Beranda / Romansa / Gadis Kesayangan Sang Mafia / 41. Hinaan Nyonya Mirabesy dan Velvet

Share

41. Hinaan Nyonya Mirabesy dan Velvet

Penulis: rainaxdays
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-27 22:45:57

"Bella? Nyonya Mirabesy memanggilmu di ruang tamu sayap utama."

Bella merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat mendengar hal itu. Ia bergegas memperbaiki tatanan rambutnya yang sempat kusut karena ketiduran, lalu bergegas ke ruang tamu.

Kenapa Nyonya Mirabesy memanggilnya? Apa yang ingin dia lakukan?

Bella meremat tangannya dan menyusuri lorong dengan perasaan cemas dan takut.

Nyonya Mirabesy tidak menyukainya, jadi kenapa ia mendadak memanggilnya?

Ia tidak bisa berhenti mengulang pertanyaan itu dalam kepalanya.

Begitu tiba di bukaan lorong, kecemasan Bella meningkat drastis saat bertemu pandang dengan Velvet yang duduk di sofa. Wanita itu dengan cepat tersenyum, tetapi ada sesuatu yang ganjil dari tatapan matanya.

Bella membalas senyumnya dan buru-buru menunduk. Ia lantas mendekat ke arah Nyonya Mirabesy. "Anda memanggil saya, Nyonya?"

"Ya, aku ingin kau melayani kami," ucapnya datar.

"Bibi, bukankah dia terlalu muda untuk menjadi seorang pelayan?" Tanya Velvet, menatap Bel
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   42. Jebakan

    "Damian?" "Ya?" "Apa kau baik-baik saja? Kau tidak terluka, 'kan?" Damian tidak bisa menahan senyumnya dan menunduk menatap Bella yang berbaring di atas kasur. "Aku baik-baik saja. Kau sendiri sedang sakit, tapi malah mengkhawatirkanku?" Bella menyentuh punggung tangan Damian dan tersenyum tipis. "Aku selalu khawatir jika kau pergi ke tempat-tempat yang berbahaya. Memangnya salah?" "Tidak salah, tapi perlakuanmu ini membuatku gemas ingin menciummu," katanya. Lalu mengikuti ucapannya, ia dengan cepat mencuri satu kecupan di bibir Bella. "Nah, seperti itu." Bella mencubit pelan punggung tangan Damian, sementara pria itu hanya terkekeh. Sedetik kemudian, dia pura-pura meringis kesakitan, dan ekspresinya membuat Bella tertawa. Bella membersihkan tenggorokannya dan terdiam menatap Damian. Sebenarnya, ia ingin bertanya mengenai kepergiannya ke penjara Alcatraz, tetapi diurungkan. Mungkin besok, pikirnya. Damian terlihat lelah dan ia tidak mau mendesak pria itu. "Semuanya baik-baik sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   43. Velvet Menggila

    Bella menatap sekeliling gudang yang berisi tumpukan kardus-kardus bekas dan beberapa rak kayu yang tidak terpakai. Semuanya telah berdebu dan dimakan rayap. Tidak ada jendela atau pun celah di gudang ini. Pintu telah dikunci dan kuncinya ada di saku dress Velvet. Bella berusaha untuk tidak panik agar ia bisa berpikir, tetapi rasanya tidak ada jalan keluar. Bella tahu bahwa Velvet membencinya, tetapi ia tidak menyangka kebenciannya sebegitu besar sampai wanita itu ingin melenyapkannya. Velvet memiliki bisnis ilegal yang dikelola bersama pamannya. Dibalik wajah cantik dan penampilannya yang glamor, tidak bisa dipungkiri bahwa dia adalah seorang mafia. Jika Velvet ingin membunuhnya, maka dia bisa melakukannya dengan mudah. Velvet membawa pisau, jadi Bella kira wanita itu ingin menyiksanya secara perlahan. Ketakutan menguasai Bella sampai tubuhnya gemetar hebat. Kedua kakinya terasa seperti jeli dan ia merasa akan muntah lagi. Ia terus memutar otaknya dengan keras, berusaha mencar

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   44. Waktu Berdua

    "Aku ingin belajar menembak." Damian menoleh mendengar ucapan Bella. Mereka sedang berada di perpustakaan dan tatapan Bella tertuju pada buku tentang 'Kehidupan Para Mafia di Sisilla'. Damian mendekat, melihat rasa penasaran yang terpancar di mata gadis itu. Setelah seharian murung, wajahnya tampak lebih cerah malam ini. "Setelah melihat beberapa buku, sepertinya sulit," ucap Bella, menatap Damian yang otomatis tersenyum kecil. Bella berusaha untuk bersikap normal sepanjang hari ini, seolah kejadian kemarin tidak pernah terjadi. Jadi, Damian tidak akan menghancurkan usaha gadis itu. Ia tahu bahwa masa lalu Bella di rumah Hugo tidak jauh dari siksaan, tetapi tetap saja apa yang dilakukan oleh Velvet telah mengukir luka baru di hati gadis itu. Damian tidak bisa memutar waktu untuk menyelamatkan Bella lebih awal, ia hanya bisa membuat kenangan baru untuk membahagiakan gadis itu. "Tidak juga. Ada orang yang hanya belajar tiga hari dan sudah mahir menembak. Tergantung usaha," ucap Da

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   45. Bella Melihat Ibunya

    Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, Bella telah bersiap. Sebenarnya, ia merasa gugup. Tetapi karena Damian akan bersamanya, ia mencoba untuk berpikir positif. Lagi pula, tidak mungkin juga selamanya ia akan tinggal di dalam ruangan. Mungkin suatu saat nanti, ia harus keluar sendiri untuk melengkapi kebutuhannya, jadi ia perlu membiasakan diri. Menarik napas panjang, Bella menatap refleksi wajahnya di cermin. Ia membubuhkan sedikit bedak untuk menutupi wajahnya yang pucat. Rambut panjangnya terurai di sisi wajahnya, menutupi sedikit bagian dari dahinya yang terluka. Iris hazelnya beralih menatap keluar jendela. Langit mendung dan angin kencang tidak henti-hentinya berembus. Damian memberitahu Bella untuk memakai dua lapis jaket karena udara dingin yang cukup ekstrim. Jika perhitungan Bella benar, maka besok, salju pertama akan turun. Bella sangat suka melihat salju turun. Meskipun dingin, tetapi di saat-saat seperti itulah ia memiliki banyak waktu bersama ibunya. Tuan Hugo d

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   46. Organisasi Misterius

    Damian tidak berhasil mengejar mobil van hitam tersebut. Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi dan menghilang di belokan setelah terowongan panjang yang mereka lewati. Damian sudah berputar-putar mengelilingi kota, tetapi ia tidak bisa menemukan mobil itu lagi. Padahal, sudah berminggu-minggu Damian mencari keberadaan ibu Bella, tetapi ketika kesempatan ada di depan mata, ia justru kehilangan jejak. Mobil van itu terlihat seperti mobil biasa tanpa ada hal yang mencolok mengenai suatu organisasi gelap, kecuali tulisan kecil yang ada di bawah plat mobil. 'Cammino con i miei piedi' Bahasa Italia yang berarti: 'Aku berjalan dengan kakiku sendiri'. Jika Damian tidak salah menafsirkan, maka kalimat itu berarti: 'Aku sukses karena kerja kerasku sendiri'. Sebaris kalimat itu terasa asing juga familier di saat bersamaan. Damian merasa pernah mendengar ungkapan itu, tetapi ia tidak ingat di mana. Rasanya sudah lama sekali. Laci ingatan tentang kejadian itu terasa seperti kabut, ia tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   47. Mabuk Bersama

    Pohon-pohon pinus yang baru tumbuh di belakang istal terlihat seperti kumpulan jarum yang ditancapkan ke tanah. Sinar bulan yang redup membuat bagian pucuk pohon tampak berkilau. Damian menatap pemandangan untuk sejenak, sementara jemarinya terus mengetuk-ngetuk pembatas balkon yang dingin. Damian tidak bisa berhenti memikirkan percakapan siang tadi. Jelas bahwa ayahnya pernah memiliki masalah dengan organisasi Italisa tersebut. Biasanya, dia akan membantu apa pun yang Damian inginkan. Tetapi siang tadi, ayahnya bahkan menyela sebelum ia sempat menjelaskan masalahnya. Damian sudah memberitahu Dhruv untuk mencari tahu informasi mengenai kelompok liar yang ada di sini. Ayahnya mengatakan bahwa organisasi itu telah bubar dan tersisa markas utama di Italisa saja. Jadi, ada dua kemungkinan mengenai ibu Bella. Helena akan dibawa ke Italisa atau dia diperjual-belikan oleh kelompok liar yang tersisa di sini. Pertama-tama, Damian perlu mengetahui apa masalah ayahnya sebelum mengambil tindak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   48. Aneh

    Mereka mabuk. Itulah yang terjadi. Tetapi bayangan kejadian semalam tidak bisa berhenti berputar di kepala Bella, meskipun ia berusaha keras untuk mengalihkan pikirannya. Bagaimana Damian menciumnya ... mulut dan tangan Damian di kulitnya ... tubuh kekar dan hangat yang menindih tubuhnya ... Semua itu terus terngiang di kepalanya. Bella langsung pergi ke kamarnya sebelum Damian bangun, sebab ia tidak tahu bagaimana cara menatap pria itu tanpa pipi yang terbakar panas. Bella membereskan kamarnya sejenak, kemudian pergi ke dapur. Selama sakit, ia tidak mengerjakan apa pun. Sekarang ketika kondisinya telah membaik, ia tidak bisa hanya terus bersantai. Mansion sangat sepi pagi itu, tidak ada satu pun pelayan yang terlihat. Bella baru menginjakkan kaki di ambang pintu dapur ketika suara heboh Verona memasuki pendengarannya. "Bellaaaaaaa! Akhirnya kau muncul juga!" Bella mengerjap-ngerjap menatap Verona yang terlihat begitu bersemangat. Verona dengan senyum yang telah mencapai teli

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   49. Damian Keracunan

    Velvet menyiapkan teh untuk Nyonya Mirabesy, Damian, dan Bella. Rasanya sungguh aneh. Bella tidak bermaksud untuk berpikiran buruk, tetapi bisakah seseorang berubah secepat itu? Dari apa yang Bella tahu, Velvet melakukan hal-hal kasar bukan karena dikuasai emosi saja, tetapi dia memang sering melakukan itu. Dilihat dari bagaimana Velvet memegang pisau, lalu mengingat statusnya yang merupakan seorang pemimpin organisasi, ia yakin Velvet bukan orang yang lemah-lembut. Bahkan hanya dari rautnya saja, Bella tahu kalau wanita itu memiliki keangkuhan setinggi langit. Ia mencoba berpikir bahwa Velvet mungkin saja telah berubah—sadar bahwa perilakunya memang buruk. Tetapi setiap kali Bella melihat senyum yang wanita itu lemparkan padanya, ia merasa ada sesuatu yang salah. Bella meremat tangannya dan menatap Damian yang duduk di seberang sofa. Wajah Damian masih diliputi kemarahan, tubuhnya bersandar dengan malas di sofa. Damian jelas masih menyimpan dendam, tetapi dia berusaha untuk tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07

Bab terbaru

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   135. Fluctuat Nec Mergitur

    Ya Tuhan.Apa yang selama ini telah terjadi pada Bella sampai dia tidak yakin eksistensi Damian sebagai sesuatu yang nyata?Air mata Damian tumpah, tangisnya mengencang dan wajah Bella berubah menjadi sendu.“Damian... jangan... menangis,” ucap Bella susah payah. Ia mencoba mengangkat tangannya, tetapi nihil. Ia tidak memiliki secuil pun tenaga untuk mengelap air mata di wajah Damian. Hatinya hancur melihat Damian yang selalu terlihat kuat, kini rapuh layaknya kaca.“Aku nyata, Sayang. Aku di sini, aku di sini untuk menyelamatkanmu. Aku minta maaf karena tidak bisa datang lebih cepat.” Damian terisak lebih keras dan menciumi wajah Bella. Bibirnya bergetar. “Bertahanlah Sayangku, kita akan ke rumah sakit. Semuanya sudah berakhir. Tidak ada lagi yang akan menyakitimu.”Rasanya seperti mimpi.Bella menatap wajah Damian, tetapi sulit. Pandangannya terkadang jelas, terkadang buram. Setiap kali ia mencoba membuka matanya lebih lebar, rasanya ada paku yang menusuk-nusuk matanya. Ia ingin men

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   134. Pertemuan dengan Bella

    “Wajahmu tertembak?”Martinez buru-buru mendekat melihat Damian yang muncul di lorong. Dia terus memegangi rahang kanannya yang telah dibalut kain secara asal-asalan. Tangannya berlumuran darah.“Ya, peluru Van. Kukira... kukira lidahku terpotong.” Damian meringis. Rasa sakitnya membuat wajahnya seolah akan terbelah. Ia tidak bisa berbicara tanpa denyutan nyeri yang mengikuti di belakang. “Tapi ternyata masih utuh. Tidak apa-apa, bukan organ vital. Bagaimana dengan yang lain? Apa masih ada yang tersisa?”Martinez menghela napas. “Semuanya sudah dibereskan. Tinggal Ymar dan Lester. Ymar pasti masih berada di rumah ini, dan Andrius sedang mencarinya. Soal Lester, kita akan menemukannya nanti,” jelasnya dengan suara serak. Ia kelelahan, pakaiannya compang-camping terkena tembakan, dan lorong itu tidak memiliki penghangat yang memadai. “Aku akan meminta para anggota untuk membersihkan rumah ini. Yang lain sudah berpencar untuk memeriksa semua ruangan. Bagaimana dengan Van?”“Sudah tewas.

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   133. Serpenquila VS Uncamord

    “Sial, sensornya bagus juga. Di mana dia mendapatkannya?”“Bukan saatnya untuk menanyakan itu, brengsek,” dengus Tyson pada Bogdan yang masih sempat-sempatnya bertanya tentang sensor yang Van gunakan di rumahnya.Setelah melumpuhkan dua penjaga yang berjaga di gerbang depan, Damian, Tyson, dan Bogdan menunggu aba-aba dari Martinez dan Andrius. Beberapa menit telah berlalu, tetapi tidak ada tanda apa pun yang terlihat. Damian berdiri dengan cemas, sudah tidak sanggup menahan diri lebih lama untuk menemukan gadisnya.Ia bersumpah akan membunuh mereka semua, jika ia sampai menemukan Bella dalam keadaan yang tidak ia inginkan.“Ck, kenapa lama sekali?” Bogdan menatap bingung. “Apa sebaiknya aku menyusul?”Damian hendak membantah ketika suara tembakan menggelegar mendadak terdengar. Mereka tersentak dan menatap ke dalam rumah Van.“Sepertinya mereka telah ketahuan. Ayo.” Damian membuka pengaman pistolnya dan bergegas berlari menuju pintu depan. Tyson segera mengikuti di belakang, sementar

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   132. Penyusup

    Bella termangu menatap tembok pucat di hadapannya. Beberapa hari telah berlalu sejak Lester datang menemuinya waktu itu. Tetapi, ia tidak bisa berhenti memikirkan ucapannya. Ibunya ada di sini. Di rumah ini. Di tempat yang sama dengannya. Apakah itu mungkin? Entah Lester bicara jujur atau hanya mengatakan kebohongan semata, pikiran itu terus menghantuinya. Ia merindukan ibunya. Setiap malam, ia memimpikan sebuah tangan ringkih yang membelai kepalanya dengan lembut. Senandung yang terlontar dari bibir wanita itu terasa sangat nyata, sampai-sampai Bella kira ia tidak sedang bermimpi. Apakah ini semua hanya pengaruh obat-obatan? Mereka menyuntiknya setiap hari, nyaris tidak membiarkannnya untuk bergerak seinci pun dari tempat tidurnya. Bella terus bertanya-tanya apakah ia akan mati di sini? Tubuhnya lemas, nyeri, dan pucat seperti mayat. Matanya bahkan terasa sulit untuk dibuka lebar-lebar. Ia tidak bisa mengangkat tangannya, apalagi menggerakan kakinya. Mungkin, berat bada

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   131. ‘Ibumu ada di sini’

    “Hei Putri Tidur, sampai kapan kau akan terus menutup matamu?”Sebuah guncangan terasa di pundak Bella, disusul suara yang tidak asing. Aroma alkohol menerpa penciumannya dan membuat hidung Bella berkerut.“Putri Tidur? Apa aku perlu menciummu agar kau mau bangun? Atau kau ingin berhibernasi seperti seekor beruang bodoh?”Suara kasar itu kembali menyerbu pendengarannya. Bella berusaha membuka kelopak matanya yang terasa berat, rasanya seolah ada lem yang menempel di sana.“Akhirnya Putri Tidur kita bangun juga,” kata Lester dengan seringai tipis. Ia duduk di tepi ranjang dan menatap Bella dengan saksama.Bella terperanjat dari tempatnya dan hendak bangun, tetapi seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia membuka mulut untuk bicara, tetapi hanya suara serak yang keluar.Ke mana suaranya pergi?Bella kira kondisinya telah membaik, tetapi mendadak saja ia merasa begitu lemas. Setelah pertemuan mengejutkannya dengan Van, ia sepertinya mengalami serangan panik dan pingsan.Ketika ia bangun, Lester

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   130. Hasil Tes DNA

    “Kau yakin ini hasilnya?”Van menatap hasil tes DNA dengan mata melebar tidak percaya. Ditatapnya Joseph yang mengangguk dengan ekspresi meyakinkan, sama sekali tidak ada keraguan di sana.Van tidak akan pernah meragukan Joseph, tetapi hasil di kertas ini...Bagaimana mungkin ini nyata?Van terduduk lemas di kursi dan menyentuh kepalanya yang terasa sakit. Dari semua hal yang telah ia usahakan setengah mati selama bertahun-tahum, bagaimana mungkin ia bisa melewatkan informasi sepenting ini?Bella adalah anaknya.Arabella Charlotte.Kekasih Damian, musuhnya. Bella yang telah ia siksa. Bella yang ia kira hanyalah bagian dari musuhnya. Bella yang ia jadikan sandera...Bagaimana mungkin dia adalah Bella yang selama ini ia cari? Malaikat kecilnya. Anaknya dengan Helena. Putrinya yang ia tinggalkan bertahun-tahun yang lalu...Bagaimana mungkin mereka adalah satu orang yang sama?Van memijat kepalanya dan terdiam untuk waktu yang lama. Fakta itu hanya membuatnya terguncang dengan perasaan ka

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   129. Pengkhianat Harus Dibungkam

    Damian menegakkan tubuhnya dan menoleh ke luar jendela. Matanya dengan awas meneliti sekitar.Ada sesuatu yang tidak beres.Intuisinya mengatakan bahwa ada seseorang yang tengah mengawasinya. Ia hanya berhenti untuk menerima telepon dari Andrius, tetapi rasanya seolah ada yang sedang mengintainya sekarang.Angin dingin berembus dari arah timur, menerbangkan rambutnya hingga jatuh ke dahi. Damian hanya terus menatap kaca spion mobil selama beberapa detik, kemudian kembali mengawasi sekitar dengan saksama.Pohon dan bangunan tua terbengkalai. Rainelle terlihat sepi tanpa penghuni, tetapi Damian yakin ada sesuatu yang tengah menunggunya jika ia melajukan mobilnya sekarang.Ia baru saja mengambil senjata di markas, dan berniat kembali ke mansion. Ia harus memberitahu ayahnya terlebih dahulu sebelum menyerang ke tempat Van. Waktunya semakin menipis, tetapi pergi tanpa persiapan apa pun sama saja dengan membunuh dirinya sendiri dan Bella.Damian tidak ingin membiarkan semuanya berakhir sia-

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   128. Kesepakatan

    “Anda tahu saya tidak akan memberikan informasi apa pun, bukan?” Valeriy bersandar di mobil rongsokannya dan menatap Damian. “Informasi yang kuberikan waktu itu sudah cukup. Sekalipun Anda memberikan senjata rakitan lagi, saya tetap tidak bisa.”Damian tahu bahwa Valeriy memegang teguh peraturan dalam organisasinya, tetapi ini tentang hidup dan matinya. Damian akan melakukan apa pun, meskipun itu berarti ia harus melanggar kode etik yang sepatutnya ia taati. Ia tidak peduli apa pun lagi selain menyelamatkan gadisnya.“Baiklah, saya harus pergi.” Valeriy sudah hendak berbalik ketika Damian melontarkan seutas kalimat yang membuatnya membeku di tempat.“Adikmu berada di penjara Alcatraz, bukan?”Valeriy berbalik dengan mata menyipit. Mulutnya terbuka, uap berembus keluar, tetapi dia seolah kehilangan kata-kata.“Aku bisa mengeluarkannya dari sana,” lanjut Damian.Valeriy terlihat goyah dan matanya menatap Damian dengan saksama. Ekspresi Damian keras dan tatapannya yang tajam menunjukkan

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   127. Pencarian Damian

    Damian terus mondar-mandir dengan gusar. Ia merasa akan meledak saat ini juga. Khawatir, tegang, takut, cemas, ngeri, marah, kesal, sedih, semuanya bercampur menjadi satu. Ia tidak bisa duduk diam, sementara gadisnya entah berada di mana dan dalam keadaan apa.Damian menggeram. “Apa komputer sialan itu sudah terhubung dengan pelacaknya?!”“Diam brengsek! Aku sedang berusaha!” Bogdan balas berteriak. Wajah memerah murka dan Martinez akhirnya bangkit berdiri.“Duduk, Damian.”Damian berdecak dan melemparkan tubuhnya ke kursi. Ia memijat sisi kepalanya yang berdenyut sakit dan menghela napas keras.Stres berat. Itulah yang ia rasakan. Ia tegang dan cemas sepanjang waktu. Ia tidak bisa berhenti memikirkan hilangnya Bella dan bagaimana ia bisa menemukan gadisnya. Sudah tiga hari berlalu, tetapi mereka belum mendapatkan lokasi pasti tempat di mana Bella berada.Tiap detik yang berlalu terasa membunuhnya. Tiap detik yang terbuang dan Damian merasa akan menggila. Bella masih berada di sana, d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status