Father tertawa dingin begitu melihat rupa si penyusup, "Tidak buruk! Apa kamu ada kata-kata terakhir, pak tua?"Harvard Lang coba menatap Awan yang sedang berjuang melepaskan diri, dia berkata dengan suara berat, "Jangan menyerah, tuan muda!"Krak.Hanya dalam satu gerakan, leher Harvard langsung patah dan mencabut paksa nyawanya. Father melemparkan jasad Harvard begitu saja, setelah tidak lagi merasakan ada kehidupan dalam raga tua tersebut.Gumara sama sekali tidak tergerak dengan kematian Harvard. Tapi, dia sedikit bisa bernapas lega karena itu memberinya sedikit waktu untuk bernapas lebih. Kekuatan Gumara telah melonjak dan tembus 90 persen.Namun, sekali lagi, itu hanya sedikit napas tambahan baginya. Karena setelah kematian Harvard Lang, tidak mungkin lagi ada yang dapat memberinya waktu seperti tadi. Father berbalik dan berjalan ke arah Awan kembali, berniat melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.Namun, sebelum ia sempat mewujudkan niatnya. Bayangan lainnya bergerak d
"Baiklah, ternyata kamu ingin bersikeras melindungi bocah itu."Sadar jika tujuan Neo melawannya adalah untuk menjauhkannya dari target utamanya. Father tersenyum licik, ia berbalik dan memutuskan untuk mengabaikan Neo.Neo terperanjat, karena rencananya untuk mengalihkan Father sudah terbaca. Selanjutnya Neo dengan sedikit panik, coba menyerang Father.Beberapa senjata rahasianya dilemparkan untuk menyerang Father.Trang trangBeberapa serangan Neo, berhasil dipatahkan."Ternyata begitu! Jauh lebih mudah mematahkan serangannya ketika bertahan ketimbang harus menyerangnya." Pikir Father.Ia melihat kelemahan dalam pergerakan Neo.Father tersenyum licik, ia kembali mengabaikan Neo dan memilih menyerang Awan. Yah, buat apa dia harus repot-repot menghadapi Neo, jika dengan menyerang Awan justru akan dapat menaklukan keduanya sekaligus?Father mengalirkan kekuatan internalnya pada pedang zeus-nya. Selanjutnya, pedang zeus milik Father terhunus ke depan dan melesat cepat ke arah Awan yang
Awan merasakan kesedihan yang tidak terkira, disaat bersamaan ia merasakan emosinya meluap hampir tidak terkendali. Bahkan disaat akhir hayat pelayan setianya, ia tidak dapat memeluknya dan melepaskan kepergiannya untuk terakhir kali.Awan menatap Father yang tertawa senang dengan kehilangan yang dialaminya. Begitupun dengan wanita tua yang berdiri dibelakangnya.'Ini semua karena mereka.' Pikir Awan dengan dendam membumbung tinggi."Dia... dia tidak ada hubungannya dengan pertarungan kita." Ucap Awan dengan suara bergetar."Hehehe, jangan naif bocah! Dia berani menghalangiku, maka dia harus mati untuk menebus aksi nekadnya." Ujar Father sama sekali tidak peduli. Baginya, baik Harvard maupun Neo hanya seperti lalat yang tidak berharga.Rahang Awan terlihat mengeras, ia coba mengontrol dirinya agar tidak lepas kendali saat itu dan membuat Gumara muncul kembali."Mereka harus mati katamu?" Ucap Awan tertawa dingin. Harvard adalah pelayan keluarganya yang setia. Sementara, Neo adalah pel
Awan tidak ingin menglur waktu sedikit pun, ia berhasil memecah antara alam realita dan alam ghoib dan membuat tekanan intent madam pada dirinya menjadi longgar. Ini seperti bermain whack a mole atau pukul tupai, dimana kepala tupai akan muncul ditempat acak. Meski madam Gao telah menguasai area 15 meter di sekelilingnya dengan kekuatan telekinesisnya, dia harus menebak lebih keras dari posisi mana Awan akan memunculkan dirinya.Tapi, itu tidak bisa dibilang sepenuhnya terbebas, karena raga Awan masih terkurung dalam jangkauan telekinesisnya madam Gao.Awan sendiri tidak berniat untuk keluar dari sana, karena tujuannya sekarang adalah menghabisi ketiga orang yang ada didalam sana untuk membalasakan dendam Harvard dan Neo.Woosh.Setelah mengambil dua pedang wakizashi di tangan Neo, Awan dengan cepat menghilang menggunakan kekuatan perpindahan ruang.Ia muncul kembali dibelakang madam Gao, namun baru mendekat Awan dengan cepat menghilang kembali untuk menghindar.Tangannya sedikit berg
Madam Gao tidak ingin kehilangan salah satu pendukung terkuatnya, apalagi Awan berniat menghancurkan mental Father dengan terlebih dahulu menghancurkan raganya."Hilda, cepat bantu Fahter!" Perintah madam Gao.Hilda semula tidak bergerak membantu Father, karena misinya adalah menjaga madam Gao. Sekarang, mendapat perintah seperti itu. Hilda tidak menunggu barang sedetik pun dan langsung bergerak menyerang Awan.Jika sebelumnya, kecepatan cahaya Hilda begitu menakutkan bagi Awan, karena kecepatannya yang sangat mengerikan. Sekarang, dengan meningkatnya kemampuan Awan, kemampuannya persepsinya ikut meningkat drastis. Ia tidak perlu cepat untuk untuk bisa mengimbangi kecepatan Hilda. Sebaliknya, Awan hanya perlu memahami pergerakan lawan dan menebak langkah yang akan diambilnya.Ini sama halnya dengan super car yang sedang melewati banyak ruas jalan. Anda tidak perlu memiliki supercar yang sama, jika tahu jalan mana yang akan ditujunya. Cukup dengan memotong jalurnnya dan melemparkan sup
Father mungkin tidak pernah membayangkan jika akan menemui kejadian naas seperti hari ini."Kamu..." Father hanya bisa menatap Awan dengan penuh kebencian. Tapi, tetap saja ia harus menerima konsekuensi dari apa yang telah dilakukannya. Hanya saja, semua itu harus dibayarnya dalam waktu yang begitu cepat."Satu detik."Ucap Awan singkat, sebelum kembali menghilang.Father dipaksa harus mengakui betapa kejamnya cara takdir berjalan. Ia bahkan hanya diberi satu detik untuk menikmati sisa hidupnya.Tepat sedetik kemudian, Awan muncul kembali didekatnya."Waktu sedetikmu habis, pak tua."Madam Gao sebenarnya sudah berusaha memadatkan intent telekinesis miliknya disekitar Father, hanya saja kemampuan indera ke tujuh milik Awan sudah mencapai tahap hampir sempurna. Sehingga, setiap pancaran intent madam Gao coba menyentuhnya, semuanya dikirim ke alam lain secara acak.Selanjutnya, madam Gao tidak dapat berbuat banyak ketika pedang Awan menebas kepala Father hingga terpisah dari badannya.Em
Trang Trang TrangPuluhan bilah pisau raksasa tak kasat mata menghantam Awan dengan kecepatan sangat ekstrim dan sulit untuk bisa dihindari oleh petarung biasa.Puluhan bilah pisau tersebut tercipta dari perwujudan kekuatan telekinesisnya madam Gao. Meski hanya terlihat samar dan hanya seperti gumpalan udara kosong, namun kekuatannya ternyata mampu melebihan pisau berbahan baja yang asli. Meski berhasil menahan dan menghancurkan sebagian besar dari serangan tersebut, wajah Awan tampak pias. Kedua lengannya hampir serasa mati rasa karena dipaksa bertahan total. Awan sama sekali tidak menyangka jika madam Gao memiliki kekuatan tempur yang begitu menakutkan ketika serius bertarung. Ia bahkan tidak perlu menghimpun energi untuk mengeluarkan serangan besar seperti barusan secara berulang-ulang. 'Apa kekuatan telekinesisnya sungguh sedemikian menakutkan?' Pikir Awan coba menganalisis kemampuan lawan.Tidak peduli sekeras apapun ia mempertimbangkan segala macam opsi untuk menghadapi madam
"Sial!"Awan terkejut begitu merasakan ada tangan tidak terlihat hendak mengunci kedua kakinya yang sedang mengawang di udara.Ia dengan cepat berpindah tempat.Semula, madam Gao mengira jika Awan kembali ke tempat dia semula berada. Ternyata, Awan berpindah ke tempat lain dan masih melayang di atas udara.Jelas saja, madam Gao tidak senang dengan hal itu. Ratusan perangkap sudah ditebar dengan intent telekinesis miliknya. Pertarungan keduanya, lebih tepat disebut sebagai hide and seek. Siapa yang bergerak cepat dan bisa menangkap pergerakan lawan, maka dia lah yang akan keluar sebagai pemenangnya.Madam Gao sudah menutup semua ruang gerak Awan, hanya saja kemampuan indera ke tujuh Awan membuatnya mampu untuk mengekspos beberapa tempat yang luput dari jangkauan madam Gao. Selanjutnya, Awan muncul dari atas udara di sudut lainnya. Awan membuat ratusan bola energi dari energinya Gumara, lalu melontarkan dengan cepat ke arah madam Gao. Sebelum kembali berpindah dan kali ini berada tep