Share

21. Perpustakaan

Penulis: rainaxdays
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-13 23:59:23
"Kalau kau memang ingin bekerja, lakukan yang ringan saja. Tapi jangan pernah merendahkan dirimu."

Bella terdiam. Ia menatap lembayung yang menggantung di langit, burung-burung terbang di bawah siraman sinar matahari, kembali ke sarangnya. Bella tidak ingat kapan ia pernah menikmati pemandangan di sore hari, ketika yang ia lakukan hanya mencabut rumpur liar di halaman Tuan Hugo.

"Bella?" Panggil Damian, membuyarkan lamunan gadis itu.

Bella masih enggan menatap pria itu saat bicara dengan suara pelan, "Aku hanya ... seorang pelayan. Dan kau adalah majikanku."

Damian menghela napas untuk kesekian kalinya. "Aku tidak menganggapmu sebagai pelayan. Status tidak penting untukku. Anggap saja aku sebagai teman masa kecilmu yang dulu---tidak ada batasan di antara kita."

Damian menjalin tangan mereka dan Bella mau tak mau menatap pria itu. Ekspresinya begitu serius, dia terlihat tidak ingin dibantah. Namun, ada kebimbangan dan permohonan dalam matanya, berharap Bella menyetujui keinginannya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   22. Asumsi

    Bella baru mengambil dua buku. Semuanya adalah buku pelajaran. Mereka telah mengelilingi perpustakaan selama 15 menit dan Bella hanya melihat-lihat. Ia menghindari bagian novel romansa, merasa agak lega karena Damian tidak menyadari alasan dari pipinya yang memerah. Bella berjalan kembali ke bagian depan perpustakaan ketika sebuah buku menarik perhatiannya. Label atas tertulis 'Sejarah'. Ia berjinjit dan mengulurkan tangan untuk meraihnya, tetapi Damian mendadak muncul di belakangnya. Posisinya begitu dekat hingga Bella bisa merasakan panas tubuhnya. Ia menahan napas tatkala Damian mencondongkan tubuhnya untuk meraih buku itu. Dagunya tidak sengaja mengenai puncak kepala Bella. Aroma cologne-nya menguar. Ketika Bella mendongak, pria itu tampak menjulang di hadapannya. Damian melangkah mundur dan menyodorkan bukunya pada Bella. Dia mengamati sampulnya sekilas. "Kau tertarik dengan buku ini?" "Sampulnya menarik," jawab Bella, ikut mengamati bukunya. Matanya menyipit ketika berusaha m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-14
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   23. Nyonya Beatrix

    Pagi ini katanya ada tamu penting yang akan datang.Bella telah membersihkan sayap timur setelah Damian pergi dan menyusul para pelayan yang berkumpul di halaman depan. Mereka sedang menghias jalan masuk dengan bunga mawar dan daun maple.Bella hanya sempat membantu sedikit, ketika Nyonya Mochelle menyuruh mereka semua untuk kembali ke mansion. Katanya, tamunya akan segera datang.Bella berjalan ke dapur, tetapi Erina dan Verona malah mengajaknya ke bagian paling ujung sayap utama yang merupakan sebuah rooftop. Pemandangannya langsung mengarah ke halaman depan. Apa mereka berniat untuk mengintip apa yang terjadi?Gerbang terdengar dibuka, lalu raut Erina dan Verona langsung saja berubah menjadi antusias. Terlihat sebuah mobil Lincoln hitam memasuki halaman."Mereka sudah datang!" Sahut Erina dengan senyum lebar. Verona mengangguk dengan semangat. Keduanya menyatukan tangan dan terlihat akan melompat-lompat di tempat saking senangnya.Bella menatap tidak mengerti. Kemudian, Erina menco

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   24. Percakapan dengan Dhruv

    Bella pergi ke gerbang depan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Nyonya Mochelle. Sebuah keranjang hitam yang penuh dengan tanaman daun sendok terlihat di samping pintu masuk gerbang, lantas Bella segera mengangkatnya. Ia memeluk keranjangnya dan melirik dua penjaga bertubuh kekar yang berdiri tidak jauh dari pintu masuk. Sebuah pistol terselip di pinggang mereka.Manik Bella berpaling ke pemandangan di luar gerbang. Pohon-pohon tinggi berjejer memenuhi pandangan, daunnya lebat dan membentuk kanopi. Bella maju beberapa langkah dan memperhatikan lebih jauh. Matanya terpaku pada jalan menurun yang familier—seketika membuatnya teringat dengan jalan di rumah majikan lamanya.Kejadian malam itu menghantamnya. Terutama bayangan pria yang membiusnya dan menjualnya ke tempat pelelangan. Bella melangkah mundur secara otomatis, tidak memperhatikan jalan, sampai-sampai punggungnya menabrak sesuatu—seseorang."Nona Bella?"Suara Dhruv memasuki pendengaran Bella.Gadis itu berbalik badan dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-16
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   25. Mengulang Masa Lalu

    Bella pergi ke halaman belakang tempat di mana ia bertemu dengan Damian sebelumnya. Pria itu terlihat di aula utama, sedang berbincang dengan orang tuanya dan Nyonya Beatrix. Duduk di bangku panjang, Bella menatap awan gelap yang bergerak perlahan di langit. Sekarang baru pukul dua siang, tetapi udara begitu dingin setelah hujan deras yang mengguyur. Di waktu luang seperti ini, Bella seharusnya menyelesaikan buku-bukunya. Caranya membaca sudah mulai lancar dan ia tidak lagi terbata-bata ketika mengeja huruf demi huruf. "Nona Bella? Anda di sini lagi?" Dhruv muncul entah dari mana sambil membawa kantong plastik hitam di tangannya. Ia menempatkan diri di samping Bella. Bagian ujung kantongnya terbuka sedikit, memperlihatkan daun-daun kering yang Bella tebak adalah ganja. "Mmm ya, hanya menikmati pemandangan," jawab Bella sekenanya. Ia tidak mau mengakui bahwa ia berharap Damian datang ke sini. "Kau sendiri?" "Aku ingin pergi ke markas." Ia mengangkat kantong plastik di tangannya. "

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   26. Percikan di Hatinya

    Bella berjalan dengan semangat menuju istal setelah memetik banyak semanggi. Ia terlalu antusias dan berjalan tergesa-gesa sampai tidak melihat kubangan kecil di depannya. Kaki Bella tergelincir dan wajahnya akan mencium tanah jika Damian tidak segera menangkap lengannya.Pria itu membantunya untuk berdiri tegak. "Hati-hati.""Terima kasih," ucap Bella, agak malu.Damian tersenyum menatapnya, kemudian memutuskan untuk berjalan di depan. Bella mengikutinya, kali ini memperhatikan jalan. Namun, sepertinya kesialan tidak menginginkannya lolos begitu saja. Bella tidak tahu apa yang ia injak dibalik rumput, begitu licin hingga ia terpeleset. Refleksnya terlalu lambat dan kali ini tidak ada yang menangkapnya. Tubuhnya terjerembap ke belakang, bokongnya yang paling dulu menghantam tanah.Damian langsung menoleh mendengar pekikan Bella. Ia terdiam menatap si gadis, kemudian tidak bisa menahan tawanya ketika menyadari apa yang terjadi. Ia mengulurkan tangan dan Bella menerimanya dengan wajah

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   27. Pertunangan Damian

    Nyonya Beatrix kembali datang pagi ini. Kali ini tidak sendiri, melainkan bersama wanita muda yang sangat cantik. Tidak lain adalah putrinya. Rambut wanita itu pirang berkilau, diikat tinggi dan dibuat bergelombang di bagian ujungnya. Tubuhnya semampai, dibalut dress hitam selutut yang memperlihatkan sedikit belahan dadanya. Dia jauh lebih tinggi dari Bella. Garis matanya tampak tajam, dia mengamati mansion seperti yang dilakukan ibunya sebelum melangkah ke dalam. Apakah dia yang bernama Velvet? Perempuan yang dibicarakan oleh Nyonya Mirabesy dan Nyonya Beatrix? Bella mengalihkan pandangannya ketika Nyonya Mochelle muncul. "Bella, ikutlah berkumpul di dapur jam sebelas nanti. Akan ada pembagian hadiah untuk para pelayan." "Ya, Nyonya," sahutnya. Nyonya Mochelle mengangguk dan berlalu pergi. Sang kepala pelayan tampak sangat sibuk sejak matahari terbit. Mungkin untuk menyambut kedatangan Nyonya Beatrix dan putrinya. Bella mengambil beberapa tangkai mawar yang telah ia petik, lalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   28. Rumit

    Damian akan bertunangan. Damian akan bertunangan dengan wanita cantik yang datang pagi tadi. Bella menatap Damian yang berdiri di hadapannya, menatapnya dengan banyak emosi. Tetapi pria itu lebih terlihat bingung dan sedih. Bella terdiam di tempat, tidak tahu harus mengatakan apa. Ia terlalu terkejut dengan informasi itu. Belum lama ia menyadari perasaannya sendiri, dan kenyataan justru menghempasnya seperti debu di jalanan. Ia kira perasaannya tidak seberharga itu. Ia hanya seorang pelayan. Jika Damian akan bertunangan, maka Bella tidak punya hak untuk mempertanyakan hal itu. Ia harusnya memberi ucapan selamat. Tetapi kenapa Damian terlihat kalut? Dia tampak bahagia ketika bicara dengan wanita itu. Apakah memberitahu Bella adalah suatu hal yang membebaninya? Atau mungkin itu hanya efek alkohol, sehingga ekspresinya seperti itu. "Selamat," ucap Bella pada akhirnya, memaksakan suaranya keluar. "Selamat untuk pertunanganmu, Damian." Ekspresi Damian berubah menjadi tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   29. Kacau

    Katanya Damian pergi ke penjara di pulau Alcatraz untuk mencari seseorang. Dia telah pergi selama dua minggu dan Bella tidak mau mengakui bahwa ia merindukan pria itu.Ia ingin melihatnya, cukup dari kejauhan untuk memastikan kalau pria itu baik-baik saja.Ia berharap mereka tidak bertemu secara langsung.Hubungan keduanya masih belum membaik.Bella berharap bisa menghilangkan perasaannya secepat mungkin, sebelum ia jatuh terlalu dalam. Damian dan Velvet adalah pasangan yang sempurna. Bagaimana mungkin ia menyimpan perasaan ini dan berharap Damian merasakan hal yang sama?Meskipun, segala perhatian manis pria itu masih menjadi tanda tanya baginya. Atau mungkin memang benar apa yang Damian lakukan adalah murni sebagai kasih sayang seorang sahabat, mengingat dia telah memiliki tunangan.Setiap kali Bella mengingat perasaannya sendiri dan statusnya, ia merasa jijik pada dirinya sendiri. Ia merasa rendah dan hina, tetapi tetap saja jantungnya berdegup kencang ketika mengingat Damian. Bahk

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-21

Bab terbaru

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   135. Fluctuat Nec Mergitur

    Ya Tuhan.Apa yang selama ini telah terjadi pada Bella sampai dia tidak yakin eksistensi Damian sebagai sesuatu yang nyata?Air mata Damian tumpah, tangisnya mengencang dan wajah Bella berubah menjadi sendu.“Damian... jangan... menangis,” ucap Bella susah payah. Ia mencoba mengangkat tangannya, tetapi nihil. Ia tidak memiliki secuil pun tenaga untuk mengelap air mata di wajah Damian. Hatinya hancur melihat Damian yang selalu terlihat kuat, kini rapuh layaknya kaca.“Aku nyata, Sayang. Aku di sini, aku di sini untuk menyelamatkanmu. Aku minta maaf karena tidak bisa datang lebih cepat.” Damian terisak lebih keras dan menciumi wajah Bella. Bibirnya bergetar. “Bertahanlah Sayangku, kita akan ke rumah sakit. Semuanya sudah berakhir. Tidak ada lagi yang akan menyakitimu.”Rasanya seperti mimpi.Bella menatap wajah Damian, tetapi sulit. Pandangannya terkadang jelas, terkadang buram. Setiap kali ia mencoba membuka matanya lebih lebar, rasanya ada paku yang menusuk-nusuk matanya. Ia ingin men

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   134. Pertemuan dengan Bella

    “Wajahmu tertembak?”Martinez buru-buru mendekat melihat Damian yang muncul di lorong. Dia terus memegangi rahang kanannya yang telah dibalut kain secara asal-asalan. Tangannya berlumuran darah.“Ya, peluru Van. Kukira... kukira lidahku terpotong.” Damian meringis. Rasa sakitnya membuat wajahnya seolah akan terbelah. Ia tidak bisa berbicara tanpa denyutan nyeri yang mengikuti di belakang. “Tapi ternyata masih utuh. Tidak apa-apa, bukan organ vital. Bagaimana dengan yang lain? Apa masih ada yang tersisa?”Martinez menghela napas. “Semuanya sudah dibereskan. Tinggal Ymar dan Lester. Ymar pasti masih berada di rumah ini, dan Andrius sedang mencarinya. Soal Lester, kita akan menemukannya nanti,” jelasnya dengan suara serak. Ia kelelahan, pakaiannya compang-camping terkena tembakan, dan lorong itu tidak memiliki penghangat yang memadai. “Aku akan meminta para anggota untuk membersihkan rumah ini. Yang lain sudah berpencar untuk memeriksa semua ruangan. Bagaimana dengan Van?”“Sudah tewas.

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   133. Serpenquila VS Uncamord

    “Sial, sensornya bagus juga. Di mana dia mendapatkannya?”“Bukan saatnya untuk menanyakan itu, brengsek,” dengus Tyson pada Bogdan yang masih sempat-sempatnya bertanya tentang sensor yang Van gunakan di rumahnya.Setelah melumpuhkan dua penjaga yang berjaga di gerbang depan, Damian, Tyson, dan Bogdan menunggu aba-aba dari Martinez dan Andrius. Beberapa menit telah berlalu, tetapi tidak ada tanda apa pun yang terlihat. Damian berdiri dengan cemas, sudah tidak sanggup menahan diri lebih lama untuk menemukan gadisnya.Ia bersumpah akan membunuh mereka semua, jika ia sampai menemukan Bella dalam keadaan yang tidak ia inginkan.“Ck, kenapa lama sekali?” Bogdan menatap bingung. “Apa sebaiknya aku menyusul?”Damian hendak membantah ketika suara tembakan menggelegar mendadak terdengar. Mereka tersentak dan menatap ke dalam rumah Van.“Sepertinya mereka telah ketahuan. Ayo.” Damian membuka pengaman pistolnya dan bergegas berlari menuju pintu depan. Tyson segera mengikuti di belakang, sementar

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   132. Penyusup

    Bella termangu menatap tembok pucat di hadapannya. Beberapa hari telah berlalu sejak Lester datang menemuinya waktu itu. Tetapi, ia tidak bisa berhenti memikirkan ucapannya. Ibunya ada di sini. Di rumah ini. Di tempat yang sama dengannya. Apakah itu mungkin? Entah Lester bicara jujur atau hanya mengatakan kebohongan semata, pikiran itu terus menghantuinya. Ia merindukan ibunya. Setiap malam, ia memimpikan sebuah tangan ringkih yang membelai kepalanya dengan lembut. Senandung yang terlontar dari bibir wanita itu terasa sangat nyata, sampai-sampai Bella kira ia tidak sedang bermimpi. Apakah ini semua hanya pengaruh obat-obatan? Mereka menyuntiknya setiap hari, nyaris tidak membiarkannnya untuk bergerak seinci pun dari tempat tidurnya. Bella terus bertanya-tanya apakah ia akan mati di sini? Tubuhnya lemas, nyeri, dan pucat seperti mayat. Matanya bahkan terasa sulit untuk dibuka lebar-lebar. Ia tidak bisa mengangkat tangannya, apalagi menggerakan kakinya. Mungkin, berat bada

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   131. ‘Ibumu ada di sini’

    “Hei Putri Tidur, sampai kapan kau akan terus menutup matamu?”Sebuah guncangan terasa di pundak Bella, disusul suara yang tidak asing. Aroma alkohol menerpa penciumannya dan membuat hidung Bella berkerut.“Putri Tidur? Apa aku perlu menciummu agar kau mau bangun? Atau kau ingin berhibernasi seperti seekor beruang bodoh?”Suara kasar itu kembali menyerbu pendengarannya. Bella berusaha membuka kelopak matanya yang terasa berat, rasanya seolah ada lem yang menempel di sana.“Akhirnya Putri Tidur kita bangun juga,” kata Lester dengan seringai tipis. Ia duduk di tepi ranjang dan menatap Bella dengan saksama.Bella terperanjat dari tempatnya dan hendak bangun, tetapi seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia membuka mulut untuk bicara, tetapi hanya suara serak yang keluar.Ke mana suaranya pergi?Bella kira kondisinya telah membaik, tetapi mendadak saja ia merasa begitu lemas. Setelah pertemuan mengejutkannya dengan Van, ia sepertinya mengalami serangan panik dan pingsan.Ketika ia bangun, Lester

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   130. Hasil Tes DNA

    “Kau yakin ini hasilnya?”Van menatap hasil tes DNA dengan mata melebar tidak percaya. Ditatapnya Joseph yang mengangguk dengan ekspresi meyakinkan, sama sekali tidak ada keraguan di sana.Van tidak akan pernah meragukan Joseph, tetapi hasil di kertas ini...Bagaimana mungkin ini nyata?Van terduduk lemas di kursi dan menyentuh kepalanya yang terasa sakit. Dari semua hal yang telah ia usahakan setengah mati selama bertahun-tahum, bagaimana mungkin ia bisa melewatkan informasi sepenting ini?Bella adalah anaknya.Arabella Charlotte.Kekasih Damian, musuhnya. Bella yang telah ia siksa. Bella yang ia kira hanyalah bagian dari musuhnya. Bella yang ia jadikan sandera...Bagaimana mungkin dia adalah Bella yang selama ini ia cari? Malaikat kecilnya. Anaknya dengan Helena. Putrinya yang ia tinggalkan bertahun-tahun yang lalu...Bagaimana mungkin mereka adalah satu orang yang sama?Van memijat kepalanya dan terdiam untuk waktu yang lama. Fakta itu hanya membuatnya terguncang dengan perasaan ka

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   129. Pengkhianat Harus Dibungkam

    Damian menegakkan tubuhnya dan menoleh ke luar jendela. Matanya dengan awas meneliti sekitar.Ada sesuatu yang tidak beres.Intuisinya mengatakan bahwa ada seseorang yang tengah mengawasinya. Ia hanya berhenti untuk menerima telepon dari Andrius, tetapi rasanya seolah ada yang sedang mengintainya sekarang.Angin dingin berembus dari arah timur, menerbangkan rambutnya hingga jatuh ke dahi. Damian hanya terus menatap kaca spion mobil selama beberapa detik, kemudian kembali mengawasi sekitar dengan saksama.Pohon dan bangunan tua terbengkalai. Rainelle terlihat sepi tanpa penghuni, tetapi Damian yakin ada sesuatu yang tengah menunggunya jika ia melajukan mobilnya sekarang.Ia baru saja mengambil senjata di markas, dan berniat kembali ke mansion. Ia harus memberitahu ayahnya terlebih dahulu sebelum menyerang ke tempat Van. Waktunya semakin menipis, tetapi pergi tanpa persiapan apa pun sama saja dengan membunuh dirinya sendiri dan Bella.Damian tidak ingin membiarkan semuanya berakhir sia-

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   128. Kesepakatan

    “Anda tahu saya tidak akan memberikan informasi apa pun, bukan?” Valeriy bersandar di mobil rongsokannya dan menatap Damian. “Informasi yang kuberikan waktu itu sudah cukup. Sekalipun Anda memberikan senjata rakitan lagi, saya tetap tidak bisa.”Damian tahu bahwa Valeriy memegang teguh peraturan dalam organisasinya, tetapi ini tentang hidup dan matinya. Damian akan melakukan apa pun, meskipun itu berarti ia harus melanggar kode etik yang sepatutnya ia taati. Ia tidak peduli apa pun lagi selain menyelamatkan gadisnya.“Baiklah, saya harus pergi.” Valeriy sudah hendak berbalik ketika Damian melontarkan seutas kalimat yang membuatnya membeku di tempat.“Adikmu berada di penjara Alcatraz, bukan?”Valeriy berbalik dengan mata menyipit. Mulutnya terbuka, uap berembus keluar, tetapi dia seolah kehilangan kata-kata.“Aku bisa mengeluarkannya dari sana,” lanjut Damian.Valeriy terlihat goyah dan matanya menatap Damian dengan saksama. Ekspresi Damian keras dan tatapannya yang tajam menunjukkan

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   127. Pencarian Damian

    Damian terus mondar-mandir dengan gusar. Ia merasa akan meledak saat ini juga. Khawatir, tegang, takut, cemas, ngeri, marah, kesal, sedih, semuanya bercampur menjadi satu. Ia tidak bisa duduk diam, sementara gadisnya entah berada di mana dan dalam keadaan apa.Damian menggeram. “Apa komputer sialan itu sudah terhubung dengan pelacaknya?!”“Diam brengsek! Aku sedang berusaha!” Bogdan balas berteriak. Wajah memerah murka dan Martinez akhirnya bangkit berdiri.“Duduk, Damian.”Damian berdecak dan melemparkan tubuhnya ke kursi. Ia memijat sisi kepalanya yang berdenyut sakit dan menghela napas keras.Stres berat. Itulah yang ia rasakan. Ia tegang dan cemas sepanjang waktu. Ia tidak bisa berhenti memikirkan hilangnya Bella dan bagaimana ia bisa menemukan gadisnya. Sudah tiga hari berlalu, tetapi mereka belum mendapatkan lokasi pasti tempat di mana Bella berada.Tiap detik yang berlalu terasa membunuhnya. Tiap detik yang terbuang dan Damian merasa akan menggila. Bella masih berada di sana, d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status