila baru menyadari jika apa yang dikatakan putranya, benar. Rosa tak sebaik yang terlihat. "Tante ngerti kalau datang ke sini pasti nganter anak sekolah. Cuma dia anak siapa? Bukannya, kakakmu, anak

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   130. Penjelasan Ribet

    Happy Reading*****Semua orang menepuk kening masing-masing mendengar permintaan Naumira. "Sekarang, bagaimana caramu menjelaskan padanya?" tanya Wijananto. Segera menggandeng tangan sang istri untuk meninggalkan Amir dan Kiran."Pa, kok, malah ditinggal gitu aja, sih," kata Amir yang mulai kebingungan untuk mencari alasan supaya putrinya mengurungkan niatnya semula. Laila dan Wijananto berbalik, keduanya menjulurkan lidah, mengejek sng putra mahkota. Akibat ulahnya sendiri, kini dia harus menjelaskan pada Naumira. "Suruh siapa pake alasan itu. Anakmu itu sudah mulai kritis, jadi pake alasan yang logis," kata Laila. "Yah, Mama," keluh Amir mulai frustasi karena belum menemukan cara ampuh untuk menjelaskan semuanya. "Jadi, gimana, Pi?" tanya bocah kecil dalam gendongan Amir. "Sayang," panggil Kiran membuat Amir dan Naumira menoleh padanya secara bersamaan. "Aku manggil Rara, Mas.""Kirain, Mas, Sayang." Amir menggaruk kepala, nyengir kuda karena sudah salah paham akibat panggila

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   129. Proses Pembuatan Adik

    Happy Reading*****"Cup ... cup," ucap Kiran sambil mengusap air mata yang membasahi si kecil. "Jangan nangis, dong, Sayang. Coba ceritakan dengan jelas. Kenapa Mami disebut jahat sama Rara?"Gadis kecil itu mencoba menghentikan tangisannya, tetapi tetap tidak bisa. Isakannya sesekali masih terdengar."Sini, sama Nenek," pinta Laila. Merentangkan kedua tangan agar si kecil mau pindah ke gendongannya. "Rara bisikin aja sama Nenek. Apa yang sudah Papi sama Mami lakukan hingga menyebut mereka jahat?"Naumira menatap Laila penuh kesedihan. Walau air matanya sudah berhenti mengalir, tetapi isakan itu masih ada. Jelas sekali jika si kecil sangat sedih. "Ran," panggil Laila. Tatapannya penuh selidik pada sang menantu. "Coba kamu ingat, apa yang sudah kalian lakukan sampai Rara seperti ini."Kiran cuma bisa menggelengkan kepala. Semalam setelah dari rumah Dokter Rini, jelas-jelas dia dan Amir langsung ke kamar dan tidak pernah keluar lagi sampai subuh. "Coba ngomong pelan-pelan, Sayang," p

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   128. Malam Panjang

    Happy Reading*****Kiran mundur, tubuhnya bergetar hebat ketika mendengar suara keras suaminya. Tersadar, Amir merengkuh tubuh istrinya dalam pelukan."Maafkan, Mas, Sayang," ucap si bos ketika menyadari kesalahannya yang sudah berkata keras tadi.Mengalungkan tangannya pada leher sang suami, Kiran menyembunyikan wajahnya. "Mas, aku cuma mau ngomong. Biar aku aja yang mimpin, tapi sepertinya njenengan enggak suka. Malah bentak tadi."Amir kembali membulatkan mata, tetapi bibirnya malah tersenyum, tak menyangka jika sang istri akan berkata demikian. Dia benar-benar salah sangka akan sikap Kiran. "Terus, sayannya Mas ini takut, ya, mendengar suara keras tadi?"Kiran menggeleng. "Takut, sih, enggak. Cuma agak syok aja. Kok, suamiku ini ternyata enggak bisa nahan keinginannya. Kalau enggak dituruti marah. Jadinya, persis kayak Rara." Perempuan mencubit pelan hidung Amir.Manja, Amir mulai menciumi bagian leher sang istri. Tangannya mulai bergerilya secara aktif memberikan rangsangan di t

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   127. Gelora Membara

    Happy Reading*****Semua orang tertawa mendengar balasan Farel pada saudara perempuannya. Namun, hal berbeda terjadi pada Agung. Lelaki itu mu lai merasa canggung ketika semua orang meninggalkannya cuma berdua dengan Rini. Seluruh keberanian bahkan semangatnya yang ingin terus berdekatan dengan dokter cantik itu mendadak lenyap karena menatap kecantikan sang istri. "Mas," panggil Rini. Dia sudah duduk, kembali ke tempatnya semula."Ya." Agung menatap perempuan yang baru dinikahinya itu dengan kagum. Seperti di film-film kartun jika sedang jatuh cinta yang akan terdapat gambar hati di kelopak mata ketika melihat orang yang dicintai. Maka, hal sama pun terjadi pada saudara sulung Kiran. Cinta itu begitu jelas terlihat di matanya ketika menatap sang istri."Njenengan nggak capek berdiri terus. Sini, duduk." Rini menepuk sisi kosong pada sofa yang didudukinya. Seperti sapi yang dicocok hidungnya, Agung menuruti semua perkataan sang istri. Tatapannya masih sama seperti, tadi bahkan mung

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   126. Pernikahan Kilat (2)

    Happy Reading*****Sebelum prosesi akad dilanjutkan, beberapa orang masuk dengan didampingi karyawan yang dipekerjakan oleh keluarga Rini. Ternyata sang pemilik rumah sengaja mengundang beberapa tetangga untuk menyaksikan prosesi pernikahan putri semata wayang mereka yang terbilang sederhana.Rini duduk di sofa terpisah dari Agung. Para wanita juga melakukan hal sama,mereka berkumpul di ruang tengah sambil menunggu Agung mengucapkan akad. "Baiklah karena semua ornag sudah hadir, kita bisa lanjut lagi prosesinya," kata sang penghulu yang mendapat angukan serta ucapan setuju dari semua orang.Agung benar-benar tidak menyangka jika pernikahannya akan berlangsung mendadak seperti pernikahan Kiran dan Amir. Dia sedih sekaligus bahagia. Sedih karena tidak bisa memberikan pernikahan yang berkesan dan bahagia karena statusnya sebentar lagi akan berubah menjadi suami.Setelah mengucap basmalah, papanya Rini mulai mengucap akad dipandu oleh sang penghulu yang duduk tepat di sampingnya. Tak bu

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   125. Pernikahan Kilat

    Happy Reading*****Agung mulai resah, pasalnya tidak pernah menyangka kalau akan ditodong dengan pertanyaan seperti tadi. Selain itu, dirinya juga tidak memiliki persiapan apa pun juga untuk menikah. Melihat ke arah ibunya, Nur cuma menjawab dengan senyuman. Mungkin sama seperti dirinya, perempuan paruh baya itu juga syok mendengar permintaan papanya Rini. Agung pun beralih menatap Kiran dan Amir, mereka berdua langsung menganggukkan kepala tanda setuju. Demikian juga dengan Farel, si bungsu juga mengangguk sebagai tanda persetujuan dengan rencana papanya Rini."Jadi, gimana Mas Agung?" tanya sang kepala keluarga, memastikan bahwa putri dimiliki oleh orang yang tepat ketika dia meninggalkan negaranya."Ehmm," gumam Agung sambil menggaruk kepala yang tak gatal."Gini aja, Gung. Kalau kamu ragu dengan mahar yang diberikan pada dokter Rini, kamu bisa memberikan cincin berlian yang tadi dibawa sebagai maharnya," saran Wijananto seolah mengerti keresahan hati sulung keluarga Kiran.Senyu

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   124. Rencana Tak Terduga

    Happy Reading*****Ketika sampai di rumahnya, Nur tidak diperkenankan sama sekali ikut berbelanja oleh-oleh yang akan dibawa ke rumah Rini. Sebagai gantinya, pihak keluarganya meminta bantuan Laila. "Kenapa, sih, Ibu nggak boleh ikut? Ibu, kan juga pengen memilih barang-barang yang akan diberikan pada calon istrimu, Mas," protes Nur pada putra sulungnya."Ibu di rumah saja, kan, belum benar-benar sehat. Nanti, kalau Ibu ikut nyari oleh-oleh terus kecapean dan sakit lagi. Mas, juga akan kena marah sama calon menantu Ibu. Kiran sama Farel pasti ikut memarahi, Mas," jelas Agung."Hmm, padahal calon menantu Ibu sendiri yang ngomong kalau kondisi Ibu sudah sangat sehat," protes Nur, masih kekeh supaya diperkenankan ikut berbelanja. "Kalau Ibu ikut kami berbelanja sekarang, nanti malam nggak bisa ikut ke rumahnya Dokter Rini, ya," sahut Kiran yang sudah berdiri di belakang saudara sulungnya. "Ibu sama Farel aja. Adik, nggak ikut, kok. Mbak Kiran juga nggak ikut," tambah si bungsu. "Kam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status