Laki-laki itu segera menghentikan kegitannya bersama Bian dan Biya. Ia segera memalingkan wajahnya ke arah Vier yang tengah berdiri tidak jauh darinya.“Opa, apa dia cantik?” tanya Vier dengan senyum di wajahnya.DEG!Tuan James tampak terdiam dengan netra membola. Mulutnya bahkan sudah membentuk huruf O melihat sosok yang tengah berdiri tidak jauh darinya. Laki-laki itu terlihat pias melihat seseorang yang masih berdiri dengan tatapan nanar di sisi Vier.“Opa, apa Bundaku sangat cantik? “ tanya Vier dengan nada penuh semangat.Dengan wajah gugup, Tuan James terpaksa mengangguk dan mengiyakan pertanyaan cucunya. Ia bahkan tidak menyangka kalau Vier putra dari Sonya.“Bunda, ayo aku perkenalkan dengan Opa. Bunda belum pernah bertemu dengan Opa, kan?” ucap Vier dengan senyum yang begitu tulus. Anak itu bahkan terlihat sangat senang ketika berhasil mempertemukan ibu dan kakeknya.Tanpa penolakan, Sonya mengikuti langkah kaki putranya. Wanita itu bahkan terlihat begitu canggung mendekati
“Sonya, siapa tamu istimewa kita, aku ingin segera bertemu dengannya!” ucap Oliver dengan nada penuh semangat. Laki-laki itu sudah tidak sabar ingin menemui tamu yang datang ke kediamannya.Oliver datang mendekat, seketika wajah laki-laki itu berubah pias menyadari sosok yang tengah berbincang dengan Sonya di sana.“A-ayah!” seru Oliver dengan tatapan tidak percaya. Laki-laki itu sangat terkejut dengan kedatangan Tuan James di sana.“Sonya, pergilah dan temani anak-anakmu. Ayah ingin berbicara dengan Oliver!” ucap laki-laki itu dengan nada dingin.“Tapi Ayah, aku masih ingin di sini!” rajuk Sonya dengan nada penuh permohonan.“Sonya, ada beberapa hal yang ingin Ayah bicarakan dengan Oliver. Apa kamu bisa meninggalkan kami berdua?” Tuan James memaksa Sonya untuk meninggalkan mereka. Ia ingin berbicara empat mata dengan Oliver.Dengan penuh rasa terpaksa, Sonya meninggalkan Tuan James dan Oliver. Wanita itu bergegas menuju ke ruangan bermain yang jaraknya tidak jauh dari sana. Ia memil
“Ayah!” seru Sonya dengan netra membola. Wanita itu segera berlari ke arah Tuan James dengan tubuh bergetar.“Ayah, tolong jangan lakukan hal itu. Aku mohon hentikan!” Sonya meminta ayahnya untuk menghentikan kegilaannya. Ia merasa tidak tega melihat Oliver yang sudah babak belur terkulai di hadapannya.“Sonya, biarkan aku memberikan pelajaran kepadanya. Dia benar-benar tidak tahu caranya berterima kasih. Aku membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, namun apa balasannya?” Tuan James berbicara dengan nada penuh amarah. Ia mencintai dan menyayangi Oliver, namun pengacara itu telah mematahkan hatinya.“Ayah, dia bisa mati dan anak-anakku akan kehilangan ayah kandungnya.” Sonya berbicara dengan nada penuh permohonan. Ia meminta Tuan James untuk melepaskan Oliver dan membiarkannya tetap hidup. Sonya bahkan berani berlutut dan memohon belas kasih dari ayah kandungnya.“Sonya, apa yang kamu lakukan?” tanya Tuan James dengan tatapan keheranan. Ia merasa terkejut melihat Sonya meminta
“Apa mereka tidak tahu kalau aku sedang bersenang-senang denganmu?” ucap Oliver dengan nada kesal. Ia benar-benar marah karena kesenangannya diganggu oleh seseorang yang tengah mengetuk pintu kamarnya.Sonya hanya terkikik melihat tingkah Oliver. Wanita itu segera bergegas untuk membuka pintu kamarnya.Ketika ia membuka pintu, seorang dokter tengah berdiri di hadapan Sonya. Ia tampak tersenyum manis dan menyapa Sonya dengan ramah.“Selamat sore, Nyonya!” ucap dokter itu dengan nada sopan.“Selamat sore, apa Anda dokter pribadi Tuan Oliver?” tanya Sonya dengan tatapan lekat. Ia harus memastikan kalau laki-laki itu adalah dokter pribadi calon suaminya.“Ya, saya dokter pribadi Tuan Oliver. Bagaimana kondisi Tuan Oliver sekarang?Apa saya boleh melihatnya?” tanya dokter itu dengan nada cemas. Ia sangat mengkhawatirkan kondisi laki-laki itu.“Silakan masuk, Tuan Oliver ada di dalam.” Sonya segera mengajak dokter itu masuk ke dalam. Ia mengantarkan laki-laki itu menemui Oliver yang tengah t
“James, apa yang terjadi? Kenapa wajahmu kusut sekali?” Alia tampak terkejut dengan kepulangan suaminya. Wanita itu merasa heran dengan sikap Tuan James yang terlihat begitu mencurigakan.“Aku lelah dan aku ingin beristirahat,” jawab Tuan James dengan nada ketus. Ia segera bergegas meninggalkan Alia yang masih berdiri dengan tatapan keheranan.“James, sebenarnya ada apa? Kenapa kamu bersikap seperti itu padaku? Apa kamu sedang ada masalah di kantor?” Alia tampak keheranan dengan perubahan sikap suaminya. Wanita itu bahkan merasa kalau Tuan James sedang tidak baik-baik saja.Tuan James segera masuk ke dalam kamar. Ia bergegas menuju ke wastafel dan membasuh wajahnya di sana. Sebagai seorang ayah, tentu laki-laki itu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, tidak terkecuali Sonya. Tuan James bahkan sudah berharap kalau Sonya kelak akan menjadi penerusnya dalam menangani perusahaan miliknya.“Oliver, aku sungguh sangat menyayangimu dan aku berharap banyak padamu. Aku pikir, kamu aka
“Dia adalah James Bogan!” ucap Sonya dengan tatapan lurus ke depan.DEG!Laki-laki itu terdiam dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana mungkin seorang James Bodgan tega melakukan hal gila seperti ini? Ia bahkan masih belum yakin dengan ucapan wanita yang tengah berdiri di hadapannya.“N-nona, apa yang Anda maksud adalah Tuan James?” tanya Lorenzo dengan tatapan tidak percaya. Laki-laki itu bahkan terlihat sangat syok mendengar jawaban dari Sonya.“Ya, kamu benar. Dialah yang sudah membuat Oliver terbaring di atas ranjang. Jadi, apa kamu masih berani mematahkan kaki dan tangannya? Apa kamu masih ingin menghajarnya?” tanya Sonya dengan tatapan yang begitu lekat.Lorenzo hanya terdiam dengan wajah tertunduk. Sonya benar, apa mungkin dirinya berani melakukan hal gila kepada Tuan James. Setelah bertahun-tahun dirinya mengabdi di keluarga Bodgan, rasanya tidak mungkin dirinya berani bersikap kurang ajar kepada sang tuan besar.“Bagaimana? Apa kamu masih ingin menghajar ayahku?” tanya Sonya
Sesampainya di ruang tamu, Sonya dan Zack tampak terkejut. Mereka kini terdiam dengan netra membola.“Dia!” lirih Zack tatapan yang begitu tajam.“Selamat datang di rumah kami,” ucap Sonya dengan nada ramah. Ia tahu kalau perempuan itu tengah mencari Oliver, mengingat mereka pernah memiliki hubungan yang sangat dekat.Wanita itu mengangguk dengan penuh kecanggungan. Ia tidak menyangka kalau dirinya akan kembali bertemu dengan laki-laki yang kini berdiri di hadapannya.“Sonya, aku ingin bertemu dengan Oliver!” ucap Yura dengan nada dingin. Ia bahkan sengaja memalingkan wajahnya ketika tatapannya bertemu dengan Zack.“Oliver sedang sakit dan sepertinya aku harus meminta izin kepadanya, supaya tidak mengganggu waktu istirahatnya.” Sonya berbicara dengan nada ramah. Ia berusaha bersikap profesional di hadapan Yura.“Sakit? Sakit apa? Aku tahu, kamu tidak dapat menjaga Oliver dengan baik dan sekarang dia jatuh sakit.” Yura berbicara dengan nada penuh penekanan. Ia tampak marah kepada Sonya
“Will you marry me?” ucap Zack dengan tatapan sendu. Laki-laki itu mencoba memberanikan diri mengungkapkan perasaannya kepada wanita yang masih terdiam di hadapannya. Ia bahkan tidak peduli dengan tatapan sinis yang dilontarkan oleh Yura.“Aku ulangi sekali lagi, will you marry me?” tanya Zack dengan tatapan lekat.“Plak!” sebuah tamparan mendarat di pipi Zack. Yura tampak begitu murka ketika mendengar ucapan Zack. Jujur, sampai kapan pun ia tidak akan memaafkan dirinya yang telah menghabiskan malam bersama Zack.“Jangan mimpi dan jangan pernah berharap aku akan menerima ajakan gilamu. Lupakan kejadian malam itu dan jangan pernah mengungkit-ungkitnya lagi. Aku benar-benar muak denganmu. Aku harap, kamu segera enyah dari kehidupanku!” Yura berbicara dengan tangis yang tertahan. Ia benar-benar marah dengan sikap yang ditunjukkan oleh Zack. Bagaimana pun, ia tidak mungkin menerima cinta laki-laki itu.“Nona, sekuat apa pun Anda menolak, Anda tidak dapat menghapus segala yang sudah terjad