“Apa mereka tidak tahu kalau aku sedang bersenang-senang denganmu?” ucap Oliver dengan nada kesal. Ia benar-benar marah karena kesenangannya diganggu oleh seseorang yang tengah mengetuk pintu kamarnya.Sonya hanya terkikik melihat tingkah Oliver. Wanita itu segera bergegas untuk membuka pintu kamarnya.Ketika ia membuka pintu, seorang dokter tengah berdiri di hadapan Sonya. Ia tampak tersenyum manis dan menyapa Sonya dengan ramah.“Selamat sore, Nyonya!” ucap dokter itu dengan nada sopan.“Selamat sore, apa Anda dokter pribadi Tuan Oliver?” tanya Sonya dengan tatapan lekat. Ia harus memastikan kalau laki-laki itu adalah dokter pribadi calon suaminya.“Ya, saya dokter pribadi Tuan Oliver. Bagaimana kondisi Tuan Oliver sekarang?Apa saya boleh melihatnya?” tanya dokter itu dengan nada cemas. Ia sangat mengkhawatirkan kondisi laki-laki itu.“Silakan masuk, Tuan Oliver ada di dalam.” Sonya segera mengajak dokter itu masuk ke dalam. Ia mengantarkan laki-laki itu menemui Oliver yang tengah t
“James, apa yang terjadi? Kenapa wajahmu kusut sekali?” Alia tampak terkejut dengan kepulangan suaminya. Wanita itu merasa heran dengan sikap Tuan James yang terlihat begitu mencurigakan.“Aku lelah dan aku ingin beristirahat,” jawab Tuan James dengan nada ketus. Ia segera bergegas meninggalkan Alia yang masih berdiri dengan tatapan keheranan.“James, sebenarnya ada apa? Kenapa kamu bersikap seperti itu padaku? Apa kamu sedang ada masalah di kantor?” Alia tampak keheranan dengan perubahan sikap suaminya. Wanita itu bahkan merasa kalau Tuan James sedang tidak baik-baik saja.Tuan James segera masuk ke dalam kamar. Ia bergegas menuju ke wastafel dan membasuh wajahnya di sana. Sebagai seorang ayah, tentu laki-laki itu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, tidak terkecuali Sonya. Tuan James bahkan sudah berharap kalau Sonya kelak akan menjadi penerusnya dalam menangani perusahaan miliknya.“Oliver, aku sungguh sangat menyayangimu dan aku berharap banyak padamu. Aku pikir, kamu aka
“Dia adalah James Bogan!” ucap Sonya dengan tatapan lurus ke depan.DEG!Laki-laki itu terdiam dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana mungkin seorang James Bodgan tega melakukan hal gila seperti ini? Ia bahkan masih belum yakin dengan ucapan wanita yang tengah berdiri di hadapannya.“N-nona, apa yang Anda maksud adalah Tuan James?” tanya Lorenzo dengan tatapan tidak percaya. Laki-laki itu bahkan terlihat sangat syok mendengar jawaban dari Sonya.“Ya, kamu benar. Dialah yang sudah membuat Oliver terbaring di atas ranjang. Jadi, apa kamu masih berani mematahkan kaki dan tangannya? Apa kamu masih ingin menghajarnya?” tanya Sonya dengan tatapan yang begitu lekat.Lorenzo hanya terdiam dengan wajah tertunduk. Sonya benar, apa mungkin dirinya berani melakukan hal gila kepada Tuan James. Setelah bertahun-tahun dirinya mengabdi di keluarga Bodgan, rasanya tidak mungkin dirinya berani bersikap kurang ajar kepada sang tuan besar.“Bagaimana? Apa kamu masih ingin menghajar ayahku?” tanya Sonya
Sesampainya di ruang tamu, Sonya dan Zack tampak terkejut. Mereka kini terdiam dengan netra membola.“Dia!” lirih Zack tatapan yang begitu tajam.“Selamat datang di rumah kami,” ucap Sonya dengan nada ramah. Ia tahu kalau perempuan itu tengah mencari Oliver, mengingat mereka pernah memiliki hubungan yang sangat dekat.Wanita itu mengangguk dengan penuh kecanggungan. Ia tidak menyangka kalau dirinya akan kembali bertemu dengan laki-laki yang kini berdiri di hadapannya.“Sonya, aku ingin bertemu dengan Oliver!” ucap Yura dengan nada dingin. Ia bahkan sengaja memalingkan wajahnya ketika tatapannya bertemu dengan Zack.“Oliver sedang sakit dan sepertinya aku harus meminta izin kepadanya, supaya tidak mengganggu waktu istirahatnya.” Sonya berbicara dengan nada ramah. Ia berusaha bersikap profesional di hadapan Yura.“Sakit? Sakit apa? Aku tahu, kamu tidak dapat menjaga Oliver dengan baik dan sekarang dia jatuh sakit.” Yura berbicara dengan nada penuh penekanan. Ia tampak marah kepada Sonya
“Will you marry me?” ucap Zack dengan tatapan sendu. Laki-laki itu mencoba memberanikan diri mengungkapkan perasaannya kepada wanita yang masih terdiam di hadapannya. Ia bahkan tidak peduli dengan tatapan sinis yang dilontarkan oleh Yura.“Aku ulangi sekali lagi, will you marry me?” tanya Zack dengan tatapan lekat.“Plak!” sebuah tamparan mendarat di pipi Zack. Yura tampak begitu murka ketika mendengar ucapan Zack. Jujur, sampai kapan pun ia tidak akan memaafkan dirinya yang telah menghabiskan malam bersama Zack.“Jangan mimpi dan jangan pernah berharap aku akan menerima ajakan gilamu. Lupakan kejadian malam itu dan jangan pernah mengungkit-ungkitnya lagi. Aku benar-benar muak denganmu. Aku harap, kamu segera enyah dari kehidupanku!” Yura berbicara dengan tangis yang tertahan. Ia benar-benar marah dengan sikap yang ditunjukkan oleh Zack. Bagaimana pun, ia tidak mungkin menerima cinta laki-laki itu.“Nona, sekuat apa pun Anda menolak, Anda tidak dapat menghapus segala yang sudah terjad
Sonya segera melepaskan genggaman tangannya dari Oliver, ia bahkan tampak terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan. Wanita itu bahkan sudah bersiap untuk menerima kenyataan yang mungkin lebih menyakitkan saat ini.Hal ini juga ditunjukkan oleh Zack, laki-laki itu terdiam dengan netra membola. Apa jangan-jangan anak yang dikandung oleh Yura adalah benihnya? Kalau benar, ia harus menemui Yura dan membicarakan hal penting ini dengannya.“M-maksud kamu apa Oliver? Apa Yura sedang hamil?” tanya Zack dengan nada penuh rasa penasaran. Ia bahkan sudah tidak sabar mendengar penjelasan dari Oliver.“Ya, Yura sedang mengandung dan aku tidak tahu siapa laki-laki yang sudah menghamilinya. Beberapa hari yang lalu, Yura sempat ingin mengakhiri hidup karena tekanan demi tekanan yang datang kepadanya. Aku benar-benar merasa iba dan kasihan padanya.” Oliver bernicara dengan tatapan sendu. Laki-laki itu seolah ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh Yura.“Apa kamu tidak tahu siapa laki-laki yan
“James, kamu mau ke mana?” Alia bertanya dengan tatapan keheranan. Wanita itu bahkan tengah menyiapkan sarapan untuk suaminya.“Alia, aku harus segera tiba di kantor lebih awal. Jadi, aku minta maaf karena tidak bisa menemanimu sarapan.” James berbicara dengan nada tergesa. Laki-laki itu segera bergegas meninggalkan istrinya yang masih terdiam dengan tatapan penuh tanda tanya.“James, tunggu, apa kamu harus pergi sepagi ini? Aku bahkan ingin menyampaikan hasil pemeriksaan dokter mengenai kondisi kesehatanku dan aku ingin kamu mendengarnya.” Alia berusaha menahan James dan meminta laki-laki itu tetap tinggal di sana bersamanya. Ia bahkan sudah menyiapkan sarapan untuk suaminya.“Alia, tolong pahami ucapanku. Aku tidak mungkin mengecewakan klien-klienku. Aku bahkan harus memimpin rapat dan seharusnya kamu tahu apa yang menjadi tanggung jawabku.” James tetap bersikeras untuk meninggalkan Alia. Laki-laki itu sedang tidak ingin berdebat dengan istrinya.Alia hanya terdiam dengan perasaan t
“Dayana, kalau kamu akan menjadi satu-satunya wanita di dalam hidupku, apa kamu akan menerimaku seperti dulu?” tanya Tuan James dengan tatapan yang begitu lekat.Dayana terdiam dan mengembuskan napas kasar. Wanita itu bangkit dan menjauh dari sosok suaminya. Ia tahu, pertanyaan itu tidak akan merubah apa pun. Dayana bahkan sudah belajar untuk merelakan semua yang terjadi kepada dirinya.“Dayana, aku tidak akan memaksamu untuk memberikan jawaban padaku. Hanya saja, aku semakin tertekan ketika bersama Alia. Ragaku memang di sana, tapi hatiku tidak.” Tuan James berbicara dengan netra mengembun. Ia tahu kalau Dayana juga memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.“James, pikirkan Alia. Bagaimanapun, dia adalah pendampingmu yang sekarang. Aku hanya mendoakan yang terbaik untuk rumah tangga kalian.” Nyonya Dayana berbicara dengan tatapan lekat. Ia meminta Tuan James lebih memperhatikan Alia dibanding dirinya.“Ya, aku tahu kalau Alia memang pendampingku yang sekarang, namun sampai kapan ka