"Pisces, apa kamu sudah melihatnya?"Dua wanita mengenakan setelan seragam kamuflase berwarna putih tampak sedang memperhatikan medan tempur dengan begitu seksama menggunakan teropong dengan teknologi mutakhir. Jarak mereka dari medan tempur lebih kurang 1 km dan berada dibagian pegunungan. Mereka dapat melihat pertempuran yang terjadi dilembah dari atas sana tanpa perlu takut ketahuan."Belum, Nona. Sepertinya tuan Saktiawan tidak datang hari ini."Pisces telah mengamati pertempuran tersebut semenjak awal. Apa yang dilihatnya tentu saja berbeda dengan apa yang mampu dilihat oleh Elisa. Sehingga Elisa sering kali menanyakan detil tertentu pada Pisces. Elisa secara spontan tampak menarik nafas lega begitu mendengar jawaban Pisces. Hal itu tentu saja tidak luput dari perhatian Pisces, "Nona, apa yang anda harapkan dari pertempuran ini? Kita tidak seharusnya berada disini. Keluarga Jati bisa dituduh ikut campur dan dinilai memiliki kepentingan tertentu, jika seandainya ada yang mengetah
"Katakan saja, jika nona memiliki instruksi untukku. Aku akan melakukannya dengan mempertaruhkan nyawaku.""Tolong lindungi Awan jika Ia berada dalam bahaya nanti."Pisces sudah menebaknya, sehingga Ia tidak heran jika sekarang nona-nya akan memerintahkan hal itu padanya. Karena Elisa sudah jujur padanya, Pisces-pun menjawab tanpa keraguan, "Baik, Nona Eli. Saya akan melakukannya."Hanya saja, dalam hati Pisces merasa kasihan dengan pilihan nona mudanya. Keluarga besarnya pasti akan menentang pilihan Elisa nantinya, karena keluarga Sanjaya adalah musuh keluarga Jati. Apalagi dengan kejadian yang sedang terjadi saat ini, sangat mustahil bagi Elisa jika ingin bersatu dengan Awan dimasa depan.'Betapa beruntungnya pemuda itu mendapat cinta dari nona Elisa.' Bathin Pisces senang sekaligus prihatin...."Kiba dan Kobe? Ternyata anjing raja seperti kalian berani muncul dan ikut dalam pertempuran ini, hehehe. Sungguh ironis!" Haku tertawa mengejek."Kami disini untuk bertempur dan membersihk
Kenshin langsung menyerang Haku tanpa menunggu mereka menghimpun penuh kekuatan puncaknya, begitupun dengan Kiba dan Kobe yang langsung meringsek meju ke arah Hayate dengan serangan terkuat mereka. Duaaarr Benturan dari dua sisi kekuatan menimbulkan ledakan cukup besar, membuat area 50 meter disekitar mereka dipenuhi oleh kabut salju yang bertaburan kemana-mana. Sampai semenit lamanya, area sekitar sekitar mereka masih gelap sampai seluruh salju benar-benar turun dan menampakkan suasana jelas ditengah pertarungan. Kenshin terhempas cukup jauh sekitar 50 meter ke arah timur dalam keadaan terluka cukup parah. Salju putih dibawahnya berubah merah, karena darahnya yang merembes keluar. Nasib Kiba dan Kobe juga tidak kalah mengenaskan. Keduanya terhempas tidak jauh dari Kenshin dengan kondisi yang hampir sama. Tidak jauh dari mereka, Haku dan Hayate berdiri tenang tanpa terpengaruh sedikitpun. Tampak pandangan yang mengejek dari keduanya, memandang remeh kemampuan lawan. Sementara o
Pertarungan berlangsung begitu brutal diantara kedua belah pihak, itu adalah pertarungan puncak yang sangat menentukan. Haku dan Hayate lebih terkejut mendapat perlawanan sengit dari Kenshin serta duet Kiba dan Kobe. Bahkan dengan bantuan serum Blue Saphire, mereka masih tidak bisa dengan mudah menekan lawan.Seketika, belasan jurus dan ratusan serangan sudah bertukar silih berganti. Sekarang keadaan berbalik imbang, tapi dampak lebih besar harus ditanggung oleh Haku dan Hayate sebagai efek samping dari penggunaan serum.Tatapan mereka mulai nanar, kesadaran mereka mulai terpengaruh setelah memaksa mengeluarkan kemampuan puncak mereka. Keduanya merasa frustasi karena masih belum dapat menundukkan musuh, sementara pertarungan dalam waktu lebih lama akan membuat kesadaran mereka semakin menghilang dan dikuasai oleh jiwa liar mereka yang tidak terkendali.Dengan kata lain, mereka akan menjadi mesin pembunuh tanpa jiwa.Satu-satunya solusi adalah menggunakan serum anti blue saphire untuk
Kiba dan Kobe tergerak untuk melindungi Kenshin. Bertarung bersama Kenshin membuat mereka mengakui kemampuannya. Tidak ada penghormatan yang tinggi bagi seorang petarung, selain pengakuan dan dapat rasa hormat dari petarung lainnya. Namun, kondisi sikembar pengawal kaisar tersebut juga sedang terluka. Sehingga gerakan mereka sangat lambat untuk bisa menyelamatkan nyawa Kenshin kali ini.Musuh sudah begitu dekat, ujung pedangnya sarat dengan hawa membunuh yang begitu besar. Tinggal 1 meter antara jarak pedangnya dengan Kenshin, sebuah cahaya biru melesat menghadangnya.Duaaarrr.Cahaya biru tersebut mementalkan serangan licik musuh dan membuatnya mundur seketika.Cahaya biru tersebut berubah menjadi sosok pemuda tampan, namun sangat berkharisma. Ia memandang sinis kearah musuh yang coba memainkan peran licik dan memanfaatkan ketidakberdayaan orang lain."Chiko Ito dari klan Ito." Ucap pria tersebut dengan tatapan yang merendahkan.Chiko Ito tidak menyangka jika serangannya ada yang men
Tetua Hoshi mengejang karena cidera fatal yang dideritanya. Sebelum ini, Ia sudah hampir mencapai batasnya, namun melindungi nyawa Akio adalah kewajibannya. Ia tidak menyesal mesti harus kehilangan nyawanya untuk itu. Nyawa Akio jauh lebih penting dibandingkan nyawanya sendiri. Kehilangan satu Hoshi mungkin tidak akan berdampak besar terhadap pasukan aliansi, namun tidak dengan kehilangan Akio. Jika Akio tewas, maka moral pasukan akan jauh. Kekuatan tempur pasukan aliansi akan langsung timpang, karena itu tetua Hoshi tidak keberatan mengorbankan nyawanya demi melindungi Akio.Tidak jauh dari mereka, seorang pemuda berpakaian kumal tampak tertawa puas, "Sudah kubilang, pak tua! Serangan selanjutnya akan mengakhiri nyawamu, hehehe.""Lindungi Ketua!" Teriak pasukan elit klan Takeda, begitu melihat perhatian Akio teralihkan.Usaha mereka terlihat sia-sia, satu demi satu dari pasukan elit klan Takeda berjatuhan karena yang mereka hadapi adalah Fuji Takeda, dewa perang klan Hojo."Semuany
Para petinggi klan yang telah mengenal Awan sebelumnya, mungkin tidak akan asing dengan keberadaannya. Namun sebagian besar dari pasukan aliansi ini belum mengenal dirinya, sehingga banyak dari mereka yang merasa cukup tertekan begitu melihat Awan memimpin sekelompok orang dengan aura yang menakutkan ini.Meski hanya membawa jumlah kelompok kecil, namun siapapun dapat merasakan tekanan besar yang mereka pancarkan. Awan sama sekali tidak menekan kemampuannya seperti sebelumnya, seorang master atau bahkan grandmaster sekalipun dibuat gugup hanya dengan pancaran aura yang dikeluarkannya.Akio dengan cepat memanfaatkan momentum tersebut untuk membangun kembali semangat pasukannya. Ia berteriak lantang sambil mengacungkan samurainya ke udara, "Bantuan kita telah tiba. Saatnya serangan balasan!"Terjadi dua macam reaksi diantara pasukan yang sedang berperang. Bagi klan Hojo, peringatan itu tentu saja sangat mengkhawatirkan mereka dan bagi pasukan aliansi, peringatan itu seperti oase yang su
"Bawa saudara-saudaramu ke medan perang. Habisi setiap orang dalam klan Hojo, utamakan menyerang pemimpin mereka. Tidak ada kata gagal." Perintah Awan tegas.Mata Qian berkilat, Ia tampak bersemangat. Seketika matanya tertuju pada arena pertempuran, Ia memimpin rekan-rekannya untuk masuk ke medan tempur.Mereka bergerak secara terkoordinir, layaknya gerombolan ras khusus Anjing Siberia. Mereka sangat kuat sebagai kelompok dan sangat berbahaya ketika seorang diri. Pergerakan mereka hampir seperti serigala.Cara Awan dalam melatih kelompok ini, memang terkesan sangat brutal dan tidak manusiawi. Tapi, siapapun yang melihat hasil pelatihan itu akan dibuat terbelalak saat itu juga. Pasukan ini telah menjadi kelompok pasukan gila yang tidak kenal dengan rasa takut, seperti itulah gambaran pasukan mereka.Saat kelompok pasukan yang dipimpin oleh Qian memasuki arena pertempuran. Pasukan klan Hojo dibuat terbelalak, pasukan ini menyerang seperti orang sedang kesurupan. Tidak mengenal yang nama