Share

Bab 76 : Dasar Mesum!

Author: Linda Malik
last update Last Updated: 2024-12-14 21:28:32

Cemburu? Apa maksud Jonathan berkata demikian?

Rachel menggeleng kepala sebagai jawaban, karena tak mampu berkata dengan telapak tangan Jonathan yang menutup mulutnya.

Jo semakin menatap intens Rachel. Mencari kebenaran lewat sorot mata gadis itu. Kepalanya semakin condong ke samping, membuat Rachel harus bersiaga.

“Auuuwhhhh!!” teriak Jonathan kala Rachel menggigit telapak tangannya.

Reflek dia menarik tangannya, terlihat bekas gigi Rachel di telapak tangannya yang memerah.

“Dasar tikus pengerat!!” sentak Jonathan dengan wajah meringis.

“Lagian lu ngapain deket-deket? Nutup mulut gue lagi? Dasar mesum, huh!!” ucap Rachel dengan bibir mengerucut.

“Siapa juga mau mesumin cewek kayak elu! Bisa habis tangan gue lu gigit!” balas Jonathan dengan wajahnya yang terlihat masam.

Jo pun segera melajukan mobilnya, melanjutkan perjalanan ke rumah Rachel.

Sesampainya di kediaman keluarga Shaquille, Rachel segera turun dari mobil tanpa pamit.

“Hey Cupu! Tungguin!” panggil Jo setengah berteriak, me
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 77 : Menemui Jeremy

    “Apa papi tidak salah dengar, Jo? Apa kau sedang bergurau? Kau jangan mengada-ada,” ucap Nicho dengan tatapan tak percaya.Jo beranjak dari kursi lalu menjawab, “kalau papi tak percaya, tanyakan pada Jeremy! Jo tidak pernah berbohong!” tegas Jonathan lalu segera melangkah keluar ruangan.Meninggalkan Nicholas yang masih dipenuhi pertanyaan. Jonathan adalah anak semata wayangnya. Jika orang lain sudah berani mengancam putranya, bahkan berani menjebak calon menantunya. Tentu Nicholas tidak terima!Esok harinya, Nicholas sengaja berkunjung ke sekolah Bhineka Prashanti, demi untuk menemui Jeremy.Memang selama ini Nicholas sangat jarang bertatap muka dengan pria pemilik sekolah. Hanya beberapa kali bertemu dalam sebuah rapat komite.Nicholas sengaja pergi setelah putranya berangkat ke sekolah. Dia tidak ingin hal ini mengganggu kegiatan belajar mengajar.Sesampainya di depan gerbang sekolah yang tertutup, Nicholas hanya sekali menekan klakson. Penjaga sekolah dengan cepat membukakan pintu

    Last Updated : 2024-12-14
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 78 : Hati Rachel Memanas

    “Heh cupu! Jangan sok cantik deh lu! Lu kira lu ini siapa? Bisa deketin papanya Jonathan! Hah!” sentak Jessi melampiaskan rasa cemburunya.Mila yang tak suka melihat sikap Jessi yang kasar, segera menepis tangan Jessi dari lengan Rachel.“Apaan sih lu! Wajarlah Rachel deket sama calon mertuanya sendiri! Lu sendiri siapa, gak penting!”Ucapan Mila membuat Rachel juga Jessi terkejut. Hingga Rachel segera menutup mulut Mila.“Calon mertua? Hah, gak salah denger gue? Kalau ngimpi tu jangan kelewatan!” balas Jessi diselingi tawa remeh.Mila menarik tangan Rachel yang menutup mulutnya. Mila belum puas membalas gadis angkuh tak tahu diri itu. “Mil, please. Lu diem, jangan bilang apapun!” bisik Rachel dengan tatapan memohon. Mila pun mengurungkan niatnya.“Heh cupu! Gue ingetin elu sekali lagi ya, Jonathan itu milik gue! Dan elu gak ada hak untuk mendekatinya ataupun keluarganya. Ngaca dah lu! Punya cermin kan?” sentak Jessi dengan intonasi tinggi.“Jess!!”Suara Jonathan membuat atensi keti

    Last Updated : 2024-12-15
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 79 : PMS

    Selama pelajaran berlangsung, Rachel masih memikirkan ucapan-ucapan yang dia dengar di kantin tadi. Mungkin benar apa kata siswi-siswi yang bergosip tadi, Jonathan akan lebih cocok jika disandingkan bersama Jessi. Keduanya sama-sama atlet basket, memiliki tubuh tinggi dan proporsional, sehingga terlihat serasi. Apalagi keduanya memiliki wajah tampan dan cantik, membuat keduanya menjadi idola di sekolahan. Rachel mendadak minder dengan penampilannya. Mengingat jika penampilan Jessi begitu modis dan cantik. Rambut panjang lurus semampai yang sengaja diurai, juga wajah Jessi yang terlihat menarik dengan sapuan make-up tipis. Memikirkannya saja sudah membuat hatinya gelisah dan merasa tidak nyaman. “Pak, saya ijin ke toilet!” ucap Rachel beranjak dari kursinya sambil mengangkat tangan kanannya. Setelah mendapatkan persetujuan pak Supri, Rachel hendak keluar dari bangkunya. Mungkin ini kali pertama baginya ijin dari mata pelajaran matematika. “Mau ngapain lu? Boker?” tanya Jonat

    Last Updated : 2024-12-16
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 80 : Serius, Seperti Hubungan Kita!

    Rachel melangkah ke parkiran dengan jaket biru yang melingkar di pinggangnya, menutupi kondisi rok bawahnya yang kotor karena darah menstruasi. Keadaan di parkiran cukup sepi, hanya ada beberapa motor guru yang masih terparkir dan mobil Rubicon putih milik Jonathan. Rachel berdiri di sisi mobil, membuka pintu namun raut wajahnya terlihat bingung. “Ngapain diem aja, buruan masuk!” perintah Jonathan yang sudah duduk di balik kemudi. “Gue naik ojol aja, Jo. Takutnya mobil lu kotor,” ucap Rachel tak enak hati jika dirinya nanti membuat kursi jok mobil kotor. Apalagi darah menstruasi, tentunya Jonathan akan jijik. “Gak perlu pake ojol, masuklah! Gak masalah kalau kotor nanti gue bisa cuci,” jawab Jonathan meyakinkan. Akhirnya Rachel memutuskan untuk masuk, setelah melepaskan jaket Jonathan dari pinggangnya. Jo mengemudi dengan cepat, hingga tak lama mereka pun sampai di rumah Rachel. Rachel segera turun dan berlari memasuki rumahnya untuk membersihkan diri. Pantas saja seh

    Last Updated : 2024-12-17
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 81 : Jonathan, Sang Idola

    Hari berlalu dengan cepat. Setiap hari bertemu, membuat hubungan keduanya menjadi sangat dekat. Apalagi Jonathan rutin mengunjungi rumah Rachel setiap pulang sekolah untuk belajar bersama.Dalam waktu satu bulan ke depan, mereka akan menghadapi ujian kelulusan. Tentunya Jonathan akan giat belajar untuk bisa membuktikan pada Jeremy jika dirinya mampu.Jonathan membuka lembaran-lembaran kertas yang berisi nilai dari hasil simulasi ujian yang sudah dilakukan selama satu minggu ini. Hasilnya tidak buruk, bahkan di atas Kriteria Ketuntasan Minimal, meskipun belum sempurna namun cukup membuat teman-temannya takjub melihat nilai Jonathan. Tak hanya teman-temannya, para guru pun ikut salut melihat hasil nilai itu.Hampir rata-rata teman main Jonathan yang tergabung dalam tim basket, mendapatkan nilai dibawah standar KKM.“Hebat lu, Jo! Lagian kok bisa sih?” tanya Ray yang sedari tadi ikut melirik pada kertas jawaban Jonathan. Hampir semua nilai Jonathan di atas enam puluh. Tidak seperti hasi

    Last Updated : 2024-12-18
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 82 : Ajakan Jalan

    “Sini lu!” ucap Jonathan sembari menarik kerah baju Nolan dari belakang. Hingga membuat pemuda berkacamata itu beranjak dari bangkunya.Nolan sangat terkejut melihat kehadiran Jonathan, begitu pun Rachel. Perhatiannya teralihkan oleh suara pemuda yang sangat ia kenali.“Lu duduk di kursi lain, gue mau duduk di sini!” perintah Jonathan seenak jidatnya sendiri. Dia pun segera menduduki kursi bekas Nolan. Mengabaikan raut wajah Nolan yang terlihat tak terima.“Jo? Ngapain ke sini?” tanya Rachel dengan wajah bingung. Menatap pada Jonathan dengan dahi mengerut.“Memang ada peraturan kalau gue dilarang masuk sini? Gak kan?” jawab Jo dengan senyum simpul. Sudut matanya masih mengawasi keberadaan Nolan.Saat melihat Nolan membawa kursi ke arah meja Rachel, Jonathan mengusirnya dengan mengibaskan tangan.“Cari tempat lain, jangan di sini!” perintahnya tanpa suara namun mampu mencuri perhatian Rachel yang ikut melihat ke arah pandang Jonathan.Rachel menjadi tidak enak hati melihat raut wajah N

    Last Updated : 2024-12-19
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 83 : Pesta Ulang Tahun

    “Bagaimana hubungan kalian, Jo? Apa sudah ada perkembangan?” tanya Jacob pada calon menantunya. Saat ini mereka tengah duduk di ruang tengah, Jacob dan nenek Maria menemani Jonathan menunggu Rachel.“Mungkin, om. Jo masih ingin mengenal Rachel lebih dalam,” jawab Jonathan dengan senyum simpul.“Papa yakin kalian akan sangat cocok. Sering-seringlah mengajak putri papa keluar jalan. Mungkin itu bisa mendekatkan hubungan kalian,” ucap Jacob sembari menepuk pelan bahu Jonathan.“Benar itu Jo, apalagi hanya tinggal beberapa bulan lagi kalian akan menikah. Kalian harus terbiasa bersama,” timpal nenek Maria yang ikut mendengar percakapan dua laki-laki beda usia itu.Jo tersenyum seraya mengangguk.“Bagaimana sekolah kalian? Papa dengar dari nenek, jika kalian sering belajar bersama, apa benar?” tanya Jacob hendak memastikan.“Benar Om, hampir setiap hari kami belajar bareng. Dan karena Rachel, hasil ujian tryout Jo dapat nilai bagus,” jawab Jo dengan senyum lebar.“Bagus itu, hubungan kalian

    Last Updated : 2024-12-19
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 84 : Pertengkaran Rachel dan Jessi

    “Mau kemana Jo?” tanya Theo penasaran melihat wajah kebingungan temannya itu.“Bentar, gue tadi ke sini bareng cewek,” jelas Jonathan sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling.“Cewek lu? Jessi maksud lu? Tuh dia ada di dalam.” “Bukan! Rachel, gue kesini barengan Rachel.” Jonathan pun segera melangkah untuk mencari keberadaan Rachel yang tiba-tiba menghilang.“Si Cupu? Serius lu, Jo?” Raut wajah Theo terkejut mendengar jawaban Jonathan. Sungguh di luar dari dugaannya. Selama ini dia mengira temannya itu memacari teman sekelasnya, Jessi. Bukan Rachel, si gadis Cupu.Jonathan tetap melangkah, mengabaikan pertanyaan Theo. Rachel adalah tanggung jawabnya. Bagaimana mungkin dia bisa kehilangan Rachel hanya dalam waktu sekejap.Jonathan membelah kerumunan, mengabaikan sapaan teman-temannya. Untung saja para tamu memakai baju dress code berwarna hitam, tentu tidak akan mempersulit pencariannya. Karena hanya Rachel yang mengenakan baju putih.Pencariannya berakhir di parkiran. Dari amba

    Last Updated : 2024-12-20

Latest chapter

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 163 : Sikap Tegas Jonathan

    Astaga, entah apa yang membuat Jonathan kesal ketika melihat sosok gadis yang ingin dihindarinya itu.Tanpa sungkan, Aluna bergerak menghampiri mobil mereka. Wajahnya tampak riang ketika melihat sosok pemuda yang pernah menjadi mantan kekasihnya dulu.“Kebetulan banget ya kita ketemu Chel,” ucap Aluna ketika langkahnya tiba di depan Rachel.Rachel membalas sapaan Aluna dengan senyum simpul, sementara Jonathan tak berniat menyambut gadis menyebalkan itu. Memilih untuk segera memasuki mobil.“Habis belanja?” tanya Aluna lagi sembari melirik ke arah Jonathan yang sama sekali tak melihat ke arahnya.“Hum, kita belanja. Lu sendiri mau belanja?” tanya Rachel balik. Melihat arah kedatangan Aluna dari arah pintu masuk, tentu Rachel mengira jika gadis itu baru datang.“Tadinya, tapi barusan mama telepon katanya gak usah belanja,” jelas Aluna. Entah benar ataupun tidak, yang jelas sikap Aluna yang ingin mendekati Jo begitu kentara.“Sayang, ayo masuk!” Suara Jonathan terdengar, membuat kedua ga

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 162 : Program Hamil?

    Mendengar namanya dipanggil, Rachel pun menghentikan langkah dan melihat ke sumber suara.Terlihat sahabatnya Mila yang berdiri tak jauh, tengah melangkah ke arah mereka.“Mila?” Raut wajah Rachel berbinar ketika melihat sahabat yang sudah berhari-hari tak bertemu.“Chel, gue seneng deh akhirnya bisa lihat elu!” Mila memeluk Rachel dengan perasaan senang. Lalu tatapannya tertuju pada pemuda yang berdiri di belakang Rachel.“Jo? Apa kab.. loh tangan lu kenapa?” tanya Mila yang terkejut melihat kondisi tangan kanan Jonathan yang tergantung.“Hey Mil, apa kabar? Sendirian aja?” sambut Jonathan dengan senyum merekah. Dia bahkan tak menjawab pertanyaan Mila.“Gue baik. Kalian gimana? Udah lama gue gak denger kabar kalian, dan Jo tangan lu kok bisa..”“Gue jatuh dari motor, Mil. Tapi tenang aja kondisinya gak parah kok!” pungkas Jonathan menenangkan. Lalu melihat ke sekeliling Mila, “eh mana si Ray, lu gak bareng dia?”Kini wajah Mila berubah sendu ketika mendengar nama Rayjendra.“Dimana s

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 161 : Menonjol

    “Ish.. gak usah kali Jo pake dijelasin segala kita mau nikah. Kan malu!” gerutu Rachel saat mereka keluar dari ruang terapi dan sedang berada di apotik, menunggu obat yang diresepkan. “Loh, harus dong Chel! Masak iya kamu nikah tapi calon suamimu cacat gini.” “Hush.. jangan bilang gitu! Kamu gak cacat, tapi sedang kurang baik. Dalam waktu dekat juga pasti sembuh tangannya,” balas Rachel dengan tatapan tak suka. Jonathan menghela nafas panjang. “Dengan kondisi tangan gue seperti ini, kira-kira masih bisa gak ya gue main basket?” gumam Jonathan dengan tatapan menerawang. Rachel berpaling menatap ke samping. Terlihat raut wajah Jonathan yang muram dengan pandangan kosong. Diraihnya tangan Jonathan, lalu menautkan dengan tangannya. “Gue yakin lu bisa sembuh, dan tangan lu akan kembali kayak dulu!” tegas Rachel untuk menyemangati. Mendadak suasana hening, Jo tak lagi berucap. Tenggelam dalam pikirannya sendiri. Rachel merasa iba melihat raut wajah Jo yang murung. Walau bagaimanapun

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 160 : Cabut Laporan?

    Rachel yang tak mendengar ocehan Jonathan lagi, sontak melihat ke arah pemuda di sisinya.“Jo, kenapa lu?” tanyanya, namun diabaikan oleh pemuda itu. Membuatnya tambah bertanya-tanya saat melihat wajah Jonathan yang berubah serius.Rachel penasaran dengan apa yang dilihat pemuda itu. Sehingga Rachel mengikuti arah pandang Jonathan.Terjawab sudah rasa penasaran Rachel, ketika pandangannya menangkap sosok Bara dan Jessi.Ketika dirasa genggaman tangan Jonathan yang semakin menguat di tangan kanannya, Rachel pun mengulurkan tangan kirinya untuk mengusap lembut lengan pemuda itu.“Jo, kita tunggu di sana,” ucap Rachel sembari menuntun langkah mereka menjauh dari pintu masuk. Dia tahu Jessi, Bara dan Pak Jeremy akan melewati jalan itu nantinya.Jonathan mengikuti kemana Rachel membawanya. Duduk menjauh di depan pos sekuriti.Sementara itu Nicholas yang baru saja menyelesaikan panggilan, hendak menghampiri putranya untuk pamit kerja. Namun justru dirinya berpapasan dengan Jeremy. Pria yang

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 159 : Kantor Polisi

    Setelah memastikan kekasihnya masuk ke dalam rumah serta berpamitan pada semua keluarga Rachel, Jonathan pun segera keluar dari gerbang. Menghampiri supir yang sudah berdiri menunggu di sisi mobil. Selama melangkah, mata Jonathan terus mengawasi keberadaan mobil Bara. Hingga akhirnya terlihat jendela mobil terbuka dan wajah Bara pun terlihat. Jonathan membalas tatapan sinis dari pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya selama ini. “Silahkan tuan Jonathan,” ucap supir yang telah membukakan pintu depan. “Tunggu dulu, pak! Saya masih ada sedikit urusan,” ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Bara. Terlihat pemuda itu membuka pintu mobil, lalu keluar dengan senyum misteriusnya. Melangkah menghampiri Jonathan yang sudah mengetahui keberadaannya. “Hay, kawan lama! Apa kabar?” sapa Bara seraya mengulurkan tangannya ke arah Jonathan. Namun Jo hanya memandang tangan Bara yang terulur. Tak ada niat untuk menyambutnya. Lalu kembali menatap wajah Bara. “Gak usah basa-basi! Ada keperlua

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 158 : Saling Mencintai?

    “Wah enak masakanmu, Rachel!” puji Nicholas saat tengah menikmati makan malam dengan sup ayam buatan Rachel. “Tuh kan, apa gue bilang. Masakan lu memang terbaik,” timpal Jonathan sembari menunjukkan jempol tangannya ke depan. Rachel tersenyum senang mendengar pujian dari calon mertuanya. “Syukurlah, kalau om menyukai masakan saya,” ucap Rachel seraya menundukkan pandangan. “Sering-seringlah main ke sini, biar hubungan kalian semakin dekat. Mulai bulan depan kita sudah harus mulai mempersiapkan rencana pernikahan untuk kalian,” tutur Debora yang ikut mencicipi sup ayam buatan Rachel. Rachel menelan ludah, tak menyangka jika pernikahannya dengan Jonathan sudah dekat. Hanya tinggal beberapa bulan lagi setelah pengumuman kelulusan. “Nanti bilang aja kalau mau sini, aku yang jemput kamu!” ujar Jonathan menimpali ucapan maminya. “Idih, tangan kamu aja masih sakit. Gimana mau jemput, Jo?” balas Rachel dengan suara setengah berbisik, agar orang tua Jonathan tak mendengar. “Bisalah! La

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 157 : Mengusir Aluna

    “Luna? Ngapain lu ke sini?” tanya Jonathan dengan raut wajah bingung. “Aku mau jenguk kamu. Tadinya sempet ketemu sama mami, dia bilang kamu sedang sakit di rumah.” Aluna melangkah semakin dekat. Tanpa basa-basi segera duduk di kursi samping Jonathan, kursi bekas Rachel duduk tadi. “Astaga, dasar mami!” gerutu Jonathan dengan suara kecil. Kehadiran Aluna yang tak diharapkan itu tentu mengganggu momen romantisnya dengan Rachel. Jonathan melirik ke arah Rachel, tepat saat gadis itu melihat ke arahnya. Namun tak lama Rachel pun melanjutkan langkahnya memasuki dapur. Jonathan menghela nafas kesal. Kesal pada Aluna yang selalu datang mengganggu. Padahal gadis itu tahu jika sekarang Jonathan sudah memiliki kekasih, calon istri. “Kok bisa sih Jo, sampai seperti ini? Kamu jatuh? Dimana jatuh?” Aluna mencecarnya dengan pertanyaan. Namun Jonathan sudah terlanjur malas menjawab, dan tak ingin membuat kekasihnya salah paham. “Lun, gue udah baikan kok. Ada pacar gue yang ngerawat. Jadi mendi

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 156 : Sepiring Berdua

    Jonathan kembali duduk di tepi ranjang, meraih air dalam gelas yang masih tersisa setengah. Setelah menuntaskan dahaga, Jonathan berniat untuk menghubungi Rachel. Memastikan keberadaan kekasihnya itu. Namun kembali Jo dibuat bingung karena ponselnya masih terbawa oleh maminya. Jonathan melenguh frustasi. Tanpa ponsel dia tak bisa menghubungi Rachel, tetapi bukankah dia bisa menelpon lewat telepon rumah? Jonathan bergegas melangkah keluar kamar. Dengan langkah buru-buru menuruni anak tangga, menuju ruang keluarga dimana telepon rumah berada di sana. Setelah melihat pada buku telepon dan menekan nomor telepon rumah Rachel, Jonathan pun menunggu hingga panggilan terhubung. “Jonathan? Udah bangun?” Terdengar suara gadis yang sedari tadi dia cari. Sontak Jonathan menoleh ke belakang. Jo terkesiap, matanya melebar. Namun detik berikutnya senyum menghiasi bibirnya. “Halo, selamat sore!” Terdengar suara nenek Maria dari seberang telepon. “Halo nek, apa kabar?” jawab Jonathan tanpa menga

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 155 : Jangan Pergi, Temenin Gue!

    Bola mata Rachel melebar untuk beberapa saat. Otaknya menyuruh untuk menjauh, namun hatinya meminta untuk tak menjauh. Rachel memejamkan mata dan mulai menikmati kehangatan yang mulai menjalar di hatinya. Sebuah ciuman ringan, hanya pertemuan dua bibir namun begitu membekas dalam hati Jonathan. Baru kali ini dia tak melihat penolakan Rachel. Namun suara ketukan pintu mengalihkan atensi mereka. Secepatnya Rachel mendorong dada Jonathan menjauh. Nafasnya tampak terengah-engah, wajahnya merah padam. “M-mungkin mbak. Gue bukain pintu dulu,” ucap Rachel terbata, lalu segera beranjak melangkah ke arah pintu. Jonathan tersenyum penuh kemenangan. Menjilat bibir bawahnya, dimana rasa manis dengan aroma buah ceri tersisa di sana. Setelah menerima peralatan makan juga segelas air putih dari asisten yang mengantar, Rachel melangkah ke arah meja. Membuka satu persatu rantang, lalu memindahkan sebagian makanan ke atas piring. Debaran di dadanya tak kunjung berhenti, meskipun Rachel berusaha m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status