"Selamat ya, Sa! Aku sangat bangga melihatmu bisa mewujudkan mimpimu hari ini." Ujar Awan tulus saat mereka tinggal berdua di kursi taman belakang rumah Amanda.Amanda sendiri, belum kembali bersama mereka, setelah pergi untuk ganti pakaian ke dalam rumah. Kesempatan tersebut digunakan Awan untuk bicara lebih dekat dengan Annisa, setelah sekian lama mereka tidak bertemu dan bicara sedekat ini."Bukan mimpi Nisa saja, uda. Tapi, mimpi kita!" Balas Annisa dengan wajah merona."Apa uda lupa? Waktu kita tamat sekolah dasar dulu. Uda sendiri yang mengatakan, kalau uda ingin menjadi dokter. Nisa masih ingat dengan sangat, ketika uda mengucapkan mimpi itu sepulang mengambil ijazah dari sekolah kita. Kebetulan saat itu, kita memiliki mimpi yang sama." Lanjut Annisa mengenang masa kecil mereka.Awan ingat saat dia pernah mengungkapkan mimpinya itu dihadapan dua sahabatnya, Aldo dan Fadhil. Bahwa ia bercita-cita untuk menjadi dokter suatu saat nanti. Hanya saja, jalan takdirnya yang berubah dra
Sementara itu, di tempat persembunyian Halim dan keluarganya saat ini.Telah berkumpul Halim bersama keluarganya. Di antara mereka, juga ada satu dari delapan orang ksatria agung yang tersisa dari keluarga Malik, bernama Ansu.Ansu sengaja diutus oleh Judas, kepala keluarga Malik sekarang untuk mempelajari situasi di Indonesia saat ini. Terutama yang berhubungan dengan Awan, yang menjadi musuh keluarga mereka saat ini.Setelah berkuasa penuh atas keluarga Malik dan juga disetir oleh istrinya, keluarga Malik berencana untuk membuat perhitungan dengan Awan.Mereka masih ragu untuk menantang Awan secara langsung, setelah apa yang terjadi menimpa anak bungsu mereka dan juga Khaled, tetua tertinggi dan juga pelindung utama keluarga Malik. Sehingga, mereka berpikir untuk mengejar orang-orang terdekat Awan terlebih dahulu, untuk memberikan tekanan mental kepada Awan.Mereka berpikir, dengan menyakiti orang-orang terdekat Awan, secara tidak langsung mereka juga telah berhasil menyakiti Awan.
'Apa keluarga Sanjaya itu sebegitu menakutkannya? Sampai-sampai kepala keluarga Malik tidak berani menyinggungnya secara langsung?' Siapa keluarga Malik? Di Asia, mereka bahkan bisa dianggap nomor satu. Tapi, mereka tidak berkutik menghadapi keluarga Sanjaya. Sebegitu menakutkannya kah keluarga ini? Saras tidak berkecimpung dalam dunia bisnis, sehingga wajar baginya tidak mengenal nama keluarga Sanjaya. Selain mengenal mereka sebagai keluarga terkaya nomor satu negara ini. Bahkan, Halim suaminya, juga tidak mengenal siapa klan Sanjaya sesungguhnya. Karena bisnisnya selama ini, hanya berkutat di dalam tanah air. Kalaupun ada bisnisnya yang berhubungan dengan luar negeri, itu semua karena koneksi istrinya dengan keluarga Malik. Semua orang dibuat tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Meski tidak ingin membuang dendam ini dari dalam dada mereka. Namun, begitu mendengar tentang kekuatan keluarga Sanjaya yang sampai membuat keluarga Malik harus bersembunyi-sembunyi untuk bisa me
Sebenarnya, Awan dan Amanda berencana menemui keluarga Amanda untuk membicarakan hubungan mereka. Seperti tuntutan Amanda pada Awan sebelumnya, ia ingin hubungan mereka diikat oleh pertunangan secara resmi. Hanya saja, Amanda lupa kalau besok itu adalah hari ulang tahun ke seratus kakeknya dan semua anggota keluarganya sedang disibukkan dengan persiapan untuk merayakan momen tersebut.Karena ini adalah ulang tahun ke seratus Abimana, keluarga Pitaloka membuat pesta yang sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Banyak orang penting akan hadir dalam acara besok, tidak terkecuali presiden sendiri.Mengingat hal itu, baik Awan dan Amanda, terpaksa harus menunda rencana mereka terlebih dahulu dan mempersiapkan kado apa yang akan mereka berikan pada orang nomor satu dalam Divisi Zero tersebut. Yang jelas, tidak mungkin sekedar hadiah biasa."Kamu kelihatan tenang begitu?" Tanya Awan heran melihat sikap tenang Amanda.Amanda tertawa kecil dan berkata, "Tentu saja. Dalam misi di Eropa ke
Dengan berbagai kebijakan positif yang dijalankan oleh RA Grup dan semua anak perusahaannya, janggal rasanya muncul pesaing baru dengan kualitas standar mampu mencuri pasar mereka. Kecuali, mereka melibatkan para pengambil kebijakan untuk memuluskan jalan mereka. Bagaimanapun, ini adalah perusahaan baru dan cuma berdiri sendiri dengan banyak cabang usaha yang mereka miliki. Sehebat apapun Aegis, mustahil mereka bisa memasuki pasar besar dalam waktu yang begitu singkat. "Menarik!" Ujar Awan tertawa singkat membaca laporan di depannya. Respons Awan membuat bingung Vannesa, "Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk menekan mereka bos?" "Tidak ada." Jawab Awan dengan santai. Vannesa semakin bingung. Bagaimana mungkin mereka tidak melakukan apa-apa, menghadapi musuh yang terang-terangan ingin menghancurkan mereka. "Tapi..." Vannesa ingin mempertanyakan lebih lanjut maksud Awan. Tapi, keburu disergah oleh Awan, "Masalah ini sangat sederhana. Seharusnya kamu sudah bisa melihatnya, Van.
Awan datang sedikit terlambat di Hotel Ritz, karena harus menunggu pengacaranya untuk mengurus surat-surat pemindahan hak dari pulau yang sudah dibelinya. Pulau itu sendiri akan menjadi hadiah kejutan Awan untuk ulang tahun kakeknya Amanda hari ini.Ketika sampai di lobi hotel, Awan dikejutkan dengan bayaknya orang-orang penting yang sudah hadir di sana. Rencananya untuk menyusup tanpa diketahui oleh orang-orang, akhirnya tidak bisa terlaksana.Begitu menyadari kemunculan Awan dan mengenalinya, banyak pejabat dan tokoh-tokoh penting yang datang menghampiri untuk berkenalan dengannya. Sosok Awan sekarang, bukan lagi sosok tanpa nama.Setelah pengumuman besarnya di depan banyak awak media, sesaat sebelum ia meruntuhkan kekuasaan keluarga tirinya yang di dukung oleh organisasi ilegal, The Shadow yang bekerjasama dengan tujuh keluarga naga di Manor Sanjaya kala itu. Awan diketahui sebagai kepala keluarga Sanjaya saat ini.Siapa yang tidak kenal dengan nama keluarga ini?Mereka adalah sat
Meski mereka belum pernah mengikrarkan kalimat cinta ataupun janji apapun, seperti halnya antara Awan dan Annisa. Namun, masing-masing mereka sudah saling mengerti, tentang perasaan mereka satu sama lain.Sesaat, Amanda tersipu dengan pujian spontan Awan dan jutaan kupu-kupu seperti melayang terbang di dalam dadanya.Tentu saja, ini bukan pujian pertama yang pernah diterima Amanda. Namun, pujian ini memiliki makna khusus, karena diucapkan oleh pria yang memiliki tempat khusus dalam hatinya."Sudah, kita harus segera bergegas ke aula. Jangan sampai kakek menunggu kita lebih lama." Ujar Amanda mengalihkan kegugupannya.Awan pun tidak berkomentar apa-apa dan menuruti ajakan Amanda. Biasanya, ia tidak akan sepenurut ini. Namun, melihat rona merah di pipi putih Amanda, membuatnya jantungnya berdebar dengan begitu cepat. Pesona kecantikan Amanda seakan memancar menjadi sangat kuat, saat ia sedang merona seperti itu. Awan khawatir, tidak bisa mengendalikan diri, jika melihat keindahahan itu
"Frans Royal? Kenapa aku tidak pernah mendengar nama ini sebelumnya?" Tanya Awan heran.Sebagai satu dari lima keluarga misterius, adalah hal yang wajar bagi Awan untuk mengetahui keluarga utama dari empat keluarga lainnya. Hanya saja, sepanjang yang diingatnya tentang keluarga utama, Awan belum pernah mendengar nama Frans sebelumnya.Tobias menatap Awan dengan senang kali ini. Ia merasa, akhirnya ada juga hal yang harus dibanggakannya di depan Awan. Selama ini, kekasih dari mendiang keponakannya itu, selalu menjadi orang serba tahu. Sekarang, mendengar ada sesuatu yang tidak diketahui Awan, membuat Tobias sangat senang. Dengan sedikit membusungkan dada, Tobias berkata, "Frans itu berasal dari keluarga cabang Royal. Jadi, wajar saja jika kamu tidak mengenalnya."Tanpa diminta oleh Awan, Tobias menceritakan tentang Frans dengan bersemangat, "Meski ia dari keluarga cabang, kita tidak bisa memandang remeh dirinya. Frans adalah tuan muda dari keluarga cabang dan ia memiliki bakat lebih b
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,