Share

Berpisah

Penulis: Suharni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-08 22:49:09

Tidak ada sesuatu yang kebetulan. Melainkan telah dirancang oleh Tuhan. Terkadang manusia menganggap suatu peristiwa adalah bagian dari kemustahilan. Namun, bagi Tuhan tak ada yang tidak mungkin di dunia ini bila Dia sudah berkehendak.

Seperti yang terjadi hari ini. Dimana Maria dan Leo harus berakhir di ranjang pengantin Mark. Sehingga menyebabkan kekacauan yang tak terelakan.

Sebagai suami, tentu saja Mark marah sekaligus terluka ketika menyaksikan istrinya berbaring di sisi pria lain.

"Biadab!"

Bug! Bug!

Tanpa berkata-kata lagi, Mark menarik Leo dari pembaringan. Lantas melayangkan pukulan keras di wajahnya hingga menyisakan memar pada bagian sudut bibir.

Leo yang kesadarannya masih belum stabil, merasa terkejut luar biasa. Sebab, masih tak tahu alasan mengapa Mark memukulnya.

"Mark, apa yang terjadi? Mengapa kau memukulku?" tanya Leo dengan polosnya. Sementara Maria masih belum sadarkan diri.

"Kau masih bertanya ada apa? Apa kau tidak bisa melihat dirimu sendiri? Kau benar-benar m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Dua Belas Digit   Takdir Yang Tragis

    Hari itu Maria dan Leo akhirnya keluar dari kediaman megah Mark. Mereka tidak membawa apapun, kecuali pakaian di badan.Terutama Maria, seluruh harta benda yang diberi Mark sewaktu dulu, tak satupun ia bawa pergi. Hanya cinta serta kesetiaan yang masih berdiri kokoh di dalam hati.Sayangnya perasaan itu tak ada yang tahu, kecuali Leo dan Maria sendiri.Seluruh pelayan yang menyaksikan kepergian Maria, merasa terpukul sekaligus sedih. Betapa tidak, selama menjadi Nyonya di rumah itu, tak sekalipun Maria meninggikan suara kepada mereka. Sebaliknya, Maria justru mengakrabkan diri kepada orang-orang itu tanpa batas. Maria merangkul para pelayan selayaknya keluarga sendiri. Maria sangat paham, karena ia berasal dari kalangan yang sama dengan para pelayan itu. Tak ayal ia pun bisa merasakan apa dirasa oleh mereka.Kini Maria berjalan seorang diri. Menyusuri jalan raya yang basah, karena hujan mendadak turun. Seolah alam pun turut sedih menyaksikan nasib malang wanita tersebut.Maria menang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Gadis Dua Belas Digit   Kau Adalah Pria Terburuk

    Malam itu Leo menemui Mark di kediamannya setelah berpikir matang. Mark harus tahu fakta, bahwa ia akan segera menjadi seorang Ayah.Dengan begitu Maria akan kembali ke pelukan Mark. Dan mereka pun akan membesarkan anak itu secara bersama-sama.Membayangkan itu, Leo pun tersenyum girang. Akhirnya, setelah semua yang terjadi hari itu, Tuhan masih menyisahkan sedikit harapan untuk rumah tangga sahabatnya itu."Mark... Mark..." Leo berteriak memanggil nama Mark. Namun, rumah itu terlihat gelap gulita bagai tak berpenghuni.Bahkan suara para pelayan yang biasanya ramai, bagai ditelan bumi. Entah kemana semua perginya orang-orang itu."Mark..." Sekali lagi Leo memanggil Mark sembari mencari-cari saklar lampu."Mark!" Dan akhirnya ketemu.Namun, Leo harus dikejutkan dengan kondisi rumah yang berantakan bagai kapal pecah. Akan tetapi, yang tak kalah menarik dari semua itu adalah kondisi Mark yang sungguh memprihatinkan.Dimana pria itu tengah duduk di kursi mini bar rumahnya sembari meneguk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Gadis Dua Belas Digit   Nokta Merah Perkawinan

    Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Sekiranya itulah yang sedang dialami oleh Maria saat ini. Dimana ia telah diceraikan suaminya satu hari setelah insiden tersebut. Terlalu cepat memang. Bahkan Leo masih belum memberitahu perihal sikap Mark yang menolak tahu tentang dirinya. Namun, tiba-tiba saja ia mendapat surat cerai yang dikirim langsung ke rumah sakit. Entah siapa yang memberitahu Mark, bahwa Maria sedang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. Tahu-tahunya wanita itu telah mendapat nokta merah perkawinan. Asli pemberian Mark lengkap dengan tanda tangan. Luka hati yang masih menganga lebar akibat dari kejadian kala itu, kini dilengkapi dengan nokta merah pernikahan sebagai lambang dari berakhirnya hubungan mereka. Maria menatap nanar carik kertas putih itu. Dengan bersimbah air mata, ia terduduk lemas. Wanita itu tak bersuara. Seolah dunianya seketika runtuh hanya dalam hitungan detik. Rupanya alam pun menolak tahu kehamilan sekaligus penderitaan wanita malang tersebut.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Gadis Dua Belas Digit   Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

    Sepulang dari rumah sakit, Maria tampak diam dan murung. Tidak banyak kata yang terucap dari bibir tipisnya. Bahkan dia seakan lupa bagaimana cara untuk tersenyum.Nokta merah perkawinan yang sehari lalu ia terima, sukses mengubah seluruh dunianya. Beruntung Leo selalu setia mendampingi. Meski terkadang wanita itu tampak enggan.Akan tetapi, Leo tidak pernah lalai dan ingkar pada janji yang telah lama terpatri di dalam hati, bahwa ia akan terus menjaga Maria walau apapun yang terjadi."Makanlah, Nak. Kasihan bayimu jika kau tidak makan. Setidaknya lakukan untuk dia." Ibu Leo membujuk Maria untuk tetap memperhatikan nutrisinya."..."Namun, lagi-lagi Maria bungkam. Tak ada gairah yang menggetarkan jiwanya, meski ada cabang bayi yang siap menjadi teman pelipur lara kelak.Setelah dari rumah sakit, Leo memutuskan untuk membawa Maria ke rumahnya. Sebab ia tahu, bahwa wanita itu tidak mempunyai sanak saudara di kota Praha.Satu-satunya keluarga yang dimiliki hanyalah Mark. Namun, mereka te

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Gadis Dua Belas Digit   Kau Adalah Wanita Berharga

    Maria menggedor-gedor pintu rumah. Memanggil-manggil kedua orang tuanya agar segera dibukakan pintu. Hendak memberi penjelasan kepada mereka, bahwa semua yang didengar hanyalah omong kosong belaka.Akan tetapi, sepasang suami istri setengah baya itu tidak berencana untuk menerima Maria kembali. Mereka telah membuang wanita malang itu."Ayah, Ibu. Dengarkan aku dulu. Semua yang Ayah dan Ibu dengar tidaklah benar. Aku tidak melakukan kesalahan." Maria terus berteriak menjelaskan kepada orang tuanya. Namun, seperti yang terlihat, bahwa mereka tidak bergeming sama sekali."Maria, tenanglah. Orang-orang nelihat kita." Leo menghampiri Maria. Memberitahunya, bahwa ada beberapa warga tengah memperhatikan mereka.Alhasil Maria pun diam. Meski tak puas pada hasil yang didapat, tetapi nama baik kedua orang tuanya lebih penting.Mungkin benar, bila selama ini ia membuat malu mereka dengan segala gosip yang beredar."Leo, apa yang harus aku lakukan sekarang? Tidak ada yang percaya padaku. Semua or

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Gadis Dua Belas Digit   Melahirkan

    "Tuan, silahkan temani istri Anda untuk memicu kontraksi.""Ha?"Leo terkesiap ketika Dokter berjenis kelamin perempuan itu memintanya untuk masuk ke dalam ruang bersalin guna menemani Maria."Memicu kontraksi? Bukankah dia sudah mengalami pecah ketuban? Seharusnya bayi itu sudah keluar?"Leo merasa heran, bagaimana bisa Maria belum melahirkan. Sementara sewaktu diperjalanan menuju rumah sakit tadi, wanita itu terlihat kesakitan. Seolah hendak melahirkan segera.Namun, sudah satu jam berlalu, perempuan dua puluh tahun tersebut masih belum selamat juga.Sialnya, Leo justru diminta untuk segera menemani Maria di dalam sana."Iya, Tuan. Seharusnya begitu. Akan tetapi, istri Anda kurang pandai mendorong bayi untuk segera keluar. jadi, tolong kerja samanya, Tuan," papar Dokter itu."Tapi saya bukan...""Aakk...""Tuan, cepat masuk. Jangan buang-buang waktu lagi. Atau nyawa istri Anda akan melayang."Leo tak sempat memberitahu Dokter itu, bahwa ia bukanlah suami Maria. Namun, suara teriakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Gadis Dua Belas Digit   Sekolah (Firma Hukum)

    Maria telah melewati banyak hal dalam hidup ini. Dimulai dari kasus penipuan yang dialaminya. Menjadi gadis pengantar tidur demi menyembuhkan pria yang berakhir menjadi suaminya sendiri.Tidak adanya restu dari mertua. Disepelehkan dari segalah aspek. Mendapat berbagai macam tudingan miring terkait profesinya terdahulu.Mendapat fitnah tak terpuji yang berujung perceraian. Diusir oleh kedua orang tuanya karena diduga membuat malu keluarga.Melahirkan tanpa didampingi suami. Sampai akhirnya ia mendapat santunan dari Leo dan keluarganya.Hidup terlunta-lunta bagai pengemis takdir. Menghamba pada yang kuasa, tetapi nasib tak pernah berpihak padanya.Hingga tibalah pada masa dimana Maria mulai bangkit dari keterpurukan. Lagi-lagi hal itu tak lepas dari peran Leo yang kerap ada untuknya.Leo membujuk wanita itu untuk melanjutkan pendidikan. Sedangkan bayinya diasuh oleh kedua orang tua pria tersebut.Apakah berat? Tentu saja. Sebab, tak mudah bagi Maria menjalankan peran sebagai mahasiswa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Gadis Dua Belas Digit   Penghargaan

    Waktu terus berlalu, hingga tak terasa telah memasuki usia tiga tahun Maria bekerja di firma hukum Yama. Di sana ia mendapat penghormatan serta penghargaan atas kerja kerasnya.Dan berkat jeri payahnya pula Maria memenangkan penghargaan sebagai kategori pengacara wanita terpopuler sekaligus berkopeten.Maria sangat bahagia atas pencapaiannya itu. Pun Leo serta keluargnya yang tak jauh beda dari wanita tersebut.Akhirnya, setelah sekian lama berjuang memperdalam ilmu, Maria menemukan jati diri yang sesungguhnya."Selamat ya atas pencapaianmu selama ini. Aku bangga padamu," ucap Leo setulus hati saat menghadiri acara penghargaan Maria."Terimakasih. Ini semua tak lain berkat dukungan darimu," balas Maria terharu."Selamat ya, Nak. Akhirnya kau memenangkan penghargaan itu. Ibu dan Ayah bangga padamu," Lisa yang merupakan Ibu Leo, menjadi saksi hidup betapa kerasnya Maria berjuang dalam menggapai cita-citanya.Maria telah melalui banyak hal untuk itu. Sampai akhirnya ia menjadi seorang pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21

Bab terbaru

  • Gadis Dua Belas Digit   Akhir Dari Segalanya (Tamat)

    Hari yang ku nantikan akhirnya datang juga. "Selamat siang, Tuan Mark. Apa benar kau yang memanggilku?" Akhirnya wanita licik itu masuk dalam perangkapku. Dia datang seorang diri. "Silahkan duduk, Nona Monika. Aku memang ingin bertemu denganmu." Ya, wanita itu adalah Monika. Wanita yang selama tiga bulan terakhir ku curigai kehadirannya. Setiap kali melangkah, wanita itu pasti ada dimana-mana. Bukankah ini sesuatu yang mencurigakan? Bahkan pertemuan kami pun seolah direncanakan dengan matang. "Ada apa, Tuan Mark? Apa kau merindukanku?" Kali ini Monika tak segan menunjukkan jati dirinya. Dia membelai pundak serta dahiku. Seakan hendak menggoda. Faktanya adalah aku tidak tertarik sama sekali. "Tentu saja aku merindukanmu. Kalau tidak, untuk apa aku capek-capek memintamu datang?" Aku sungguh muak terhadap diriku sendiri. Menyentuh paha wanita selain Maria, membuatku jijik dan ingin muntah. "Benarkah? Kalau begitu tunggu apa lagi? Silahkan jamah aku." Aku sudah duga, Monika past

  • Gadis Dua Belas Digit   Dan Ternyata

    Tiga bulan sudah istriku menjalani tahap pemulihan. Dan hari ini akhirnya kami diizinkan kembali ke rumah.Senang rasanya bisa melangkah bersama seperti ini. Menghirup udara serta aroma khas rumah yang telah lama dirindukan.Sewaktu berada di rumah sakit, Maria kerap menanyakan rumah ini. Maklum saja, dua tahun koma tentu membuatnya melupakan banyak hal. Selalu yang diingat hanyalah peristiwa enam tahun silam.Tapi tidak masalah, yang terpenting adalah dia telah kembali padaku. Sisanya biar takdir yang urus.Aku tidak ingin hal lain mengusik ketenangan kami. Sudah cukup aku melihat air mata di pipi Maria. Sekarang waktunya dia bahagia."Sayang, berapa lama aku koma? Mengapa semuanya tampak sama? Bukankah kau bilang, bahwa aku koma selama dua tahun? Tapi kau dan aku masih terlihat sama."Entah apa maksud dari pertanyaan ini. Maria duduk di depan cermin rias miliknya. Sedangkan aku meletakkan tas milik istriku itu."Apa menurutmu ada yang berbeda dari rumah ini? Atau cermin itu yang ber

  • Gadis Dua Belas Digit   Wanita Itu Datang Lagi

    Aku masih menunggu hasil pemeriksaan Maria. Tiba-tiba sosok wanita asing datang menghampiriku."Tuan Mark? Ah, benar itu Anda. Tadinya aku ragu untuk menyapa, takut salah orang. Tapi rupanya benar-benar Anda," ucap wanita yang nyaris membuatku lupa siapa dia."Ah ya, Nona...""Monika."Bahkan aku melupakan namanya saking tidak pentingnya dia. Entah wanita ini datang dari sudut mana, tiba-tiba berdiri di depanku dengan senyuman yang menurutku mencari perhatian."Ah, benar. Monika," gumamku acuh.Tuhan, Kau bisa tahu betapa aku tidak menyukai interaksi ini. Aku sungguh canggung dan merasa aneh."Mark, dia..."Leo menghampiri kami dengan tatapan penuh tanyanya."Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang tak sengaja bertemu. Aku nyaris menabraknya sewaktu menjemput Leo tadi siang. Entah mengapa kami selalu bertemu dimana-mana," jelasku bernada sedikit kesal.Entah mengapa, semenjak Maria siuman. Aku lebih sensitif terhadap wanita lain... Maksduku adalah aku tidak suka ada perempuan lain di

  • Gadis Dua Belas Digit   Jangan Menikah Lagi

    Mark Pov.Setelah sekian lama menyaksikan istriku terbaring koma tak berdaya di rumah sakit yang ku bangun sendiri, kini akhirnya ia kembali pulih.Mungkin Tuhan telah bosan mendengar doa serta keluhanku. Atau mungkin Maria sakit hati setelah aku mengancamnya menikah lagi.Sungguh, aku tersenyum gemas ketika mengingat hari itu. Andai bukan di rumah sakit. Andai kondisinya telah membaik seperti dulu. Maka aku akan menciumnya secara bertubi-tubi. Lalu mengajaknya bercinta sepanjang hari.Maria, istriku itu sangat suka menggoda ketika usianya beranjak lebih dewasa. Bukan tanpa usaha, dia semakin bijaksana dan berwibawa.Sampai detik ini, aku masih belum percaya, bahwa Tuhan akhirnya mengabulkan segala hajat yang ku panjatkan.Pun Joe, Putra kami satu-satunya. Anak itu tak pernah berhenti mendoakan Ibunya yang sekarat. Walau sempat kecewa serta nyaris putus asa karena Maria tak kunjung sadar juga. Akan tetapi, Joe berhasil melalui itu semua.Harus aku akui, Anak itu sungguh luar biasa ber

  • Gadis Dua Belas Digit   Habis Gelap, Terbitlah Terang

    Hari itu Mark dan Joe tengah merayakan ulang tahun Maria yang ketiga puluh satu. Walau wanita itu masih setia dengan tidur panjangnya.Selang infus dan oksigen menjadi saksi bisu mereka merayakan hari kelahiran Ibu satu Anak tersebut. Seolah hendak mengatakan kepada dunia, bahwa meski dalam situasi dan kondisi apapun, mereka tetap setia menanti kehadiran Maria di tengah-tengahnya.Walau entah kapan waktu itu akan segera datang. Yang pasti baik Mark maupun Joe, keduanya kompak tidak ingin putus asa."Happy birthday to you... Happy birthday too you... Happy birthday to you... Happy birthday... Happy birthday to you..."Mark dan Joe menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Maria."Maaf, aku terlambat... Belum dimulaikan acara tiup lilinnya? Maaf, tadi aku mampir di butik teman untuk membeli gaun ini sebagai hadiah. Nanti kalau Mommy dari cucuku yang tampan ini sembuh, bisa langsung dikenakan."Sementara Mely datang terlambat, karena masih harus mencari hadiah ulang tahun untuk menantu

  • Gadis Dua Belas Digit   Munculnya Wanita Lain

    Entah dengan jurus doa apa lagi harus Mark dan Joe panjatkan kepada Tuhan agar Maria segera sadar dari komanya.Telah berbagai macam cara dilakukan. Akan tetapi, hasilnya masih tetap sama. Sampai akhirnya memasuki tahun kedua."Mark, apa kau tidak berencana untuk menikah lagi? Maaf sebelumnya, bukan aku tidak menghormati istrimu. Akan tetapi, bila melihat situasi dan kondisinya saat ini. Sangat sulit untuk selamat. Sebaiknya kau mengambil keputusan cepat. Apa kau tidak memikirkan Putramu? Dia juga menginginkan sosok Ibu," ucap Wilyam."Terimakasih atas nasehatmu, Bro. Aku tahu kau peduli padaku, tapi maaf. Aku tidak bisa. Berbicara mengenai Putraku, tentu saja aku memikirkan masa depannya. Namun, bukankah sangat egois bila aku meminta restunya untuk menikah lagi demi memberi Ibu baru? Sementara Ibu kandungnya masih terbaring tak berdaya di rumah sakit... Maaf, aku tidak bisa," jawab Mark, menolak tegas usulan Wilyam."Baiklah, aku tidak keberatan. Aku hanya ingin menyampaikan gagasank

  • Gadis Dua Belas Digit   Luapan Hati Joe

    Waktu terus berputar. Akhirnya hubungan antara Mark dan Ibunya kembali membaik. Keduanya telah berdamai dengan keadaan yang selama bertahun-tahun mencekik mereka.Pun Joe, Bocah itu sangat bahagia sekaligus antusias menyambut hubungan barunya bersama Sang Nenek.Namun sayangnya, kebahagiaan itu tak dapat disaksikan oleh Maria yang belum juga sadar dari komanya.Sudah berbagai macam cara telah Mark lakukan demi kesembuhan wanita itu. Bahkan Mark rela membawa Dokter terkenal asal Amerika, Singapoor, Jerman, Turkey, dan Rusia. Akan tetapi, hasilnya masih tetap sama. Maria seolah enggan untuk bangkit kembali.Tampaknya luka yang disebabkan oleh Casandra sangat parah sehingga menyebabkan Maria mengalami koma berkepanjangan.Luka benturan pada bagian kepawa wanita itu menjadi penyebab utama ia masih belum sadarkan diri hingga satu tahun terakhir.Berbagai macam cara dan doa dipanjatkan oleh Mark demi kesembuhan Sang istri tercinta. Namun, lagi-lagi tak ada perubahan sama sekali. Bahkan jema

  • Gadis Dua Belas Digit   Lembaran Baru

    Hari berganti hari, minggu berganti minggu, hingga bulan berganti bulan. Akhirnya Mely memberanikan diri untuk menemui Maria di rumah sakit. Walau wanita itu masih setia dengan koma panjangnya.Selama ini Mely hanya bisa menatap dari kejauhan tiga orang kesayangannya itu sembari mengenakan kacamata hitam agar tidak dikenali orang-orang.Melalui tembok kokoh, Mely berdiri rapuh menatap jauh cucu tercinta sembari merasa iba. Tak ada yang bisa dilakukan oleh wanita tua itu. Sebab, Mark tidak mengizinkan dirinya untuk mendekati Joe, pun Maria.Mely yang sangat hafal betul karakter Putranya itu, hanya bisa pasrah menerima kenyataan, bahwa ia telah terbuang dari anggota keluarga Mark.Sejujurnya Mark tidak sepenuhnya membenci Maly. Hanya saja Mark ingin melihat ketulusan yang luas dari hati wanita yang telah melahirkannya itu."Maria, hari ini dengan segenap rasa hormat dan penyesalan yang mendalam. Saya meminta maaf padamu, Nak. Karena aku lah kau berakhir seperti ini. Aku terlalu mencinta

  • Gadis Dua Belas Digit   Karma Dibalas Tunai

    Hidup itu tidak seindah berada dalam negeri dongeng, yang ketika sedang mendambakan sesuatu. Maka tinggal minta kepada Ibu peri.Hidup itu tidak sesimple pemikiran membalikkan telapak tangan. Hidup itu tidak semudah memetik bunga di taman.Melainkan hidup itu butuh perjuangan yang besar. Jika ingin hasil maksimal, maka lakukan yang terbaik dalam hidup ini.Tuhan telah memberi berkah-Nya kepada setiap manusia. Akan tetapi, bila seluruh pintu syukur ditutup, maka dunia dan seisinya tak akan membuat kita kenyang.Jangan pernah memandang kenikmatan orang lain hanya untuk membandingkan dengan diri sendiri, agar hati tetap damai dan tak ada kesukaran.Rejeki tidak selalu tentang materi. Melainkan persahabatan, keluarga, serta pendidikan adalah nikmat tiada tara.Akan tetapi, tidak segelintir orang yang berpikir sebaliknya. Masih banyak penghuni bumi ini yang tak pandai bersukur dan lebih memilih mengejar ambisi. Padahal yang diberi sudah lebih dari cukup.Seperti yang telah dialami oleh Cas

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status