Share

41. Point' Plus

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-29 10:16:45

Happy Reading

*****

Kiran terpaksa menoleh ke arah si bos. "Benar. Mana mungkin saya membohongi atasan. Pokoknya, Bapak tenang saja. Kami ikhlas lembur tanpa bayaran demi menyelesikan pekerjaan," ucapnya tegas.

"Oke," sahut Amir penuh semangat. Kalau begitu, apa yang bisa aku bantu?"

Si gadis memberanikan diri menoleh sekali lagi. "Kalau niat bantu. Sebaiknya bantuin mereka aja angkat kain dan masukin ke gudang." Sengaja memang, Kiran melakukannya, ingin melihat kesungguhan ucapan sang atasan.

"Oke. Sesuai permintaan," ucap Amir. Dia melepas arloji dan menggulung kurta yang dikenakan sampai siku. Mengeluarkan ponsel serta dompet dari saku dan memberikan pada Kiran.

"Sebagai calon istri yang baik, kamu harus menjaga semua barang-barang ini. Aku bantu mereka dulu," ucap Amir tak lupa dengan kerlingan mata.

Sedang ingin menggoda Kiran, baru beberapa langkah, Amir berbalik dan memanggil nama sang gadis. Mengecup tangannya sendiri dan meniupkan pada sang gadis. Kiran membuang muka, bib
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   42. Desir Tak Biasa

    Happy Reading*****Sejak kejadian panggilan 'sayang' dari Amir, gosip santer tentang kedekatan Kiran kian berdengung. Degup jantung si gadis pun bertalu ketika sang atasan sering memberikan perhatian lebih dari sekedar karyawan biasa. Alarm tubuhnya untuk berhati-hati dan tidak menanggapi semua perlakuan tak biasanya dari Amir, seolah tak berfungsi kini. Hatinya bahagia dengan sikap sang atasan, tetapi perilakunya terkadang bereaksi lain. Marah pada diri sendiri sering kali menerpa Kiran. Dia benci pada reaksi hatinya ketika bertemu dengan Amir. Seperti saat ini, entah mengapa si gadis kecewa ketika berpapasan dengan si bos saat akan keluar makan siang, Amir tak menyapa seperti biasa. Lelaki itu melewati Kiran begitu saja.Lelaki itu bahkan tidak meliriknya sama sekali, sibuk dengan ponsel hingga siluetnya tak terlihat oleh Kiran."Tuh, kan. Cowok itu di mana-mana sama. Perasaannya gampang banget berubah. Dia pasti lagi nelpon cewek lain tadi, merayunya. Dih, apaan. Udah punya istr

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   43. Adegan Romantis Berujung Tangis

    Happy Reading*****Rasanya, Amir ingin tertawa keras saat itu juga melihat wajah aneh gadisnya. Foto yang dikirimkan Ridho ke ponselnya tadi, dijadikan senjata bagi Amir. Modus banget memang lelaki itu. Demi ingin disuapi Kiran saja sampai memakai ancaman padahal dia hampir marah ketika rekan kerjanya tadi mengambil foto tanpa ijin. Namun, sekarang hasil jepretan itu malah dijadikan alasan untuk mendapatkan keinginannya. "Memang punya?" tanya Kiran setelah beberapa menit terdiam. Antara takut dan tidak percaya dia butuh kepastian kebenaran ucapan Amir. Namun, rasa takut Kiran jauh lebih besar. Pasti malu sekali jika omongan lelaki itu direalisasikan. Bagaimana mungkin Amir bisa memiliki fotonya yang ketakutan dan langsung memeluk erat. Jari Amir mulai berhenti mengetik, meraih ponsel yang diletakkan di sebelah keyboard. Beberapa detik kemudian, dia menunjukkan foto pada Kiran. "Lihat baik-baik siapa cewek di foto itu." Amir menunggu sebentar, melihat reaksi si gadis selanjutnya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   44. Berusaha Keras

    Happy Reading*****"Coba, Papi hubungi dia, ya. Rara pengen main sama Mami?" tanya Amir membiasakan panggilan mami pada Kiran terhadap putrinya sesuai yang papanya katakan waktu itu.Naumira mengangguk. "Udah lama banget, Rara nggak main. Kemarin-kemarin, mau ke sini selalu nggak dibolehin sama Kakek. Katanya, Papi sama Mami sibuk.""Ya, udah. Rara turun dulu. Papi mau telpon." Walau hatinya sangat ragu, tetapi Amir tetap mencoba untuk menghubungi Kiran demi putrinya. Panggilannya ke ruang produksi terangkat. Suara Fitri terdengar menyapa indera Amir. "Kiran ada di sana, Fit?" tanya si bos."Ada, Pak. Bentar, ya." Diam beberapa detik hingga Amir mendengar suara Kiran yang begitu merdu di telinga. Sungguh, hanya mendengar suaranya saja, Amir sudah sangat bahagia apalagi jika nanti gadis itu mau menemani putrinya. Maka, jalan mendekatinya akan semakin terbuka lebar."Ran, Rara nyariin kamu. Dia pengen main sama kamu," kata Amir setelah beberapa saat terdiam."Maaf, Pak. Saya lagi si

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   45. Kencan Pertama

    Happy Reading****Naumira mengamati papinya sejak tadi yang berganti-ganti baju. Hampir seluruh isi lemari lelaki itu, sudah dikeluarkan dan dicoba. Namun, belum ada pakaian yang dirasa pas untuk kencan pertamanya dengan Kiran. Gadis kecil itu sampai harus menghentikan permainannya dan fokus, hanya melihat tingkah aneh si papi. Sambil geleng-geleng, Naumira mulai tak tahan untuk bertanya."Papi mau pergi ke mana, sih? Ribet amat, dari tadi ganti-ganti terus bajunya. Kasihan Mbak Tun kerjaannya nambah. Tuh, lihat. Baju yang sudah diterima kusut lagi jadinya," ucap Naumira. Tatapannya aneh, melihat Amir dari ujung kaki hingga kepala. "Katanya pengen dibawain pulang Mami," kata Amir sambil merapikan lagi rambutnya yang sedikit berantakan. Dia sudah mendapatkan baju yang pas untuk digunakan menemui Kiran malam ini. "Mami artinya Tante Kiran, ya, Pi? Kata Kakek gitu," tanya Naumira yang diangguki oleh Amir. "Kapan mau dibawa pulang?" tanya Naumira lebih lanjut. Wajahnya berbinar ketik

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   46. Ada Apa?

    Happy Reading*****Syaif melihat reaksi Kiran yang tak biasa, dia merasa bersalah. Namun,dia juga kasihan dengan sang sahabat. Jika masalah Amir dan Kiran tidak segera diselesaikan, maka salah satunya pasti akan terluka dan sakit. "Maaf, ya, Ran. Bukan maksudku membuatmu nggak nyaman dengan kehadiran Pak Amir," kata sang manajer HRD memulai aksinya membantu sang si bos. Menatap Kiran sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya.Sementara itu, Amir masih diam saja. Dia tidak berani membuka suara karena tidak mau jika gadisnya marah dan pergi."Aku lihat beliau di kasir sendirian tadi. Oleh karena kita saling mengenal satu sama lain, jadi aku tawarkan saja untuk bergabung. Pak Amir dan keluarga emang sering makan di sini, sih. Jadi, SMA sekali nggak ada unsur kesengajaan. Nggak papa kan, Ran?" Syaif menatap gadis yang masih betah menyembunyikan wajah dengan menunduk. "Rara sama Mama minta beli makanan di sini," tambah si bos menerangkan untuk meyakinkan perkataan Syaif pada Kiran."Ters

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   47. Pertemuan Amir dengan Farel

    Happy Reading*****Kiran mengikuti langkah Amir menjauhi restoran. "Duduk di depan, Ran. Aku bukan sopir," ucap Amir karena melihat Kiran membuka pintu bagian belakang. Kiran tak menjawab, tetapi langsung beralih ke sisi samping tempat Amir berdiri sekarang. Keduanya masuk bersamaan, sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing.Selama perjalanan menuju rumah Kiran, Amir sama sekali tidak mengajaknya ngobrol. Lelaki itu terus berpikir apa yang akan disampaikan oleh si pengirim chat. Apa yang terjadi dengan Agus sebenarnya. Semua pertanyaan itu memenuhi pikiran si bos. Sampai di halaman rumah si gadis, Amir tidak berniat untuk singgah. "Kapan-kapan aku mampir, Ran. Sampaikan salamku sama Ibu," pinta Amir.Kiran masih enggan membuka suara, hanya anggukan yang diberikan sebagai jawaban perkataan si lelaki. Namun, saay gadis itu sudah membuka pintu dan bersiap turun, dia menoleh dan berkata, "Terima kasih, Pak. Maaf, jika perilaku saya menyakiti Anda."Amir membalas perkataan Kira

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   48. Dilema Hati

    Happy Reading****Kiran masuk rumah dengan wajah tegang apalagi ketika Agung dan Nur duduk berdampingan di rumah tengah. Wajah keduanya juga tidak jauh berbeda seperti Kiran. "Duduk, Ran," pinta Nur. Wajah sedih dan bingung terlihat jelas menghiasi wajah perempuan paruh baya itu. "Ibu mau ngomong serius sama kalian berdua."Nur mulai menceritakan tentang keadaan Agus pada kedua anaknya. Reaksi yang ditampakkan Kiran dan Agung, hanya biasa saja. Entah di dalam hati seperti apa, Nur tidak pernah tahu."Ibu harap kalian mau menjenguk beliau. Umur seseorang, kita nggak pernah tahu. Bagaimana jika, ternyata ini kesempatan terakhir kita bertemu beliau," kata Nur. Membung muka agar kesedihannya tidak kentara pada kedua buah hatinya. "Apa Ibu juga akan menjenguknya jika kami melakukan perintah Ibu?" tanya Agung. Sementara Kiran, dia masih diam. Sedikit terkejut dengan keadaan lelaki paruh baya yang beberapa Minggu lalu sempat bertemu dengannya. "Mas, sudah waktunya kita memaafkan beliau.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   49. Seperti Batu

    Happy Reading****Amir menatap Farel setelah mengirimkan foto dan beberapa nasihat pada Kiran. Lelaki itu, kini menatap saudara lelaki pujaannya. "Aku sudah memberitahu keadaan Pak Agus pada Kiran. Semoga, pintu hatinya terbuka untuk datang menjenguk beliau," ucap Amir. Lelaki itu menunjukkan ponsel yang berisi foto dan chat yang dikirimkannya pada Kiran sebagai bukti bahwa dia tidak berbohong."Terima kasih, Mas. Semoga Mbak Kiran bisa luluh karena Mas Amir yang memintanya datang." Farel menangkupkan kedua tangannya di depan dada. "Nggak perlu sampai begini, Rel." Amir meraih tangan lelaki yang jauh lebih muda darinya dan menurunkannya. "Berdoa saja semoga di bisa luluh setelah melihat foto itu. Bagaimanapun juga Pak Agus adalah ayah kandungnya."Amir melirik arloji di pergelangan kiri, sudah hampir jam sepuluh malam. "Rel, Mas, pamit pulang, ya. Sudah malam, kalau menunggu beliau bangun, mungkin akan sangat terlambat aku pulangnya."Seperti tak rela jika lelaki yang akan menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31

Bab terbaru

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   155. Kabar Bahagia (TAMAT)

    Happy Reading*****Seluruh keluarga Wijananto telah berkumpul di meja makan untuk sarapan. Nasi goreng pesanan Naumira juga sudah terhidang walau bukan Kiran yang membuatkannya karena perempuan itu diminta Amir untuk menyiapkan semua keperluan suaminya. Walau semula, Kiran tidak begitu tertarik dengan nasi goreng pesanan Naumira. Namun, ketika melihat tampilan makanan tersebut, semuanya berubah. Kiran seperti menemukan harta Karun ketika mencium dan melihat aroma nasi goreng tersebut."Njenengan mau sarapan apa, Mas?" tanya Kiran sebelum mengambil nasi goreng yang cukup menggugah seleranya."Aku nasi putih, sayur bayam aja."Cekatan, Kiran mengambilkan apa yang disebutkan sang suami, sedangkan si kecil sudah mengambil nasi goreng terlebih dahulu. Jadi, Kiran tidak perlu melayaninya lagi.Selesai menyiapkan sajian untuk sarapan suaminya, Kiran ingin memindahkan nasi goreng ke piringnya. Baru akan menyentuh nasi goreng tersebut, perut perempuan itu bergejolak.Mual mulai menyerang kar

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   154. Curiga

    Happy Reading*****Belum sempat Kiran menjawab pertanyaan sang mertua, suara Amir terdengar menginterupsi."Ada apa, Ma? Pagi-pagi, kok sudah mengumpulkan mereka semua," tanya Wijananto dan Amir secara bersamaan.Kiran menarik tangan kanan sang suami, mencium punggung tangan tersebut penuh hormat. Beberapa detik kemudian, dia berbisik.Amir melihat semua pegawainya dengan muka malu. "Maaf, ya. Karena kesalahan saya, kalian kena omelan Mama.""Hah, maksudnya gimana?" tanya Laila dengan mata terbuka sempurna."Jadi, gini, Ma," ucap Amir yang menceritakan kejadian semalam bersama sang istri. Semua orang mendengarkan dengan baik kecuali Kiran yang menunduk dalam karena merasa bersalah telah membuat para pembantunya dimarahi Laila."Maafkan Kiran, ya, Ma. Sebenarnya, Kiran mau membereskan semua peralatan kotor, tapi sama Mas Amir nggak dibolehin. Kata beliau, keburu ngantuk. Jadi, kami langsung ke kamar untuk istirahat," jelas Kiran. Dia masih menunduk karena malu.Wijananto tertawa kera

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   153. Puyeng

    Happy Reading*****Amir melongo mendengar perintah sang istri. "Sayang, kan, kamu yang tadi ngomong lapar. Kenapa sekarang Mas yang kamu suruh makan? Ini gimana konsepnya? Mas nggak biasa makan sepagi ini, lho. Lagian, bentar lagi subuh dan jam sarapan sangat dekat.""Jadi, Mas, enggak mau makan masakanku?" tanya Kiran dengan suara bergetar."Bukan gitu, Sayang." Amir meremas rambutnya. Benar-benar bingung harus menjelaskan bagaimana pada sang istri. "Ya, sudah sini. Aku mau buang saja makanannya." Kiran mengambil kembali piring berisi cap cay dan juga es jeruk nipis dari hadapan suaminya.Amir bergerak dengan sangat cepat, merebut benda yang dipegang Kiran. "Oke ... oke. Mas akan makan semua ini, tapi dengan syarat.""Apa?" Kiran menatap sang suami dengan kening berkerut. "Kalau enggak ikhlas melakukannya, mending aku buang saja makanan ini.""Jangan, dong. Mas akan menghabiskannya asal kamu memenuhi syarat itu.""Cepetan ngomong. Apa syaratnya?" pinta Kiran. Perempuan itu tiba-tib

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   152. Terlalu Cinta

    Happy Reading*****"Aduh, kok, malah kenceng nangisnya?" Amir pun panik. "Pokoknya, kalau Mas enggak mau. Aku turun di sini saja. Aku mau jalan kaki ke supermarket itu terus nyari orang yang bisa buatkan aku tahu lontong," kata Kiran, ngaco.Amir meremas rambutnya, mulai bingung dan panik menghadapi sikap sang istri. "Jangan gitu, dong, Sayang. Oke, Mas bakalan masak untuk kamu, tapi kamu harus berjanji nggak akan marah kalau rasanya nggak sesuai harapanmu," kata lelaki itu."Terima kasih, Sayang." Kiran memeluk Amir dan mencium pipinya. Tangsinya pun terhenti bahkan kini wajah perempuan itu terlihat begitu bersinar.lHampir pukul dua pagi, Kiran dan Amir berbelanja di super market setelah mencari bahan-bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat tahu lontong khas bumi Blambangan. Melihat banyaknya sayur dan buah di hadapannya, indera Kiran berbinar-binar apalagi ketika melihat wortel dan kembang kol. "Mas, kayaknya aku pengen masak cap cay saja, deh," kata Kiran. Perempuan itu me

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   151. Keanehan Lainnya

    Happy Reading*****Melihat kepergian Amir, Kiran mulai panik. "Mas, maaf. Aku beneran enggak ingat di tanggal sepuluh, dua bulan lalu. Tapi, bukan berarti aku enggak sayang sama njenengan. Jangan kekanakan, dong, Mas," ucapnya supaya sang suami tidak marah lagi. Amir tidak menggubris perkataan Kiran, dia memilih melanjutkan langkahnya ke kamar mandi. Sengaja memang, supaya sang istri menyadari kesalahannya dan tidak mengatakan hal-hal yang tidak mengenakkan lagi.Bukankah pernikahan itu adalah ibadah terpanjang. Jadi, mana mungkin Amir akan dengan mudah melupakan ikrar suci yang sudah diucapkannya. Baru juga dua bulan pernikahan, tetapi Kiran sudah menuduhnya sembarangan. "Mas, kamu marah sama aku?" tanya Kiran, sedikit berteriak. Amir tak menjawab bahkan tidak menoleh pada Kiran sama sekali. Namun, bahunya sempat terangkat ke atas. "Mas, ih. Maafin aku," ucap Kiran sekali lagi. Tak tahan dengan sikap diam suaminya, perempuan itu turun dari ranjang walau tanpa menggunakan sehelai

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   150. Membalas Kemarahan Kiran

    Happy Reading*****Sang sopir menatap Amir dengan ketakutan. Tangannya bahkan bergetar ketika berusaha menghentikan sang tuan rumah. "Pak, tolong maafkan sikap istri saya. Dia mungkin lagi banyak pikiran, makanya ngomong kasar seperti tadi. Padahal Bapak kan tahu sendiri kalau Kiran itu nggak pernah suka jika ada suara keras," kata Amir.Sopir yang bernama Widodo itu mengangguk. "Sebenarnya, saya juga salah, Pak. Nggak seharusnya menuruti semua keinginan Mbak Rara. Benar kata Mbak Kiran," ucap lelaki paruh baya itu dengan suara bergetar dan kepala menunduk."Jadikan pelajaran saja, ya, Pak. Lain kali, sekiranya menurut Bapak permintaan anak saya agak keterlaluan, tolong ingatkan saja. Kalau Rara ngeyel, njenengan bisa menelpon saya. Biar saya yang menasihatinya. Mungkin itu saja, Pak. Njenengan boleh melanjutkan pekerjaan lainnya." Amir berusaha tersenyum walau pikirannya masih terus berputar pada perubahan sikap sang istri. Sepeninggal sopir tersebut, Amir menyusul istrinya ke kam

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   149. Serba Salah

    Happy Reading*****Tak mau masalahnya dengan sang istri membesar, Amir kembali melakukan panggilan pada Kiran. Namun, perempuan itu selalu menolak panggilannya. "Dia ini kenapa, sih?" tanya, menggerutu sendirian. "Nggak biasanya Kiran rewel gini. Apa aku melakukan kesalahan padanya, ya?""Dih, ngomong sendiri kayak orang gila. Kenapa?" Syaif sudah duduk di hadapan sahabatnya tanpa diketahui kedatangannya.Amir melirik sahabatnya yang kini sudah tidak bekerja di bawah kepemimpinannya. Lelaki itu saat ini sudah menjadi pemimpin di perusahaan papanya sendiri. "Kapan datang kok, aku nggak tahu?""Ya, karena kamu fokus sama ponsel dan ngomel sendiri. Makanya, pas aku buka pintu ruangan nggak denger. Kenapa, sih? Ada masalah sama Rara?"Amir menghela napas panjang, lalu menggelengkan kepala. "Terus?" tanya Syaif, penasaran. "Nggak mungkin kamu ada masalah sama Kiran?""Nggak ada masalah sama dia juga. Cuma, hari ini sikap Kiran tuh aneh banget. Dari pagi, dia kayak emosian terus. Barusa

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   148. Aneh

    Happy Reading*****"Hei, belum juga dia membuka cadar. Kenapa kamu sudah mengucap alhamdulillah seolah pilihanmu itu benar Fitri," sahut Wiranto."Pa, aku kenal betul suara istriku," sahut Syaif yang langsung mengarahkan tangannya membuka cadar si perempuan."Hei!" teriak semua orang."Aduh, maaf," ucap Syaif ketika mengetahui siapa perempuan di balik cadar tersebut."Kenapa? Apa dia istriku?" tanya Agung dengan mata terbuka sempurna. "Kamu lihat sendiri, deh. Maaf, ya, Gung." Syaif memasang wajah sedih penuh penyesalan.Di saat Syaif terlihat sedih, semua orang malah tertawa. Mereka tidak menyangka jika perempuan yang dipilih sang pengantin adalah istri orang lain."Ish, dasar. Nggak bisa mengenali istri sendiri. Pantas saja kamu selalu kalah dari Amir," celetuk mamanya Syaif. Agung bahkan memukul pelan lengan Syaif. "Gimana ceritanya kamu bisa mengakui istriku?""Habisnya, istrimu Makai cincin sama kayak yang aku belikan untuk Fitri," alibi Syaif untuk menutupi kesalahannya. Pa

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   147. Tanda Pengenal

    Happy Reading*****"Kamu masih yakin kalau dia, Kiran?" tanya Laila seolah mengerti kegalauan putranya setelah mendengar dehaman perempuan bercadar yang dipilih Amir. Papinya Naumira terdiam. Sorot mata fokus mengamati perempuan yang telah dipilihnya. Semua mata ikut menatap dua orang tersebut. Kini, bukan Syaif yang menjadi pusat perhatian semua orang, tetapi Amir dan perempuan pilihannya. Setelah beberapa detik mengamati, Amir kembali berkata, "Aku yakin dia istriku, Kiran, Ma. Nggak akan kubiarkan dia mengecohku.""Kalau sampai salah gimana, Nak? Kiran pasti marah," peringat Nur. "Insya Allah, nggak akan salah, Bu. Ayo buka!" perintah Amir tak terbantahkan bahkan tangannya sudah bersiap untuk membuka cadar perempuan tersebut. "Tunggu, Mir. Jangan gegabah. Kalau sampai salah, kamu pasti malu," bisik Agung. Amir menarik garis bibirnya dan menggelengkan kepala. "Insya Allah, aku nggak akan salah. Cintaku akan selalu menuntunku untuk bisa mengenali Kiran. Di mana pun dia berada

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status