Share

53. Perayaan Kecil

Penulis: rainaxdays
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-14 23:54:18
"Mansionnya kosong, tidak ada siapa pun di sana. Velvet bilang ibunya akan pergi ke Montgomery, tapi tidak, dia berbohong. Mereka pergi ke luar negeri, ke suatu tempat terpencil di Tigris. Kota kecil di mana Nyonya Beatrix berasal. Anak buahku masih mencari tahu detail lokasinya," jelas Dhruv seraya meletakkan sebuah amplop cokelat di atas meja.

Damian mengangguk dan menghela napas. Ia sudah tahu bahwa Velvet akan pergi ke tempat yang jauh setelah apa yang dia lakukan, tetapi siapa sangka dia dan ibunya malah kembali ke Tigris.

"Velvet mungkin mengira aku tidak akan bertindak lebih jauh, hanya karena pamannya telah datang untuk meminta maaf secara langsung," ucap Damian, mendengus. "Tentu saja aku tidak akan mengganggu organisasi keluarga mereka, tapi Velvet tidak akan lolos begitu saja."

"Apa saya harus ikut terjun, Tuan?"

"Tidak perlu. Saat kondisiku pulih, aku sendiri yang akan mencari tahu dan menemui wanita itu."

Dhruv mengangguk mengerti.

"Seharusnya aku tidak lengah, tapi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   54. Rencana Pernikahan

    Setelah piring-piring dibereskan dan semua orang tampak bersantai, Mirabesy kembali menaruh piringan hitam lain di atas gramofon. Musik jazz klasik mengalun di penjuru halaman. Meskipun bulan tertutupi awan hitam, tetapi bintang-bintang bertaburan memenuhi langit Hinton.Damian duduk di samping Bella, lalu memperbaiki jaket yang gadis itu kenakan. Udara cukup dingin malam ini dan ia tidak ingin Bella masuk angin. Mereka sudah berada di halaman selama tiga jam."Terima kasih," ucap Bella, tersenyum kecil.Damian mengangguk dan tanpa diduga mendaratkan satu kecupan di pipi Bella. Damian menatap tanpa rasa bersalah, sementara Bella dengan cepat mengedarkan pandang sekeliling.Dan benar saja, beberapa pelayan tampak memperhatikan mereka. Atau mungkin sejak tadi.Mereka jarang menghabiskan waktu berdua di luar mansion setelah Damian mengumumkan hubungan mereka. Para pelayan terlihat selalu penasaran jika melihat kebersamaan mereka. Damian sendiri selalu bersikap acuh tak acuh jika diperhat

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-17
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   55. Dansa Salju Pertama

    Suara musik terdengar sayup-sayup di telinga keduanya. Angin berembus dengan kencang, membelai wajah Damian dan Bella yang berdiri berhadapan. Bella mendongak menatap kekasihnya yang menunduk dengan senyum kecil menenangkan. Wajah Bella masih dipenuhi keterkejutan. Apakah yang dilontarkan Damian sebelumnya ... Apakah ia hanya salah dengar? Aku ingin kita menikah, Arabella Charlotte. "Kau ..." "Itu terlalu tiba-tiba, ya?" Bella menggeleng pelan, lidahnya terasa kelu untuk bicara. "Tidak, hanya ... hanya saja—aku hanya terkejut. Bukan berarti aku tidak ingin ..." "Aku tahu. Aku tahu, Sayang," kata Damian dengan suara lembut. Ia menangkup pipi Bella dan mendongakkan wajah gadis itu. "Aku mengatakannya karena melihat kebersamaan ibu dan ayah. Aku ingin merasakan hal yang sama. Sebuah ikatan bersama gadis yang kucintai." "Aku sudah menjadi milikmu," ucap Bella. Jantungnya berdebar begitu kencang sampai ia kira Damian bisa mendengarnya. Mata kelam Damian menatap dengan teduh dan Be

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   56. Masalah di Markas

    Bella dan Damian kembali ke mansion lewat pintu belakang.Pakaian mereka terasa lembab karena terlalu lama berada di bawah guyuran salju yang turun semakin banyak. Bella memeluk tubuhnya yang menggigil dan mengikuti Damian menyusuri lorong yang sepi.Sebagian besar lampu belum dinyalakan di bagian yang mengarah ke sayap timur. Sebagian besar orang masih berada di luar, tengah menikmati salju pertama yang turun di bulan Desember ini."Aku yang akan datang ke sini," ucap Damian sebelum bergegas menapaki tangga menuju kamarnya.Bella menatapnya dan tidak bisa menahan tawa melihat bagaimana Damian beberapa kali bergidik saat melangkahi tangga dengan langkah lebar.Bella sudah menyuruh Damian untuk masuk lebih awal, tetapi dia bersikeras untuk menemani Bella. Alhasil, ia jadi kedinginan dan tidak bisa berhenti menggigil ketika melintasi lorong. Setelah mandi, Bella akan ke dapur dan membuatkan teh jahe.Bella masuk ke kamarnya dan langsung pergi ke kamar mandi. Ia menyalakan keran air hang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-28
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   57. Belajar Menembak

    Perjalanan menuju tempat latihan menembak terbilang lancar. Mereka hanya melewati kemacetan kecil sebelum tiba di sebuah padang rumput yang sangat luas. Bella selalu memperhatikan jalanan, tetapi tidak ada lagi kejadian yang sama seperti sebelumnya. Ia menghela napas panjang dan berusaha mengubur harapan itu. Mobil Damian berhenti di depan sebuah bangunan kecil dan dia memberikan semacam kode pada pria kekar yang tengah berjaga. Pintu gerbang dibuka, lalu sebuah lapangan luas yang mengarah ke hutan terlihat dalam pandangan. Bella turun dari mobil dan memperhatikan beberapa papan target di sepanjang lapangan. Ia meremas tangannya, mendadak merasa gugup memikirkan apa yang akan ia lakukan. Ia akan belajar menembak. Damian telah menjelaskan dan mempratekkan bagaimana cara memegang pistol ketika mereka masih berada di mansion. Jenis pistol yang mereka gunakan adalah pistol semi otomatis yang merupakan favorit Damian. Katanya, pistol revolver cukup sulit untuk pemula, jadi Bella menur

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   58. Hadiah Ulang Tahun

    Perjalanan menuju tempat yang mereka tuju memakan waktu tiga jam lebih, padahal mereka melewati jalanan kosong tanpa hambatan apa pun.'SELAMAT DATANG DI NORFOLK!'Tertulis di sebuah palang yang menempel di pohon Sequoia. Mereka mulai memasuki perkotaan yang ramai, lalu tidak lama kemudian, Volvo Damian berhenti di depan sebuah toko yang tidak terlalu besar dibanding yang lainnya."Ayo," ajak Damian, membukakan pintu dan mengulurkan tangannya. Ia menyelipkan sebuah pistol kecil di saku belakang celananya, kemudian mereka melangkah ke dalam toko. Rupanya, itu adalah toko perhiasan.Bagian luar terlihat seperti toko makanan dengan gambar roti lapis dan salad, sementara bagian dalam dipenuhi lemari kaca yang berisi aksesoris dari emas dan perak."Selamat datang, Tuan dan Nyonya," ucap seorang pelayan perempuan dengan pakaian kuning yang licin dan sangat rapi, sepertinya mempresentasikan emas yang mereka jual. Ia menghampiri keduanya dan tersenyum manis. "Anda ingin perhiasan seperti apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   59. Permintaan

    Jantung Bella berdebar kencang oleh antisipasi perayaan ulang tahun yang akan Damian lakukan di tengah malam. Lima belas menit lagi sebelum jam menunjukkan pukul dua belas malam. Bella duduk di tepi kasur Damian sambil meremas tangannya yang terasa dingin. Ia tidak pernah merayakan ulang tahunnya. Terutama setelah menjadi budak di rumah Tuan Hugo, semua hari terasa sama saja. Tidak ada yang istimewa. Ia bahkan tidak punya waktu luang untuk sekadar bahagia. Ia tidak punya uang sepeser pun untuk membeli kue yang paling murah sekali pun. Tetapi sekarang... Bella duduk dengan gugup di tempatnya. Ruangan itu remang dan Damian sedang keluar untuk mengambil sesuatu. Bermenit-menit rasanya berlalu ketika alarm tengah malam berbunyi keras di atas nakas. Bella tersentak karena terkejut, kemudian apa yang terdengar selanjutnya membuat matanya terbuka lebar. Damian masuk ke kamar dengan membawa buket bunga mawar yang sangat besar, hampir seukuran tubuhnya. Sebuah kue cokelat berada di tanga

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-02
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   60. Pertama dan Terakhir

    Ini adalah pengalaman pertama baginya.Di hari ulang tahunnya.Jantung Bella berdebar tidak karuan ketika Damian melepas pakaian terakhir yang membungkus tubuhnya. Tatapan pria itu tidak lepas sedetik pun darinya, begitu intens hingga ia merasa Damian seolah berusaha melihat isi hatinya.Hanya satu orang, pikir Bella. Dalam hidupnya, hanya satu orang pria yang ia percaya dan cintai.Damian membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan merangkak di atasnya dengan perlahan. Napasnya terdengar memburu. Damian hanya menatapnya untuk waktu yang lama, sebelum membungkuk untuk memberi ciuman lembut di bibirnya."Peluk aku," pinta Damian.Bella melingkarkan kedua lengannya di leher pria itu, kakinya melingkari pinggangnya. Ia menatap ke dalam mata Damian yang membara oleh gairah dan sejuta sensasi terasa beterbangan dalam dadanya.Damian akan melakukannya malam ini. Menjadikannya miliknya. Untuk selamanya.Bella tidak akan pernah mencintai pria lain, jadi ia tidak merasa ragu sedikit pun.Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   61. Kedatangan Anggota Organisasi

    Warna putih memenuhi pandangan. Pohon, gerbang, rumput, istal, dan pegunungan dari kejauhan diselimuti oleh salju.Langit mendung dan udara menurun drastis, tetapi Bella tetap saja tersenyum lebar ketika membuka pintu menuju halaman belakang. Setelah kejadian semalam dan Damian yang tidak henti-hentinya membisikkan kata-kata manis ke telinganya, ia tidak bisa berhenti tersenyum.Suasana hatinya sedang berada di puncak hari ini.Ia menatap cincin di jari manisnya dan bibirnya secara otomatis tertarik membentuk senyum lebar. Seperti inikah yang dikatakan orang-orang di televisi? Bahwa cinta terkadang membuatmu merasa gila?Bella tertawa kecil dan menggeleng pelan. Ia bergidik ketika melangkah melewati pintu, meskipun mantel tebal dan syal yang ia pakai hanya memperlihatkan matanya saja. Musim dingin kali ini jauh lebih membekukan dari biasanya.Bella meraih sekopnya, lalu membersihkan sepanjang jalan setapak kecil yang terhubung ke gerbang. Para pelayan dan pengawal sibuk membersihkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15

Bab terbaru

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   135. Fluctuat Nec Mergitur

    Ya Tuhan.Apa yang selama ini telah terjadi pada Bella sampai dia tidak yakin eksistensi Damian sebagai sesuatu yang nyata?Air mata Damian tumpah, tangisnya mengencang dan wajah Bella berubah menjadi sendu.“Damian... jangan... menangis,” ucap Bella susah payah. Ia mencoba mengangkat tangannya, tetapi nihil. Ia tidak memiliki secuil pun tenaga untuk mengelap air mata di wajah Damian. Hatinya hancur melihat Damian yang selalu terlihat kuat, kini rapuh layaknya kaca.“Aku nyata, Sayang. Aku di sini, aku di sini untuk menyelamatkanmu. Aku minta maaf karena tidak bisa datang lebih cepat.” Damian terisak lebih keras dan menciumi wajah Bella. Bibirnya bergetar. “Bertahanlah Sayangku, kita akan ke rumah sakit. Semuanya sudah berakhir. Tidak ada lagi yang akan menyakitimu.”Rasanya seperti mimpi.Bella menatap wajah Damian, tetapi sulit. Pandangannya terkadang jelas, terkadang buram. Setiap kali ia mencoba membuka matanya lebih lebar, rasanya ada paku yang menusuk-nusuk matanya. Ia ingin men

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   134. Pertemuan dengan Bella

    “Wajahmu tertembak?”Martinez buru-buru mendekat melihat Damian yang muncul di lorong. Dia terus memegangi rahang kanannya yang telah dibalut kain secara asal-asalan. Tangannya berlumuran darah.“Ya, peluru Van. Kukira... kukira lidahku terpotong.” Damian meringis. Rasa sakitnya membuat wajahnya seolah akan terbelah. Ia tidak bisa berbicara tanpa denyutan nyeri yang mengikuti di belakang. “Tapi ternyata masih utuh. Tidak apa-apa, bukan organ vital. Bagaimana dengan yang lain? Apa masih ada yang tersisa?”Martinez menghela napas. “Semuanya sudah dibereskan. Tinggal Ymar dan Lester. Ymar pasti masih berada di rumah ini, dan Andrius sedang mencarinya. Soal Lester, kita akan menemukannya nanti,” jelasnya dengan suara serak. Ia kelelahan, pakaiannya compang-camping terkena tembakan, dan lorong itu tidak memiliki penghangat yang memadai. “Aku akan meminta para anggota untuk membersihkan rumah ini. Yang lain sudah berpencar untuk memeriksa semua ruangan. Bagaimana dengan Van?”“Sudah tewas.

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   133. Serpenquila VS Uncamord

    “Sial, sensornya bagus juga. Di mana dia mendapatkannya?”“Bukan saatnya untuk menanyakan itu, brengsek,” dengus Tyson pada Bogdan yang masih sempat-sempatnya bertanya tentang sensor yang Van gunakan di rumahnya.Setelah melumpuhkan dua penjaga yang berjaga di gerbang depan, Damian, Tyson, dan Bogdan menunggu aba-aba dari Martinez dan Andrius. Beberapa menit telah berlalu, tetapi tidak ada tanda apa pun yang terlihat. Damian berdiri dengan cemas, sudah tidak sanggup menahan diri lebih lama untuk menemukan gadisnya.Ia bersumpah akan membunuh mereka semua, jika ia sampai menemukan Bella dalam keadaan yang tidak ia inginkan.“Ck, kenapa lama sekali?” Bogdan menatap bingung. “Apa sebaiknya aku menyusul?”Damian hendak membantah ketika suara tembakan menggelegar mendadak terdengar. Mereka tersentak dan menatap ke dalam rumah Van.“Sepertinya mereka telah ketahuan. Ayo.” Damian membuka pengaman pistolnya dan bergegas berlari menuju pintu depan. Tyson segera mengikuti di belakang, sementar

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   132. Penyusup

    Bella termangu menatap tembok pucat di hadapannya. Beberapa hari telah berlalu sejak Lester datang menemuinya waktu itu. Tetapi, ia tidak bisa berhenti memikirkan ucapannya. Ibunya ada di sini. Di rumah ini. Di tempat yang sama dengannya. Apakah itu mungkin? Entah Lester bicara jujur atau hanya mengatakan kebohongan semata, pikiran itu terus menghantuinya. Ia merindukan ibunya. Setiap malam, ia memimpikan sebuah tangan ringkih yang membelai kepalanya dengan lembut. Senandung yang terlontar dari bibir wanita itu terasa sangat nyata, sampai-sampai Bella kira ia tidak sedang bermimpi. Apakah ini semua hanya pengaruh obat-obatan? Mereka menyuntiknya setiap hari, nyaris tidak membiarkannnya untuk bergerak seinci pun dari tempat tidurnya. Bella terus bertanya-tanya apakah ia akan mati di sini? Tubuhnya lemas, nyeri, dan pucat seperti mayat. Matanya bahkan terasa sulit untuk dibuka lebar-lebar. Ia tidak bisa mengangkat tangannya, apalagi menggerakan kakinya. Mungkin, berat bada

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   131. ‘Ibumu ada di sini’

    “Hei Putri Tidur, sampai kapan kau akan terus menutup matamu?”Sebuah guncangan terasa di pundak Bella, disusul suara yang tidak asing. Aroma alkohol menerpa penciumannya dan membuat hidung Bella berkerut.“Putri Tidur? Apa aku perlu menciummu agar kau mau bangun? Atau kau ingin berhibernasi seperti seekor beruang bodoh?”Suara kasar itu kembali menyerbu pendengarannya. Bella berusaha membuka kelopak matanya yang terasa berat, rasanya seolah ada lem yang menempel di sana.“Akhirnya Putri Tidur kita bangun juga,” kata Lester dengan seringai tipis. Ia duduk di tepi ranjang dan menatap Bella dengan saksama.Bella terperanjat dari tempatnya dan hendak bangun, tetapi seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia membuka mulut untuk bicara, tetapi hanya suara serak yang keluar.Ke mana suaranya pergi?Bella kira kondisinya telah membaik, tetapi mendadak saja ia merasa begitu lemas. Setelah pertemuan mengejutkannya dengan Van, ia sepertinya mengalami serangan panik dan pingsan.Ketika ia bangun, Lester

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   130. Hasil Tes DNA

    “Kau yakin ini hasilnya?”Van menatap hasil tes DNA dengan mata melebar tidak percaya. Ditatapnya Joseph yang mengangguk dengan ekspresi meyakinkan, sama sekali tidak ada keraguan di sana.Van tidak akan pernah meragukan Joseph, tetapi hasil di kertas ini...Bagaimana mungkin ini nyata?Van terduduk lemas di kursi dan menyentuh kepalanya yang terasa sakit. Dari semua hal yang telah ia usahakan setengah mati selama bertahun-tahum, bagaimana mungkin ia bisa melewatkan informasi sepenting ini?Bella adalah anaknya.Arabella Charlotte.Kekasih Damian, musuhnya. Bella yang telah ia siksa. Bella yang ia kira hanyalah bagian dari musuhnya. Bella yang ia jadikan sandera...Bagaimana mungkin dia adalah Bella yang selama ini ia cari? Malaikat kecilnya. Anaknya dengan Helena. Putrinya yang ia tinggalkan bertahun-tahun yang lalu...Bagaimana mungkin mereka adalah satu orang yang sama?Van memijat kepalanya dan terdiam untuk waktu yang lama. Fakta itu hanya membuatnya terguncang dengan perasaan ka

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   129. Pengkhianat Harus Dibungkam

    Damian menegakkan tubuhnya dan menoleh ke luar jendela. Matanya dengan awas meneliti sekitar.Ada sesuatu yang tidak beres.Intuisinya mengatakan bahwa ada seseorang yang tengah mengawasinya. Ia hanya berhenti untuk menerima telepon dari Andrius, tetapi rasanya seolah ada yang sedang mengintainya sekarang.Angin dingin berembus dari arah timur, menerbangkan rambutnya hingga jatuh ke dahi. Damian hanya terus menatap kaca spion mobil selama beberapa detik, kemudian kembali mengawasi sekitar dengan saksama.Pohon dan bangunan tua terbengkalai. Rainelle terlihat sepi tanpa penghuni, tetapi Damian yakin ada sesuatu yang tengah menunggunya jika ia melajukan mobilnya sekarang.Ia baru saja mengambil senjata di markas, dan berniat kembali ke mansion. Ia harus memberitahu ayahnya terlebih dahulu sebelum menyerang ke tempat Van. Waktunya semakin menipis, tetapi pergi tanpa persiapan apa pun sama saja dengan membunuh dirinya sendiri dan Bella.Damian tidak ingin membiarkan semuanya berakhir sia-

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   128. Kesepakatan

    “Anda tahu saya tidak akan memberikan informasi apa pun, bukan?” Valeriy bersandar di mobil rongsokannya dan menatap Damian. “Informasi yang kuberikan waktu itu sudah cukup. Sekalipun Anda memberikan senjata rakitan lagi, saya tetap tidak bisa.”Damian tahu bahwa Valeriy memegang teguh peraturan dalam organisasinya, tetapi ini tentang hidup dan matinya. Damian akan melakukan apa pun, meskipun itu berarti ia harus melanggar kode etik yang sepatutnya ia taati. Ia tidak peduli apa pun lagi selain menyelamatkan gadisnya.“Baiklah, saya harus pergi.” Valeriy sudah hendak berbalik ketika Damian melontarkan seutas kalimat yang membuatnya membeku di tempat.“Adikmu berada di penjara Alcatraz, bukan?”Valeriy berbalik dengan mata menyipit. Mulutnya terbuka, uap berembus keluar, tetapi dia seolah kehilangan kata-kata.“Aku bisa mengeluarkannya dari sana,” lanjut Damian.Valeriy terlihat goyah dan matanya menatap Damian dengan saksama. Ekspresi Damian keras dan tatapannya yang tajam menunjukkan

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   127. Pencarian Damian

    Damian terus mondar-mandir dengan gusar. Ia merasa akan meledak saat ini juga. Khawatir, tegang, takut, cemas, ngeri, marah, kesal, sedih, semuanya bercampur menjadi satu. Ia tidak bisa duduk diam, sementara gadisnya entah berada di mana dan dalam keadaan apa.Damian menggeram. “Apa komputer sialan itu sudah terhubung dengan pelacaknya?!”“Diam brengsek! Aku sedang berusaha!” Bogdan balas berteriak. Wajah memerah murka dan Martinez akhirnya bangkit berdiri.“Duduk, Damian.”Damian berdecak dan melemparkan tubuhnya ke kursi. Ia memijat sisi kepalanya yang berdenyut sakit dan menghela napas keras.Stres berat. Itulah yang ia rasakan. Ia tegang dan cemas sepanjang waktu. Ia tidak bisa berhenti memikirkan hilangnya Bella dan bagaimana ia bisa menemukan gadisnya. Sudah tiga hari berlalu, tetapi mereka belum mendapatkan lokasi pasti tempat di mana Bella berada.Tiap detik yang berlalu terasa membunuhnya. Tiap detik yang terbuang dan Damian merasa akan menggila. Bella masih berada di sana, d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status