Setelah terasa mengambang beberapa saat, tiba-tiba Awan merasakan sebuah tarikan yang sangat kuat, seperti medan gravitasi yang sangat berat dan membuatnya seakan melayang jatuh dengan begitu cepat.
Baaammmm
Sukma Awan terhempas jatuh keatas tanah.
Sebuah tempat seperti gurun yang sangat luas dengan gravitasi yang begitu kuat menarik sukmanya.
'Aneh? Aku bahkan tidak memiliki fisik, tapi gravitasi ini bisa memberikan pengaruh yang begitu kuat?' Pikir Awan heran.
Tidak hanya gravitasinya yang aneh, Awan bahkan kesulitan untuk berjalan dengan normal diatas gurun luas ini.
"Tempat apa ini sebenarnya?"
Disaat pikiran Awan dipenuhi dengan banyak pertanyaan, matanya menemukan keanehan lain di gurun luas yang tak berpenghuni ini. Itu adalah pecahan puing dari sebuah pesawat, tidak hanya pesawat, bahkan tidak jauh dari tempatnya berdiri, Awan dapat melihat kapal pesiar yang juga terdampar dan seakan dibiarkan tertinggal disana begitu sa
Awan mengangkat kedua tangannya untuk menenangkan mereka dan lalu berkata, "Tenanglah! Aku tidak bermaksud jahat. Aku baru saja sampai disini. Kalian... apa yang sebenarnya terjadi pada kalian?" Tanya Awan setenang mungkin agar tidak menakuti keduanya.Mungkin karena Awan tampak tersenyum tenang dan sama sekali tidak bermaksud jahat pada mereka, mereka pun tampak mulai tenang. Tapi, yang terjadi selanjutnya, kedua pramugari cantik tersebut kembali terisak sedih."Hiks hiks, kami.. kami tidak tahu apa-apa. Ini semua adalah rencananya kapten Edward, dia berencana untuk meracuni penumpang VIP kami. Dia meminta kami untuk memasukan racun ke dalam makanan. Kami sudah menolaknya, namun kami dipaksa atau mereka akan mencabut lisensi kerja kami berdua. Kami terpaksa, akhirnya kami terpaksa mengikuti kemauan Kapten. Tapi..."Belum sempat pramugari tersebut melanjutkan kalimatnya, Ia kembali menangis.Awan yang tidak sabar menunggu, bertanya dengan nada mendesak, "
"Aku tidak janji, kita akan membicarakannya nanti setelah Aku kembali." Kata Awan lalu berlalu lebih jauh ke dalam bangkai pesawat.Tidak ada satupun jejak keberadaan Ayahnya didalam pesawat.Meski pesawat itu sangat besar, namun itu adalah pesawat pribadi. Hanya terdapat beberapa bangku dengan fasilitas mewah didalamnya. Sehingga pencariannya tidak akan membutuhkan waktu yang lama, tapi tidak ada satupun petunjuk yang bisa didapatkannya.Namun, ketika melihat parahnya kondisi pesawat, Awan sempat ragu jika Ayahnya masih hidup saat ini. Namun fakta bahwa tidak adanya jasad Ayahnya didalam sana, memberi setitik harapan dalam dirinya.Awan meneruskan langkahnya kedalam ruang kokpit. Kondisi didalam sana, tidak kalah mengerikan dengan apa yang terjadi diluar. Diatas kursi pilot dan co-pilot, ada dua mayat tanpa kepala, sementara jendela pesawar dalam keadaan hancur. Besar kemungkinan, petir yang menyambar, langsung menghacurkan kaca jendela pesawat dan
"Setelah itu, saya melihat Ayah anda berjalan keluar ke arah barat." Tambahnya.Wajah Awan tampak langsung berbinar cerah, dengan bersemangat Ia bertanya, "Benarkah.. kamu melihat Ayahku berjalan?"Jika benar demikian, maka besar kemungkinan Ayahnya masih hidup."Iya, saya yakin seratus persen melihat Ayah anda berjalan kearah sana." Jawabnya penuh keyakinan sambil menunjuk arah yang dimaksud.Mendengar itu Awan sedikit lebih tenang sekarang. Tidak mungkin itu adalah roh Ayahnya, karena tidak ada jasad Ayahnya didalam kabin pesawat. Jadi kemungkinan orang yang dilihat oleh pramugari tersebut, benar adalah Ayahnya."Baiklah, terimakasih telah mengatakan hal ini padaku." Ucap Awan tulus. Karena meski tidak berarti banyak, namun petunjuk itu sudah cukup membuktikan jika Ayahnya masih hidup saat ini."Tidak, kamilah yang harusnya berterimakasih pada anda, tuan." Balas mereka, lalu Ia menambahkan, "Andai saja kita bertemu dalam keadaa
"Apa maksudnya semua ini?" Tanya Awan dengan sedikit nada kesal. Ia sadar jika kekuatan Zhansen milik Ayahnya yang tekah membimbingnya hingga sampai ke tempat ini. Namun setelah sampai disini, Ia bahkan tidak bisa mendekati Ayahnya. Padahal Ia bisa melihat Ayahnya yang sekarang sedang berjalan semakin jauh darinya.Awan khawatir, Ayahnya akan berjalan semakin jauh ke dalam sana tanpa Ia bisa menyusulnya sama sekali."Jangan bertanya padaku, seolah-olah Aku yang telah menjebakmu datang kesini, Kid.""Bukankah kamu yang menarikku kesini?""Iya, itu karena kamu membidikku sebelumnya. Bukankah alasan kamu mencariku, untuk bisa menemukan Ayahmu?" Tanya Zhansen Ayahnya itu dengan sikap acuh tak acuh."Iya, tapi kenapa Aku tidak bisa mendekati Ayah sekarang?" Tanya Awan dengan sedikit menurunkan nada bicaranya."Kamu pikir kenapa Aku berada diluar sini?" Bukannya menjawab, Zhansen Ayahnya itu justru bertanya b
"Oh, syukurlah. Tapi, tidak kusangka anda juga tahu sama nenek-nenek clubing. Fetish anda aneh, om." "Preettt... gini-gini seleraku juga normal kali. Eh, siapa yang kamu panggil om? Emang saya terlihat tampang om-om apa?" Awan tidak menjawab dan hanya menunjuk Hei An sebagai balasan. "Aku? Gouuuu... Kayaknya kamu perlu ku tendang kedalam sana, biar tahu cara berkata yang hormat pada orang yang lebih tua." Awan terkekeh, "Makinya keren, dapat kosakata baru nih. Kalau netijen ku bilangnya 'Asu' itu, om." "Am om am om, terserah kau lah. Lagian netijen kayak gitu kamu dengerin, tar kamu dibilang amatiran lagi oleh fans garis keras mu itu, ngejek tapi ngikutin terus ceritamu yang besenin ini sampai akhir, kan aneh." Ledek Hei An. "Biarin lah, Om. Aku mah gak ambil pusing, seperti kata pepatah, 'Anjing mengonggong kafilah berlalu.' Yang penting Aku menikmati kisah ini, wong ceritaku sendiri kok." Kabut hita
Awan begitu syok mendengar pernyataan dari Hei An. Jika Hei An saja yang sekuat itu saja tidak dapat masuk ke dalam sana, bagaimana Ia bisa memaksakan dirinya? Namun, Awan tidak ingin berputus asa. Bagaimanapun ini menyangkut keselamatan Ayahnya, bagaimana bisa Ia akan menyerah semudah itu? Ayahnya juga pasti akan melakukan hal yang sama, jika itu adalah dirinya yang berada didalam sana. "Tidak, pasti masih ada cara untuk bisa masuk kedalam sana dan membawa Ayah keluar." Ucap Awan tidak mau menyerah begitu saja. Hei An tersenyum getir melihat tekat dan sikap keras kepala Awan, "Kid, sepertinya kamu salah menangkap maksud dari ucapanku." "Salah? Bukankah anda sendiri yang mengatakan jika kita tidak bisa masuk kedalam sana." Sahut Awan dengan tatapan tidak mengerti. Hei An tersenyum tanpa daya sambil menggeleng lemah lalu berkata, "Kamu tahu, didepan kita ada batas alam antara gerbang segitiga bermuda dengan alam jin penguasa se
"Jangan berpikir kalau dirimu lemah dan tidak berguna karena tidaK bisa berbuat apa-apa. Kamu tidak dapat membantu Ayahmu saat ini, bukan berarti karena kamu itu lemah. Tapi, ini bukan jalanmu. Kamu memiliki takdirmu sendiri, Kid." Seakan tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Awan, Hei An menambahkan, "Coba pikirkan, seandainya kamu nekat masuk ke dalam sana, bahkan dengan bantuanku sekalipun, berapa banyak dari penguasa alam sana yang bisa kita kalahkan? Ini sama dengan menentang seluruh isi dunia sendirian. Kita bukan Tuhan, kita tidak dapat memaksakan semuanya berjalan sesuai dengan keinginan kita. Bahkan jika itupun terjadi, maka itu sudah takdirnya. Namun sebagian besarnya adalah takdir dari yang kuasa." "Satu-satunya yang dapat kita lakukan saat ini adalah percaya sepenuhnya pada Ayahmu." Awan menghembuskan nafas kesal, "Tapi... berapa lama Ayah akan berada didalam sana?" "Tidak tahu. Semua itu tergantung Ayahmu, seberapa lama dia bisa m
"Keterikatan Zhansen denganmu berbeda dengan keterikatan raja harimau denganmu. Zhansen, bagaimanapun tidak akan pernah mengkhianati tuannya sendiri, terlepas dari seberapa kejam karakternya. Tapi, ruh raja harimau berbeda. Dia adalah reinkarnasi jiwa raja dengan ego tinggi yang menyertainya. Dia terobsesi untuk lahir kembali keatas dunia ini dengan memiliki raga sendiri dan kamu memiliki fisik yang sempurna sebagai wadahnya.""Aku melihat perkembangan Zhansen milikmu tidak normal. Kenaikan levelnya yang terakhir terlihat tidak biasa dan ada campur tangan pihak lain didalamnya."Ucapan Hei An mengejutkan Awan, kecurigaannya terbukti. Dia seharusnya tahu sebatas mana perkembangan kemampuannya sendiri. Namun, kekuatannya terasa berkembang diluar kewajaran. Saat itu, Awan tidak menanyakannya langsung pada Huo, karena bagaimanapun Gumara pasti akan mendengar percakapan mereka, dimana Ia mencurigai alasan perkembangan yang tidak wajar tersebut ada
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi