Kabut gelap dan kabut merah penuh racun tampak seperti pusaran badai keluar dari tubuh Meilin dan Juga Kevin Soze. Tubuh dua orang tersebut sudah sangat pucat dan kering, kekuatan keduanya dipaksa keluar sampai habis oleh Awan yang saat ini berdiri begitu perkasa dan menginjak tubuh keduanya.
Wajah Awan terlihat begitu bengis namun begitu puas bisa membuat dua musuhnya terbaring tidak berdaya dibawah kakinya.
"Aahhkk." Suara Meilin bahkan sudah seperti hewan yang sedang disembelih. Ia sudah tidak sanggup lagi untuk bicara, karena seluruh intisari energi kehidupannya ditarik keluar dan dihisap oleh Awan.
Tubuh Meilin yang awalnya mulus dan berisi, sekarang seperti seonggok mayat dan hanya bersisakan kulit membalut tulang. Matanya sudah kosong dan cekung karena saking tidak tahannya menahan siksaan kejam dari Awan.
Ditarik paksanya inti energi yang dimiliki seseorang, jauh lebih menyakitkan daripada siksaan fisik secara langsung. Itulah yang diras
Bugg buggNeo dan Devi berlutut tanpa sadar begitu mendapat tatapan dingin dari sosok Awan yang kejam.Tanpa mereka bisa hindari, tubuh mereka gemetar hebat dan mulai berkeringat dingin. Ini bukan sekedar perasaan cemas biasa, melainkan reaksi dari ketakutan yang muncul secara tiba-tiba dalam diri mereka begitu merasakan ancaman dari tatapan mata Awan.Jika Awan yang menyelamatkan mereka sebelumnya terlihat hangat meski terkesan mesum, namun Awan yang lainnya begitu dingin dan kejam. Hanya dengan tatapannya saja, sudah cukup untuk membuat orang biasa mati ketakutan.Mata yang dimiliki Awan mode kejam juga sangat tidak biasa. Itu bukan mata yang bisa dimiliki oleh manusia biasa.Neo dan Devi sudah berada pada level master, namun mereka berdua masih saja tidak bisa menghindari efek menakutkan dari tatapan mata Awan.'Apakah Ia masih manusia?' Pikir mereka berdua penuh tanya.Beruntung Awan hanya melihat mereka sebentar saja,
"Huo, apa kamu mau menjadi lebih kuat lagi?" Gumara bertanya dengan niat tersembunyi dalam hatinya."Hah?" Huo tercengang, seakan Ia ragu dengan pendengarannya sendiri."Iya, apa kamu tidak ingin memiliki kekuatan yang lebih tinggi lagi, sepertiku saat ini?"Huo meneguk ludah, tentu saja dia sangat ingin. Siapa yang tidak ingin menjadi lebih kuat? Apalagi Huo adalah perwujudan dari salah satu dewa perang, dimana menjadi yang terkuat adalah salah satu obsesinya."Apakah bisa?" Tanya Huo dengan polosnya.Gumara langsung tertawa mendengar pertanyaan Huo yang terdengar begitu lucu ditelinganya."Tentu saja bisa. Bagaimana, apa kamu tertarik?""Tapi..." Huo sempat ragu sesaat, "Bukankah Aku sudah mencapai batas kekuatan penuhku saat ini? Bagaimana bisa Aku berkembang lebih dari ini?" Lanjut Huo mengungkapkan keraguan dalam pikirannya."Jika kamu sudah menamatkan semua pelajaran di tingkat sekolah dasar, apa kamu akan tetap berada di
Begitu Gumara melepaskan kendalinya atas tubuh Awan dan kembali ke tempatnya bersemayam, raga Awan langsung ambruk ke tanah seperti boneka yang tiba-tiba kehabisan baterai.Seluruh luka-luka yang diderita akibat pertarungannya dengan Kevin Soze dan yang lainnya, kini terbuka lebar. Sehingga dalam sekejap tubuhnya sudah dipenuhi oleh darah. Meski luka-luka yang terlihat parah tersebut tidak sampai merenggut nyawanya.Gumara yang telah menggunakan raga Awan sebelumnya, hanya mampu menutupi lukanya sementara. Namun dengan tidak adanya Huo dalam tubuh Awan dalam rentang waktu cukup lama, sehingga kemampuan regenerasinya tidak bekerja. Sehingga, begitu Gumara melepaskan kendalinya atas tubuh Awan, semua lukanya langsung kembali terbuka.Neo dan Devi yang semula berlutut kaku diatas tanah, begitu Gumara menghilang, tubuh mereka kembali normal. Keduanya langsung syok begitu melihat Awan yang terbaring diatas tanah dengan tubuh bersimbah darah.Tanpa berpik
...Lima hari sudah Awan tidak masuk kuliah, Calista semakin merasa tidak tenang dan tidak bisa berhenti memikirkan mahasiswa ganteng yang telah mencuri ciuman pertamanya itu. Semua pesan WA yang dikirimkannya pada Awan, sudah berubah menjadi status terbaca dengan dua centang biru. Parahnya, Awannya hanya membalasnya begitu singkat yang dikirimnya menjelang dini hari tadi, 'Aku baik-baik saja.'What?Bagaimana bisa Calista menerima jawaban semacam itu?Awan bahkan tidak menjelaskan alasan kenapa Ia tidak masuk kuliah selama beberapa hari terakhir dan hari ini bahkan lima hari sudah, Awan bolos tanpa surat keterangan apapun.Calista tentu saja menjadi wanita yang begitu gelisah dengan ketidak hadiran Awan. Ia masih merasa, alasan Awan tidak masuk kuliah selama beberapa hari terakhir, karena dia merasa bersalah dan tidak berani menemui dirinya.Apa Calista marah? Tentu saja, Ia marah karena Awan telah mencuri ciuman
"Cerita dulu yuk!" Ajak Rani dengan suara lembut. Kali ini, ekspresinya lebih jujur dan sama sekali tidak bermaksud menggoda Calista. Ia tidak ingin mencandai Calista lebih jauh dan ingin membuat teman dosen yang sudah dianggap sebagai sahabat dekatnya itu bisa bersikap lebih tenang seperti dirinya yang sebelumnya."Cerita? Cerita apaan? Jangan bilang kamu mau curhat." Calista coba tersenyum dan menggoda balik Rani. Tapi, Ia mengikuti saran Rani dan duduk kembali dikursinya. Cuma kali ini, kursi mereka agak berdekatan sehingga mereka bisa bicara lebih dekat tanpa perlu mengeraskan suara karena jarak meja yang terpisa beberapa meter."Bukan Aku, tapi kamu.""Lah, kok Aku? Aku tidak ada masalah yang perlu dicurhatin, Ran. I am okay." Ujar Calista menegaskan kalau Ia seolah baik-baik saja."Ada masalah atau tidak, kamulah yang lebih tahu. Ayo lah, Calista. Kita itu sudah dekat disini selama dua tahun. Kamu tuh bahkan sudah kuanggap seperti saudaraku
"What? Serius kamu ciuman dengan mahasiswamu itu, Calista?" Ekspresi Rani begitu terkejut."Ssst, suaramu, Ran." Calista dengan cepat menutup mulut Rani sambil mewaspadai sekelilingnya.Beruntung, itu adalah jam istirahat dan hanya mereka berdua didalam ruangan. Tidak terbayang, jika ada dosen atau orang lain yang sampai tahu tentang tragedi ciuman tersebut."Hehehe, maaf-maaf!" Ujar Rani sambil mengacungkan dua jari."Aku beneran gak nyangka, temanku yang polos ini sudah melakukan ciuman pertamanya. By the way, enak gak ciuman sama brondong?" Tanya Rani dengan ekspresi jahilnya."Ih, apaan sih. Aku tuh lagi serius tau. Malah bercanda." Balas Calista sewot."Iya-iya, maaf. Tapi kalau menurutku sih ya, hal yang wajar bagi seorang wanita pernah ciuman dengan cowok. Meski dalam kasusmu itu terjadi karena tragedi, bahkan banyak yang telah melakukan lebih jauh dari itu. Eh.." Rani melihat ekspresi Calista yang melotot tajam pada
Semenjak Awal kedatangan Calista ke kampus JIU, tidak sedikit dosen pria yang masih lajang coba mendekatinya, namun Calista tidak sedikitpun membalas perhatian mereka.Bahkan selama Rani dekat dengan Calista saja, tidak sedikit pria yang mengirimkan hadiah yang ditujukan secara langsung pada Calista dan mereka rata-rata memiliki latar belakang serta karir yang menakjubkan. Lagi-lagi, dosen cantik itu mengabaikannya. Sampai-sampai julukan 'bidadari dingin' melekat padanya.Meski begitu, tidak sedikitpun mengurangi jumlah penggemar pria yang mengharapkan bisa dekat dengan Calista.Disisi lain, setelah merenungkan kata-kata sahabatnya, tampak senyum percaya diri Calista mulai kembali."Eh, dah main senyum-senyum saja. Memang kamu sudah memutuskan mau pilih siapa? si brondong atau CEO misterius nih?" Tanya Rani penasaran.Calista mengulum senyum sambil memainkan bola matanya, "Ada deh. Tapi, thanks yah, Ran. Aku jadi lebih tenang sekaran
Seakan tidak ingin melewatkan proses yang sedang berjalan, asisten dokter bagian rekam medis mengambil kamera dan mendekatkannya pada tubuh pasien. Tapi, proses pemulihan tubuh Awan sudah selesai dan hanya darahnya yang masih tersisa diluar tubuhnya. Sementara semua luka yang dideritanya sudah pulih seperti orang yang tidak pernah mengalami luka sama sekali."Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya salah seorang dokter masih saja sulit mempercayai penglihatannya. Tapi fakta telah menunjukkan sesuatu yang mustahil menurut mereka, benar-benar telah terjadi. Sehingga sulit bagi mereka untuk coba menyangkalnya.Menyadari jika hal ini begitu mustahil, Dokter yang menjadi ketua tim operasi dengan cepat mengumpulkan semua orang. Ia berkata, "Jangan sampai kejadian ini bocor keluar. Kita harus merahasiakannya.""Tapi, Dok. Ini adalah penemuan yang sangat menakjubkan dalam dunia kedokteran. Kita harus meneliti pasien dan bisa menemukan formulanya. Bayangkan, betapa banyak pas