Share

25. Dendam yang mengakar

Mata Dewi melebar dan tubuhnya mematung. Rasanya seperti tersengat listrik beberapa volt saat Fredy mengatakan itu.

Otak Fredy juga sulit diajak kerja sama untuk saat ini. Dia tergoda dengan perempuan yang berada di depannya.

Bibir ranum merah muda dengan polesan lipstick warna senada membuat naluri kelelakian Fredy ingin melahapnya.

Setelah mengatakan itu, Fredy menegakkan kembali tubuhnya pada posisi kemudi. Lalu berdehem beberapa kali.

Tanpa mereka ketahui, sebenarnya hati keduanya sama–sama berdebar tak karuan.

"Maaf!" ujar Fredy setelah mobil melaju.

Dewi diam dan masih menata degupan hati juga jantung.

"Biar saya antar kamu pulang. Dimana alamat rumahmu?"

"Komplek Escendol, nomor rumah 19, Tuan."

Setelah itu, tidak ada perkataan lain yang meluncur dari bibir kedua manusia itu.

Bahkan saat sampai di depan rumahnya, Dewi buru–buru turun tanpa mengucapkan terima kasih.

"Astaga, Fredy! Apa yang sudah kamu lakukan?"

Pria itu memukul stir cukup keras. Dia marah pada diriny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status