Share

76. Keputusan Terberat

Kenyataan memang tak seindah harapan. Tak semenyenangkan khayalan. Juga tak secerah keinginan. Semesta seolah menyadarkan manusia akan keadaan.

Namun apa tak boleh manusia memilih jalan aman?

Agam Mahawira berada di titik paling rendah saat ini. Kesedihan yang pernah terjadi dalam hidupnya tak bisa menyamai perasaannya saat ini. Ada rasa marah, kecewa, sedih, dan tak percaya yang ia rasakan. Syukur saja, ekspresi datar yang berhasil ia tampilkan.

Agam kembali membaca lembaran kertas di tangannya. Rahangnya mengeras setiap membaca kata demi kata. Matanya menyala siap untuk berteriak murka. Namun, lagi-lagi Agam berhasil menyembunyikan emosinya dengan sempurna.

"Cia bilang sama lo?" tanya Agam pada pria di hadapannya.

Dika menggeleng lemah. "Gue juga baru tau sekarang."

Agam meletakkan kertas itu dan mengusap wajahnya kasar. "Segampang itu dia nyerah," gumamnya.

"Gam, nggak mudah jadi Cia." Dika menatap sahabatnya prihatin. Di tengah masalah perusahaan, ada masalah priba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Surina Omar
ikut nangis sama cia. sakitnya patah hati. mahu berjuang tp bila ibu yg diremehkan lukanya lebih dalam. jahat pak dandung sentuh2 isu keluarga. yg lebih malu sebenarnya pak dandung sama nadira sendiri. menjual diri demi kuasa & kekayaan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status