Beranda / Rumah Tangga / GAIRAH YANG TERTAHAN / BAB 58 Malam yang Menegangkan

Share

BAB 58 Malam yang Menegangkan

Penulis: Pritca Ruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-03 13:42:42

Terlihat sekali wajah panik Mbak Dyan yang tidak bisa ia sembunyikan. Namun aku suka sekali melihat ekspresi itu, aku senang jika Mbak Dyan merasa terintimidasi olehku yang sebenarnya sudah tahu hal yang ia sembunyikan. Hanya saja aku mengulur waktu untuk menyiksa perasaannya.

Memang tidak cukup rasanya untuk membayar pengkhianatan yang mereka lakukan, tetapi jika aku harus hancur, mari kita hancur bersama-sama.

"Apa, Tiana?"

"Aku meminta bantuan Pak Anggara dalam kasus Mbak Dyan. Dia punya pengacara terbaik yang bisa membela Mbak Dyan. Mbak Dyan merasa terganggu dengan Yoga yang terus mendatangi Mbak Dyan, kan? Sekalian kasus kan saja dengan KDRT yang pernah dia lakukan. Mbak Dyan pasti punya bukti visum, kan?"

Ah, karanganku bagus sekali, kan?

Padahal waktu di dalam mobil aku melepaskan gairahku yang tertahan, perasaan sesak yang mendesak nafasku tak bisa lancar mensuplai oksigen. Segala kesedihan dan kekecewaan sudah aku lepaskan disaat yang bersamaan saat aku melepaskan seluruh p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 59 Calon Tunangan?

    "Ada main? Maksudnya aku selingkuh dengan bosku sendiri?" Aku langsung menatap Mas Rendi. "Mas lihatlah, istrimu dituduh berselingkuh dengan atasannya sendiri. Mas Rendi terima itu? Aku sama Pak Anggara sebatas profesional bekerja. Mas Rendi kenal aku orangnya bagaimana, kan? Lagian bukan sekali ini saja Pak Anggara mau membantuku. Aku dan Mas Rendi juga sudah mengenal dia sebelum aku bekerja jadi sekretarisnya. Iya kan, Mas? Kalau Mbak nggak tau apa-apa lebih baik diam!""Betul itu, Dyan. Tiana nggak mungkin kaya gitu. Aku kenal dia dan aku tau betul bagaimana sikapnya. Sekarang sudah larut malam. Lebih baik kita sudahi saja obrolan ini. Dan kamu Dyan, coba pikirkan lagi apa yang sudah disarankan oleh Tiana. Karena itu sama sekali tidak buruk. Apalagi demi keamanan anak kita. Itulah yang utama."Akhirnya, Mas Rendi sepenuhnya memihakku. Aku memang jangan terlalu diam ketika diinjak-injak, buktinya keberanianku ini membuat Mas Rendi percaya dan mau berpihak padaku.Esok harinya, Mbak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 60 Tetap Waras

    Apa yang aku lakukan tentu saja mengundang banyak pasang mata yang menatapku. Ah, bodoh sekali! Apa yang sudah aku lakukan. Tidak pernah aku melakukan hal spontan seperti sekarang ini."Itu, itu sekretarisnya Pak Anggara," ucap wanita ketiga dengan suara pelan tetapi masih bisa aku dengar karena cafeteria jadi hening karena ulahku sendiri."Astaga!""Beneran?"Tanpa berkata apa-apa, bahkan aku juga tidak menoleh ke belakang, tetapi aku langsung mengambil makananku karena aku sudah tidak bisa lagi memasukan makanan ke dalam mulutku. Padahal aku baru saja makan beberapa suap.Sepanjang jalan menuju ke mejaku kembali, pikirkanku kini terganggu dengan seorang wanita yang bernama Evelyn yang baru saja wisuda di US, dan dihadiri oleh Pak Anggara.Pantas saja memang, Pak Anggara mengatakan bahwa itu bukan perjalanan bisnis, melainkan urusan pribadinya. Hanya aku tidak menyangka jika itu menyangkut wanita lain yang katanya calon tunangannya. Padahal Pak Anggara selalu bilang tidak ada wanita

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 61 Diluar Nalar

    "Dari yang kamu ceritakan, saya sangat paham. Sekarang, apa yang ingin kamu lakukan, saya akan dukung penuh asalkan saya bisa membawa Ryo bersama saya."Aku mengangguk. "Semoga rencana kita berhasil. Aku akan terus menghubungi kamu nantinya.""Baik, saya akan menunggu langkah selanjutnya. Sekarang aku cukup banyak waktu luang karena aku memilih untuk menjadi Freelancer untuk saat ini, karena itu peluang yang ada di depan mata, sambil mencari pekerjaan tetap yang lain. Bagaimana dengan kamu? Bukannya kamu bilang, kamu sangat bergantung pada suami kamu itu, jika kamu pisah dengannya bagaimana?"Aku berpikir sejenak. Awalnya sudah aku pikirkan matang-matang karena hubunganku dengan Pak Anggara kian dekat, sehingga aku begitu percaya diri jika lepas dari Mas Rendi, aku bisa bersama dengannya. Mengingat perjuangan dia untukku tidak main-main. Memberikan perhatian, kasih sayang, uang bahkan juga permainan di atas ranjang, berkali-kali juga Pak Anggara membahas agar aku meninggalkan Mas Rend

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 62 Dengan Syarat

    "Bu, aku juga perempuan. Harusnya Ibu juga pikirkan perasaan aku. Coba Ibu bayangkan jika Ibu ada di posisi aku, apa Ibu rela berbagi suami dengan wanita lain?" Aku langsung menoleh pada Mas Rendi. "Mas, kamu nggak setuju, kan?""Mas juga awalnya keberatan ---""Awalnya? Terus memangnya sekarang udah nggak keberatan lagi? Mas setuju menikahi Mbak Dyan?""Mungkin ini yang terbaik, Tiana. Mas mau menjaga Ryo, tetapi kalau hanya Ryo yang tinggal di sini, dia juga pasti gak mau kalau tanpa Dyan. Kamu tau sendiri, dia sulit akrab sama kamu."Aku menggelengkan kepalaku. Tidak aku sangka Mbak Dyan meminta hal itu. Aku pikir Mbak Dyan akan menunggu sampai kami berpisah agar menjadi satu-satunya, tetapi dia malah rela menjadi yang kedua.Ah, ya. Mbak Dyan mau jadi yang kedua karena dia tahu dia pasti yang akan diutamakan dibandingkan dengan aku yang menjadi istri pertama. Mbak Dyan benar-benar licik. Ingin aku ungkapkan sekarang jika anak yang dilahirkan Mbak Dyan itu bukan anak Mas Rendi, tet

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 63 Bekal Masa Depan

    "Belum aku pikirkan aku akan tinggal di mana. Tetapi yang jelas, aku tidak ingin mengontrak rumah," ucapku dengan kata lain ingin dibelikan rumah oleh Mas Rendi. Tentu saja atas namaku sendiri. Seseorang yang bermain licik denganku, bukankah aku juga harus melakukan hal itu agar permainan bisa dianggap adil."Maksudnya kamu minta rumah sama Rendi?!"Aku tersenyum tipis. Ternyata aku cukup merindukan nada-nada tinggi saat Ibu Mertuaku emosi. Sakit atau tidak memang tidak mempengaruhi kualitas emosi Ibu yang tidak pernah bisa berbicara baik-baik denganku."Ya itu juga kan untuk tempat tinggal Mas Rendi sama aku. Dulu juga kita punya rumah sebelum di jual untuk biaya rumah sakit Ibu. Dan rumah itu dibeli dengan uang pesangon aku juga saat resign dari kerjaan. Gak apa-apa kan Mas kalau aku minta rumah, Mas kan juga udah janji kita bakalan beli rumah lagi.""Uang Mas belum cukup untuk beli rumah.""Kalau begitu, masalah rumah kita bicarakan berdua saja nanti. Yang jelas aku mengizinkan kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 64 Tiba-tiba

    Dari mobilnya saja aku sudah tahu itu siapa. Siapa lagi kalau bukan Pak Anggara. Entah kenapa, tiba-tiba aku malas untuk bertemu dengannya. Namun lagi-lagi aku tersadar jika aku memang bukan siapa-siapa dan tidak berhak untuk menanyakan dan meminta penjelasan tentang siapa wanita bernama Evelyn itu. Apalagi sekarang aku sudah bekerja sama dengan Yoga, dan Mbak Dyan sudah menentukan pilihannya sendiri tanpa memilih dan mempertimbangkan pilihan dariku. Sehingga mungkin saja aku sudah tidak akan membutuhkan bantuan dari Pak Anggara lagi.Mungkin seperti inilah akhir dari kisah diam-diam antara aku dengan dia yang tidak akan aku perpanjang lagi. Aku akan mencoba untuk seprofesional mungkin karena aku masih butuh pekerjaan aku yang sekarang ini. Paling tidak sampai aku tahu akan seperti apa ke depannya karena tidak akan selamanya aku menjadi sekretaris."Kenapa malah melamun? Ayo masuk!" ucap Pak Anggara menyadarkan lamunanku padahal dari tadi kaca mobil diturunkan."Saya berangkat sendir

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 65 Takdir?

    "Pak Anggara ingin saya berteriak?" "Memang kamu berani untuk berteriak di sini?" tanya Pak Anggara tahu karena aku tidak mungkin melakukan itu."Aku tau apa yang terjadi kemarin di cafeteria. Kamu tidak perlu khawatirkan mereka yang membicarakan kamu dari belakang. Akan aku urus mereka jika kamu mau."Rupanya Pak Anggara sudah mencari tahu apa yang terjadi kemarin padaku. Namun kenapa sepertinya dia tidak berniat untuk menjelaskan hal lain yaitu tentang wanita bernama Evelyn. Mungkinkah mereka yang kemarin membicarakan aku itu menceritakan jika mereka hanya menggosipkan aku dengan Pak Anggara saja, tidak dengan mengatakan bahwa mereka membicarakan Pak Anggara dengan Evelyn itu.Padahal yang lebih mengganggu pikiranku bukanlah gosip tentangku, aku bahkan tidak peduli dan tidak akan aku tanggapi. Aku sudah terlalu kebal dengan sikap Ibu Mertuaku sehingga, kejadian kemarin terasa tidak ada apa-apa jika aku pikirkan ulang lagi."Jangan campurkan masalah pribadi dengan kerjaan, Pak. Jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 66 Terjawab Sudah

    "Apakah ini sebuah takdir atau hanya kebetulan," lanjut Evelyn."Memangnya kenapa?""Aku kenal dengan CEO A&B Company. Gara, right? Maksud aku, Anggara, aku lebih senang memanggilnya seperti itu. Kami sudah kenal dari kecil."Lemas sekali .... Rasanya seperti seluruh tulangku lepas hanya menyisakan setumpuk daging. Berlebihan memang, tapi begitulah rasanya jika diumpamakan.Jika memang ini takdir, takdir macam apa ini? Aku memang penasaran dengan sosok Evelyn, tetapi tidak aku sangka Tuhan begitu cepat mengabulkan keinginanku yang satu ini dengan jalan yang tidak terduga."Jadi, kamu bekerja sebagai sekretaris Kak Gara?"Aku hanya mengangguk saja tanpa mengatakan apa-apa lagi sebab aku juga tidak tahu harus berbicara apa. Sekarang, aku malah merasa canggung. Apalagi tadi aku sudah memuji kecantikan dan juga kebaikannya, yang padahal jika aku tahu dia adalah Evelyn yang aku maksud, mungkin aku tidak akan membatin seperti itu."Bagus kalau begitu. Ayo sama-sama kita ke sana. Aku mau kas

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10

Bab terbaru

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 181 S2 Extra Part

    Semua orang tanpa terkecuali pasti memiliki sebuah luka. Luka yang tidak kasat mata, hanya sang pemilik luka lah yang bisa merasakannya.Sembuh atau tidaknya tidak bisa dipastikan secara nyata, sebab tergantung sang pemilik luka itulah akan berbicara berdasarkan fakta atau malah menyembunyikannya agar terlihat baik-baik saja.Meski pada akhirnya luka yang tidak terlihat itu bisa sembuh, tapi memorinya akan selalu tertanam dalam ingatan. Semakin mencoba untuk dilupakan, maka akan semakin tenggelam dalam kesakitan.Hanya diri sendirilah yang mampu menyembuhkan dan memastikan luka itu tidak bersarang lama dalam hidupnya.Masa lalu akan tetap menjadi masa lalu, sejauh apapun mengejarnya tak akan bisa kembali apalagi hanya untuk menyesali apa yang sudah terjadi dimasa sekarang.Luka dimasa lalu yang dibiarkan, biasanya akan menjalar menjadi sebuah dendam. Sebuah titik balik yang berniat untuk melupakan, malah meluap menjadi emosi yang harus terbalaskan.Ketidakadilan adalah hal yang pasti

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 180 S2 Anggara

    POV Anggara"Kania ...." Setelah istriku mengatakan semua isi hatinya di depan makam Kania, kini giliranku yang harus aku utarakan juga apa yang ada dalam hatiku ini."Sudah lama rasanya sejak hari di mana kita terakhir bertemu dalam keadaan hubungan kita yang tidak baik-baik saja. Itu adalah hal yang paling aku sesalkan. Aku kira aku tau semua tentangmu, tentang cerita senang dan sedihmu. Ternyata aku tidak sedalam itu mengetahui hidupmu. Entah apa lagi yang harus aku sesalkan karena semua itu tidak akan membuat waktu berputar kembali sehingga kamu mungkin masih hidup dan bersamaku sekarang."Pertama kalinya, aku mengutarakan apa yang ada di dalam hatiku, penyesalan yang aku rasakan terhadap kematian Kania yang tidak aku sadari apa yang terjadi pada Kania sebelumnya."Selama ini aku sama sekali tidak melupakanmu. Aku melanjutkan hidup karena aku selalu mengingatmu. Aku bawa dendam kematianmu dengan menghancurkan hidup orang yang menjadi alasan kamu mengakhiri hidupmu."Sekejap aku me

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 179 S2 Tiana

    "Hay, Kania. Perkenalkan aku Tiana, aku adalah istri Mas Anggara, cinta pertama kamu. Senang bisa tau cerita kamu dari suamiku sendiri. Semoga kamu bisa beristirahat tenang di sana. Sungguh, kamu jatuh cinta pada pria yang tepat. Aku merasa keberuntungan yang harusnya kamu miliki, kini menjadi milikku. Aku berharap kamu bahagia atas kebahagiaan aku dan Mas Anggara saat ini. Sekarang kami sudah mempunyai tiga anak, dua anak kembar dan bungsu yang masih bayi. Nanti jika mereka sudah besar, akan aku ceritakan bagaimana ayahnya mencintai kamu begitu hebat dan tulus. Terimakasih sudah menyemangati Mas Anggara disaat ia merasa ada dititik terendah dalam hidupnya, sehingga dia bisa sehebat sekarang ini. Aku akan mencintai Mas Anggara dan menjaga anak-anak kami selamanya."Aku mengutarakan isi hatiku disaat kami sudah menaburkan bunga dan berdoa untuk Kania. Tidak ada lagi rasanya cemburu, sedih atau bahkan sakit hati. Aku sudah benar-benar ikhlas dengan kenyataan dari cerita Mas Anggara.Tid

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 178 S2 Saling Berkorban

    Bulan madu setelah memiliki anak, tadinya aku berpikir itu hanya buang-buang waktu dan bentuk keegoisan orang tua yang tega meninggalkan anak-anak hanya demi kesenangan berdua, padahal bulan madu berdua itu bisa digantikan dengan liburan bersama keluarga, sehingga anak-anak bisa ikut merasakan bahagia yang sama seperti orang tuanya. Namun ada hal yang aku sadari setelah aku merasakannya sendiri. Setelah menjadi seorang istri, prioritasku berpindah pada suami. Aku belajar memasak masakan yang disukai suami, mengingat makanan apa yang tidak ia sukai, menjaga bentuk badan agar suami tetap cinta, menjaga dan membersihkan rumah agar tetap bersih sehingga ketika suami pulang kerja dia bisa nyaman beristirahat, memastikan pakaian suami bersih ketika akan dipakai bekerja, memastikan dia makan sehat meskipun diluar rumah. Sampai kepentinganku sendiri tergeser dari prioritas yang tadinya selalu utama. Lalu, lahirlah sang buah hati. Bertambah pula yang harus diprioritaskan selain diri sendi

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 177 S2 Tidak Tertahan

    Pagi indah aku benar-benar menyarap suamiku sendiri. Bercinta dipagi hari ternyata lebih fresh, mungkin energi kita masih utuh karena belum melakukan aktivitas apa-apa. Ini adalah honeymoon kedua yang berhasil. Selain aku mendapatkan kenikmatanku kembali, aku mendapatkan ketenangan setelah berhati-hati menyimpan rasa kecewa karena sulit untuk menerima realita. Di villa itu, aku dan Mas Anggara seperti mengadakan pesta bercinta saja. Rasanya malu melihat kelakuan diri sendiri, seperti orang yang kehausan dan lama tidak mendapatkan air. Mungkin itu yang akan dikatakan oleh rahimku jika dia bisa berbicara. Mempunyai suami tapi aku malah kekeringan. Sering cemburuan, mudah marah, mudah tersinggung, ternyata sentuhan suami lah obatnya. Kesabaran suami yang menjadi vitamin tambahan. Untunglah dia tidak berpikiran untuk membayar jasa wanita diluar sana, yang bahkan pasti ada saja yang menjajakan diri dengan suka rela alias gratis. Aku malu sekali jika mengingat semua yang telah terjad

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 176 S2 Bulan Madu Kedua

    Bagaimana ada istri seperti aku sekarang ini. Rasanya aku tidak pandai bersyukur sekali, semua yang aku inginkan sudah aku dapatkan di pernikahan kedua ini, tetapi aku tidak memperhatikan suamiku sendiri. Padahal dialah sumber yang membuat aku bisa mendapatkan apa yang selama ini menjadi keinginanku.Mas Anggara tidak pernah menuntut apa-apa, selalu memberikan yang terbaik untukku dan tentu juga untuk anak-anak. Namun aku tidak memperhatikan kebutuhan biologisnya. Padahal itu bukan hal yang besar dan mahal untuk aku berikan karena pastinya aku juga akan merasakan kenikmatannya.Aku baru tersadar kenapa beberapa kali Mas Anggara menyarankan agar kami mencari pengasuh bayi, karena dia juga butuh perhatian dariku, dia butuh aku untuk mengurusnya. Aku saja yang kurang peka dan tidak pernah bertanya."Maafkan aku, Mas. Aku akan lebih memperhatikanmu disamping kesibukanku mengurus anak-anak. Dan sepertinya aku akan menerima tawaran untuk mencari pengasuh bayi saja. Aku tidak akan egois dan

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 175 S2 Kebutuhan yang Terlupakan

    "Tidak," jawabku sambil menggelengkan kepala. "Sepertinya ada satu hal yang baru aku sadari sekarang, Mas.""Apa itu?""Setelah memiliki anak, fokusku hanya pada mereka saja. Kamu tidak aku perhatikan bahkan aku mengabaikan diriku sendiri. Baru aku sadari ternyata kamu malah semakin tampan meskipun sudah mempunyai tiga anak, usia kamu beberapa tahun lagi akan memasuki kepala empat. Kamu masih sangat sehat, bugar, berkharisma seperti aktor-aktor Hollywood yang semakin matang usia malah semakin menarik mata."Mas Anggara tersenyum tipis. "Kamu memujiku terlalu berlebihan, Sayang. Tidak seperti itu. Biasa saja seperti lelaki pada umumnya."Aku menggelengkan kepala dengan tegas. "Beda! Kamu sangat berbeda. Aku tidak memuji kamu secara berlebihan tapi memang faktanya begitu. Aku hanya membicarakan apa adanya yang aku lihat.""Kalau memang begitu, kenapa kamu tampak sedih sekarang? Bukannya memiliki suami yang tampan itu akan membuat kamu bangga?""Yang ada aku malah insecure, Mas. Kalau ki

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 174 S2 Malam Berdua

    Senja perlahan bergantian dengan langit yang menggelap. Tidak ada lagi pemandangan yang bisa aku lihat dari atas sini kecuali perlahan digantikan dengan lampu-lampu kota yang satu persatu mulai dinyalakan. Aku hanya bisa menunggu karena waktu yang akan menjawab bagaimana selanjutnya. Apa yang bisa aku lakukan jika dia mengatakan sebuah janji selain aku menunggu dan merasakan sendiri bagaimana dia membuktikan itu semua. Sehingga tidak ada jawaban lain selain aku tetap bertahan untuk melihat janji yang dia ucapkan, bisa dia buktikan.Aku mencintai suamiku terlepas dari apapun masa lalunya, rahasianya juga alasan awal bagaimana dia mendekatiku hingga akhirnya sungguh menikahiku.Aku harus melapangkan dada, meluaskan rasa sabarku, melihat ke masa depan dan merasakan apa yang masa sekarang terjadi. Bukankah selama ini rumah tangga kami baik-baik saja?Itulah yang sudah seharusnya aku lakukan. Tidak ada manusia yang tanpa pernah melakukan sebuah kesalahan dimasa lalu. Semua manusia adalah

  • GAIRAH YANG TERTAHAN   BAB 173 S2 Bukti bukan Janji

    Mas Anggara selalu bisa memberikanku jawaban yang masuk diakal. Tidak mengada-ada seperti mencari pembenaran untuk dirinya, tetapi memang seolah faktanya seperti apa yang dia katakan."Coba bilang padaku, apa yang harus aku lakukan sekarang?"Aku menggelengkan kepala."Papa saja menyadari jika hubungan kita tidak baik-baik saja makanya dia menyuruh kita untuk menghabiskan waktu berdua tanpa anak-anak. Jangan sampai sepulang kita dari sini, kamu tetap menjaga jarak dariku. Kita ini suami istri.""Aku tau. Aku juga tidak mau seperti ini, Mas. Tidak ada seorang pun yang mau rumah tangganya diuji, kalau bisa itu juga. Tapi cerita kamu itu membuat hatiku sakit, kecewa. Jadi banyak sekali hal yang aku pikirkan dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi yang aku hubungkan dengan cerita kamu. Aku sudah punya trauma di pernikahanku dulu, dan aku masih tidak percaya kita begini jadinya. Apa ini karma untukku?"Tiba-tiba saja langsung terpikirkan hal itu dalam benakku. Memang sama sekali tidak

DMCA.com Protection Status