"Ratih sayangku? Kamu sudah siuman?" Ratih tersenyum tipis dan mengangguk perlahan, hati Ratih senang saat dirinya membuka matanya dan melihat ada suaminya berada di sampingnya.Ratih memicingkan matanya seolah bertanya sesuatu kepada Suaminya, Abi mengerti maksud Ratih. Lalu segera memeluk erat Ratih dengan sebuah rasa penyesalannya."Maafkan Mas, sudah menyentuh wanita lain." Hati Ratih sebenarnya tersayat, namun hal ini adalah hal yang membahagiakan, usaha Meraka untuk memiliki anak sendiri kini kian dekat, Ratih harus lebih banyak bersabar lagi."Itu bukanlah kesalahan ,Mas. Hal itu adalah bentuk pengorbanan kita agar kita bisa segera memiliki anak." Ratih berusaha menghibur suaminya, Ratih sangat tahu jika Abimanyu tidak ingin menyentuh wanita lain, tapi kini takdirnya tidak memiliki jalan keluar lainnya. Buliran bening menitik begitu saja tanpa dikomando."Baiklah, Mas panggilkan dokter sebentar ya sayang." Abi segera menekan tombol yang berada di sisi ranjang istrinya. Tak
"Arin, izinkan Aku menggaulimu dengan penuh perasaan, tidak hanya mengharapkan kamu segera hamil. Tapi perasaan sama-sama suka dan sama-sama mau melakukan hubungan badan ini. Layaknya seorang suami istri yang saling mencintai." "Tentu, Aku menyukai kebersamaan kita ini, Mas." Deru nafas Arin juga tidak beraturan karena hasrat yang membuncah.Tanpa membuang waktu lagi, Abi segera melumat bibir sexy Arin dengan begitu bergairah. Kali ini Abi melakukannya dengan penuh perasaan, setiap sentuhan-sentuhan jemarinya menjelajahi setiap inchi tubuh Arin bagaikan sebuah tarian indah.Penyatuan Abi dan Arin kali ini memiliki kesan tersendiri, bagaikan melayang ke angkasa, baik Abi maupun Arin saling memberikan kepuasan. Hingga puncaknya, pelepasan Abi memberikan pekikan nikmat di keduanya, benih Abimanyu lagi-lagi menyirami rahim Arin. Setelah bercinta, Abi memeluk Arin ke dalam pelukannya, kini Abi tidak bisa mengelak lagi, hatinya benar-benar tertarik kepada Arin. Terlebih usai mereka mel
POV ABIMANYU PERMANA Aku Abimanyu Permana, usiaku tahun ini 41 tahun. Pekerjaanku menjadi CEO di perusahaanku sendiri, perusahaaku menjadi salah satu perusahaan yang di perhitungkan karena kemajuannya yang pesat. Istriku bernama Ratih Indira, Aku sangat mencintainya.Kelembutan sikap dan sifat rendah hatinya selalu membuatku bangga. Walau memiliki suami seorang CEO, Ratih sama sekali tidak merubah gaya hidupnya. Semua kebahagiaan materi dan cinta dari istriku seolah membuat hidup pernikahanku bahagia. Namun, nyatanya pernikahan yang sudah berjalan 15 tahun di uji dengan belum hadirnya seorang Anak.Ya, kami menikah dan belum memiliki seorang anakpun. Segala cara sudah kami lakukan agar memiliki seorang anak, dari pengobatan herbal sampai medis. Tapi nyatanya semua itu sia-sia. Ratih tidak bisa hamil bahkan terakhir kami mendapatkan hasil yang membuat hati kami hancur. Ratih terkena kanker dan harus di angkat rahimnya.Wajah kecewa dan sedih sudah pasti terlihat dari wajah istriku ya
Setelah menjalani perawatan sekitar dua Minggu di rumah sakit, kini Ratih di perbolehkan untuk pulang. Selama dua Minggu, Abimanyu tetap menjalin hubungan intim dengan Arin di setiap kesempatan, tentu melakukannya di belakang Ratih, demi menjaga perasaannya. Lebih tepatnya agar Abimanyu tidak malu karena tidak sesuai dengan apa yang Abi ucapkan pada Ratih. Bahwa hanya ada Ratih di hati seorang Abimanyu.Kenyataannya kini hatinya telah terbagi untuk Arin. Berhubungan intim dengan Arin kini bagaikan candu bagi Abi, satu malam saja tidak menyentuhnya membuat Abi gelisah dan tidak bisa tidur. Kini Ratih akan tinggal bersama lagi dengan mereka bertiga, ada rasa bahagia di hati Abi karena Ratih akan kembali bersamanya, tetapi disisi lain hatinya, Abi merasa galau karena tidak bisa bebas menyentuh Arin, tentu karena untuk menjaga perasaan Ratih.Bayangan wajah cantik Arin yang tersenyum bahkan mendesah seketika terlintas di benak Abi, apalagi semalam mereka memalukan penyatuan di sofa depan
Setelah permintaan Ratih menaiki Singapore flyer, Ratih dan Abi segera kembali ke apartemen mereka dimana ada Arin berada. "Dek, kita segera pulang saja ya. Kamu baru pulih, Mas tidak ingin hal buruk terjadi padamu.""Baiklah Mas," Ratih sangat senang mendapat perhatian dan di cemaskan oleh suaminya.Beberapa saat mengendarai mobil mereka sampai di apartemen mewah mereka, dan gegas ke lantai dimana apartemen mereka berada."Selamat datang kembali Ka. Aku senang Kaka kembali dengan kesehatan yang lebih baik," ucap Arin ketika bertemu dengan Ratih dan memeluk serta cipika cipiki.Mas Abi melewati mereka berdua dan membawa tas Ratih ke dalam kamar."Terima kasih, Arin. Kamu tidak kesulitan kan? Ketika Aku berada di rumah sakit." Arin menggelengkan kepalanya, "Mas Abi sangat membantuku, kak." "Syukurlah, tapi kenapa wajahmu terlihat pucat seperti itu?" "Oh.. ini karena Aku sedang tidak enak badan saja, kak." "Apa? Kamu sakit?" "Hanya masuk angin saja, Ka. Tidak perlu khawatir.""Sy
Waktu seolah berjalan begitu cepat, tersisa 3 hari mereka berada di negeri singa itu, waktu untuk bertemu dengan mama mertua Ratih sudah semakin dekat. Ada kekhawatiran tersendiri di hati Ratih tentang janjinya."Mas, bagaimana ini, sebentar lagi kita akan pulang ke Indonesia. Tapi Arin belum juga kunjung menunjukkan tanda-tanda kehamilan," wajah cemasnya kentara sekali terlihat."Kita tidak bisa berbuat apapun, Dek. Kehamilan itu mutlak karunia dari Tuhan, sabarlah semoga nanti kita bisa menjelaskan dengan baik pada Mama dan mama bisa mengerti," hibur Abi sembari memeluk Ratih agar tenang.Ratih melepas pelukan suaminya. "Mas, harusnya kamu tidur dengan Arin, bukannya dengan ku terus." "Apa Aku salah jika tidur denganmu?" Abi seolah tidak nyaman di tanya akan hal itu."Tidak, bukan itu maksudku, tapi Arin jadi belum hamil sampai sekarang karena kamu hanya menyentuhnya sekali." Abi terdiam, hatinya sedikit terusik dengan ucapan istrinya. "Sungguh Aku telah membohongi wanita yang ku
POV Arin Rismawasih Saat malam pertamaku dan Mas Abimanyu terjadi, saat itulah Mas Abi mulai sering mengunjungiku, kami menghabiskan malam-malam panas bersama. "Kamu adalah canduku, tidak bersama denganmu semalam saja, rasanya diriku akan menjadi gila," ucapnya jelas di telingaku ketika Mas Abi telah tuntas menunaikan hasratnya.Hatiku mulai bergetar saat kata-kata rayuan bahkan cinta diungkapkannya, seolah Aku juga memiliki keterikatan yang sama. "Tidak salah bukan jika Aku mencintaimu, walau kamu hanya suami kontrakku," batinku.Ketika Ka Ratih kembali dari rumah sakit, Mas Abi tetap mengunjungiku saat larut malam secara diam-diam, Aku sangat antusias menunggunya, mempersiapkan tubuhku untuk melayaninya. Memberikan service terbaikku.Karena setiap malam kami melakukan aktifitas panas bersama hingga tidurku berkurang dan sering tidak enak badan. Tapi, gairahku tetap bergelora walau sedang sakit. "Aku akan tetap menemuimu secara sembunyi-sembunyi, baby. Jangan sampai Ratih tahu, ki
"Beritahu apa? Apa yang tidak ku ketahui?" ucap Ratih tiba-tiba saja sudah berada di depan pintu.Abimanyu menjadi tergagap, berusaha membuat Arin agar tidak berbicara macam-macam dengan memberikan kode lewat matanya. Abi segera berdiri menjauh dari Arin."E..eh.. tidak sayang, Arin hanya berkata agar segera memberitahumu tentang kehamilannya." Abi mencoba mencari alasan agar Ratih tidak curiga. Arin hanya terdiam saja.Ratih berjalan mendekati Abimanyu dan memeluknya, "Benarkah? Arin, Aku bahkan menjadi orang pertama yang mengetahui kemailanmu. Kau tahu betapa Aku bahagia mendengarnya, akhirnya penantian panjangku dan Mas Abi terjawab dengan kehadiran seorang anak lewat dirimu," tanpa ragu Ratih mencium pipi Abimanyu di hadapan Arin. Hati Arin semakin panas melihat kemesraan suami dan istri pertamanya itu."Kami akan menjagamu dengan baik, memperhatikan setiap makanan yang kamu konsumsi dan kita akan rutin memeriksakan kehamilanmu bersama," cicit Ratih lagi dengan sangat antusias.