Beranda / Romansa / Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket / Bab 73 : Kesempatan dalam Kesempitan

Share

Bab 73 : Kesempatan dalam Kesempitan

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 22:59:44

Nenek Maria membiarkan cucu-cucunya tidur lebih lama, tak berniat untuk membangunkan. Dan segera meninggalkan mereka untuk melakukan aktivitas pagi.

Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa cahaya mentari mulai masuk lewat celah-celah gorden yang sedikit tersingkap.

Jonathan merasakan berat pada pundak kirinya. Kedua matanya terbuka perlahan, dan kesadarannya pun sedikit demi sedikit terkumpul.

Pandangannya tertuju pada tangan mungil seseorang yang berada dalam genggamannya. Membuatnya segera menyadari jika dirinya tak sendiri.

Perlahan Jo memutar kepalanya ke samping, terlihat wajah Rachel yang tertutup oleh helaian rambut. Nafasnya teratur, menandakan jika Rachel masih lelap tertidur.

Tangan kanannya terulur untuk menyibak helaian rambut Rachel. Kini wajah Rachel terlihat bercahaya dalam pandangannya. Setelah sekian lama, Jo baru menyadari jika calon istrinya ini mempunyai wajah cantik dan menarik.

Tanpa sadar tangan kiri Jo semakin meremas erat tangan Rachel. Ada gelenyar aneh yang m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 74 : Skandal Terlarang

    Bukan hanya keberadaan Miss Melody di ruangan Kepala Sekolah yang membuat Jonathan terkejut, melainkan Jo juga melihat guru muda itu tengah duduk di pangkuan Pak Jeremy, dengan kedua tangan melingkar pada leher pria tua itu. Posisi mereka terlihat sangat intim.Melody terlihat panik, buru-buru beranjak dari pangkuan Jeremy. Wajahnya menunduk malu, karena aksinya terciduk oleh salah satu muridnya.“Apa orang tuamu tak mengajarimu sopan santun? Hah!” sentak Jeremy dengan tatapan berapi-api. Murid bandel itu mengganggu kesenangannya, bahkan mungkin saja sudah mengetahui aib yang selama ini dia rahasiakan.“Ada hal yang ingin saya bicarakan dengan anda, untuk itu saya datang ke ruangan ini,” jawab Jonathan setelah dirinya berhasil menormalkan pikirannya. Menatap tajam pada Jeremy dengan raut wajah dingin.“Kau hanya membuang waktuku! Kembalilah ke kelasmu! Apa kau tidak tahu ini sudah jam pelajaran?” ucap Jeremy sembari mengisyaratkan pada guru kesenian itu, untuk segera keluar dari ruang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 75 : Lu Cemburu?

    Sebuah ruangan sempit dengan ukuran dua kali dua meter. Ada beberapa layar LCD yang menampilkan tayangan CCTV di masing-masing sudut sekolah.“Pak, tolong putar ulang tayangan tiga hari lalu. Setelah jam istirahat kedua,” ucap Jonathan yang kini berdiri di samping Sekuriti bersama Rachel di sisinya.Pria itu langsung menuruti perintah Jonathan. Di layar terlihat Rachel yang baru keluar dari kelas dengan membawa tumpukan buku.“Arahkan ke CCTV yang di luar ruang Lab!” pinta Jonathan.Di layar memperlihatkan Rachel yang sedang berjalan melewati ruang laboratorium, kemudian menghilang.“Mas Jo, maaf CCTV di gudang itu sudah lama rusak,” beritahu sekuriti. Namun Jonathan tak menggubrisnya, justru tatapannya masih fokus pada layar.Menunggu hingga orang yang dia maksud muncul. Beberapa menit berlalu, akhirnya terlihat seorang pemuda mengenakan jaket hitam serta menutup kepalanya dengan topi dan masker hitam.“Stop disitu!” perintah Jonathan, segera dituruti oleh pak sekuriti. “Tolong besar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 76 : Dasar Mesum!

    Cemburu? Apa maksud Jonathan berkata demikian?Rachel menggeleng kepala sebagai jawaban, karena tak mampu berkata dengan telapak tangan Jonathan yang menutup mulutnya.Jo semakin menatap intens Rachel. Mencari kebenaran lewat sorot mata gadis itu. Kepalanya semakin condong ke samping, membuat Rachel harus bersiaga.“Auuuwhhhh!!” teriak Jonathan kala Rachel menggigit telapak tangannya. Reflek dia menarik tangannya, terlihat bekas gigi Rachel di telapak tangannya yang memerah.“Dasar tikus pengerat!!” sentak Jonathan dengan wajah meringis.“Lagian lu ngapain deket-deket? Nutup mulut gue lagi? Dasar mesum, huh!!” ucap Rachel dengan bibir mengerucut.“Siapa juga mau mesumin cewek kayak elu! Bisa habis tangan gue lu gigit!” balas Jonathan dengan wajahnya yang terlihat masam.Jo pun segera melajukan mobilnya, melanjutkan perjalanan ke rumah Rachel.Sesampainya di kediaman keluarga Shaquille, Rachel segera turun dari mobil tanpa pamit.“Hey Cupu! Tungguin!” panggil Jo setengah berteriak, me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 77 : Menemui Jeremy

    “Apa papi tidak salah dengar, Jo? Apa kau sedang bergurau? Kau jangan mengada-ada,” ucap Nicho dengan tatapan tak percaya.Jo beranjak dari kursi lalu menjawab, “kalau papi tak percaya, tanyakan pada Jeremy! Jo tidak pernah berbohong!” tegas Jonathan lalu segera melangkah keluar ruangan.Meninggalkan Nicholas yang masih dipenuhi pertanyaan. Jonathan adalah anak semata wayangnya. Jika orang lain sudah berani mengancam putranya, bahkan berani menjebak calon menantunya. Tentu Nicholas tidak terima!Esok harinya, Nicholas sengaja berkunjung ke sekolah Bhineka Prashanti, demi untuk menemui Jeremy.Memang selama ini Nicholas sangat jarang bertatap muka dengan pria pemilik sekolah. Hanya beberapa kali bertemu dalam sebuah rapat komite.Nicholas sengaja pergi setelah putranya berangkat ke sekolah. Dia tidak ingin hal ini mengganggu kegiatan belajar mengajar.Sesampainya di depan gerbang sekolah yang tertutup, Nicholas hanya sekali menekan klakson. Penjaga sekolah dengan cepat membukakan pintu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 78 : Hati Rachel Memanas

    “Heh cupu! Jangan sok cantik deh lu! Lu kira lu ini siapa? Bisa deketin papanya Jonathan! Hah!” sentak Jessi melampiaskan rasa cemburunya.Mila yang tak suka melihat sikap Jessi yang kasar, segera menepis tangan Jessi dari lengan Rachel.“Apaan sih lu! Wajarlah Rachel deket sama calon mertuanya sendiri! Lu sendiri siapa, gak penting!”Ucapan Mila membuat Rachel juga Jessi terkejut. Hingga Rachel segera menutup mulut Mila.“Calon mertua? Hah, gak salah denger gue? Kalau ngimpi tu jangan kelewatan!” balas Jessi diselingi tawa remeh.Mila menarik tangan Rachel yang menutup mulutnya. Mila belum puas membalas gadis angkuh tak tahu diri itu. “Mil, please. Lu diem, jangan bilang apapun!” bisik Rachel dengan tatapan memohon. Mila pun mengurungkan niatnya.“Heh cupu! Gue ingetin elu sekali lagi ya, Jonathan itu milik gue! Dan elu gak ada hak untuk mendekatinya ataupun keluarganya. Ngaca dah lu! Punya cermin kan?” sentak Jessi dengan intonasi tinggi.“Jess!!”Suara Jonathan membuat atensi keti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 79 : PMS

    Selama pelajaran berlangsung, Rachel masih memikirkan ucapan-ucapan yang dia dengar di kantin tadi.Mungkin benar apa kata siswi-siswi yang bergosip tadi, Jonathan akan lebih cocok jika disandingkan bersama Jessi. Keduanya sama-sama atlet basket, memiliki tubuh tinggi dan proporsional, sehingga terlihat serasi. Apalagi keduanya memiliki wajah tampan dan cantik, membuat keduanya menjadi idola di sekolahan.Rachel mendadak minder dengan penampilannya. Mengingat jika penampilan Jessi begitu modis dan cantik. Rambut panjang lurus semampai yang sengaja diurai, juga wajah Jessi yang terlihat menarik dengan sapuan make-up tipis.Memikirkannya saja sudah membuat hatinya gelisah dan merasa tidak nyaman.“Pak, saya ijin ke toilet!” ucap Rachel beranjak dari kursinya sambil mengangkat tangan kanannya.Setelah mendapatkan persetujuan pak Supri, Rachel hendak keluar dari bangkunya. Mungkin ini kali pertama baginya ijin dari mata pelajaran matematika.“Mau ngapain lu? Boker?” tanya Jonathan setenga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 80 : Serius, Seperti Hubungan Kita!

    Rachel melangkah ke parkiran dengan jaket biru yang melingkar di pinggangnya, menutupi kondisi rok bawahnya yang kotor karena darah menstruasi.Keadaan di parkiran cukup sepi, hanya ada beberapa motor guru yang masih terparkir dan mobil Rubicon putih milik Jonathan.Rachel berdiri di sisi mobil, membuka pintu namun raut wajahnya terlihat bingung.“Ngapain diem aja, buruan masuk!” perintah Jonathan yang sudah duduk di balik kemudi.“Gue naik ojol aja, Jo. Takutnya mobil lu kotor,” ucap Rachel tak enak hati jika dirinya nanti membuat kursi jok mobil kotor. Apalagi darah menstruasi, tentunya Jonathan akan jijik.“Gak perlu pake ojol, masuklah! Gak masalah kalau kotor nanti gue bisa cuci,” jawab Jonathan meyakinkan.Akhirnya Rachel memutuskan untuk masuk, setelah melepaskan jaket Jonathan dari pinggangnya.Jo mengemudi dengan cepat, hingga tak lama mereka pun sampai di rumah Rachel.Rachel segera turun dan berlari memasuki rumahnya untuk membersihkan diri.Pantas saja seharian ini dia mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 81 : Jonathan, Sang Idola

    Hari berlalu dengan cepat. Setiap hari bertemu, membuat hubungan keduanya menjadi sangat dekat. Apalagi Jonathan rutin mengunjungi rumah Rachel setiap pulang sekolah untuk belajar bersama.Dalam waktu satu bulan ke depan, mereka akan menghadapi ujian kelulusan. Tentunya Jonathan akan giat belajar untuk bisa membuktikan pada Jeremy jika dirinya mampu.Jonathan membuka lembaran-lembaran kertas yang berisi nilai dari hasil simulasi ujian yang sudah dilakukan selama satu minggu ini. Hasilnya tidak buruk, bahkan di atas Kriteria Ketuntasan Minimal, meskipun belum sempurna namun cukup membuat teman-temannya takjub melihat nilai Jonathan. Tak hanya teman-temannya, para guru pun ikut salut melihat hasil nilai itu.Hampir rata-rata teman main Jonathan yang tergabung dalam tim basket, mendapatkan nilai dibawah standar KKM.“Hebat lu, Jo! Lagian kok bisa sih?” tanya Ray yang sedari tadi ikut melirik pada kertas jawaban Jonathan. Hampir semua nilai Jonathan di atas enam puluh. Tidak seperti hasi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 87 : Jangan Ngambek

    Kini mereka sudah berada di dalam mobil. Rachel sengaja membuang pandangannya ke arah jendela untuk menghindari tatapan Jonathan.“Ngambek? Gitu aja ngambek, gue cuma bercanda kali,” ucap Jonathan. Namun Rachel masih bergeming tak menjawab.Jonathan segera menyalakan mesin mobil. Saat hendak memasangkan sabuk pengaman di tubuh Rachel, gadis itu menolak dan memilih untuk memasangnya sendiri.Mobil pun melaju. Keduanya sama-sama terdiam selama di perjalanan. Hingga tiba di rumah, Rachel tak juga mengucapkan sepatah katapun meskipun Jonathan terus mengajaknya berbicara.“Mau masuk dulu mas Jonathan?” sapa Prasetyo ketika Jo keluar dari mobilnya. Niatnya untuk mengantar Rachel hingga ke dalam rumah pun dia urungkan.“Kayaknya enggak, Pak. Saya sampai sini saja. Om Nicho di rumah?”“Tuan dan nyonya baru saja pergi. Apa mas Jonathan mau menunggu di dalam?” tanya satpam itu lagi.Jo menggeleng, “tidak pak, mungkin lain kali. Saya mau langsung pulang.”“Lagi marahan ya mas sama non Rachel?”“

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 86 : Senyum Mahal Rachel

    Tangan Rachel terayun ke depan, dengan sigap Jonathan menangkapnya sebelum tangan Rachel mendarat di pipinya.“Gue cuma bercanda lagi, serius amat sih!” ucapnya sembari mengerlingkan satu matanya.Wajah Rachel memerah seperti kepiting rebus. Godaan Jonathan begitu frontal, membuatnya kembali mengingat akan kejadian tidak sengaja saat Jonathan menyentuh dadanya.“Dasar mesum! Cowok tengil!” gerutu Rachel dengan bibir mengerucut.Namun akhirnya dia pun keluar dari mobil. Jaket Jonathan yang berukuran besar, membungkus tubuh atasnya. Bahkan panjang jaket itu hampir sama dengan panjang dress yang Rachel kenakan.Jonathan memimpin langkah mereka menuju salah satu pedagang makanan yang menyediakan beraneka ragam jenis masakan.“Lu mau makan apa?” tanya Jonathan sebelum dirinya memesan makanan.Rachel melihat pada menu yang ditempel di sisi etalase kaca. Dan menyebutkan satu menu yang memang jarang dia makan.“Mie pangsit.”Jonathan segera mengucapkan pesanannya pada pedagang makanan. Lalu b

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 85 : Lumayan Berisi

    Dari kejauhan Jonathan bisa melihat kedua gadis yang tengah beradu mulut. Entah masalah apa yang membuat mereka bertengkar, Jo ingin segera mengakhirinya agar tidak menjadi bahan tontonan.“Jessi!! Apa-apaan sih lu!!” sentak Jonathan yang kini sudah berdiri di depan mereka. Melihat Jessi yang tengah menarik rambut Rachel hingga wajah gadis itu mendongak. Tangan kanan Rachel masih mencengkram tangan Jessi yang tadinya hendak menamparnya. Sementara tangan kirinya berusaha menggapai tangan Jessi yang mencengkeram erat rambutnya.Jessi terkesiap lalu segera melepaskan tangannya dari rambut Rachel.“Jo, ngapain sih elu bawa si Cupu ke sini? Dia selalu nyari masalah!” ucap Jessi mendahului, sebelum Rachel mengadu ke Jonathan.Rachel hanya terdiam, tak berniat untuk membela diri. Dia segera beranjak dari tempatnya, mencari keberadaan ponsel yang dilempar oleh Jessi tadi. Setelah menemukannya, Rachel pun melangkah cepat menuju pintu gerbang dengan hati yang masih memanas.Melihat Rachel yang

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 84 : Pertengkaran Rachel dan Jessi

    “Mau kemana Jo?” tanya Theo penasaran melihat wajah kebingungan temannya itu.“Bentar, gue tadi ke sini bareng cewek,” jelas Jonathan sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling.“Cewek lu? Jessi maksud lu? Tuh dia ada di dalam.” “Bukan! Rachel, gue kesini barengan Rachel.” Jonathan pun segera melangkah untuk mencari keberadaan Rachel yang tiba-tiba menghilang.“Si Cupu? Serius lu, Jo?” Raut wajah Theo terkejut mendengar jawaban Jonathan. Sungguh di luar dari dugaannya. Selama ini dia mengira temannya itu memacari teman sekelasnya, Jessi. Bukan Rachel, si gadis Cupu.Jonathan tetap melangkah, mengabaikan pertanyaan Theo. Rachel adalah tanggung jawabnya. Bagaimana mungkin dia bisa kehilangan Rachel hanya dalam waktu sekejap.Jonathan membelah kerumunan, mengabaikan sapaan teman-temannya. Untung saja para tamu memakai baju dress code berwarna hitam, tentu tidak akan mempersulit pencariannya. Karena hanya Rachel yang mengenakan baju putih.Pencariannya berakhir di parkiran. Dari amba

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 83 : Pesta Ulang Tahun

    “Bagaimana hubungan kalian, Jo? Apa sudah ada perkembangan?” tanya Jacob pada calon menantunya. Saat ini mereka tengah duduk di ruang tengah, Jacob dan nenek Maria menemani Jonathan menunggu Rachel.“Mungkin, om. Jo masih ingin mengenal Rachel lebih dalam,” jawab Jonathan dengan senyum simpul.“Papa yakin kalian akan sangat cocok. Sering-seringlah mengajak putri papa keluar jalan. Mungkin itu bisa mendekatkan hubungan kalian,” ucap Jacob sembari menepuk pelan bahu Jonathan.“Benar itu Jo, apalagi hanya tinggal beberapa bulan lagi kalian akan menikah. Kalian harus terbiasa bersama,” timpal nenek Maria yang ikut mendengar percakapan dua laki-laki beda usia itu.Jo tersenyum seraya mengangguk.“Bagaimana sekolah kalian? Papa dengar dari nenek, jika kalian sering belajar bersama, apa benar?” tanya Jacob hendak memastikan.“Benar Om, hampir setiap hari kami belajar bareng. Dan karena Rachel, hasil ujian tryout Jo dapat nilai bagus,” jawab Jo dengan senyum lebar.“Bagus itu, hubungan kalian

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 82 : Ajakan Jalan

    “Sini lu!” ucap Jonathan sembari menarik kerah baju Nolan dari belakang. Hingga membuat pemuda berkacamata itu beranjak dari bangkunya.Nolan sangat terkejut melihat kehadiran Jonathan, begitu pun Rachel. Perhatiannya teralihkan oleh suara pemuda yang sangat ia kenali.“Lu duduk di kursi lain, gue mau duduk di sini!” perintah Jonathan seenak jidatnya sendiri. Dia pun segera menduduki kursi bekas Nolan. Mengabaikan raut wajah Nolan yang terlihat tak terima.“Jo? Ngapain ke sini?” tanya Rachel dengan wajah bingung. Menatap pada Jonathan dengan dahi mengerut.“Memang ada peraturan kalau gue dilarang masuk sini? Gak kan?” jawab Jo dengan senyum simpul. Sudut matanya masih mengawasi keberadaan Nolan.Saat melihat Nolan membawa kursi ke arah meja Rachel, Jonathan mengusirnya dengan mengibaskan tangan.“Cari tempat lain, jangan di sini!” perintahnya tanpa suara namun mampu mencuri perhatian Rachel yang ikut melihat ke arah pandang Jonathan.Rachel menjadi tidak enak hati melihat raut wajah N

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 81 : Jonathan, Sang Idola

    Hari berlalu dengan cepat. Setiap hari bertemu, membuat hubungan keduanya menjadi sangat dekat. Apalagi Jonathan rutin mengunjungi rumah Rachel setiap pulang sekolah untuk belajar bersama.Dalam waktu satu bulan ke depan, mereka akan menghadapi ujian kelulusan. Tentunya Jonathan akan giat belajar untuk bisa membuktikan pada Jeremy jika dirinya mampu.Jonathan membuka lembaran-lembaran kertas yang berisi nilai dari hasil simulasi ujian yang sudah dilakukan selama satu minggu ini. Hasilnya tidak buruk, bahkan di atas Kriteria Ketuntasan Minimal, meskipun belum sempurna namun cukup membuat teman-temannya takjub melihat nilai Jonathan. Tak hanya teman-temannya, para guru pun ikut salut melihat hasil nilai itu.Hampir rata-rata teman main Jonathan yang tergabung dalam tim basket, mendapatkan nilai dibawah standar KKM.“Hebat lu, Jo! Lagian kok bisa sih?” tanya Ray yang sedari tadi ikut melirik pada kertas jawaban Jonathan. Hampir semua nilai Jonathan di atas enam puluh. Tidak seperti hasi

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 80 : Serius, Seperti Hubungan Kita!

    Rachel melangkah ke parkiran dengan jaket biru yang melingkar di pinggangnya, menutupi kondisi rok bawahnya yang kotor karena darah menstruasi.Keadaan di parkiran cukup sepi, hanya ada beberapa motor guru yang masih terparkir dan mobil Rubicon putih milik Jonathan.Rachel berdiri di sisi mobil, membuka pintu namun raut wajahnya terlihat bingung.“Ngapain diem aja, buruan masuk!” perintah Jonathan yang sudah duduk di balik kemudi.“Gue naik ojol aja, Jo. Takutnya mobil lu kotor,” ucap Rachel tak enak hati jika dirinya nanti membuat kursi jok mobil kotor. Apalagi darah menstruasi, tentunya Jonathan akan jijik.“Gak perlu pake ojol, masuklah! Gak masalah kalau kotor nanti gue bisa cuci,” jawab Jonathan meyakinkan.Akhirnya Rachel memutuskan untuk masuk, setelah melepaskan jaket Jonathan dari pinggangnya.Jo mengemudi dengan cepat, hingga tak lama mereka pun sampai di rumah Rachel.Rachel segera turun dan berlari memasuki rumahnya untuk membersihkan diri.Pantas saja seharian ini dia mer

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 79 : PMS

    Selama pelajaran berlangsung, Rachel masih memikirkan ucapan-ucapan yang dia dengar di kantin tadi.Mungkin benar apa kata siswi-siswi yang bergosip tadi, Jonathan akan lebih cocok jika disandingkan bersama Jessi. Keduanya sama-sama atlet basket, memiliki tubuh tinggi dan proporsional, sehingga terlihat serasi. Apalagi keduanya memiliki wajah tampan dan cantik, membuat keduanya menjadi idola di sekolahan.Rachel mendadak minder dengan penampilannya. Mengingat jika penampilan Jessi begitu modis dan cantik. Rambut panjang lurus semampai yang sengaja diurai, juga wajah Jessi yang terlihat menarik dengan sapuan make-up tipis.Memikirkannya saja sudah membuat hatinya gelisah dan merasa tidak nyaman.“Pak, saya ijin ke toilet!” ucap Rachel beranjak dari kursinya sambil mengangkat tangan kanannya.Setelah mendapatkan persetujuan pak Supri, Rachel hendak keluar dari bangkunya. Mungkin ini kali pertama baginya ijin dari mata pelajaran matematika.“Mau ngapain lu? Boker?” tanya Jonathan setenga

DMCA.com Protection Status