Madam Gao kembali menyiksa Awan dan memperparah kondisinya. Seluruh tubuh Awan sudah dipenuhi oleh darah, tampak banyak luka di hampir seluruh bagian tubuhnya."Apa kamu bodoh, cepat lepaskan segelnya atau kita berdua mati konyol." Teriak Gumara dari dalam tubuh Awan. Gumara merasa gelisah sekaligus marah melihat betapa keras kepalanya Awan. Awan hanya diam, tidak mengiraukan Gumara dan memilih menanggung semua siksaan itu. Ini seperti pilihan simalakama baginya.Awan tentu saja tidak ingin menyerah dan mati konyol di tangan madam Gao, namun ia juga tidak bisa melepaskan segel terakhir dalam tubuhnya yang dapat melepaskan seluruh kekuatan Gumara keluar.Sampai detik itu, Awan semakin menyadari betapa besarnya ambisi Gumara untuk bisa terlahir kembali sepenuhnya. Awan tidak ingin mengulangi kembali kesalahan yang pernah dilakukan oleh leluhurnya.Jika Gumara lepas, bukan hanya semua orang disini yang akan mati. Gumara melalui raganya akan membanjiri dunia ini dengan darah dan hal it
Nura Queen tidak beruntung, ia dipaksa terbang puluhan meter jauhnya sebelum terhempas ke atas tanah dengan ledakan yang cukup keras dan membuat kondisinya berakhir kritis. Nura Queen memuntahkan darah segar, sebelum ia jatuh tidak sadarkan diri.Disisi lain, Lucifer Serzei hanya bisa menahan sebentar serangan madam Gao. Pada akhirnya, mereka dipaksa terbang seperti halnya Nura Queen. Kekuatan madam Gao berada di liga lain, yang sangat jauh berbeda dengan mereka.Empat dewa perang sekte Flamis dengan mudah ditundukkan oleh madam Gao.Gangguan tersebut ternyata tidak berhenti sampai disana, ketika madam Gao melemparkan Lucifer dan yang lainnya, Riana berhasil menyelinap masuk melalui jejak yang ditinggalkan oleh Lucifer sebelumnya.Dengan pedang ditangannya, Riana tanpa ragu menyerang madam Gao dari belakang.Wosshh.Serangannya hanya berjarak lima jari dari punggung madam Gao, sebelum Riana menyadari ada sebuah kekuatan tidak nampak yang menahan gerakannya. Tidak hanya itu, seluruh tu
Melihat kakak sepupunya selamat, Awan dapat sedikit bernapas lega."Hmn, kamu berhasil menyelamatkannya." Dengus madam Gao tidak senang.Setelah itu, Ia berbalik ke arah Awan dan bermaksud melampiaskan kekesalannya pada Awan karena telah mengacaukan rencananya untuk membunuh Riana, "Karena kamu telah menghalangiku, maka kamu harus menanggung serangan yang ingin kuberikan pada gadis itu sebelumnya."Kali ini, bayangan pedang yang cukup panjang keluar dari sisi samping madam Gao. Madam hanya tersenyum simpul, sembari berkata, "Anggap saja kamu beruntung, anak muda. Karena aku tidak akan langsung membunuhmu sekarang, karena aku masih butuh kekuatan yang ada dalam tubuhmu. Tapi... sebagai gantinya, aku tidak keberatan untuk sedikit bermain denganmu."Selesai mengucapkan kalimat tersebut, madam Gao melesatkan tombak perwujudan dari kekuatan telekinesisnya ke arah perut Awan. Namun, sebelum tombak tersebut berhasil menembus tubuh Awan, sesosok tubuh indah melompat ke depan Awan.Sret.Tomba
"Tidak-tidak, aku tahu. Aku tahu apa yang terjadi, karena itu aku kesini untuk membawamu pergi." Sela Awan terisak. Ia lalu melanjutkan dengan sedih, "Bukankah kamu adalah tunanganku? Aku pasti akan melakukan apapun untukmu, sayang. Aku akan menikahimu saat ini juga."Awan merasakan ketidak berdayaan total, semua usahanya hari ini adalah demi Angel. Ia tidak akan sanggup menerima hasil akhirnya, jika ia sampai harus kehilangan Angel.Tapi yang terjadi, tatapan mata Angel justru mulai meredup dan napasnya mulai melemah. Angel sudah hampir mencapai batasnya, tapi bibirnya tampak tersenyum bahagia ketika mendengar ucapan Awan.Menikah dengan Awan? Itu adalah impian terbesarnya. Hanya saja, ia tidak mungkin bisa melakukannya dalam kehidupan ini. Angel dihinggapi perasaan bahagia dan sedih disaat bersamaan.Ia tidak salah mencintai pria tersebut dan mengorbankan dirinya demi melindungi Awan."Sa-say..ang, Aku... sakit," Rintih Angel tertahan.Bukan sekedar ungkapan, karena ia benar-benar s
Tidak hanya Awan, tubuh Angel yang sedang terbaring didepannya pun tidak tergores sedikitpun."Tidak! Bagaimana mungkin?" Seru madam Gao terkejut seolah tidak percaya.Tanah dibawah Awan bergetar, mulanya hanya getaran kecil dan semakin lama getaran tersebut mulai terasa semakin kuat.Selama proses itu, tampak sebuah cembungan muncul di tengah dahi Awan. Perlahan, mata Awan yang semula masih terlihat normal, kini berganti seperti mata hewan buas. Bedanya, bagian yang berwarna kuning keemasan, kini terlihat menyala terang.Ketika getaran disekitar mereka semakin kuat, cembungan ditengah dahi Awan tampak bergerak-gerak. Sebelum bagian tengahnya terbuka, lalu dari dalamnya muncul mata ketiga dengan bentuk yang sama dengan mata aslinya.Sejurus kemudian, cahaya terang mengelilingi seluruh tubuh Awan hingga terlihat menembus ke atas langit.Terdengar suara gesekan arus listrik sesaat dan madam Gao tanpa sadar melompat, menjauh. Ia menjadi gugup, begitu melihat perubahan signifikan yang dit
Pertarungan berlangsung sengit antara Gumara dan madam Gao. Meski sekarang kondisinya sudah berbalik, dimana madam Gao sekarang jadi lebih banyak bertindak defensif dan hanya dapat sesekali membalas.Perangkap telekinesis madam Gao tidak lagi berfungsi dibawah serangan kuatnya Gumara.Dua sisa tiang utama aula, melayang dengan kecepatan esktrem untuk menyerang Gumara. Namun, hanya dengan sebuah pukulan, dua tiang raksasa tersebut hancur lebur menjadi debu."Apa hanya itu yang dapat kamu lakukan sekarang, nenek tua? Kemana kesombonganmu sebelumnya? Mau mencuri kekuatanku? Cuih... itu hanya terjadi dalam mimpimu." Ejek Gumara terang-terangan menghina madam Gao.Madam dipaksa berkeringat deras, karena tidak satupun serangannya dapat menekan Gumara. Ternyata sepuluh persen kekuatan Gumara yang terbuka, bukan hanya sekedar bilangan sederhana dalam bentuk angka. Dimana sembilan tambah satu adalah sepuluh, tapi ini memiliki perspektif dan nilai tambah yang luar biasa dan sulit untuk dibayang
Jika saja, ia tidak mengaktifkan segel kutukan iblisnya, mungkin saja tubuhnya telah hancur saat ini.Meski begitu, madam Gao tetap saja tidak dapat terhndar dari cidera. Serangan itu mengandung kekuatan penghancur yang mengerikan, sehingga meski telah berbah menjadi sosok bertubuh hitam gelap yang menandakan ia sedang dalam mode puncaknya, ia masih menanggung efek serangan.Disisi lain, Huo sedang berada di ambang kematiannya. Tubuh sejatinya yang terbuat dari inti api neraka, tampak meredup dan menghitam layaknya arang. Seluruh pandangannya bahkan sudah hampir gelap sepenuhnya, sebelum sebuah cahaya menariknya kembali.Huo terbatuk beberapa kali dan ketika matanya terbuka, ia terkejut mendapati dirinya masih berada di tempat yang sama. Itu artinya satu hal, ia masih hidup.Huo terperanjat dan melihat keadaan sekelilingnya. Tempat di sana benar-benar hancur, ia seperti berada di gurun pasir dibanding aula megah, mengingat betapa hancurnya tempat disana.Saat itulah, Huo menemukan An
"Pergilah! Jangan membuat usaha terakhirku ini sia-sia. Aku menunggumu di neraka, mungkin kita dapat bertarung kembali. Saat itu, aku akan mengalahkanmu."Huo tidak tahu, apa ia harus senang atau sedih dengan kesempatan yang diberikan An huo wang padanya. Bagaimanapun mereka pernah menjadi saingan dan berusaha saling membunuh dimasa lalu, situasi ini membuatnya sedikit canggung.Melihat ketulusan An huo wang, Huo tidak mungkin berhati batu dan melupakan kebaikannya. Huo berkata, "Baiklah, terimakasih atas bantuanmu kali ini, saudaraku. Kamu dapat menungguku di neraka. Hanya saja, mungkin waktunya sedikit lebih lama."Tepat setelah itu, tubuh Huo yang memudar menghilang sepenuhnya.Alexander, setelah kepergian Huo hanya bisa tersenyum pahit, "Bajingan! Dia masih sempat membuatku kesal. Baiklah, tunjukkan padaku kalau kamu dapat mengalahkannya."...Saat itu, madam Gao baru saja dihempaskan oleh serangan Gumara dan membuat ledakkan keras menghancurkan tanah dibawahnya.Meski sudah mengg