Beranda / Romansa / Gadis Dua Belas Digit / Nokta Merah Untuk Casandra

Share

Nokta Merah Untuk Casandra

Penulis: Suharni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-29 20:45:27

Author Pov.

"Apa ini, Mark?" Casandra membanting nokta merah ke atas ranjang Mark. Nokta yang baru saja dilayangkan untuknya.

"Bukankah kau tidak buta huruf?" jawab Mark seraya merapikan dasinya dengan santai.

"Aku tahu, tapi apa maksudmu memberiku surat ini?!" tanya Casandra sekali lagi. Meminta penjelasan Mark.

"Mengapa? Apa kau takut kehilangan status sebagai Nyonya Mark?" Lagi, Mark menanggapi dengan santainya pertanyaan Casandra sembari mengenakan jas.

"Jawab aku, Mark!" hardik Casandra tujuh oktaf lebih tinggi.

Lantas Mark berdiri menghadap Casandra seraya memasukan tangan ke dalam saku celananya sembari berkata, "Bukankah kau menolak pembatalan nikah? Jadi, aku memberimu surat cerai itu."

"Apa?" Casandra nyaris kehilangan kata-kata begitu Mark membungkamnya dengan satu kali telak.

Dulu ia sangat lantang menolak pembatalan pernikahan yang dilayangkan Mark. Casandra tetap bersi kukuh mempertahankan pernikahan itu.

Sekarang wanita itu pun harus gigit jari, karena Mark telah menand
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Dua Belas Digit   Relakanlah Dia

    Maria masih berusaha berpikir keras agar terlepas dari jeratan Mark dengan menggunakan hukum. Akan tetapi, ia menyadari, bahwa mustahil melawan pria tersebut.Maria pasti akan kalah sebelum berperang. Di belahan dunia manapun, uang adalah rajanya.Uang dapat membeli harga diri seseorang. Termasuk harkat dan martabat. Sangat sedikit orang yang memegang teguh prinsip hidup.Sudah sejak lama seperti itu. Jadi, tak heran bila kelak dunia ini akan hancur karena uang pula."Tuan Yama, apa aku bisa meminta bantuan Anda?" Tiba-tiba Maria menemukan solusi baru, bahwa ia harus menghubungi Tuan Yama untuk dimintai bantuan.Sudah satu tahun berlalu, mereka tak lagi bekerja di firma hukum yang sama. Sebab, Maria telah membuka firma hukumnya sendiri.Sebagai ahli hukum sejak bertahun-tahun lalu, Maria hendak meminta solusi atas kasus yang ia hadapi saat ini kepada pria tua tersebut. Setidaknya ia bisa melarikan diri dari Mark."Tentu saja boleh, Nyonya Maria. Katakan saja apa yang bisa saya bantu?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Gadis Dua Belas Digit   Teringat Selingkuhan?

    Hari itu Maria kembali ke rumah Mark yang dulu mereka tempati bersama setelah berhasil mengusir Casandra.Para Pelayan memberi hormat pada keduanya. Namun, sama sekali tidak nampak Rebeca. Pelayan yang dahulu turut andil memfitnah Maria. Entah kemana perginya wanita itu. Tak pernah ada yang membahasnya setelah delapan tahun berlalu.Maria memperhatikan seluruh perabot rumah megah tersebut. Tak ada satu pun yang berubah setelah ia pergi.Pun potret pernikahan mereka, masih terpampang sempurnah di dinding ruang keluarga. Entah mengapa Mark tak pernah menyingkirkan benda berukuran persegi empat tersebut. Padahal delapan tahun lalu ia memaki serta mengutuk Maria dengan memandang gambarnya."Apa yang kau lakukan? Mengapa kau membawaku ke kamarmu?" tanya Maria setelah sadar, bahwa Mark justru membawanya ke dalam kamar mereka dulu."Mengapa? Apa kau teringat sesuatu bersama selingkuhanmu?" balas Mark.Tiap kata yang keluar dari mulut lelaki itu selalu terdengar sarkas. Menyudutkan Maria, sea

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Gadis Dua Belas Digit   Kehadiran Joe

    Malam itu Maria tak bisa tidur, karena memikirkan Putranya yang sudah seharian penuh tak dapat berkomunikasi dengannya.Mark telah merusak ponsel wanita tersebut. Sedangkan ia sendiri tidak menghafal nomor telpon Joe ataupun Leo.Beberapa kali Maria memutar badan kiri dan kanan. Hendak memaksa mata untuk terpejam. Namun, pikirannya masih terbayang-bayang akan Putranya.Sementara Mark masih belum pulang. Entah kemana perginya pria tampan tersebut."Sial! AKu tidak bisa tidur," umpat Maria dengan kesalnya.Kemudian Maria bangun dari tempat tidur. Duduk di atas ranjang sembari merenung."Joe, kau sedang apa, Nak? Apa kau baik-baik saja? Kau pasti ketakutan memikirkan Mommy yang tak kunjung menghubungimu," lirih wanita itu.Sudah dua jam lamanya Maria duduk menangis mengingat Joe. Sampai akhirnya ia lelah dan mulai tertidur pulas.Pukul satu malam, Mark pun datang. Melihat Maria sedang tidur dengan mengenakan lingeri hitam yang sedikit terbuka, hingga menunjukkan paha mulusnya.Mark yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Gadis Dua Belas Digit   Terimakasih

    Usai menikmati nasi biryani buatan Maria bersama Joe. Mark masuk ke dalam ruang kerja. Di sana ia memeriksa laporan keuangan perusahaan.Tak lama muncullah Maria dengan secangkir kopi di tangan untuk Mark. Mengecek mantan suaminya itu tengah serius bekerja.Dan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Maria pun masuk serta meletakan cangkir kopi yang dibawahnya.Sejenak Mark melirik cangkir kopi yang asapnya masih mengepul di udara itu. Lantas beralih menatap selidik Maria."Terimakasih," ucap Maria dengan nada canggung, tapi bersungguh-sungguh."Untuk apa?" tanya Mark pura-pura tak tahu."Untuk memberiku kesempatan bertemu Joe," papar Maria.*Delapan belas jam lalu.Mark terbang menuju kota tempat tinggal Joe dengan menaiki jet pribadinya tanpa mengganti baju terlebih dahulu.Tujuannya adalah ia hendak membawa Bocah itu untuk menemui Ibunya. Di balik sikapnya yang dingin dan kasar, Mark dapat merasakan betapa besarnya rasa rindu Maria terhadap Putranya itu. Sehingga ia rela terbang jauh

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Gadis Dua Belas Digit   Joe Mau Adik?

    Pagi itu mentari baru saja bersinar, hingga teriknya menembus jendela kamar yang semalam sengaja dibuka oleh Maria. Terlihat tiga orang beda generasi itu masih tertidur pulas.Maria dan Mark saling berpelukan. Sedangkan Joe tidur dalam kondisi membelakangi mereka.Tepat pukul tujuh pagi Joe bangun lebih dulu. Dan menyaksikan kedua orang tuanya tengah berpelukan."Lepaskan Mommyku!" teriak Joe tak senang. Tak ayal Maria dan Mark sontak terkejut.Maria melihat tangan Mark yang melingkar di pinggangnya, seketika menghempas tangan pria tersebut. Tak ingin memberi contoh yang tidak baik untuk Putranya itu."Joe, maafkan Mommy, Sayang. Joe jangan salah paham. Mommy tidak sengaja memeluk Uncle." Buru-buru Maria memberi penjelasan kepada Joe. Wanita cantik itu pun merasa malu, karena ulah Mark yang sengaja memeluk dirinya.Sementara Mark terlihat gembira. Namun, tak menunjukkannya kepada Ibu dan Anak itu. Ia hanya diam dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan."Tapi Mommy terlihat menyukain

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Gadis Dua Belas Digit   Leo Panik

    Semalaman Leo dan kedua orang tuanya panik memikirkan Joe yang tidak kelihatan sejak siang.Kini waktu telah menunjukkan pukul tujuh pagi dan Bocah itu masih belum kembali. Tanpa mereka ketahui, bahwa saat ini Joe tengah bersama kedua orang tuanya di praha.Saat membawa Joe, Mark tidak memberitahu siapapun. Dia langsung membawa Putranya itu begitu ia setuju."Apa yang sedang Ibu dan Ayah lakukan kemarin? Mengapa bisa sampai kehilangan Joe?" tukas Leo dengan paniknya.Wajah pria tampan itu terlihat pucat, karena tidak tidur semalaman. Belum lagi rasa lelah karena pekerjaan."Kemarin Joe bermain sepak bola di halaman rumah. Ibu dan Ayah sedang membersihkan paviliun sebelah," jelas Lisa dengan raut panik yang luar biasa."Astaga Ibu, mengapa harus membersihkan paviliun? Bukankah kita masih punya Pelayan untuk melakukan pekerjaan itu? Sekarang lihat yang terjadi, kita kehilangan Joe... Entah apa yang akan terjadi pada Maria bila tahu Putranya hilang," balas Leo kian panik."Maafkan Ibu, N

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Gadis Dua Belas Digit   Menikah Lagi

    Maria meringis dan merintih ketika Mark memperlakukannya dengan kasar. Tak ada lagi sentuhan lembut seperti yang biasa ia lakukan.Bukan karena Mark tak bergairah. Apa lagi membenci mantan istrinya, tetapi rasa cemburu lebih mendominasi.Maria pun tidak ingin menjelaskan kepada pria itu. Sebab, dirasa percuma saja. Mark tidak akan mendengarkan dirinya.Kini Maria hanya bisa pasrah menerima perlakuan kasar Mark. Bahkan ketika ia menepuk keras bokongnya saat menusuk dalam-dalam tubuh wanita cantik itu.Hendak berteriak, tetapi tak akan ada yang bersedia membantunya. Terlebih lagi di luar sana ada Joe yang sedang bermain. Jika Maria gegabah, maka masa depan Putranya akan semakin suram.Usai meniduri Maria, Mark menjatuhkan tubuh ke sisi wanita itu tanpa berkata apa-apa. Hanya deru napas yang saling bersahutan.Sementara Maria membelakangi pria tersebut. Merasa muak padanya."Bersihkan dirimu, setelah itu ikut aku ke suatu tempat." Kemudian Mark beranjak, memberi pesan kepada Maria sebelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Gadis Dua Belas Digit   Daddy Mark

    Prosesi pernikahan itu telah usai hanya dalam hitungan tiga puluh menit. Mark tidak membutuhkan pendamping wanita ataupun pria. Asal ia bisa menikahi Maria secara resmi, maka ia tak butuh apapun lagi.Ternyata benar kata pepata, bahwa uang adalah raja dunia. Dan hari ini telah terbukti peribahasa itu. Dimana Mark mengandalkan harta kekayaannya untuk membungkam orang-orang tersebut.Bahkan dengan mudah mendapat surat cerai untuk Casandra sekaligus akta nikah untuk Maria.Sungguh kuasa yang luar biasa. Uang mampu menggerakkan tenaga manusia. Sementara yang lemah tak berdaya untuk menentang perintahnya. Seperti yang dialami oleh Maria saat ini."Mommy tidak ikut bersama Joe dan Daddy?" Perhatian Maria sontak teralihkan begitu Joe menyebut Mark dengan sebutan 'Daddy'. Padahal interaksi keduanya baru terhitung satu hari. Mark benar-benar pandai mencuri hati anak kecil."Daddy?" tanya Maria dengan kening yang hampir menyatu."Yes, Joe sudah memutuskan untuk memanggil Uncle dengan sembutan D

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11

Bab terbaru

  • Gadis Dua Belas Digit   Akhir Dari Segalanya (Tamat)

    Hari yang ku nantikan akhirnya datang juga. "Selamat siang, Tuan Mark. Apa benar kau yang memanggilku?" Akhirnya wanita licik itu masuk dalam perangkapku. Dia datang seorang diri. "Silahkan duduk, Nona Monika. Aku memang ingin bertemu denganmu." Ya, wanita itu adalah Monika. Wanita yang selama tiga bulan terakhir ku curigai kehadirannya. Setiap kali melangkah, wanita itu pasti ada dimana-mana. Bukankah ini sesuatu yang mencurigakan? Bahkan pertemuan kami pun seolah direncanakan dengan matang. "Ada apa, Tuan Mark? Apa kau merindukanku?" Kali ini Monika tak segan menunjukkan jati dirinya. Dia membelai pundak serta dahiku. Seakan hendak menggoda. Faktanya adalah aku tidak tertarik sama sekali. "Tentu saja aku merindukanmu. Kalau tidak, untuk apa aku capek-capek memintamu datang?" Aku sungguh muak terhadap diriku sendiri. Menyentuh paha wanita selain Maria, membuatku jijik dan ingin muntah. "Benarkah? Kalau begitu tunggu apa lagi? Silahkan jamah aku." Aku sudah duga, Monika past

  • Gadis Dua Belas Digit   Dan Ternyata

    Tiga bulan sudah istriku menjalani tahap pemulihan. Dan hari ini akhirnya kami diizinkan kembali ke rumah.Senang rasanya bisa melangkah bersama seperti ini. Menghirup udara serta aroma khas rumah yang telah lama dirindukan.Sewaktu berada di rumah sakit, Maria kerap menanyakan rumah ini. Maklum saja, dua tahun koma tentu membuatnya melupakan banyak hal. Selalu yang diingat hanyalah peristiwa enam tahun silam.Tapi tidak masalah, yang terpenting adalah dia telah kembali padaku. Sisanya biar takdir yang urus.Aku tidak ingin hal lain mengusik ketenangan kami. Sudah cukup aku melihat air mata di pipi Maria. Sekarang waktunya dia bahagia."Sayang, berapa lama aku koma? Mengapa semuanya tampak sama? Bukankah kau bilang, bahwa aku koma selama dua tahun? Tapi kau dan aku masih terlihat sama."Entah apa maksud dari pertanyaan ini. Maria duduk di depan cermin rias miliknya. Sedangkan aku meletakkan tas milik istriku itu."Apa menurutmu ada yang berbeda dari rumah ini? Atau cermin itu yang ber

  • Gadis Dua Belas Digit   Wanita Itu Datang Lagi

    Aku masih menunggu hasil pemeriksaan Maria. Tiba-tiba sosok wanita asing datang menghampiriku."Tuan Mark? Ah, benar itu Anda. Tadinya aku ragu untuk menyapa, takut salah orang. Tapi rupanya benar-benar Anda," ucap wanita yang nyaris membuatku lupa siapa dia."Ah ya, Nona...""Monika."Bahkan aku melupakan namanya saking tidak pentingnya dia. Entah wanita ini datang dari sudut mana, tiba-tiba berdiri di depanku dengan senyuman yang menurutku mencari perhatian."Ah, benar. Monika," gumamku acuh.Tuhan, Kau bisa tahu betapa aku tidak menyukai interaksi ini. Aku sungguh canggung dan merasa aneh."Mark, dia..."Leo menghampiri kami dengan tatapan penuh tanyanya."Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang tak sengaja bertemu. Aku nyaris menabraknya sewaktu menjemput Leo tadi siang. Entah mengapa kami selalu bertemu dimana-mana," jelasku bernada sedikit kesal.Entah mengapa, semenjak Maria siuman. Aku lebih sensitif terhadap wanita lain... Maksduku adalah aku tidak suka ada perempuan lain di

  • Gadis Dua Belas Digit   Jangan Menikah Lagi

    Mark Pov.Setelah sekian lama menyaksikan istriku terbaring koma tak berdaya di rumah sakit yang ku bangun sendiri, kini akhirnya ia kembali pulih.Mungkin Tuhan telah bosan mendengar doa serta keluhanku. Atau mungkin Maria sakit hati setelah aku mengancamnya menikah lagi.Sungguh, aku tersenyum gemas ketika mengingat hari itu. Andai bukan di rumah sakit. Andai kondisinya telah membaik seperti dulu. Maka aku akan menciumnya secara bertubi-tubi. Lalu mengajaknya bercinta sepanjang hari.Maria, istriku itu sangat suka menggoda ketika usianya beranjak lebih dewasa. Bukan tanpa usaha, dia semakin bijaksana dan berwibawa.Sampai detik ini, aku masih belum percaya, bahwa Tuhan akhirnya mengabulkan segala hajat yang ku panjatkan.Pun Joe, Putra kami satu-satunya. Anak itu tak pernah berhenti mendoakan Ibunya yang sekarat. Walau sempat kecewa serta nyaris putus asa karena Maria tak kunjung sadar juga. Akan tetapi, Joe berhasil melalui itu semua.Harus aku akui, Anak itu sungguh luar biasa ber

  • Gadis Dua Belas Digit   Habis Gelap, Terbitlah Terang

    Hari itu Mark dan Joe tengah merayakan ulang tahun Maria yang ketiga puluh satu. Walau wanita itu masih setia dengan tidur panjangnya.Selang infus dan oksigen menjadi saksi bisu mereka merayakan hari kelahiran Ibu satu Anak tersebut. Seolah hendak mengatakan kepada dunia, bahwa meski dalam situasi dan kondisi apapun, mereka tetap setia menanti kehadiran Maria di tengah-tengahnya.Walau entah kapan waktu itu akan segera datang. Yang pasti baik Mark maupun Joe, keduanya kompak tidak ingin putus asa."Happy birthday to you... Happy birthday too you... Happy birthday to you... Happy birthday... Happy birthday to you..."Mark dan Joe menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Maria."Maaf, aku terlambat... Belum dimulaikan acara tiup lilinnya? Maaf, tadi aku mampir di butik teman untuk membeli gaun ini sebagai hadiah. Nanti kalau Mommy dari cucuku yang tampan ini sembuh, bisa langsung dikenakan."Sementara Mely datang terlambat, karena masih harus mencari hadiah ulang tahun untuk menantu

  • Gadis Dua Belas Digit   Munculnya Wanita Lain

    Entah dengan jurus doa apa lagi harus Mark dan Joe panjatkan kepada Tuhan agar Maria segera sadar dari komanya.Telah berbagai macam cara dilakukan. Akan tetapi, hasilnya masih tetap sama. Sampai akhirnya memasuki tahun kedua."Mark, apa kau tidak berencana untuk menikah lagi? Maaf sebelumnya, bukan aku tidak menghormati istrimu. Akan tetapi, bila melihat situasi dan kondisinya saat ini. Sangat sulit untuk selamat. Sebaiknya kau mengambil keputusan cepat. Apa kau tidak memikirkan Putramu? Dia juga menginginkan sosok Ibu," ucap Wilyam."Terimakasih atas nasehatmu, Bro. Aku tahu kau peduli padaku, tapi maaf. Aku tidak bisa. Berbicara mengenai Putraku, tentu saja aku memikirkan masa depannya. Namun, bukankah sangat egois bila aku meminta restunya untuk menikah lagi demi memberi Ibu baru? Sementara Ibu kandungnya masih terbaring tak berdaya di rumah sakit... Maaf, aku tidak bisa," jawab Mark, menolak tegas usulan Wilyam."Baiklah, aku tidak keberatan. Aku hanya ingin menyampaikan gagasank

  • Gadis Dua Belas Digit   Luapan Hati Joe

    Waktu terus berputar. Akhirnya hubungan antara Mark dan Ibunya kembali membaik. Keduanya telah berdamai dengan keadaan yang selama bertahun-tahun mencekik mereka.Pun Joe, Bocah itu sangat bahagia sekaligus antusias menyambut hubungan barunya bersama Sang Nenek.Namun sayangnya, kebahagiaan itu tak dapat disaksikan oleh Maria yang belum juga sadar dari komanya.Sudah berbagai macam cara telah Mark lakukan demi kesembuhan wanita itu. Bahkan Mark rela membawa Dokter terkenal asal Amerika, Singapoor, Jerman, Turkey, dan Rusia. Akan tetapi, hasilnya masih tetap sama. Maria seolah enggan untuk bangkit kembali.Tampaknya luka yang disebabkan oleh Casandra sangat parah sehingga menyebabkan Maria mengalami koma berkepanjangan.Luka benturan pada bagian kepawa wanita itu menjadi penyebab utama ia masih belum sadarkan diri hingga satu tahun terakhir.Berbagai macam cara dan doa dipanjatkan oleh Mark demi kesembuhan Sang istri tercinta. Namun, lagi-lagi tak ada perubahan sama sekali. Bahkan jema

  • Gadis Dua Belas Digit   Lembaran Baru

    Hari berganti hari, minggu berganti minggu, hingga bulan berganti bulan. Akhirnya Mely memberanikan diri untuk menemui Maria di rumah sakit. Walau wanita itu masih setia dengan koma panjangnya.Selama ini Mely hanya bisa menatap dari kejauhan tiga orang kesayangannya itu sembari mengenakan kacamata hitam agar tidak dikenali orang-orang.Melalui tembok kokoh, Mely berdiri rapuh menatap jauh cucu tercinta sembari merasa iba. Tak ada yang bisa dilakukan oleh wanita tua itu. Sebab, Mark tidak mengizinkan dirinya untuk mendekati Joe, pun Maria.Mely yang sangat hafal betul karakter Putranya itu, hanya bisa pasrah menerima kenyataan, bahwa ia telah terbuang dari anggota keluarga Mark.Sejujurnya Mark tidak sepenuhnya membenci Maly. Hanya saja Mark ingin melihat ketulusan yang luas dari hati wanita yang telah melahirkannya itu."Maria, hari ini dengan segenap rasa hormat dan penyesalan yang mendalam. Saya meminta maaf padamu, Nak. Karena aku lah kau berakhir seperti ini. Aku terlalu mencinta

  • Gadis Dua Belas Digit   Karma Dibalas Tunai

    Hidup itu tidak seindah berada dalam negeri dongeng, yang ketika sedang mendambakan sesuatu. Maka tinggal minta kepada Ibu peri.Hidup itu tidak sesimple pemikiran membalikkan telapak tangan. Hidup itu tidak semudah memetik bunga di taman.Melainkan hidup itu butuh perjuangan yang besar. Jika ingin hasil maksimal, maka lakukan yang terbaik dalam hidup ini.Tuhan telah memberi berkah-Nya kepada setiap manusia. Akan tetapi, bila seluruh pintu syukur ditutup, maka dunia dan seisinya tak akan membuat kita kenyang.Jangan pernah memandang kenikmatan orang lain hanya untuk membandingkan dengan diri sendiri, agar hati tetap damai dan tak ada kesukaran.Rejeki tidak selalu tentang materi. Melainkan persahabatan, keluarga, serta pendidikan adalah nikmat tiada tara.Akan tetapi, tidak segelintir orang yang berpikir sebaliknya. Masih banyak penghuni bumi ini yang tak pandai bersukur dan lebih memilih mengejar ambisi. Padahal yang diberi sudah lebih dari cukup.Seperti yang telah dialami oleh Cas

DMCA.com Protection Status