Share

Bab 69 : Keceplosan

Author: Linda Malik
last update Last Updated: 2024-12-10 21:45:38

“Jo, mau kemana kita? Gak ambil motor dulu?” tanya Ray tampak bingung. Sedari tadi memang dia tak melihat keberadaan Mila dan Rachel karena posisinya yang membelakangi.

“Memang elu gak lihat Rachel dan Mila tadi? Mereka kabur,” jawab Jo mempercepat langkahnya.

Tadinya Jessi tak terima Jonathan menolak permintaannya, namun Jo tetap pergi. Mau tidak mau, Jessi terpaksa meminta Dodit untuk menemaninya.

Sementara itu, Rachel tengah melangkah tanpa tujuan, menyusuri trotoar dengan langkah terburu-buru.

“Astaga Chel, mau kemana kita? Elu marah ya pasti? Tadi lihat Jo sama Jessi?” tanya Mila menebak. Tentu apalagi alasan Rachel bersikap aneh seperti ini.

“Ngapain gue marah, itu hak dialah. Mau sama Jessi, toh mereka cocok!” jawab Rachel ketus.

“Lu cemburu kan? Kayaknya bener deh, dugaan gue selama ini. Lu sama Jonathan ada hubungan. Kalian dijodohin, kan?”

Ucapan Mila berhasil menghentikan langkah Rachel. Dipandanginya Mila dengan tatapan terkejut dan penuh tanda tanya.

“Mil, elu tahu dari
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 70 : Memupus Jarak

    “Elu ada masalah apa sih? Kabur Mulu,” ucap Jo dengan intonasi tinggi. Nafasnya tampak memburu, dan tenggorokannya terasa kering. Diambilnya minuman di depan Rachel, tanpa permisi meminumnya langsung.“Jo, itu minuman gue!” sentak Rachel yang tak terima minuman yang belum sempat ia nikmati, diminum Jonathan tanpa ijin lagi.“Gue haus, gara-gara nyariin elu!” ucap Jonathan, lalu kembali meminum es cappucino itu hingga tersisa setengah gelas.Mila tersenyum melihat kehadiran Jonathan, dan itu membuat dugaannya benar.“Tuh kan, Chel. Apa gue bilang tadi?” ucap Mila setengah berbisik, membuat Rachel menjadi salah tingkah. Hatinya berbunga-bunga melihat sosok Jonathan yang berdiri di hadapannya.“Nih lu minum sisa gue,” ujar Jo sembari menyodorkan gelas yang tersisa setengah itu.“Gak, bekas mulut lu, ogah gue!” tolak Rachel sambil mendorong gelas itu kembali.“Yeh sombongnya, lagian kenapa kalau bekas mulut gue? Gue kan gak rabies kali!” balas Jonathan dengan wajah kesal.Sementara itu Ra

    Last Updated : 2024-12-10
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 71 : Gelisah Tak Menentu

    Entah sadar atau tidak, Jonathan semakin memupus jarak di antara mereka. Menatap lekat manik mata Rachel yang terlihat indah, seakan menghipnotis dirinya untuk bergerak semakin dekat.Kali ini Rachel hanya terdiam. Tidak menolak seperti tempo hari saat tengah menjadi guru les Jonathan. Mungkin saja pikiran Rachel dipengaruhi oleh ucapan Mila yang menduga jika Jo memiliki perasaan lebih padanya.Dia sendiri merasa nyaman dan tak ingin menolak. Menggigit bibir bawah, perlahan mata bulatnya tertutup. Menanti akan sesuatu yang entah dia sendiri tak tahu apa yang akan terjadi. Dia hanya mengikuti apa kata hati.“Heh Cupu! Ngapain lu merem? Ngarep gue cium?” ucap Jo membuat mata Rachel kembali terbuka.Terlihat Jonathan dengan senyum jahilnya.“Apaan sih, gak lah!” ucap Rachel kesal dan segera memutuskan kontak mata.“Lu ngarep kan? Jujur deh!” goda Jonathan lagi, membuat Rachel mati kutu.Rachel sendiri tak tahu mengapa dia tak bisa mengendalikan dirinya. Bukannya menghindar, justru pasrah

    Last Updated : 2024-12-11
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 72 : Tidur Berdua?

    “Rachel!”Suara serak Jonathan terdengar jelas. Gadis itu bergeming di posisinya. Jantungnya terus bertalu, apalagi Rachel kini mendengar langkah Jo yang semakin mendekat ke arahnya. Meraih lengan Rachel dan memaksa gadis itu untuk melihat ke arahnya.“Habis dari mana lu?” tanya Jo dengan tatapan mengintimidasi.“Gue.. gue mau minum Jo,” jawab Rachel terbata. Entahlah Rachel sendiri tidak bisa menemukan jawaban yang pas.Dia sendiri tahu jika di lantai dua ini hanya ada kamar Jonathan. Namun Rachel gengsi jika harus mengungkapkan alasan yang sesungguhnya.Rachel memutar tubuhnya dan segera menuruni tangga, disusul dengan Jonathan yang memang ada niat ke dapur. Mendadak perutnya lapar setelah bangun tidur.Rachel segera melangkah ke dapur, tanpa berani menoleh ke belakang. Dia yakin Jo pun masih mengikutinya.Dia pun segera mengambil gelas untuk mengisinya dengan air putih. Sementara Jonathan membuka kulkas untuk mencari makanan yang bisa dia makan untuk pengganjal perut.“Lu laper?” t

    Last Updated : 2024-12-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 73 : Kesempatan dalam Kesempitan

    Nenek Maria membiarkan cucu-cucunya tidur lebih lama, tak berniat untuk membangunkan. Dan segera meninggalkan mereka untuk melakukan aktivitas pagi.Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa cahaya mentari mulai masuk lewat celah-celah gorden yang sedikit tersingkap.Jonathan merasakan berat pada pundak kirinya. Kedua matanya terbuka perlahan, dan kesadarannya pun sedikit demi sedikit terkumpul.Pandangannya tertuju pada tangan mungil seseorang yang berada dalam genggamannya. Membuatnya segera menyadari jika dirinya tak sendiri.Perlahan Jo memutar kepalanya ke samping, terlihat wajah Rachel yang tertutup oleh helaian rambut. Nafasnya teratur, menandakan jika Rachel masih lelap tertidur.Tangan kanannya terulur untuk menyibak helaian rambut Rachel. Kini wajah Rachel terlihat bercahaya dalam pandangannya. Setelah sekian lama, Jo baru menyadari jika calon istrinya ini mempunyai wajah cantik dan menarik.Tanpa sadar tangan kiri Jo semakin meremas erat tangan Rachel. Ada gelenyar aneh yang m

    Last Updated : 2024-12-12
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 74 : Skandal Terlarang

    Bukan hanya keberadaan Miss Melody di ruangan Kepala Sekolah yang membuat Jonathan terkejut, melainkan Jo juga melihat guru muda itu tengah duduk di pangkuan Pak Jeremy, dengan kedua tangan melingkar pada leher pria tua itu. Posisi mereka terlihat sangat intim.Melody terlihat panik, buru-buru beranjak dari pangkuan Jeremy. Wajahnya menunduk malu, karena aksinya terciduk oleh salah satu muridnya.“Apa orang tuamu tak mengajarimu sopan santun? Hah!” sentak Jeremy dengan tatapan berapi-api. Murid bandel itu mengganggu kesenangannya, bahkan mungkin saja sudah mengetahui aib yang selama ini dia rahasiakan.“Ada hal yang ingin saya bicarakan dengan anda, untuk itu saya datang ke ruangan ini,” jawab Jonathan setelah dirinya berhasil menormalkan pikirannya. Menatap tajam pada Jeremy dengan raut wajah dingin.“Kau hanya membuang waktuku! Kembalilah ke kelasmu! Apa kau tidak tahu ini sudah jam pelajaran?” ucap Jeremy sembari mengisyaratkan pada guru kesenian itu, untuk segera keluar dari ruang

    Last Updated : 2024-12-13
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 75 : Lu Cemburu?

    Sebuah ruangan sempit dengan ukuran dua kali dua meter. Ada beberapa layar LCD yang menampilkan tayangan CCTV di masing-masing sudut sekolah.“Pak, tolong putar ulang tayangan tiga hari lalu. Setelah jam istirahat kedua,” ucap Jonathan yang kini berdiri di samping Sekuriti bersama Rachel di sisinya.Pria itu langsung menuruti perintah Jonathan. Di layar terlihat Rachel yang baru keluar dari kelas dengan membawa tumpukan buku.“Arahkan ke CCTV yang di luar ruang Lab!” pinta Jonathan.Di layar memperlihatkan Rachel yang sedang berjalan melewati ruang laboratorium, kemudian menghilang.“Mas Jo, maaf CCTV di gudang itu sudah lama rusak,” beritahu sekuriti. Namun Jonathan tak menggubrisnya, justru tatapannya masih fokus pada layar.Menunggu hingga orang yang dia maksud muncul. Beberapa menit berlalu, akhirnya terlihat seorang pemuda mengenakan jaket hitam serta menutup kepalanya dengan topi dan masker hitam.“Stop disitu!” perintah Jonathan, segera dituruti oleh pak sekuriti. “Tolong besar

    Last Updated : 2024-12-13
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 76 : Dasar Mesum!

    Cemburu? Apa maksud Jonathan berkata demikian?Rachel menggeleng kepala sebagai jawaban, karena tak mampu berkata dengan telapak tangan Jonathan yang menutup mulutnya.Jo semakin menatap intens Rachel. Mencari kebenaran lewat sorot mata gadis itu. Kepalanya semakin condong ke samping, membuat Rachel harus bersiaga.“Auuuwhhhh!!” teriak Jonathan kala Rachel menggigit telapak tangannya. Reflek dia menarik tangannya, terlihat bekas gigi Rachel di telapak tangannya yang memerah.“Dasar tikus pengerat!!” sentak Jonathan dengan wajah meringis.“Lagian lu ngapain deket-deket? Nutup mulut gue lagi? Dasar mesum, huh!!” ucap Rachel dengan bibir mengerucut.“Siapa juga mau mesumin cewek kayak elu! Bisa habis tangan gue lu gigit!” balas Jonathan dengan wajahnya yang terlihat masam.Jo pun segera melajukan mobilnya, melanjutkan perjalanan ke rumah Rachel.Sesampainya di kediaman keluarga Shaquille, Rachel segera turun dari mobil tanpa pamit.“Hey Cupu! Tungguin!” panggil Jo setengah berteriak, me

    Last Updated : 2024-12-14
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 77 : Menemui Jeremy

    “Apa papi tidak salah dengar, Jo? Apa kau sedang bergurau? Kau jangan mengada-ada,” ucap Nicho dengan tatapan tak percaya.Jo beranjak dari kursi lalu menjawab, “kalau papi tak percaya, tanyakan pada Jeremy! Jo tidak pernah berbohong!” tegas Jonathan lalu segera melangkah keluar ruangan.Meninggalkan Nicholas yang masih dipenuhi pertanyaan. Jonathan adalah anak semata wayangnya. Jika orang lain sudah berani mengancam putranya, bahkan berani menjebak calon menantunya. Tentu Nicholas tidak terima!Esok harinya, Nicholas sengaja berkunjung ke sekolah Bhineka Prashanti, demi untuk menemui Jeremy.Memang selama ini Nicholas sangat jarang bertatap muka dengan pria pemilik sekolah. Hanya beberapa kali bertemu dalam sebuah rapat komite.Nicholas sengaja pergi setelah putranya berangkat ke sekolah. Dia tidak ingin hal ini mengganggu kegiatan belajar mengajar.Sesampainya di depan gerbang sekolah yang tertutup, Nicholas hanya sekali menekan klakson. Penjaga sekolah dengan cepat membukakan pintu

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 221 : Rumah Masa Depan

    “Jika kamu perlu vitamin untuk mempercepat kehamilan, mama bisa mengantarkanmu ke dokter, Nak!” ucap Natasya sebelum melepaskan kepergian putri semata wayangnya.Jonathan terlebih dulu berada di sisi mobil, membuka lebar pintu untuk istrinya.“Gak perlu, Ma. Rachel gak memerlukannya!” tegas Rachel dengan muka memerah. Selama sarapan, dirinya terus dibuat diam tak berkutik. Malu menndengar penuturan nenek Maria yang sepertinya sudah mengetahui aktivitas malamnya bersama Jonathan.“Santai saja, Ma. Nanti Jo sendiri yang akan mengantarkan istri Jo ke dokter. Jo pastikan mama dan nenek akan segera mendapatkan cucu dan cicit.”Bukannya meredakan suasana, suaminya itu justru menimpali dengan ucapan yang semakin membuat wajah Rachel memanas karena malu.“Sudahlah, Nat. Kamu tak perlu khawatir. Putrimu sudah berada di tangan orang tepat. Jonathan tahu apa yang terbaik dan pastinya akan menjaga putrimu dengan sangat baik. Bukan begitu, Jo?” timpal nenek Maria seraya mengerlingkan satu mata ke

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 220 : Pengen Punya Bayi

    Jonathan mengendap-endap berjalan menuju lemari pendingin yang berada di dalam dapur. Pandangannya merotasi ke seluruh penjuru ruangan guna memastikan keadaan di sekitar sepi.Hari sudah lewat tengah malam, namun demi mengambilkan air minum untuk istrinya, dia pun rela keluar kamar.Selama setahun sering mengunjungi rumah ini, Jonathan sudah mengenal tata letak ruangan juga tempat penyimpanan.Hingga langkahnya tiba di depan lemari pendingin, tangannya sudah siap membuka pintu lemari. Namun sebuah suara mengejutkannya.“Ehm.. ehm..” Suara deheman dari seseorang yang membuat jantung Jonathan hampir saja melompat keluar.Segera dia mengalihkan pandangannya ke belakang untuk melihat ke sumber suara.“Nenek? Kok udah bangun? Bukannya masih malam?”Wanita paruh baya itu melangkah mendekati pemuda yang sudah dianggap seperti cucunya sendiri.“Nenek haus, memang gak boleh ambil minum?” Tanpa membalas tatapan Jonathan, nenek Maria melangkah ke arah dispenser air. Mengambil satu gelas kosong d

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 219 : Round 2?

    Takut jika istrinya akan berteriak histeris, Jonathan semakin memperdalam ciuman seiring pergerakannya menekan pinggulnya ke bawah untuk membenamkan seluruh miliknya dalam tubuh sang istri. Tidak sama seperti malam pertama, meski rasa perih itu masih tersisa namun jujur Rachel mulai merasa enak. Mungkin benar apa yang diucapkan neneknya tadi, jika melakukannya yang kedua akan jauh lebih nikmat.Didorong oleh keinginan yang tiba-tiba muncul, kedua tangan Rachel bergerak memeluk leher Jonathan. Wanita itu pun tak malu-malu lagi membalas ciuman panas suaminya.Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa mencium bibir Jonathan yang sudah menjadi candu baginya.Seulas senyum tersungging di bibir Jonathan, hatinya pun terasa menghangat ketika menyadari sikap istrinya yang sudah tak lagi menolak.Perlahan Jonathan menggerakkan pinggulnya dan mulai memompa liang kewanitaan sang istri, tanpa melepaskan tautan bibir mereka.Suara ranjang berdecit, erangan Rachel ketika mencapai pelepasan, m

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 218 : Istri Paling Bahagia

    “Auwwwhh.. sakit, Bae!” ucap Jonathan dengan wajah meringis sembari menatap lengannya yang terdapat bekas gigitan Rachel.“Jangan ngomong yang enggak-enggak deh, Jo! Mana ada nenek bilang gitu?” elak Rachel seraya membuang pandangannya agar Jonathan tak melihat wajahnya yang sudah memerah itu.“Masak sih nenek gak bilang gitu? Apa gue salah denger ya?”‘Astaga, nenek! Kenapa sih pakai acara ngomong yang enggak-enggak?’ gerutu Rachel dalam hati.“Jangan mikir yang enggak-enggak deh. Buruan ganti baju!” perintah Rachel seraya mendorong punggung Jonathan menuju kamar mandi.Blam!Rachel sendiri yang menutup pintu kamar mandi. Mengalihkan perhatian Jonathan agar tak lagi membicarakan sesuatu yang bisa memancing hal yang mengancam ketenangannya.Selama Jonathan berada di kamar mandi, Rachel segera menyelesaikan rutinitasnya. Membersihkan wajah dan mengoleskan skincare di wajahnya. Lalu segera berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutup seluruh tubuhnya.Rasa was-was masih menggan

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 217 : Mencoba Yang Kedua?

    “Uhuukkk.. uhuukkk..!” Jonathan bergegas mengambil air mineral dan memberikannya pada Rachel. Merasa bersalah telah membuat istrinya itu tersedak karena kata-kata yang keluar dari mulutnya. Suara bel pintu terdengar menyentak perhatian Rachel dan Jonathan. Sontak keduanya pun menoleh ke arah pintu. “Ck, siapa sih?! Ganggu aja!” gerutu Jonathan sebelum akhirnya melangkah ke arah pintu. Membuka pintu untuk melihat siapa yang datang. Salah satu staf hotel membawakan koper milik Rachel. “Maaf mengganggu, tuan Jonathan. Kami hanya mengantarkan barang milik nona Rachel,” ucap staf hotel seraya menyerahkan koper itu. Setelah staf hotel pamit pergi, Jonathan segera menutup kembali pintu kamar. Menarik koper ke lemari penyimpanan. Lalu kembali melangkah menuju meja makan. Rachel beranjak dari kursi. Meskipun makanan di piringnya masih tersisa setengah, namun perutnya sudah terasa kenyang. “Mau kemana, Bae? Kok gak dihabisin makanannya?” tanya Jonathan dengan raut bingung. “Gue mau gant

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 216 : Mandi Bareng?

    Rachel melangkah mundur kala menyadari langkah Jonathan semakin mendekat. Namun baru beberapa langkah ke belakang, punggungnya sudah membentur dinding membuat langkahnya terhenti di tempat. Pengaruh alkohol itu sudah hilang sejak Rachel bangun tidur tadi. Jadi dalam keadaan sadar seperti ini, akal sehat Rachel kembali bekerja. Rachel menyilangkan kedua tangan di depan dada, sebagai isyarat agar Jonathan jangan mendekat. Namun sepertinya suaminya itu tak memahami maksudnya. Langkah Jonathan semakin mendekat, mengunci tubuh mungil istrinya di antara kedua tangannya yang diletakkan di sisi tubuh Rachel. Lagi dan lagi Rachel dibuat diam tak berkutik. Wajah tampan sang kapten basket yang telah berstatus menjadi suaminya, begitu membuat gadis cupu itu terpesona. Dalam jarak sedekat ini, Rachel bisa merasakan hembusan nafas Jonathan yang beraroma mint. Tatapan Jonathan yang begitu tajam namun ada kelembutan di dalamnya, membuat Rachel semakin hanyut dalam rasa nyaman. Bibir merah Jonath

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 215 : Panjang dan Keras seperti Terong

    “Mohon maaf tuan Jonathan, mengganggu waktu istirahat anda. Saya diminta nyonya Debora untuk membawakan sarapan ini,” ucap seorang wanita yang merupakan staf hotel. “Astaga mami! Ngapain sih pakai suruh orang buat bawa sarapan segala. Mengganggu aja!” gerutu Jonathan dengan suara kecil, namun masih bisa didengar oleh staf wanita yang masih berdiri di hadapannya dengan membawa nampan berisi sarapan. “Maaf tuan Jonathan, bolehkah saya masuk untuk menaruh makanan ini?” “Gak perlu, biar aku sendiri yang menaruhnya!” Jonathan meraih paksa nampan itu. “Sekarang pergilah!” perintah Jonathan lalu kembali masuk. Menutup pintu dengan kakinya. Meletakkan nampan di atas meja, kemudian melangkah menuju kamar. Berdiri di sisi ranjang dengan pandangan tertuju pada wanita yang masih tertidur lelap. Jonathan sedikit membungkukkan badan. Tangannya terulur memindahkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Rachel. Garis bibir Jonathan melengkung, membentuk sebuah senyuman. Pagi pertama yang menj

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 214 : Can I come in?

    Jonathan kembali memagut bibir manis sang istri. Tangannya bergerak mengusap lembut dada Rachel sebelum memulai permainan inti. Rasa takut yang sempat bersarang di hati Rachel saat melihat milik Jonathan yang panjang dan keras itu, kini perlahan memudar. Desahan tertahan dari bibir Rachel, kembali terdengar. Mengiringi permainan yang akan Jonathan mulai, sesaat lagi. Jonathan mengusap lembut ujung miliknya sebelum mempertemukannya pada milik sang istri. Mata Rachel terpejam, bibirnya terus mengeluarkan suara yang semakin memancing hasrat sang suami. “Can I come in?” Suara Jonathan menyentak kesadaran Rachel. Perlahan mata lentik itu terbuka. Sorot mata Rachel terlihat sayu. Ada rasa ingin, penasaran, juga rasa takut yang bercampur aduk dalam hatinya. Namun sudah kepalang tanggung. Pengaruh alkohol masih menguasai tubuh Rachel dan keinginan Jonathan pun sudah tidak bisa ditahan lagi. Tanpa mendengar dahulu jawaban dari mulut sang istri, Jonathan memasukkan miliknya ke dalam liang

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 213 : Malam Pertama

    Posisi Rachel kini berada di atas tubuh Jonathan. Kedua kakinya diletakkan di kedua sisi pinggang Jonathan. Posisi yang sama seperti sedang naik kuda. Jonathan menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk menghindari ciuman Rachel. Karena dia tahu, jika istrinya itu sedang mabuk. “Astaga, Bae.. mphhhh..” Posisi Jonathan yang terjepit, membuatnya sulit untuk menghindar. Apalagi kedua tangan Rachel kini mencengkeram erat pipinya, hingga membuat Jo tak bisa menghindar lagi. Ciuman yang tak pernah Jonathan rasakan sebelumnya. Jika dalam keadaan sadar, istrinya itu sangatlah pasif. Beda halnya dalam keadaan mabuk, ciuman Rachel terasa begitu liar dan panas. Jo bisa merasakan lidah basah Rachel yang mulai membasahi permukaan bibirnya yang tertutup. Dengan mata terpejam, Jo berusaha mempertahankan diri agar tidak tergoda. Sungguh istrinya ini benar-benar menguji pertahanannya. Haruskah Jo meladeni Rachel dalam keadaannya yang setengah sadar? Jonathan tak ingin dianggap sengaja mema

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status