Share

Bab 40 : Ketahuan?

Author: Linda Malik
last update Last Updated: 2024-11-21 10:18:44

Sosok berbadan tinggi tegap yang melotot ke arahnya dengan raut wajah terkejut. Menjadi sangat nyata tatkala lampu kamar mandi dihidupkan.

“Elu? Ngapain lu di kamar gue?” tanya Jonathan dengan wajah mengerut bingung.

Perlahan Rachel membuka kelopak matanya, garis bibirnya melengkung.

“Gue..” Rachel menoleh ke samping kanan kiri untuk mencari alasan. “Gue mau cuci muka, ya cuci muka. Lu keluar dulu, Jo!” Rachel mendorong tubuh jangkung Jonathan. Namun pemuda itu seakan tidak ingin beranjak dari sana.

Rachel kembali mendongakkan kepala, menatap wajah Jonathan yang terlihat lebih bercahaya. Bahkan bibir pemuda itu sudah tidak sepucat tadi.

Tangan Jonathan terulur mencengkram tangan Rachel yang masih berada di dadanya. Ada gelenyar aneh merambat ke relung hati Rachel.

“Lu yang keluar! Ini kamar gue, tempat pribadi gue! Lu gak berhak masuk sini!” ujar Jonathan dengan tatapan tajam.

Rachel segera menarik tangannya. Menundukkan pandangan dan meraih gagang pintu untuk keluar.

Dia tidak bisa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 41 : Tidur Bareng

    Jonathan merutuki ucapan ibunya dalam hati. Kenapa juga sang ibu datang di waktu yang tidak tepat?Kini Jonathan dibuat bingung untuk menjawab pertanyaan Jessi.“Bukan, maksud mami, Rachel kucing peliharaan mami,” ralat Jonathan sembari melirik ke Debora, mengisyaratkan untuk tidak banyak bertanya.Jessi bernafas lega, “gue kira Rachel si Cupu. Lagian kok bisa nama kucing sama dengan nama manusia.”Debora memang memelihara seekor kucing Scottish Fold putih, namun kucing itu berjenis kelamin laki-laki. Memiliki nama Pablo, bukan Rachel.Jonathan masih menatap pada Debora yang masih merasa tidak terima putranya mengubah nama kucingnya. Apalagi mengganti nama dengan nama calon menantunya. Tentu Debora tidak akan terima, namun tatapan putranya memaksa Debora untuk diam.Tepat saat itu, kucing ras dengan warna putih menyeluruh, memasuki ruang tamu dari arah luar pintu.“Hay Rachel!” seru Jessi memanggil kucing yang dia kira bernama Rachel.Kucing tak melirik sedikitpun ke arah Jessi, justr

    Last Updated : 2024-11-22
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 42 : Calon Suamiku

    “Hati-hati nanti jatuh!” celetuk Jo saat mereka menuruni anak tangga.Rachel masih terdiam sembari menundukkan pandangan, hingga langkah mereka sampai di lantai bawah.“Mbak, dimana mami?” tanya Jo pada salah satu asisten rumah tangga yang melintas.“Nyonya sedang di kamarnya, tuan Jo.”Jo berpikir sejenak, tangannya masih menggenggam tangan Rachel. Meskipun gadis itu berusaha keras untuk melepaskan, namun Jo tak mengindahkan. Justru menggenggam lebih erat.“Mbak, kalau nanti mami nyariin, bilang ke mami kalau aku mau anter Rachel pulang,” ucap Jo menitip pesan. Lalu segera melanjutkan langkah keluar dari rumahnya.“Lepasin deh Jo, sakit!” cetus Rachel berusaha menarik tangannya. Hingga langkah mereka tiba di samping motor, Jonathan baru melepaskan genggamannya.Jo mengambil helm dan memberikannya pada Rachel yang langsung diterima meski dengan gerakan kasar, karena hati Rachel yang masih merasa kesal.Pintu gerbang dibuka lebih lebar, Jo segera memutar posisi motornya. Namun hingga b

    Last Updated : 2024-11-22
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 43 : Mogok

    Rachel segera mengganti nama kontak Jonathan dengan si Tengil. Sesuai dengan panggilannya pada pemuda itu.[Enak aja, kerjain sendiri!] balas Rachel disertai emoticon marah.Jonathan selalu saja membuat suasana hatinya rusak. Meminta bantuan dengan ucapan tidak beretika, tentunya membuat Rachel geram.Rachel kembali fokus membaca buku pelajaran. Namun kembali ponselnya berbunyi. Kali ini si Tengil melakukan panggilan.Kembali Rachel mendesah kesal karena merasa kesibukannya teralihkan. Berusaha mengabaikan dering telepon yang memekakkan telinga hingga pikirannya tak mampu berkonsentrasi penuh.“Dasar pengganggu!” gerutu Rachel lalu menolak panggilan.Kali ini dia mengaktifkan mode silent. Lalu segera melanjutkan kegiatannya yang tertunda.Hingga waktu berjalan cepat, Rachel kembali melirik ke arah jam yang berada di atas meja belajarnya. Sudah pukul sembilan malam, tak terasa sudah dua jam berlalu.Rachel merapikan jadwal pelajaran yang akan dia bawa besok. Lalu segera mematikan lampu

    Last Updated : 2024-11-23
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 44 : Bolos?

    Rachel segera memberikan helm pada bapak ojek, lalu melangkah menjauh. Namun Jonathan mengejarnya.“Hay lu mau pulang atau ke sekolah bareng gue?” sentak Jo sembari menarik satu kepangan Rachel. Membuat Rachel meringis dan bergerak mundur.“Sakit Jo, jangan tarik rambut gue!” hardik Rachel gusar. Menepis tangan Jonathan dari rambutnya.“Lu ngapain ninggalin gue tadi?” Jo kini berdiri di depan Rachel, berusaha menghalangi langkahnya.“Gue gak mau kena sial! Tiap bareng lu selalu aja gue kena sial!” jawab Rachel ketus. Lalu memutar tubuhnya dan mulai melangkah cepat ke arah sekolah.Meski tak mungkin untuk mengejar waktu yang sangat mendesak, namun gara-gara Jonathan membuat Rachel kehilangan akal. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk berjalan kaki ke sekolah.Melangkah terburu-buru di sepanjang trotoar, sambil sesekali melirik ke arah jam yang melingkar di tangannya.“Duh, sial gue bakal telat nih,” ucapnya bermonolog. Saat langkahnya mulai menjauh, Rachel kembali menoleh ke belakang

    Last Updated : 2024-11-24
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 45 : Polma Boutique

    Beberapa menit berkendara, akhirnya mereka berhenti di sebuah butik mewah yang berada di kawasan elit pusat perbelanjaan.Dimana berjajar bangunan mewah yang menyediakan berbagai perlengkapan fashion bagi kalangan menengah ke atas.Jonathan memarkirkan motornya secara asal, di samping mobil mewah yang berjejer di pelataran butik yang terlihat ramai pengunjung. Rachel tak melihat keberadaan satu motor pun di sana, kecuali motor milik Jonathan. Meskipun bukan motor murah, namun Rachel merasa canggung berada di tempat asing tersebut.“Jo, ini kita dimana?” tanya Rachel penasaran. Ingin rasanya meminta Jonathan untuk mengantarnya pulang. Setidaknya di rumah lebih aman, dibanding di luar. Apalagi bersama dengan pemuda tengil ini.“Lu gak lihat, tuh baca tulisannya!” balas Jonathan sembari menunjuk ke arah atas. Dimana terpampang nama butik di atas bangunan.“Polma Boutique,” ucap Rachel membaca tulisan yang tertera di atas bangunan.“Nah lu bisa lihat, ngapain nanya?” ujar Jonathan ketus.

    Last Updated : 2024-11-25
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 46 : Ruang Ganti

    “Hey Cupu, biasain dong lihatnya. Lu kira gue hantu?” sentak Jonathan, membuat Rachel terkesiap dan segera membuang pandangannya ke samping.“Jo, kayaknya gue gak perlu ganti baju segala deh. Gue pakai ini aja,” ucap Rachel terlihat kikuk, hendak mengutarakan alasan, namun tatapan pegawai wanita itu membuatnya tidak nyaman.Satu alis Jo terangkat, “serius?” ujarnya seraya berjalan mendekati Rachel.Rachel melirik sejenak ke arah pegawai wanita itu, lalu berjinjit mengarahkan bibirnya ke depan telinga Jonathan.“Harga baju di sini mahal, uang gue gak cukup,” bisik Rachel. Meskipun malu mengatakannya, namun dia harus jujur. Sebelum mereka nantinya diusir dari toko karena tidak bisa membayar.“Astaga! Lu tinggal ambil saja baju mana yang lu suka. Santai aja, ini toko milik mami. Kita bebas ambil!” jelas Jonathan.Rachel terkesiap mendengar penjelasan Jonathan. Dia tak mengira jika Polma Debora adalah nama panjang maminya Jonathan.Karena Rachel masih terbengong, akhirnya Jonathan yang be

    Last Updated : 2024-11-26
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 47 : Pemberian Jonathan

    “Sesuai dugaan gue,” ujar Jonathan setelah berhasil melepas kacamata dari wajah Rachel.Rachel terperanjat, seketika membuka matanya lebar-lebar. Penglihatannya terlihat buram, ketika dia menyadari Jo telah merampas kacamatanya.“Jo, mana kacamata gue? Hah! Sini balikin!” perintah Rachel sembari melangkah mendekati Jonathan.Namun Jo tak menggubris permintaan Rachel, justru menyimpan kacamata itu dalam tas ranselnya. Lalu melangkah mendahului Rachel.“Jo, tunggu!” Rachel segera meraih tas dan baju seragamnya yang tergantung di belakang pintu, lalu melangkah terburu-buru, sebelum pemuda itu semakin menjauh.“Tuan muda tunggu, kami memerlukan tanda tangan anda,” panggil seorang pegawai toko.Mendadak Jonathan menghentikan langkah, hingga membuat Rachel menabrak punggungnya.“Auwhhhh..” desis Rachel sembari mengusap dahinya. Entah apa isi tas ransel Jonathan, hingga dahi Rachel membentur bagian yang keras.Jo hanya sekilas menoleh ke belakang, lalu kembali memutar kepalanya ke depan.“Si

    Last Updated : 2024-11-27
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 48 : Barata Onadio

    “Gue Bara, kakak kelas lu dulu,” ucap pemuda itu mengingatkan, dengan mengulurkan tangannya ke arah Rachel.Namun Jonathan mendahului untuk meraih tangan pemuda yang seumuran dengannya.“Hay Bara, tumben kelihatan. Bukannya lu ngelanjutin kuliah di Luar Negeri?” tanya Jonathan basa-basi.Barata Onadio adalah teman sekelasnya dulu, juga musuh bebuyutan nya. Namun karena Jonathan tidak naik kelas, maka Bara menjadi kakak kelasnya.Dulunya Bara merupakan atlet basket, serta unggul dalam bidang akademik. Sosok sempurna sang Ketua Osis yang membuatnya menjadi idola para siswi, dan menjadi kebanggaan para guru.Beda halnya dengan Jonathan, sering membuat onar di sekolah. Tidak pintar di semua mata pelajaran, kecuali olahraga. Sehingga dia sempat tidak naik kelas karena nilai raportnya di bawah rata-rata.“Gue liburan musim panas. Bulan depan juga gue balik lagi,” jawab Bara. “Kalian sendiri ngapain ke sini? Bukankah ini belum jam pulang sekolah?” imbuhnya seraya memandang kedua orang bergan

    Last Updated : 2024-11-28

Latest chapter

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 126 : Menjemput Rachel

    Sebuah truk dengan muatan bahan bangunan terlihat dari kejauhan, Rachel melambaikan kedua tangan untuk mengisyaratkan pengemudi truk agar berhenti. Berharap mendapatkan pertolongan dari orang itu. Dan sesuai harapan, truk berwarna kuning itu berhenti. Rachel segera berjalan menghampiri. Sang supir truk mengeluarkan kepalanya lewat jendela. “Ada apa, dik? Ada yang bisa bapak bantu?” teriak sang supir truk berusia empat puluhan dengan wajah mengerut. Melihat gadis seusia putrinya berjalan sendirian di jalanan sepi, membuat rasa iba muncul dalam hatinya. Rachel mendongakkan kepala ke atas. “Pak tolong saya, saya tersesat. Bisakah bapak mengantar saya?” “Dimana rumahnya dik?” tanya pak supir sembari melihat ke sekeliling. Tak ada satu orangpun terlihat di sepanjang jalan yang sudah gelap. “Rumah saya jauh pak, saya bukan orang sini. Tadinya saya sedang ikut kegiatan study tour. Tapi entah apa yang membuat saya tersesat, saya masih mengingatnya.” Melihat wajah gadis yang memelas itu,

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 125 : Kecurigaan Jonathan

    "Jo, Rachel gak ada di bus. Gue udah bilang ke Bu Lastri," ucap Mila saat panggilan terhubung. Berita menghilangnya Rachel mulai tersebar di kalangan guru dan murid-murid. Setiap peserta ditanya satu persatu oleh Bu Lastri selaku wali kelas, juga guru pembimbing di bus 12B. Tak ada satu orang pun yang mengetahui kemana perginya Rachel. Selain dari pengakuan Mila dan teman-teman satu mejanya, jika terakhir kalinya Rachel berpamitan ke toilet sebelum gadis itu menghilang. Perjalanan terpaksa ditunda. Bu Lastri menyampaikan hal ini pada guru-guru yang lain. Mereka pun segera berpencar untuk mencari keberadaan muridnya. Jonathan tampak panik, sedari tadi dia mengelilingi bangunan resto hingga berkali-kali. Namun tak juga menemukan keberadaan Rachel. Hari sudah semakin gelap, matahari pun sudah tenggelam di peraduan. Rasa khawatir dalam hati Jonathan pun semakin menjadi-jadi. Saat tengah berpikir, dua temannya menghampiri Jonathan yang tengah berjalan mondar-mandir. “Jo?” su

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 124 : Keceplosan

    Jonathan merasakan bahagia yang teramat sangat. Meskipun dia tak mendengar jawaban dari bibir Rachel secara langsung, namun cukup dengan anggukan Rachel sudah mampu meyakinkan diri jika perasaan cintanya telah disambut.Hari ini Jonathan akan mencatat dalam memorinya, hari dan tanggal mereka jadian.Rachel kini adalah kekasihnya, status itu tentu akan memperkuat hubungan mereka sebelum menuju ke jenjang yang lebih serius.Tak ada lagi yang berani mengganggu Rachel, termasuk Jessi. Jonathan akan berada di garda terdepan melindungi Rachel dari para pengganggu.Saat langkah mereka tiba di ambang pintu resto, Rachel menarik tangannya dari genggaman Jonathan. Membuat pemuda itu menoleh dengan raut bingung.“Kenapa Beb?”Deg, Rachel terkesiap mendengar panggilan Jonathan padanya. Apakah semua orang akan memanggil dengan sebutan itu, ketika sudah berpacaran? Seperti Mila dan Rayjendra.“A-aku mau makan sama Mila,” jawab Rachel sembari menundukkan pandangan. Baru kali ini dia merasa sangat ma

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 123 : Jadian?

    Jessi dibuat melongo dengan kata-kata yang keluar dari mulut Jonathan. Bagaimana tidak, jika dia mendengar langsung pengakuan dari pemuda itu?“Apa lu bilang, Jo? Calon istri?” tanya Jessi dengan tatapan tak percaya. Berusaha menarik lengan pemuda itu agar mau melihat ke arahnya, namun Jonathan justru membantu gadis Cupu itu.“Lu gak apa, Chel? Ada yang luka?” tanya Jonathan dengan tatapan menelisik pada baju Rachel yang sedikit kotor terkena rumput kering.Mila yang lebih dulu berdiri menatap ke arah Jessi dengan remeh sembari berkata, “tuh kan apa gue bilang. Lu gak budeg kan? Telinga lu masih bisa mendengar? Ngapain lu masih di sini?” tanya Mila ketus.Wajah Jessi tampak memerah. Pertanyaannya bahkan belum sepenuhnya dijawab oleh Jonathan, justru kini dia diserang oleh gadis gembel yang dia benci.“Gue gak percaya, gue gak akan percaya sampai gue melihat bukti itu sendiri!” tukas Jessi berusaha menutupi rasa kecewanya.Mila tersenyum sinis, “bukti apa lagi? Lu kan udah denger sendi

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 122 : Batang Gue Nyangkut!

    Rachel segera beranjak dari ranjang menghampiri Jonathan dan segera mengunci pintu.“Gawat, terus gimana Jo? Bisa gawat kalau yang lain tahu lu ada di sini!”Rachel tampak panik, namun segera memikirkan langkah yang tepat. Hingga akhirnya tercetus satu ide untuk mengeluarkan Jonathan dari kamarnya tanpa diketahui orang lain.“Jo, sini deh! Lu keluar lewat sini,” perintah Rachel sembari membuka lebar kaca jendela.Jonathan tampak masih bingung, tak berpindah dari posisinya. Hingga terdengar ketukan pintu dari luar. Suara Mila terdengar memanggil nama Rachel.Karena tak sabar, Rachel segera menghampiri Jonathan dan menarik tangannya.“Buruan Jo! Cepetan, kalau gak mau kena masalah!” Rachel berusaha mendorong tubuh jangkung itu agar mau menaiki jendela yang tingginya hanya sebatas paha.“Tapi Chel, jendelanya kecil. Mana muat badan gue?” “Dicoba dulu!” Rachel kembali mendorong tubuh Jonathan.“Aduh, batang gue nyangkut Chel!” seru Jonathan ketika setengah tubuhnya keluar, namun miliknya

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 121 : Wanita Bersuara Bariton

    “Chel, akhirnya lu..” Ucapan Jonathan mengambang di udara, ketika yang dilihatnya justru seorang wanita aneh dengan pakaian seksi. Wanita dengan riasan menor, dengan bulu mata palsu berlapis. Juga bibir tebal dengan lipstik merah menyala. Mata Jonathan terbelalak mengawasi wanita yang seperti makhluk jadi-jadian itu. Mulai melangkah mundur, selangkah demi selangkah tatkala wanita itu berjalan gemulai ke arahnya. “Hay ganteng! Butuh kehangatan?” ucap wanita itu dengan suara bariton yang sengaja dibuat mendayu. Jonathan bergidik ngeri melihat sosok yang sama menakutkannya dengan hantu di film horor. “Tidak Om, eh.. Tante. Saya mau cari pacar, eh.. maksudnya istri saya,” jawab Jonathan dengan senyum yang terlihat kaku. Dadanya semakin berdegup kencang, kala wanita aneh itu terus melangkah maju ke arahnya. “Jangan panggil Tante dong, eike masih muda keles.” “Eit! Tante mau ngapain?” tanya Jonathan dengan sikap siaga. Meletakkan kedua tangannya menyilang di depan dada. “Bener, you

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 120 : Dag, Dig, Dug!

    Rachel menekan dada Jonathan untuk menjauhkan tubuhnya, namun supir bus mengerem mendadak. Membuat tubuh Rachel malah semakin melekat, hingga pipinya menempel pada dada Jonathan.Dag, Dig, Dug!Bunyi detak jantung Jonathan begitu jelas terdengar di telinganya. Rachel sedikit mendongakkan kepala, terlihat pemuda itu menahan nafas dengan wajah memerah.Terdengar beberapa murid perempuan yang berteriak histeris, bahkan ada beberapa yang beranjak dari bangku untuk melihat ke depan. Untuk melihat, hal apa yang membuat bus berhenti mendadak.Tangan Jonathan terulur memegang kedua bahu Rachel, lalu mendorong agar gadis itu kembali duduk di posisinya. Tentunya dengan gerakan lembut dan sangat hati-hati.“Gue bisa kehilangan akal sehat, kalau posisi lu terlalu dekat,” ujarnya setengah berbisik, membuat Rachel tersadar dan segera membuang pandangannya ke samping.Jonathan pun beranjak dari kursi, melihat ke depan. Ternyata bus berhenti karena ada seekor anjing melintas. Setelah hewan berkaki em

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 119 : Bodyguard Butuh Asupan!

    “Ya, gue cemburu, Chel!”Mata Rachel melebar setelah mendengar ucapan Jonathan dengan wajahnya yang serius itu. Lidahnya mendadak kelu, tak mampu berkata-kata.“Lu milik gue, dan gue gak ijinin siapapun deketin lu! Gue harap lu paham,” lanjut Jonathan. Diraihnya tangan Rachel yang terkulai di atas meja. Lalu menggenggamnya erat, seraya mengusapnya dengan kedua ibu jarinya.Rachel menelan salivanya dengan susah payah, mendadak tenggorokannya terasa kering. Degup jantungnya terus berpacu.“Kalau gue gak boleh dekat sama Nolan, lalu lu sendiri kenapa masih dekat sama Jessi,” balas Rachel sembari membuang pandangannya ke samping.“Lu kan tahu sendiri, bukan gue yang deketin Jessi. Tapi dia yang terus deketin gue.” Jonathan coba menjelaskan.“Tapi kalian cocok kok, sama-sama tinggi dan idola,” sahut Rachel dengan suara lirih. Wajahnya terlihat kesal, bibirnya pun mengerucut. Hal itu terlihat di pandangan Jonathan, meskipun gadis itu berusaha menghindari kontak mata dengannya.“Lu cemburu?”

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 118 : Gue Cemburu!

    Begitu tiba di kantin, Jonathan segera menghampiri meja Rachel, lalu mencengkram kerah seragam Nolan.“Ikut gue!!”“Jonathan, tapi makananku..” Nolan berusaha menolak karena makanannya masih tersisa banyak.Jonathan pun mengambil mangkuk soto milik Nolan, dan membawanya ke meja yang lebih jauh.“Lu duduk di sini! Jangan genit deh lu! Sok jadi playboy, gak pantes tahu!!” sentak Jonathan memaksa Nolan untuk duduk di kursi lain. “Lanjutin makannya! Selesai ini, lu cabut dari sini! Paham?”Nolan yang sedikit takut melihat perangai Jonathan, hanya bisa mengangguk. Lalu segera melanjutkan acara makannya.Sementara itu, Rachel masih terkesiap melihat kedatangan Jonathan yang tiba-tiba. Matanya terus menatap ke arah Jonathan dan Nolan berada.Sedangkan Mila tampak senang melihat kehadiran kekasihnya di sana.“Kok lu susulin kita ke sini sih, Ray?” tanya Mila, lalu meminta Ray untuk duduk di sebelahnya.“Gue ngikutin Jonathan. Tadinya kita ke perpus, gue kira kalian di sana. Ternyata di sini,”

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status