Dengan begitu, mereka akan bisa menguasai keluarga elit lainnya kedalam lingkaran mereka. Tidak masalah, jika satu keluarga Naga lainnya tidak bergabung bersama mereka, karena kekuatan terbesar yang sebenarnya sudah berada dalam genggaman mereka. Dengan begitu, tujuan mereka untuk menguasai negara ini secara keseluruhan akan tercapai.
Dengan penuhnya kekuatan mereka, maka mereka akan dengan mudah mengendalikan siapapun orang yang akan menjadi pemimpin di Negeri ini untuk dijadikan sebagai boneka mereka.
...
Calista baru saja memulai sepuluh menit kelas yang diajarnya, ketika seorang mahasiswa mengetuk pintu ruang kuliahnya.
Betapa kesalnya Calista, dia paling tidak suka ketika sudah memulai kelas dan masih ada mahasiswa yang datang terlambat. Aturan itu sudah dijelaskannya diawal tahun ajaran, sehingga tidak ada mahasiswa yang berani melanggar aturan main yang telah ditetapkan oleh dosen cantik tersebut.
Masih adanya mahasiswa yang tidak tahu
Rani tersenyum usil menggoda Calista yang saat itu sedang mengintrogasi Awan didalam ruang kerja mereka. Rani sendiri tidak menyangka jika Calista akan mengambil inisiatif duluan untuk mengundang Awan ke dalam ruangannya."Uhuk uhuk." Rani sengaja batuk-batuk kecil dan sambil terus mengecek meja kerjanya. Padahal sedang tidak ada sama sekali yang dikerjakannya saat itu."Bu Rani, kamu kenapa?" Tanya Calista tenang, namun matanya melotot tajam pada Rani karena telah sengaja menggodanya. Padahal jelas-jelas, tujuannya membawa Awan ke dalam ruangannya adalah karena formalitas, antara dosen dan mahasiswa. Alasannya, Awan tidak masuk lebih dari seminggu dan sebagai dosen Ia berkewajiban untuk menegur dan memperingatkan mahasiswanya."Oh, tidak apa-apa bu Calista. Ini saya sedang mencari pena saja, untuk mencatat momen penting." Jawab Rani sambil pura-pura memeriksa mejanya.Melihat betapa tidak naturalnya reaksi Rani, Awan hanya menahan senyumnya."Bu,
"Kamu.. kenapa kamu senyum-senyum begitu?""Eh, tidak ada bu." Jawab Awan terkesiap, Ia hampir lupa kalau saat itu sedang membayangkan orangnya tepat didepan orangnya secara langsung. Awan pun dengan cepat mengubah sikapnya, "Maaf, Bu Cal. Saya dipanggil kesini, kenapa ya?" Tanya Awan agar tidak larut dengan lamunannya.Ketika melihat Awan senyum-senyum sendiri barusan, Calista sudah menduga jika pemuda itu pasti sedang menghayalkan ciuman dengannya tempo hari. Ia mau marah, tapi entah kenapa ketika melihat wajah maskulin Awan Ia tidak bisa meluapkan emosinya begitu saja. Beruntung Awan dengan cepat menanyakan alasan pemanggilannya, sehingga Ia bisa melupakan tentang ciuman itu untuk sesaat.Calista pun dengan cepat menata emosinya, Ia mengeluarkan dua amplop dari dalam tas kecil diatas mejanya, lalu mengangsurkannya ke depan Awan."Apa ini, Bu Cal?" Tanya Awan ketika mengambil surat dihadapannya dengan kening sedikit berkerut heran."Baca." Suruh
Adapun surat peringatan ini, bisa jadi dari pihak manajemen kampus yang tidak mengetahui latar belakang Awan sebenarnya.Tapi, Awan urung mengungkapkan hal tersebut begitu menyadari tujuan Calista memarahinya adalah karena besarnya kepedulian Calista terhadapnya. Sehingga, Awan lebih memilih menjadi anak penurut dan mendengar Calista seperti halnya anak kecil yang sedang menuruti perintah orang tuanya."Maaf, tapi Aku benar-benar dalam kesulitan seminggu kemarin." Ucap Awan dengan sengaja memasang ekspresi sedih, sambil dalam hati memikirkan alasan yang dapat diterima oleh Calista."Kesulitan seperti apa, sampai membuatmu meninggalkan kuliah tanpa ada kabar berita sama sekali? Kamu tahu apa artinya surat ini? Satu surat lagi dan kamu resmi DO dari kampus ini." Sahut Calista dengan mata memerah. Ia marah dengan Awan yang lebih mementingkan kesulitan diluar sana dibandingkan masa depannya sendiri.Awan merasa tidak enak hati melihat Calista bisa sampai seem
Entah kenapa, ketika Calista mendengar itu Ia seperti ikut merasakan kesedihan Awan. Ia tidak tahu bagaimana rasanya tinggal seorang diri tanpa keluarga, karena Ia masih memiliki keluarga yang lengkap dan bahagia. Namun sebagai seorang berpendidikan dan berperasaan halus, Calista coba berempati dengan kondisi Awan saat ini. Andai dia yang berada dalam posisi Awan, dia mungkin tidak akan sanggup melewati semua itu dengan kepala masih berdiri tegak.Tinggal sebatang kara dan dia harus berjuang keras untuk menghidupi dirinya dan juga harus bekerja keras untuk membiayai pendidikannya. Mengingat semua orang kebanyakan hanya berjuang untuk bisa bertahan hidup, namun Awan bekerja lebih keras lagi untuk membiayai pendidikannya. Berdasarkan poin ini saja membuat Calista harus menghargai semangat juangnya.Secara tidak langsung, Calista merasakan kekaguman dalam dirinya melihat ketegaran Awan."Ma-maaf, Aku tidak tahu jika kamu mengalami kondisi seperti itu. Apa kamu suda
"Kalau tidak, kita bisa mempublikasikannya lewat media sosial. Sini data dan foto Ayahmu! Aku akan membantu untuk mempublikasikannya. Jangan menyerah hanya karena satu jalan tertutup, karena selalu masih ada jalan lainnya. Jangan bilang kalau kamu belum mencoba jalan ini sama sekali?" Tanya Calista bersemangat begitu memikirkan hal ini.Entah kenapa, ada dorongan kuat dalam dirinya untuk bisa membantu Awan menemukan Ayahnya. Padahal Ia sendiri tidak tahu alasan dibalik kecelakaan yang menimpa ayahnya Awan. Hanya saja, Ia tergerak untuk bisa membantu Awan menghadapi cobaan yang sedang dihadapinya.Disisi lain Awan sempat berpikir, 'Kenapa malah ngototan dia dibanding Aku yah?'.Tapi, begitu mendengar kalimat terakhir Calista. Awan seakan mendapat sebuah pemikiran baru yang belum sempat terpikirkan olehnya sebelum ini. Karena itu, Awan tiba-tiba bersemangat dan segera bangkit dari kursinya."Eh, kamu kenapa?" Tanya Calista yang terkejut dengan sikap Awan ya
Saran dari Calista memberi Awan sebuah ide yang selama ini belum sempat terpikirkan olehnya sama sekali. Selama ini Ia hanya fokus mencari Ayahnya dengan cara konvensional, Ia mengerahkan semua sumber daya yang dimilikinya. Namun hasilnya masih nihil dan ini sudah 3 hari semenjak Ayahnya dinyatakan menghilang.Ucapan Calista sekaligus memberi ide pada Awan, 'Jangan menyerah hanya karena satu jalan tertutup, karena masih ada jalan lainnya.'Kalimat itulah yang sekarang membuat Awan sekarang menjadi lebih bersemangat. Ia langsung kembali ke Villanya dan memutuskan untuk menyendiri di dalam kamarnya, sementara Neo ditugaskan untuk berjaga didepan kamarnya untuk mencegah siapapun menganggu konsentrasinya nanti.Cara itu adalah melalui kekuatan spritual yang diwariskan oleh leluhurnya dan Awan baru terpikirkan ide itu sekarang. Bukankah ketika berada dalam ruang ghoib dan bertemu dengan leluhurnya, Awan dapat melihat ikatan takdir dengan para pendahulunya? 
Setelah terasa mengambang beberapa saat, tiba-tiba Awan merasakan sebuah tarikan yang sangat kuat, seperti medan gravitasi yang sangat berat dan membuatnya seakan melayang jatuh dengan begitu cepat.BaaammmmSukma Awan terhempas jatuh keatas tanah.Sebuah tempat seperti gurun yang sangat luas dengan gravitasi yang begitu kuat menarik sukmanya.'Aneh? Aku bahkan tidak memiliki fisik, tapi gravitasi ini bisa memberikan pengaruh yang begitu kuat?' Pikir Awan heran.Tidak hanya gravitasinya yang aneh, Awan bahkan kesulitan untuk berjalan dengan normal diatas gurun luas ini."Tempat apa ini sebenarnya?"Disaat pikiran Awan dipenuhi dengan banyak pertanyaan, matanya menemukan keanehan lain di gurun luas yang tak berpenghuni ini. Itu adalah pecahan puing dari sebuah pesawat, tidak hanya pesawat, bahkan tidak jauh dari tempatnya berdiri, Awan dapat melihat kapal pesiar yang juga terdampar dan seakan dibiarkan tertinggal disana begitu sa
Awan mengangkat kedua tangannya untuk menenangkan mereka dan lalu berkata, "Tenanglah! Aku tidak bermaksud jahat. Aku baru saja sampai disini. Kalian... apa yang sebenarnya terjadi pada kalian?" Tanya Awan setenang mungkin agar tidak menakuti keduanya.Mungkin karena Awan tampak tersenyum tenang dan sama sekali tidak bermaksud jahat pada mereka, mereka pun tampak mulai tenang. Tapi, yang terjadi selanjutnya, kedua pramugari cantik tersebut kembali terisak sedih."Hiks hiks, kami.. kami tidak tahu apa-apa. Ini semua adalah rencananya kapten Edward, dia berencana untuk meracuni penumpang VIP kami. Dia meminta kami untuk memasukan racun ke dalam makanan. Kami sudah menolaknya, namun kami dipaksa atau mereka akan mencabut lisensi kerja kami berdua. Kami terpaksa, akhirnya kami terpaksa mengikuti kemauan Kapten. Tapi..."Belum sempat pramugari tersebut melanjutkan kalimatnya, Ia kembali menangis.Awan yang tidak sabar menunggu, bertanya dengan nada mendesak, "
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi