Kevin Soze dan Meilin yang sedang menyerang Awan dengan kekuatan penuh, dipaksa untuk bersabar. Karena sejauh ini Awan masih ngotot bertahan untuk mempertahankan selembar nyawanya yang semakin menipis.
Saat itu, keduanya melihat sebuah fenomena aneh dari tengah pusaran kabut tempat Awan berdiri. Cahaya biru yang semula melindungi tubuh Awan tampak melesat keluar dan menghilang, tapi tidak ada reaksi lain yang ditimbulkannya. Sehingga, baik Kevin Soze maupun Meilin berpikir jika kekuatan api Awan sudah habis.
Namun karena mereka masih merasakan jika Awan masih bertahan dari deras serangan mereka, sehingga mereka tidak mengendurkan sedikitpun serangannya dan malah semakin menaikkan tingkat serangan mereka.
Jika saja itu adalah orang biasa, maka bisa dipastikan tubuhnya akan tinggal tengkorak kosong yang sudah membusuk saat ini. Namun, kondisi Awan sangat berbeda.
Mau tidak mau, keduanya harus mengakui jika Awan adalah lawan tersulit yang pernah
Disisi lain, Hanna yang sedang gelisah tiba-tiba terdiam mematung. Saat itu, Ia merasa kehilangan hal paling berharga dalam hidupnya, dunianya terasa seakan terhenti begitu saja. Seakan ada sebuah batu besar yang menghimpit dadanya dan membuatnya sulit untuk bernafas. Tanpa bisa ditahan, airmatanya mengalir dengan deras. "Tidak, kak-kak Awan?" Panggil Hanna lemah. Beberapa menit yang lalu, Ia masih bisa merasakan jika bathinnya masih terhubung dengan bathin Awan, meski mereka tidak bisa berkomunikasi. Tapi.., sekarang Ia sama sekali tidak bisa merasakan tanda kehidupan Awan. Hubungannya dengan Awan seakan terputus begitu saja, sehingga Hanna menduga jika Awan telah tewas disuatu tempat. Kehilangan Awan, membuat dunia Hanna juga serasa terhenti. Ia berteriak berulang kali memanggil nama Awan dalam bathinnya, tapi tidak ada sahutan dari Awan sama sekali. Perasaan kehilangan seperti ini, membuat Hanna seakan tidak berdaya dan langsung terpu
Pertarungan sengit dengan intensitas terjadi disisi lain, antara Neo, Devi melawan Maverick dan Beatrix Kiddo. Neo yang terpaksa harus behadapan satu lawan satu dengan Maverick, tampak begitu keteteran. Bertarung dengan durasi lama, membuat Neo kehilangan ritme bertarungnya. Ia yang biasa mengandalkan kecepatan dalam memberikan serangan mematikan, ketika harus bertarung secara frontal dan waktu yang lama, membuatnya kewalahan. Kelemahannya terekspos dengan mudah. Beberapa kali Ia harus terjungkal dan berjuang mati-matian untuk mempertahankan nyawanya. Beruntung Ia memiliki kecepatan sebagai salah satu andalannya. "Hehehe, sampai kapan kamu akan bisa menghindari seranganku?" Maverick tampak begitu percaya diri. Neo sadar jika posisinya sedang tersudut, satu-satu peluang Ia bisa menghadapi petarung dengan level tinggi seperti Maverick adalah bekerja sama dengan Devi. Tapi, Devi sendiri juga tidak bisa diharapkan saat ini. Ia juga sed
Berlainan dengan Ekspresi Devi, Beatrix Kiddo terkejut sekaligus ketakutan. Bagaimana tidak? Gabungan tiga jenderal perang, tidak bisa menghadapi Awan yang hanya seorang diri. Sebelum ini, ada tuannya, Kevin Soze dan Meilin yang membantunya untuk membalikkan keadaan. Namun sekarang Ia seorang diri, kepercayaan diri Beatrix langsung menghilang. Ketakutan Beatrix pada Awan, membuat Ia tidak lagi sempat melihat tempat lainnya. Ia menduga jika Awan berada disini, itu artinya Ia sudah berhasil mengalahkan tuan dan nona nya. Jika sudah begitu, bagaimana mungkin Ia masih bisa hidup jika nekat memaksakan diri menghadapi Awan? Bertarung dengan lawan yang memiliki kemampuan yang jauh berada diatasnya, hanya ada kematian diujung jalan. Sehingga satu-satunya solusi, Ia harus melarikan diri dari sana. Tidak masalah jika nanti orang lain akan menyebutnya sebagai pengecut, nyawanya jauh lebih penting saat ini. Tanpa berpikir dua kali, Beatrix Kiddo lan
Kabut gelap dan kabut merah penuh racun tampak seperti pusaran badai keluar dari tubuh Meilin dan Juga Kevin Soze. Tubuh dua orang tersebut sudah sangat pucat dan kering, kekuatan keduanya dipaksa keluar sampai habis oleh Awan yang saat ini berdiri begitu perkasa dan menginjak tubuh keduanya. Wajah Awan terlihat begitu bengis namun begitu puas bisa membuat dua musuhnya terbaring tidak berdaya dibawah kakinya. "Aahhkk." Suara Meilin bahkan sudah seperti hewan yang sedang disembelih. Ia sudah tidak sanggup lagi untuk bicara, karena seluruh intisari energi kehidupannya ditarik keluar dan dihisap oleh Awan. Tubuh Meilin yang awalnya mulus dan berisi, sekarang seperti seonggok mayat dan hanya bersisakan kulit membalut tulang. Matanya sudah kosong dan cekung karena saking tidak tahannya menahan siksaan kejam dari Awan. Ditarik paksanya inti energi yang dimiliki seseorang, jauh lebih menyakitkan daripada siksaan fisik secara langsung. Itulah yang diras
Bugg buggNeo dan Devi berlutut tanpa sadar begitu mendapat tatapan dingin dari sosok Awan yang kejam.Tanpa mereka bisa hindari, tubuh mereka gemetar hebat dan mulai berkeringat dingin. Ini bukan sekedar perasaan cemas biasa, melainkan reaksi dari ketakutan yang muncul secara tiba-tiba dalam diri mereka begitu merasakan ancaman dari tatapan mata Awan.Jika Awan yang menyelamatkan mereka sebelumnya terlihat hangat meski terkesan mesum, namun Awan yang lainnya begitu dingin dan kejam. Hanya dengan tatapannya saja, sudah cukup untuk membuat orang biasa mati ketakutan.Mata yang dimiliki Awan mode kejam juga sangat tidak biasa. Itu bukan mata yang bisa dimiliki oleh manusia biasa.Neo dan Devi sudah berada pada level master, namun mereka berdua masih saja tidak bisa menghindari efek menakutkan dari tatapan mata Awan.'Apakah Ia masih manusia?' Pikir mereka berdua penuh tanya.Beruntung Awan hanya melihat mereka sebentar saja,
"Huo, apa kamu mau menjadi lebih kuat lagi?" Gumara bertanya dengan niat tersembunyi dalam hatinya."Hah?" Huo tercengang, seakan Ia ragu dengan pendengarannya sendiri."Iya, apa kamu tidak ingin memiliki kekuatan yang lebih tinggi lagi, sepertiku saat ini?"Huo meneguk ludah, tentu saja dia sangat ingin. Siapa yang tidak ingin menjadi lebih kuat? Apalagi Huo adalah perwujudan dari salah satu dewa perang, dimana menjadi yang terkuat adalah salah satu obsesinya."Apakah bisa?" Tanya Huo dengan polosnya.Gumara langsung tertawa mendengar pertanyaan Huo yang terdengar begitu lucu ditelinganya."Tentu saja bisa. Bagaimana, apa kamu tertarik?""Tapi..." Huo sempat ragu sesaat, "Bukankah Aku sudah mencapai batas kekuatan penuhku saat ini? Bagaimana bisa Aku berkembang lebih dari ini?" Lanjut Huo mengungkapkan keraguan dalam pikirannya."Jika kamu sudah menamatkan semua pelajaran di tingkat sekolah dasar, apa kamu akan tetap berada di
Begitu Gumara melepaskan kendalinya atas tubuh Awan dan kembali ke tempatnya bersemayam, raga Awan langsung ambruk ke tanah seperti boneka yang tiba-tiba kehabisan baterai.Seluruh luka-luka yang diderita akibat pertarungannya dengan Kevin Soze dan yang lainnya, kini terbuka lebar. Sehingga dalam sekejap tubuhnya sudah dipenuhi oleh darah. Meski luka-luka yang terlihat parah tersebut tidak sampai merenggut nyawanya.Gumara yang telah menggunakan raga Awan sebelumnya, hanya mampu menutupi lukanya sementara. Namun dengan tidak adanya Huo dalam tubuh Awan dalam rentang waktu cukup lama, sehingga kemampuan regenerasinya tidak bekerja. Sehingga, begitu Gumara melepaskan kendalinya atas tubuh Awan, semua lukanya langsung kembali terbuka.Neo dan Devi yang semula berlutut kaku diatas tanah, begitu Gumara menghilang, tubuh mereka kembali normal. Keduanya langsung syok begitu melihat Awan yang terbaring diatas tanah dengan tubuh bersimbah darah.Tanpa berpik
...Lima hari sudah Awan tidak masuk kuliah, Calista semakin merasa tidak tenang dan tidak bisa berhenti memikirkan mahasiswa ganteng yang telah mencuri ciuman pertamanya itu. Semua pesan WA yang dikirimkannya pada Awan, sudah berubah menjadi status terbaca dengan dua centang biru. Parahnya, Awannya hanya membalasnya begitu singkat yang dikirimnya menjelang dini hari tadi, 'Aku baik-baik saja.'What?Bagaimana bisa Calista menerima jawaban semacam itu?Awan bahkan tidak menjelaskan alasan kenapa Ia tidak masuk kuliah selama beberapa hari terakhir dan hari ini bahkan lima hari sudah, Awan bolos tanpa surat keterangan apapun.Calista tentu saja menjadi wanita yang begitu gelisah dengan ketidak hadiran Awan. Ia masih merasa, alasan Awan tidak masuk kuliah selama beberapa hari terakhir, karena dia merasa bersalah dan tidak berani menemui dirinya.Apa Calista marah? Tentu saja, Ia marah karena Awan telah mencuri ciuman
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi