“Baiklah kalau itu yang kamu inginkan dariku, mari kita habiskan malam ini dengan percintaan yang sangat indah. Aku akan memenuhi semua permintaanmu!” bisik laki-laki itu dengan netra menggelap. Yura tampak tersenyum sambil mengalungkan kedua tangannya di leher laki-laki itu dan sudah tidak sabar ingin mengarungi malam yang indah bersama pria yang menjadi tunangannya.“Oliver, lakukan sekarang, aku bahkan sudah tidak sabar ingin menjadi milikmu seutuhnya. Aku ingin, ketika esok hari membuka mata. Kamu adalah orang pertama yang aku lihat di sampingku!” bisik Yura dengan gejolak yang semakin menggelegak. Wanita itu segera berbaring dan bersiap menyambut sentuh dari kekasih hatinya.Laki-laki itu tampak tersenyum ketika Yura membelai pipinya. Ia bahkan sudah tidak mampu mengendalikan diri dan meraup bibir Yura dengan pagutan yang begitu liar dan panas.Tubuh keduanya menegang, Yura bahkan semakin mengeratkan pelukannya dan menginginkan hal lebih dari laki-laki yang tengah mengungkung di
“Yura, kamu sedang berada di mana?” tanya Oliver dengan nada menyelidik. Laki-laki itu lamat-lamat mendengar suara seseorang di belakang sana.Yura tampak terkejut dengan pertanyaan Oliver. Wanita itu tampak pias dengan dada yang bergetar hebat.“Yura, apa kamu mendengarku? Kamu di mana?” tanya Oliver dengan nada menuntut. Ia merasa kesal ketika Yura tidak kunjung menjawab pertanyaannya.“A-aku sedang berada di rumah temanku. Semoga perjalananmu menyenangkan!” jawab Yura dengan nada gugup. Ia segera mengakhiri pembicaraannya dengan Oliver dan mengembuskan napas lega.Yura melirik ke arah laki-laki yang tengah duduk bersandar ke kepala ranjang. Laki-laki itu tengah mengamati gerak-geriknya dengan tatapan yang begitu lekat.“A-apa yang terjadi semalam?” tanya Yura dengan tatapan yang begitu tajam. Ia bahkan tampak kecewa ketika menyadari laki-laki yang duduk di sampingnya bukanlah Oliver.“Apa yang terjadi semalam? Tanpa bertanyapun, seharusnya kamu sudah dapat mengira apa yang sudah k
“Rahasia? Rahasia apa?” tanya Oliver dengan tatapan terkejut. Ia tidak pernah menyangka kalau seorang James Bodgan memiliki masa lalu yang selama ini ia sembunyikan darinya.Tuan James menghelan napas panjang sebelum membuka rahasia masa lalunya kepada Oliver. Laki-laki itu bahkan sudah siap, kalau Oliver akan mencaci dan membenci dirinya.“Oliver, apapun yang kamu dengar dariku, semoga tidak akan merubah rasa sayangmu kepada keluarga kita. Bagaimanapun, kamu adalah putra kami dan kami sangat menyayangimu,” ucap Tuan James dengan tatapan lekat.Oliver hanya terdiam dan merasa heran dengan rahasia yang akan diungkapkan oleh laki-laki itu.“Ayah, sebenarnya ada apa? kenapa Ayah memintaku untuk pulang?” Oliver bertanya dengan tatapan penuh kelembutan. Laki-laki itu merasa penasaran gerak-gerik yang ditunjukkan oleh Tuan James.“Oliver, Ayah memiliki cerita masa lalu yang begitu kelam. Ayah sadar, ini semua salah Ayah. Kalau saja Ayah tidak gegabah dan percaya begitu saja kepada mendian
“Oliver, Ayah sangat bangga kepadamu. Ayah harap, dalam waktu dekat, kamu akan membawa Sonya pulang ke sini!” ucap Tuan James dengan tatapan penuh harap.Oliver hanya mengangguk dan tidak banyak berbicara dengan Tuan James. Ia masih memikirkan perlakukan buruknya kepada Sonya di masa lalu. Apa yang akan Sonya katakan kepada Tuan James mengenai sikapnya? Apa Tuan James akan mencoretnya dari daftar keluarga? Tidak, itu tidak boleh terjadi. Oliver bahkan sudah menganggap Tuan James dan Alia sebagai orang tuanya. Ia bahkan sangat menyayangi mereka dan rela melakukan apa saja untuk membahagiakan kedunya.“Sekarang, Ayah sudah merasa lega, setelah berkata jujur kepadamu. Ayah bahkan sudah merasa lebih tenang, ketika mengungkap semua rahasia Ayah di masa lalu.” Tuan James tampak mengembuskan napas lega ketika ia menceritakan rahasianya kepada Oliver.“Ayah, apa Anda tahu, di mana keberadaan Sonya?” tanya Oliver dengan tatapan menyelidik.Tuan James segera bangkit dan mengembuskan napas kasa
“D-dia!” lirih Zack sambil menghentikan laju mobilnya. Netranya terbelalak melihat sosok yang tengah melintas di sana.Untuk beberapa saat, laki-laki itu terdiam sambil menghentikan laju mobilnya. Hal itu tentu memancing rasa penasaran Vier dan ketiga saudara kembarnya.“Uncle Zack, ada apa? Mobil di belakang kita sudah membunyikan klakson terus menerus!” seru Vier sambil menepuk bahu laki-laki itu.Zack yang terkejut hanya menggeleng dan melajukan mobilnya. Ia hanya mengembuskan napas kasar ketika ia menyadari kalau yang ia lihat hanyalah bayangan semata.“Uncle Zack, apa Anda sedang kurang enak badan?” tanya Biya dengan tatapan penuh perhatian. Anak itu sangat menyayangi laki-laki itu sehingga kerap memberikan perhatian kepada Zack.“Tidak, Uncle baik-baik saja. Setelah pulang sekolah, jangan lupa ganti baju, cuci kaki dan segera tidur siang. Bunda pasti akan sangat marah kalau kamu tidak mematuhi peraturan yang ada di rumah!” Zack mengingatkan ketiga anak itu untuk tidur siang sete
Pagi-pagi sekali, Oliver sudah bangun dan bersiap untuk pergi ke firma hukum miliknya. Ia bergegas mengambil gawainya yang berada di atas nakas. Hampir semalaman, laki-laki itu tidak dapat memejamkan mata memikirkan kesalahannya kepada Sonya.Kenapa ia terlalu gegabah dan menuduh Dayana yang tidak-tidak? Kenapa dia justru menyakiti Sonya dengan keji? Apa Tuan James akan memaafkan dirinya, kalau tahu putri yang sangat ia sayangi, ternyata telah dinodai oleh Oliver? Tidak, Oliver tidak dapat membayangkan kebencian seperti apa yang akan dilakukan oleh ayah angkatnya. Selama ini, laki-laki itu selalu saja membanggakan dirinya dan menganggap Oliver adalah sosok yang mendatangkan kebahagiaan di dalam keluarga Bodgan. Namun, tanpa mereka tahu, Oliver adalah pria bejat yang telah menghancurkan hati Dayana.Oliver kembali mengembuskan napas kasar. Laki-laki itu meraih ponsel miliknya yang berada di datas nakas dan menghubungi kekasihnya. Setelah menunggu beberapa lama, laki-laki itu tampak kec
Oliver baru saja sampai di firma hukum miliknya. Laki-laki itu segera turun dari mobil dan memasuki bangunan yang cukup megah. Sebagai pengacara muda yang sukses, ia bahkan telah memiliki segalanya. Karier yang cemerlang, popularitas dan kekayaan yang tak terhingga. Hanya saja, Oliver belum mau berkeluarga. Laki-laki itu masih nyaman bergelut dengan perkara yang menumpuk.“Selamat pagi, Tuan!” sapa dua orang pengacara junior yang tengah magang di tempatnya.“Selamat pagi!” jawab Oliver dengan nada penuh wibawa. Laki-laki itu mengangguk dan berlalu dari hadapan kedua wanita yang tengah menatapnya dengan penuh kekaguman. Sebagai seorang pengacara muda, Oliver bahkan kerap digilai oleh para wanita. Baik yang masih lajang atau yang sudah pernah berkeluarga. Kesuksesan yang direguk, seakan menjadi magnet tersendiri bagi mereka.“Sungguh beruntung sekali wanita yang akan menjadi pasangan Tuan Oliver. Kalau saja aku yang menjadi tunangannya, aku pasti tidak akan melepaskan Tuan Oliver,” ucap
Hari sudah menjelang sore, Oliver baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Laki-laki itu segera merapikan berkas-berkas yang ada di meja kerjanya dan memberikannya kepada Lorenzo.“Lo, tolong simpan berkas-berkas ini, aku harus membeli sesuatu untuk menyambut kepulangan ibuku di rumah,” ucap Oliver dengan nada penuh semangat. Laki-laki itu tampak tersenyum bahagia membayangkan pertemuannya dengan Alia. Setelah menunggu bertahun-tahun, akhirnya wanita itu akan kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga kecilnya.“Baik, Tuan,” jawab Lorenzo dengan nada patuh. Laki-laki itu segera bergegas menyimpan berkas-berkas penting yang terletak di meja tuannya.Setelah selesai, mereka berdua keluar dari ruangan dan menuju ke ke sebuah tempat perbelanjaan yang sangat terkenal. Oliver ingin membelikan hadiah spesial untuk wanita yang sudah mengasuh dan memberikan banyak cinta kepadanya.Sepanjang jalan, laki-laki itu tampak tersenyum bahagia. Ia bahkan sudah tidak sabar ingin memeluk dan mengucapka