“Will you marry me?” ucap Zack dengan tatapan sendu. Laki-laki itu mencoba memberanikan diri mengungkapkan perasaannya kepada wanita yang masih terdiam di hadapannya. Ia bahkan tidak peduli dengan tatapan sinis yang dilontarkan oleh Yura.“Aku ulangi sekali lagi, will you marry me?” tanya Zack dengan tatapan lekat.“Plak!” sebuah tamparan mendarat di pipi Zack. Yura tampak begitu murka ketika mendengar ucapan Zack. Jujur, sampai kapan pun ia tidak akan memaafkan dirinya yang telah menghabiskan malam bersama Zack.“Jangan mimpi dan jangan pernah berharap aku akan menerima ajakan gilamu. Lupakan kejadian malam itu dan jangan pernah mengungkit-ungkitnya lagi. Aku benar-benar muak denganmu. Aku harap, kamu segera enyah dari kehidupanku!” Yura berbicara dengan tangis yang tertahan. Ia benar-benar marah dengan sikap yang ditunjukkan oleh Zack. Bagaimana pun, ia tidak mungkin menerima cinta laki-laki itu.“Nona, sekuat apa pun Anda menolak, Anda tidak dapat menghapus segala yang sudah terjad
Sonya segera melepaskan genggaman tangannya dari Oliver, ia bahkan tampak terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan. Wanita itu bahkan sudah bersiap untuk menerima kenyataan yang mungkin lebih menyakitkan saat ini.Hal ini juga ditunjukkan oleh Zack, laki-laki itu terdiam dengan netra membola. Apa jangan-jangan anak yang dikandung oleh Yura adalah benihnya? Kalau benar, ia harus menemui Yura dan membicarakan hal penting ini dengannya.“M-maksud kamu apa Oliver? Apa Yura sedang hamil?” tanya Zack dengan nada penuh rasa penasaran. Ia bahkan sudah tidak sabar mendengar penjelasan dari Oliver.“Ya, Yura sedang mengandung dan aku tidak tahu siapa laki-laki yang sudah menghamilinya. Beberapa hari yang lalu, Yura sempat ingin mengakhiri hidup karena tekanan demi tekanan yang datang kepadanya. Aku benar-benar merasa iba dan kasihan padanya.” Oliver bernicara dengan tatapan sendu. Laki-laki itu seolah ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh Yura.“Apa kamu tidak tahu siapa laki-laki yan
“James, kamu mau ke mana?” Alia bertanya dengan tatapan keheranan. Wanita itu bahkan tengah menyiapkan sarapan untuk suaminya.“Alia, aku harus segera tiba di kantor lebih awal. Jadi, aku minta maaf karena tidak bisa menemanimu sarapan.” James berbicara dengan nada tergesa. Laki-laki itu segera bergegas meninggalkan istrinya yang masih terdiam dengan tatapan penuh tanda tanya.“James, tunggu, apa kamu harus pergi sepagi ini? Aku bahkan ingin menyampaikan hasil pemeriksaan dokter mengenai kondisi kesehatanku dan aku ingin kamu mendengarnya.” Alia berusaha menahan James dan meminta laki-laki itu tetap tinggal di sana bersamanya. Ia bahkan sudah menyiapkan sarapan untuk suaminya.“Alia, tolong pahami ucapanku. Aku tidak mungkin mengecewakan klien-klienku. Aku bahkan harus memimpin rapat dan seharusnya kamu tahu apa yang menjadi tanggung jawabku.” James tetap bersikeras untuk meninggalkan Alia. Laki-laki itu sedang tidak ingin berdebat dengan istrinya.Alia hanya terdiam dengan perasaan t
“Dayana, kalau kamu akan menjadi satu-satunya wanita di dalam hidupku, apa kamu akan menerimaku seperti dulu?” tanya Tuan James dengan tatapan yang begitu lekat.Dayana terdiam dan mengembuskan napas kasar. Wanita itu bangkit dan menjauh dari sosok suaminya. Ia tahu, pertanyaan itu tidak akan merubah apa pun. Dayana bahkan sudah belajar untuk merelakan semua yang terjadi kepada dirinya.“Dayana, aku tidak akan memaksamu untuk memberikan jawaban padaku. Hanya saja, aku semakin tertekan ketika bersama Alia. Ragaku memang di sana, tapi hatiku tidak.” Tuan James berbicara dengan netra mengembun. Ia tahu kalau Dayana juga memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.“James, pikirkan Alia. Bagaimanapun, dia adalah pendampingmu yang sekarang. Aku hanya mendoakan yang terbaik untuk rumah tangga kalian.” Nyonya Dayana berbicara dengan tatapan lekat. Ia meminta Tuan James lebih memperhatikan Alia dibanding dirinya.“Ya, aku tahu kalau Alia memang pendampingku yang sekarang, namun sampai kapan ka
“Nona, kamu boleh menghina dan merendahkanku sesuka hatimu, tapi ada satu hal yang tidak dapat kamu pungkiri. Aku adalah Ayah dari bayi yang sedang kamu kandung. Jadi, tidak ada alasan untuk membiarkan dia terlahir tanpa seorang ayah,” jawab Zack dengan nada serius.DEG!“A-apa maksudmu?” tanya Yura dengan nada gugup. Ia bahkan terlihat tidak suka dengan ucapan Zack.“Yura, jangan berpura-pura. Aku tahu kalau kamu sedang mengandung benihku. Jadi, biarkan aku bertanggung jawab padamu. Kehamilanmu adalah alasan terkuat untukku.” Zack berbicara dengan tatapan serius. Laki-laki itu ingin membuktikan kalau dirinya tidak main-main dengan perkataannya.“Jangan berbicara yang tidak-tidak. Lebih baik kamu pergi dan tinggalkan tempat ini. Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!” Yura tampak marah. Wanita itu berusaha mengusir Zack dari apartemennya.“Maaf, aku tidak akan pergi sebelum kamu menjawab pertanyaanku, Nona. Apa anak itu adalah darah dagingku?” Zack bertanya dengan tatapan penuh harap.
“Makanlah, apa mau aku suapi?” tanya Zack dengan nada penuh kelembutan.“T-tidak, aku tidak lapar dan jangan sekali-kali memaksaku lagi!” ucap Yura dengan nada sinis. Wanita itu bahkan memalingkan wajahnya dari Zack.“Aku tahu kalau Nona lapar dan sebaiknya makanlah segera. Kasihan bayi Anda dan dia pasti membutuhkan asupan nutrisi.” Zack berusaha membujuk Yura untuk memakan sup buatannya. Namun, wanita itu tetap tegas menolak tawaran Zack.“Aku bilang jangan memaksaku dan sekarang tinggalkan aku sendiri. Kalau kamu benar-benar memperhatikan kesehatan mentalku, tolong tinggalkan aku dan jangan pernah kembali lagi!” Yura berteriak dengan nada kencang. Ia bahkan mengusir Zack dari apartemennya. Wanita itu benar-benar muak dengan keberadaan laki-laki itu di sana.“Nona, aku akan pergi kalau Anda sudah memakan sup buatanku. Anda tampak sangat lemah dan aku berkewajiban memastikan kondisi Anda baik-baik saja.” Zack berbicara dengan tatapan lekat. Ia tahu kalau Yura tengah membencinya.“Tol
Tiba-tiba ponsel Yura bergetar. Wanita itu bergegas meraih ponsel yang berada di atas nakas. Seketika wajahnya tampak pias ketika melihat sosok yang tengah menghubunginya.“Hallo,” sapa Yura dengan suara bergetar.“Hallo, Yura. Bagaimana kabarmu? Lusa Ayah sudah sampai di Indonesia. Ayah ingin sekali memelukmu. Setelah menyelesaikan perjalanan bisnis, Ayah sudah tidak sabar bertemu denganmu!” ucap laki-laki itu dengan nada bahagia. Setelah beberapa bulan berpisah, Tuan Yoshio merasa bahagia karena akan berjumpa dengan anak semata wayangnya.“K-kabarku baik, Ayah. Aku juga merasa bahagia mendengar kabar kepulangan Ayah.” Yura berbicara dengan netra berbinar. Ia tampak sengaja menyembunyikan kesedihannya kepada Tuan Yoshio.“Yura, bagaimana rencana pernikahanmu dengan Oliver? Ayah sudah tidak sabar ingin melihatmu memakai gaun pernikahan. Itu adalah impian terbesar Ayah selama ini,” ucap Tuan Yoshio dengan penuh keharuan.“Semuanya baik-baik saja. Ayah tidak usah mencemaskanku.” Yura be
“Apa yang ingin Ayah sampaikan kepada kami?” tanya Oliver dengan tatapan penuh rasa penasaran. Ia benar-benar tidak sabar mendengar ucapan Tuan James yang tengah duduk di hadapannya.“Oliver, Sonya, kami sudah memutuskan semua untuk kebaikan kalian. Kami juga sudah berbicara dari hati ke hati mengenai kelanjutan hubungan kalian. Sebagai orang tua, kami tentu menginginkan yang terbaik untuk kalian dan sekarang, kami sudah memutuskan untuk segera menikah kalian!” ucap Tuan James dengan nada serius. Laki-laki itu bahkan berbicara dengan tatapan yang begitu tajam.DEG!“A-apa? Menikah? Apa ini bukan lelucon? Atau aku sedang bermimpi?” ucap Oliver dengan netra membola. Laki-laki itu bahkan tidak menyangka kalau Tuan James dan Nyonya Dayana sepakat untuk menikahkan mereka.“Tidak, ini bukan mimpi dan kami sudah memikirkan semuanya. Tuan James akan berbicara dengan Alia mengenai rencana ini, namun kami hanya berharap kalian akan tetap bersama selamanya. Sepahita dan sebesar apa pun cobaan ya