Amanda masih tersenyum melihat Mulan yang menjadi bahan tontonan orang-orang di restoran. Amanda menikmati pertunjukan itu sambil menyedot orange jus di gelasnya."Carlos, lihatlah calon menantu pilihan mamamu itu. Membanggakan sekali dia membuat onar di tempat umum," ucap Amanda Sarkas."Aku tidak sudi kalau punya adik ipar seperti dia, memalukan," balas Carlos kesal.Amanda tertawa kecil melihat wajah Carlos yang kesal. Karena sudah kenyang dan butuh istirahat mereka memutuskan untuk pulang. Tentu saja saat melewati meja Mulan. Amanda menggandeng Carlos erat bagaikan pasangan kekasih yang tak akan pernah terpisahkan."Aduh ada apa sih ribut-ribut. Lebih baik kalian kalau berselisih di atas ranjang aja. Bisa lebih liar melampiaskan emosi!" seru Amanda."Tutup mulutmu dasar perempuan jalang tahunya hanya urusan ranjang saja," bentak Mulan."Carlos, apa aku memuaskanmu di ranjang?" ucap Amanda."Tentu saja. Aku suka setiap gaya yang kamu gerakan diatas ranjang. Tapi aku menyukaimu kare
Rudi duduk di dekat Carlos dan Amanda. Dia tahu kalau kedatangannya tak diharapkan atau mungkin tidak diterima oleh Carlos."Carlos aku datang untuk meminta maaf padamu," ucap Rudi."Aku sudah bilang sudah menerima permintaan maafmu. Tapi aku sudah tidak mau lagi berteman denganmu!" seru Carlos.Mungkin ini adalah hukuman buat Rudi yang selalu membantu Amanda melakukan kejahatan. Dia juga kembali ingin menghancurkan kehidupan Carlos awalnya. Pantas saja Carlos tidak ingin mengenalnya lagi."Aku tahu Carlos kamu tidak akan sudi mengenalku lagi. Setidaknya aku lega karena kamu sudah memaafkan aku. Semoga kamu bahagia Carlos. Aku pamit kembali ke luar negeri," ucap Rudi.Carlos tak acuh tidak mau menggubris Rudi. Tapi Amanda memanggil Rudi untuk berhenti sebentar."Tunggu! Rudi kamu hati-hati dijalan ya. Aku mewakili Carlos mengucapkan ini. Kamu lelali gentle yang berani minta maaf saat salah. Semoga hidupmu juga bahagia!" tegas Amanda."Carlos kamu beruntung mendapatkan wanita seperti A
Nyonya Wiliam masih saja tidak terima dengan tertusuknya lengan tangan Carlos. Dia mengira kalau Amanda adalah pembawa bencana di kehidupan Carlos."Yang menusuk dengan pisau anakmu adalah Mulan. Bukan aku! Kenapa aku yang harus disalahkan?" tanya Amanda tegas."Karena kamu pembawa sial. Mulan tidak akan marah kalau kamu tidak memperovokasinya!" jawab Nyonya William.Amanda menyeringai tipis, ternyata Nyonya William ini sangat keras kepala. Dia tidak akan melihat sedikitpun Amanda yang bukan siapa-siapa ini. Dia akan tetap melihat siapa yang mempunyai kedudukan walau melakukan kesalahan."Nyonya Wiliam, aku harap kamu bisa membedakan mana yang benar dan salah. Aku yakin Nyonya William tahu maksud saya," ucap Amanda lalu keluar dari ruangan itu."Dasar perempuan pembawa sial. Gara-gara kamu putraku jadi celaka!" seru Nyonya Wiliam lagi.Carlos terlihat tak senang dengan tingkah mamanya. Dia sangat benci ketika ada yang memperlakukan kasar Amanda. Kenapa harus percaya pada omongan Mulan
Amanda menyunggingkan senyuman. Dia memang sengaja memberikan waktu untuk Carlos agar bisa berbicara dengan orang tuanya."Berbicara tentang apa yang kamu maksud? Apa kamu ingin aku segera melamarmu?" balas Carlos."Aku sengaja keluar dari ruangan itu karena aku yakin Ayahmu akan membicarakan hal penting denganmu!" seru Amanda.Tuan Wiliam yang mendengarnya tersenyum. Amanda memang wanita pengertian. Memang benar kok beliau ada hal penting yang akan di bicarakan dengan Carlos. Tapi istrinya mengacaukan segalanya. "Kamu ini peka sekali dengan keadaan. Carlos pulanglah hari ini, Ayah memang ingin berbicara serius padamu!" seru Tuan Wiliam."Pulanglah Carlos dan berbincanglah pada Ayahmu selagi dia masih ada. Jangan sampai kamu menyesal," ucap Amanda.Nyonya Wiliam sewot melihat tingkah Amanda yang sok bijak itu. Dia melengos saat mata mereka betatapan. "Alah, pandai sekali kamu cari muka pada suami dan anaku. Ketahuan banget kalau kamu itu wanita penggoda," celetuk Nyonya Wiliam."Hat
Tuan William menyeruput kopinya sebelum menjawab pertanyaan Carlos. Setelah meletakkan cangkirnya dia menatap wajah Carlos tajam dan mulai berbicara. "Aku sudah mendengar reputasi Amanda yang sangat baik di perusahaan. Aku juga dengar kalau desainnya menjadi favarit di kalangan kelas atas dan remaja. Di perusahaan dia hanya desainer biasa atau kepala divisi?" tanya Tuan William. "Dia hanya desainer biasa. Waktu itu hrd merekrutnya saat masih mahasiswa di lomba desain tingkat nasional," jawab Carlos. Orang tua itu mengangguk, dia sudah melihat segala informasi tentang diri Amanda. Padahal dia sedang berada di sisi Carlos saat ini untuk naik jabatan ataupun gaji yang besar itu sangat mudah. Tapi sepertinya Amanda tidak melakukan itu. "Apa dia tidak meminta untuk cepat menaikkan karirnya kepadamu?" tanya Tuan William. "Dia bilang tidak terbiasa bergantung pada lelaki. Padahal aku sudah menawarkan diri untuk menjadi sugar daddy padanya," jawab Carlos. "Haha ,,, Dia memang wanita
Carlos menggelengkan kepalanya dia belum pernah datang ke rumah keluarga Amanda. Dia berada di bali itu merantau untuk mencari pekerjaan. Orang tuanya berada di kampung halaman tidak berada di sini. "Aku belum pernah bertemu mereka karena tinggal di kampung. Mungkin dalam waktu dekat aku ingin ikut dia pulang mengunjungi orang tuanya," jawab Carlos. "Terserah kamu saja maunya bagaimana. Kamu sudah dewasa Ayah hanya akan mendukung dan menasehati jika kurang pas saat kamu betindak," balas Tuan Wiliam. Ayah dan anak itu semakin akrab saja mereka masih saja mengobrol di ruang keluarga. Bahkan Carlos mengobrol meminta pendapat tentang perusahaan kepada Ayahnya mumpung sedang berada di rumah dan mengobrol santai seperti ini. Carlos sangat menantikan suasana seperti ini santai dan tidak tegang seperti saat dia berbicara dengan mamanya. "Sudah jam dua pagi saja. Istirahatlah Carlos, besok kamu juga harus bekerja bukan?" tanya Tuan William. "Baik Ayah. Aku akan istirahat di kamarku," j
"Kamu sudah lama tidak pulang ke rumah. Pulanglah apa kamu tidak merindukan Ayah dan Ibu?" tanya Ibu Amanda. "Tapi aku belum bisa cuti dalam waktu dekat. Mungkin dua minggu lagi baru bisa pulang," jawab Amanda. Ibu Amanda terus mengoceh dan ingin Amanda segera pulang karena merindukannya. Amanda tetap tidak bisa mengabulkannya karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam dua minggu ini. "Jangan menunggu ibumu mati kamu baru pulang!" seru Ibu Amanda. "Aku janji dua minggu lagi akan mengambil cuti dan pulang untuk melepas rindu kepada Ibu," balas Amanda. Amanda mematikan teleponnya lalu dia kembali bekerja lagi. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres dari suara ibunya. Seperti dalam keadaan tertekan. Apa yang sebenarnya terjadi di kampung halamannya. Amanda menjadi pusing dan memegangi kepalanya. "Apa yang sedang kamu pikirkan Amanda?" tanya Carlos sambil memeluk Amanda dari belakang. "Lepaskan pelukanmu ini di ruang kerja yang berarti tempat umum. Semua orang
Carlos menenangkan Amanda. Dia lantas meminta Laila menyiapkan sopir untuk membawa mobil ke kampung halaman Amanda."Kapan bapak akan pergi?" tanya Laila."Sekarang juga. Kamu juga beritahu atasan Amanda kalau amanda akan ijin beberapa hari," jawab Carlos.Laila mengangguk lalu mengerjakan tugasnya dengan baik. Dia pergi ke ruangan Amanda membuatka izin untuknya sesuai dengan permiantaan Carlos. Sementara urusan perusahaan kalau ada persetujuan Carlos bisa di titipkan ke Laila atau Angga."Ayo kita berangkat, tidak usah khawatir aku membawa pengawal juga," ucap Carlos."Aku mengerti, terima kasih sudah mau membantuku," balas Amanda.Dalam perjalanan Amanda terlihat selalu gelisah tak menentu karena kepikiran ibunya terus. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh sang Ayah tiri sehingga membuatnya harus mencelakai ibu. Amanda juga diminta pulang sebenarnya ada apa. Biasanya dia juga tak pernah peduli dengab kehidupan Amanda."Carlos aku sangat takut. Terjadi apa-apa pada ibuku," ucap Amanda.