"Sial!"Awan terkejut begitu merasakan ada tangan tidak terlihat hendak mengunci kedua kakinya yang sedang mengawang di udara.Ia dengan cepat berpindah tempat.Semula, madam Gao mengira jika Awan kembali ke tempat dia semula berada. Ternyata, Awan berpindah ke tempat lain dan masih melayang di atas udara.Jelas saja, madam Gao tidak senang dengan hal itu. Ratusan perangkap sudah ditebar dengan intent telekinesis miliknya. Pertarungan keduanya, lebih tepat disebut sebagai hide and seek. Siapa yang bergerak cepat dan bisa menangkap pergerakan lawan, maka dia lah yang akan keluar sebagai pemenangnya.Madam Gao sudah menutup semua ruang gerak Awan, hanya saja kemampuan indera ke tujuh Awan membuatnya mampu untuk mengekspos beberapa tempat yang luput dari jangkauan madam Gao. Selanjutnya, Awan muncul dari atas udara di sudut lainnya. Awan membuat ratusan bola energi dari energinya Gumara, lalu melontarkan dengan cepat ke arah madam Gao. Sebelum kembali berpindah dan kali ini berada tep
Sekuat apapun pertahanan Gumara, mustahil untuk bisa bertahan dari serangan sebanyak itu secara bersamaan.Melihat itu, jantung Awan berdegup sangat kencang. Ia mengaktifkan mata bathinnya, tapi sekarang hampir mustahil untuk melihat celah yang dapat digunakan untuk menghindar. Awan benar-benar tersudut kali ini dan tidak memiliki pilihan lain selain menghadapi serang itu secara langsung.Madam Gao melihat Awan terdesak, hanya tertawa dingin. Matanya menyala terang, "Terimalah ini, bocah!"Seratus perwujudan madam Gao melesat ke arah Awan dengan masing-masing membawa seratus bola energi.Awan merasakan keringat dingin merembes di punggungnya, ia ragu bisa menghadapi serangan sekuat dan sebanyak itu.Kejadiannya begitu cepat, selanjutnya terdengar suara ledakan 100 kali lebih kuat dari serangan Awan sebelumnya. Bahkan setengah aula langsung hancur karena beban ledakan yang begitu besar. Mereka yang sedang bertarung di dekat sana, bahkan secara serentak langsung menarik diri menjauh.G
Angel mengerjapkan mata beberapa kali dan merasakan panas matahari membakar permukaan kulitnya. Saat kesadarannya sudah pulih sepenuhnya, ia dikejutkan dengan pemandangan disekitarnya.Aula yang semula megah, kini hanya tersisa puing-puing bangunan. Pemandangan itu semakin diperparah dengan pertarungan yang seakan tiada henti di sekelilingnya.Ia coba mengingat kejadian terakhir kali, sebelum ia tidak sadarkan diri. Angel baru ingat, kalau saat itu ia telah dibuat pingsan oleh Vino. Mengingat hal itu, Angel langsung mencari keberadaan Vino dan terkejut begitu menemukannya sudah tidak sadarkan diri, tidak jauh dari tempat Angel saat ini. Pemandangan disana begitu kacau, karena tidak jauh dari tempat mereka, Angel melihat Lukman juga sedang bertarung dengan Amelia yang dibantu oleh para pengawalnya.Angel teringat dengan Awan.Saat matanya beralih ke sisi lain, disana Angel menemukan Awan yang sedang disiksa oleh madam Gao. Tepatnya madam Gao sedang berusaha menarik paksa kekuatan murn
Madam Gao kembali menyiksa Awan dan memperparah kondisinya. Seluruh tubuh Awan sudah dipenuhi oleh darah, tampak banyak luka di hampir seluruh bagian tubuhnya."Apa kamu bodoh, cepat lepaskan segelnya atau kita berdua mati konyol." Teriak Gumara dari dalam tubuh Awan. Gumara merasa gelisah sekaligus marah melihat betapa keras kepalanya Awan. Awan hanya diam, tidak mengiraukan Gumara dan memilih menanggung semua siksaan itu. Ini seperti pilihan simalakama baginya.Awan tentu saja tidak ingin menyerah dan mati konyol di tangan madam Gao, namun ia juga tidak bisa melepaskan segel terakhir dalam tubuhnya yang dapat melepaskan seluruh kekuatan Gumara keluar.Sampai detik itu, Awan semakin menyadari betapa besarnya ambisi Gumara untuk bisa terlahir kembali sepenuhnya. Awan tidak ingin mengulangi kembali kesalahan yang pernah dilakukan oleh leluhurnya.Jika Gumara lepas, bukan hanya semua orang disini yang akan mati. Gumara melalui raganya akan membanjiri dunia ini dengan darah dan hal it
Nura Queen tidak beruntung, ia dipaksa terbang puluhan meter jauhnya sebelum terhempas ke atas tanah dengan ledakan yang cukup keras dan membuat kondisinya berakhir kritis. Nura Queen memuntahkan darah segar, sebelum ia jatuh tidak sadarkan diri.Disisi lain, Lucifer Serzei hanya bisa menahan sebentar serangan madam Gao. Pada akhirnya, mereka dipaksa terbang seperti halnya Nura Queen. Kekuatan madam Gao berada di liga lain, yang sangat jauh berbeda dengan mereka.Empat dewa perang sekte Flamis dengan mudah ditundukkan oleh madam Gao.Gangguan tersebut ternyata tidak berhenti sampai disana, ketika madam Gao melemparkan Lucifer dan yang lainnya, Riana berhasil menyelinap masuk melalui jejak yang ditinggalkan oleh Lucifer sebelumnya.Dengan pedang ditangannya, Riana tanpa ragu menyerang madam Gao dari belakang.Wosshh.Serangannya hanya berjarak lima jari dari punggung madam Gao, sebelum Riana menyadari ada sebuah kekuatan tidak nampak yang menahan gerakannya. Tidak hanya itu, seluruh tu
Melihat kakak sepupunya selamat, Awan dapat sedikit bernapas lega."Hmn, kamu berhasil menyelamatkannya." Dengus madam Gao tidak senang.Setelah itu, Ia berbalik ke arah Awan dan bermaksud melampiaskan kekesalannya pada Awan karena telah mengacaukan rencananya untuk membunuh Riana, "Karena kamu telah menghalangiku, maka kamu harus menanggung serangan yang ingin kuberikan pada gadis itu sebelumnya."Kali ini, bayangan pedang yang cukup panjang keluar dari sisi samping madam Gao. Madam hanya tersenyum simpul, sembari berkata, "Anggap saja kamu beruntung, anak muda. Karena aku tidak akan langsung membunuhmu sekarang, karena aku masih butuh kekuatan yang ada dalam tubuhmu. Tapi... sebagai gantinya, aku tidak keberatan untuk sedikit bermain denganmu."Selesai mengucapkan kalimat tersebut, madam Gao melesatkan tombak perwujudan dari kekuatan telekinesisnya ke arah perut Awan. Namun, sebelum tombak tersebut berhasil menembus tubuh Awan, sesosok tubuh indah melompat ke depan Awan.Sret.Tomba
"Tidak-tidak, aku tahu. Aku tahu apa yang terjadi, karena itu aku kesini untuk membawamu pergi." Sela Awan terisak. Ia lalu melanjutkan dengan sedih, "Bukankah kamu adalah tunanganku? Aku pasti akan melakukan apapun untukmu, sayang. Aku akan menikahimu saat ini juga."Awan merasakan ketidak berdayaan total, semua usahanya hari ini adalah demi Angel. Ia tidak akan sanggup menerima hasil akhirnya, jika ia sampai harus kehilangan Angel.Tapi yang terjadi, tatapan mata Angel justru mulai meredup dan napasnya mulai melemah. Angel sudah hampir mencapai batasnya, tapi bibirnya tampak tersenyum bahagia ketika mendengar ucapan Awan.Menikah dengan Awan? Itu adalah impian terbesarnya. Hanya saja, ia tidak mungkin bisa melakukannya dalam kehidupan ini. Angel dihinggapi perasaan bahagia dan sedih disaat bersamaan.Ia tidak salah mencintai pria tersebut dan mengorbankan dirinya demi melindungi Awan."Sa-say..ang, Aku... sakit," Rintih Angel tertahan.Bukan sekedar ungkapan, karena ia benar-benar s
Tidak hanya Awan, tubuh Angel yang sedang terbaring didepannya pun tidak tergores sedikitpun."Tidak! Bagaimana mungkin?" Seru madam Gao terkejut seolah tidak percaya.Tanah dibawah Awan bergetar, mulanya hanya getaran kecil dan semakin lama getaran tersebut mulai terasa semakin kuat.Selama proses itu, tampak sebuah cembungan muncul di tengah dahi Awan. Perlahan, mata Awan yang semula masih terlihat normal, kini berganti seperti mata hewan buas. Bedanya, bagian yang berwarna kuning keemasan, kini terlihat menyala terang.Ketika getaran disekitar mereka semakin kuat, cembungan ditengah dahi Awan tampak bergerak-gerak. Sebelum bagian tengahnya terbuka, lalu dari dalamnya muncul mata ketiga dengan bentuk yang sama dengan mata aslinya.Sejurus kemudian, cahaya terang mengelilingi seluruh tubuh Awan hingga terlihat menembus ke atas langit.Terdengar suara gesekan arus listrik sesaat dan madam Gao tanpa sadar melompat, menjauh. Ia menjadi gugup, begitu melihat perubahan signifikan yang dit