Share

Bab 233

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-04 18:23:19

"Agung, bagaimana istriku?" Pras baru saja terjaga dan langsung menghubungi Agung. Ia sempat tertidur beberapa jam di villa siang itu. Tubuhnya sangat lelah dan letih. Ia juga perlu menjernihkan pikirannya. Apalagi saat ini Sera belum bisa mengingat siapa dirinya. Satu hal yang cukup berat untuknya

"Pak Tirta, ternyata yang diingat Sera adalah masa ketika kami belum menikah," jelas Agung.

"Ah, syukurlah." Pras menghela napas panjang. Ada kelegaan dalam hatinya. Setidaknya, Sera tidak akan menganggap Agung sebagai suaminya.

"Oh ya, Pak, sebentar lagi Sera sudah akan dipindahkan ke ruang perawatan. Jika hari ini kondisinya masih stabil, bisa dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta." jelas Agung lagi.

"Baiklah. Tunggu Aku. Sebentar lagi aku ke sana."

Pras menutup ponselnya, lalu bersiap-siap untuk kembali ke rumah sakit. Ia sedikit lebih tenang karena semua kontrak kerjanya dengan beberapa perusahaan iklan sudah ia bereskan. Pras memang sedikit kerepotan karena tidak punya asisten.

D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Yarniawal
makin seru ceritanya
goodnovel comment avatar
Just Rara
sabar ya pras,semoga serani cepat pulih dan ingat km sm anak2 nya lagi
goodnovel comment avatar
Aunty
saya suka pras & serani
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 234

    "Agung, mulai hari ini, kamu aku angkat jadi asisten pribadiku." Pras bicara cukup serius. Belakangan ini ia kerepotan mengurus beberapa kontrak kerja dari perusahaan iklan. Ia juga perlu seseorang untuk mengurus semua keperluannya. Saat ini hanya Agung yang bisa ia percaya. "Baik, Pak Tirta. Apa yang harus saya lakukan?" Wajah Agung tampak berseri-seri. Dengan pekerjaannya yang baru ini pasti gaji yang ia dapat akan lebih besar. "Saya akan email beberapa kontrak yang harus kamu urus. Saya mau fokus menjaga Sera hingga sembuh. Pastikan dalam dua bulan ini tidak terima job dulu." Agung mengangguk. Ia baru saja tiba sepuluh menit yang lalu di rumah sakit dan langsung menemui Pras di ruang VIP."Mas Agung ... !" Dua pria yang sedang duduk di sofa itu seketika menoleh mendengar suara Serani memanggil. Agung memandang Pras takut-takut. Dia ingin sekali menghampiri Serani, tapi ia khawatir Pras tidak memberi izin. "Kamu hampiri Sera, katakan yang sebenarnya pada dia. Tapi, jangan mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 235

    "Sayang, tadi dokter bilang kamu harus kasih bayi kita ASI. Memangnya kamu nggak kasian dengan baby Raja?" Suara Pras kini lebih memiliki penekanan. Pria itu terkejut saat mendengar kata tidak dari Serani. "Tapi ... bagaimana caranya?" Sera tampak bingung. Sementara bayinya sudah mulai menggeliat di pangkuannya. "Maaf, Sayang. Aku sering lihat kamu waktu menyusui Pangeran. Bagaimana kalau aku bantu?" Pras lebih mendekat, kedua tangannya mulai mengarah pada bayi mereka. "Jangan ...!" Sontak Sera berteriak hingga bayi mereka terkejut dan menangis. Pras tersentak. Kenapa ia lupa kalau Sera sedang lupa ingatan. Ia segjƙkpuiera melangkah mundur, lalu menekan bel untuk memanggil perawat. "Aduh, bagaimana ini? Dia nangis ..." Sera tampak panik, sekilas ia memandang Pras dengan tatapan memohon. "Sabar, Sayang. Sebentar lagi perawat datang. Sini biar aku gendong!" Pras meraih bayi Raja dari pangkuan Sera. Tubuh mereka sesaat berada dalam jarak dekat. Aroma maskulin dari tubuh Pras sempat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 236

    "Halo, Kak Elena. Apa Bang Arnold masih di sana?" Ternyata yang menghubungi Elena adalah Ida. "Oh, ternyata kamu, Ida. Iya, dia masih di sini. Sebentar, kamu bicara langsung aja sama dia!" jawab Elena sambil mengerling pada suaminya. "Nih, Ida nyari kamu." Elena langsung menyodorkan ponselnya pada Arnold hingga pria itu gelagapan dan langsung meletakkan ponsel itu di telinganya "Halo, Ada apa, Da?" "Abang gimana sih, kenapa masih di sana? Ini Mamak dan Bapak dari tadi mondar-mandir terus nungguin Abang. Tapi ternyata Abang malah belum jalan. Jadi gimana, Bang? Apa mau ditunda saja?" Terdengar nada kecewa Ida dari seberang sana. "Eh. Tidak, jangan! Sebentar lagi aku pulang. Tunggu saja!" Arnold bergegas menutup panggilan dari Ida dan mengembalikan ponsel istrinya itu. Ia melihat Elena yang sedang bersiap-siap akan pergi ke rumah Pras. Sebenarnya ia sangat berat melepas Elena pergi. Tetapi tentunya tidak adil jika ia melarang Elena yang hanya sekedar menemani anak-anaknya Pras. Sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 237

    "Astaga ... Seraaa ...!" Pras langsung menghampiri Sera yang tertidur pulas dalam keadaan miring, saat sedang menyusui bayi mereka. Perlahan ia meraih Baby Raja yang juga sudah tertidur pulas. Namun, pandangan mata Pras tertuju pada sesuatu yang sudah lama ia rindukan. Dengan sangat perlahan Pras memindahkan Raja ke dalam box bayi, agar bayi lucu itu tidak terbangun. Setelahnya, netra Pras kembali melirik pada bagian tubuh Sera yang paling favorite baginya. Ia menatap pemandangan indah itu cukup lama. Ingin rasanya menyentuh, namun ia khawatir Sera akan terjaga dan marah padanya. "Sayang, aku kangen. Kangen banget," desis Pras pelan. Akhirnya ia memilih menutup seluruh tubuh Sera dengan selimut. Dadanya berdegup cukup kencang saat begitu dekat dengan istrinya itu. Lagi-lagi pandangan netranya jatuh pada pemandangan itu dalam waktu beberapa detik. "Mau apa kamu?" Pras nyaris terlonjak. Ternyata Sera tiba-tiba membuka matanya bersamaan dengan gerakan tangan Pras hendak meraih selimu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 238

    "Kita sudah sampai. Hari ini Giska libur. Berarti semuanya ada di rumah," bisik Pras yang duduk tepat di samping Serani. "Ini ... rumah kita?" Sera tercengang melihat rumah yang begitu besar dan mewah, ketika mobil baru saja memasuki pintu gerbang. "Prasss ... aku gugup!" desis Sera. Tanpa sadar satu tangannya meremas kuat lengan Pras yang ada di dekatnya. "Tenanglah, Sayang. Semua pasti akan baik-baik saja." Pras mencoba untuk menghibur. Seorang baby sitter tergopoh-gopoh menghampiri dan membuka pintu mobil, lalu meraih baby Raja dari pangkuan Sera. Namun, Sera tampak ragu untuk menyerahkan bayinya pada sang baby sitter. "Bu Sera, bayinya biar sama saya," pinta sang baby sitter yang sudah lama bekerja dengan Serani sebelumnya. Melihat itu Pras buru-buru menghampiri dan menjelaskan perlahan. "Sayang, ini baby sitter yang biasa mengurus pangeran sejak bayi. Jadi, kamu tidak perlu khawatir. Dia akan membantu kamu untuk merawat Baby Raja." Sera mengangguk, lalu tanpa bicara lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 239

    "S-siapa wanita itu, Pras? Serani memandang wanita itu dengan tatapan bingung. Namun entah kenapa tiba-tiba saja timbul rasa sedih yang menyusup di hatinya, ketika melihat anak-anaknya sangat akrab dengan wanita cantik yang begitu nampak anggun dan lembut. " Elena ... sejak kapan di sini?" gumam Pras sangat pelan. Pria bule itu tertegun melihat kedua anaknya begitu dekat dengan Elena. " Siapa wanita itu Pras?" tanya Sera lagi. Hati wanita itu bertambah nyeri melihat kedekatan kedua anaknya dengan wanita cantik itu. Bahkan mereka sampai tidak menyadari kehadiran Serani dan Pras. "Dia ... dia ... temanku, eh maksudku ... teman kita. Kamu juga mengenalnya sebelum ini. Namanya ... Elena," jawab Pras pelan sambil menunduk, mendekatkan bibirnya ke telinga Sera. "Oh ...," lirih Serani singkat. Sekian detik kemudian, Elena menoleh pada Serani dan Pras yang ada di dekat pintu. "Seraaa ... Praas!" Seketika Elena berdiri, sementara Giska dan Pangeran masih bergelayut pada kedua tangan Ele

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 240

    "Astagaa ...! Kenapa ada wanita di ranjang ini?" Netra Arnold membelalak melihat seorang wanita dengan rambut panjang tergerai memakai dress berwarna marun sedang tertidur pulas. Perlahan Arnold memperhatikan wajah tertutup rambut itu. Lalu ia mendekat. Tangannya terulur menepis helaian rambut yang menutupi sebagian wajah putih itu. "Idaa ...." desis Arnold, lalu melangkah mundur. Ia memutuskan untuk memutar tubuhnya hendak keluar dari kamar itu. "Abaang ...." Langkah Arnold terhenti ketika suara Ida memanggilnya. "Abang mau kemana? Di luar masih banyak sanak saudara. Kalau Abang tidur di kamar lain, Apa kata mereka nanti?" Ida yang ternyata belum nyenyak langsung duduk di tepi ranjang. Arnold berpikir sejenak. Benar apa yang dikatakan Ida. Bapak dan Mamaknya akan digunjingkan orang sekampung nantinya. Arnold kembali memutar tubuhnya. "Ya, aku akan tidur di sini." Ida mengangguk lalu bangkit dari ranjang. "Hei, kamu mau kemana?" tanya Arnold heran. Ia melihat Ida turun memba

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 241

    "Kenapa cepat sekali kalian kembali ke Jakarta?" Sejak pagi tadi Dewi terus protes. Saat sarapan, Arnold dan Ida baru mengatakan bahwa mereka akan kembali ke Jakarta siang itu juga. "Sudah kubilang, pekerjaanku banyak, Mak," sahut Arnold untuk kesekian kalinya. "Maak, nanti kalau ada waktu kami pulang lagi ke sini. Abang punya tanggung jawab sama pekerjaannya." Ida berusaha memberi pengertian pada ibu mertuanya. Mendengar penjelasan lemah lembut dari Ida, Dewi pun mengangguk. "Baiklah. Tapi kalian janji, ya! Jangan menunda-nunda kehamilan. Pokoknya kalau kalian pulang lagi, Ida harus sudah hamil!" Dewi bicara sambil melotot pada Arnold. Namun putranya itu tak acuh dan pura-pura tak mendengar. Melihat itu Dewi geleng-geleng dengan wajah geram. "Sudahlah, Mak! Baru dua hari yang lalu mereka menikah, sudah cucu pula yang kau bicarakan!" Fredi akhirnya menegur istrinya yang sejak jadi ribut di meja makan. Hal itu membuat Dewi semakin kesal. Ia tidak lagi membahas tentang cucu hingga a

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23

Bab terbaru

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 254

    Wajah Arnold dan Elena menegang melihat sang dokter berdiri di ambang pintu. "Bagaimana, Dok?" Elena pun tak sabar mendengar kondisi Ida dan bayinya. "Selamat, Pak. Anak Bapak perempuan dan sehat," ujar dokter wanita itu hingga Arnold dan Elena bernapas lega untuk sesaat. Namun wajah sepasang suami istri itu masih cemas karena belum mendengar bagaimana kondisi Ida. "Bagaimana kondisi ibunya, Dok?" tanya Arnold gemetar. "Bapak suaminya?" Sang dokter memandang intens pada Arnold. "Iy-iyyaa, Dok." Arnold tergagap merasa bersalah karena tidak pernah menemani Ida periksa ke rumah sakit. "Pak, kondisi Bu Ida saat ini ... kritis. Pendarahannya masih berusaha kita hentikan. Mohon bantu doa!" Arnold terhenyak setelah mendengar ucapan dokter. Ia tidak bisa bicara apapun hingga dokter itu berbalik meninggalkan dia dan Elena di ruang tunggu. "Ya Tuhan, suami macam apa aku ini. Elena ... Elena ... Ida kritis. Aku harus bagaimana?" Arnold mengguncang-guncangkan tubuh Elena. Ia tampak frus

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 253

    "Ida, kamu baik-baik saja, kan? Apa Arnold mengurusmu dengan baik?" Tanya Elena panik ketika Ida menghubunginya. Suara Ida terdengar serak dan parau hingga Elena merasa khawatir. "Kak, kapan kak Elena kembali ke Indonesia? Aku ingin Kak Elena ada di sini saat aku melahirkan." "Loh, memangnya Arnold kemana? Apa dia masih nggak peduli sama kamu?" Elena makin cemas. Selama ini ia memang jarang sekali menerima panggilan dari Arnold, kecuali ada masalah kantor yang harus mereka bicarakan. "Bang Arnold ... katanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, Kak." Elena menghela napas kasar. Dari suara Ida yang ia dengar, ia mendugaa adik madunya itu sedang dalam masalah. Tapi sepertinya wanita yang sedang hamil tua itu masih menutupinya. "Baiklah, Ida. Aku akan selesaikan pekerjaanku di sini. Aku usahakan secepatnya kembali sebelum kamu melahirkan. Kamu dan bayimu harus sehat, oke?" "Terima kasih, Kak. Terima kasih!" Setelah menutup panggilan dari Ida, Elena mengirim pesan pada Arnold agar su

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 252

    Serani kembali memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya telah melayang karana diangkat oleh Pras. Kedua tangan kokoh suaminya itu menggendongnya ala bridal menuju sebuah ranjang berukuran sangat luas. Ranjang cantik itu dikelilingi kelambu tipis namun indah, serta taburan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma harum semerbak pada kamar itu. "Dokter bilang, kita sudah boleh ..., ehm jadi ... boleh, kan?" Pras membaringkan tubuh Serani perlahan di atas pembaringan yang begitu mewah dan nyaman. Sera tersenyum dengan wajah bersemu kemerahan saat pras sudah berada di atasnya. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. "Aku juga rindu, Pras!" Wanita cantik itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Pras, hingga pria itu tak lagi bisa menunggu. Ia pun mulai memberikan kecupan demi kecupan pada wajah Serani. Hingga kecupan itu berlanjut menjadi lumatan dan sesapan pada bibir Sera yang telah membuatnya candu. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, beberapa menit kemudian keduanya telah mele

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 251

    "Sayang, sudah bangun?" Pras membelai wajah Sera. Istrinya itu mengerjap karena baru saja terjaga dari tidurnya. Sera memiringkan tubuhnya menghadap pada Pras. "Sudah pukul berapa, Pras?" "Pukul enam pagi. Kita jadi ke kantor, kan hari ini? Sera pun bangkit. "Tentu, Pras. Kamu juga mulai ke kantor, kan?" "Ya, Sayang. Oh ya, bagaiman stok ASI baby Raja? Apa sudah cukup?" "Lebih dari cukup," sahut Sera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam Pras menyusul Sera ke kamar mandi yang ternyata memang tidak dikunci. Sera sepertinya lupa, karena sejak setelah melahirkan Raja, Sera selalu tak lupa mengunci pintu. "Praaass ...!" Sera memekik melihat Pras sudah berdiri di belakangnya, sementara ia baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Jantung Pras berdebar melihat tubuh polos istrinya yang hampir dua bulan tidak ia sentuh. Pagi ini Pras memberanikan diri mendekati Sera setelah sore kemarin dokter mengatakan bahwa Sera telah pulih. Istrinya itu juga telah melewati mas

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 250

    "Abang, kita pulang sekarang?" Ida duduk di atas brankar. Jarum infus di tangannya baru saja dilepas. Wajah wanita itu masih terlihat pucat. "Sebentar!" Jawaban singkat dan tanpa menoleh dari Arnold lagi-lagi membuat Ida harus menarik napas panjang, guna menghalau rasa nyeri yang terus menderanya. Sejak kepergian Elena tadi, Ida melihat Arnold bolak balik mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ia menduga. Arnold mencoba menghubungi Elena tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Ida hanya diam menunggu Arnold yang masih mondar-mandir di depannya. Tiur yang berjanji akan datang lagi ternyata tidak jadi kembali. "Ya sudah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan, kan?" Arnold hanya memandangi Ida yang sedang berusaha turun dari brankar dengan tubuh yang lemah. "Permisi, Bu Ida pakai kursi roda ini saja. Tubuhnya masih sangat lemah." Seorang petugas UGD menyodorkan sebuah kursi roda. Ida yang sudah berdiri di tepi brankar perlahan duduk di kursi roda itu. Lalu petugas itu mendorong kurs

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 249

    "Ya, Sekali lagi selamat atas kehamilan istri Bapak. Sore ini pasien boleh pulang setelah hasil observasi bagus." Arnold hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter. Ia masih terdiam hingga dokter yang memeriksa Ida kembali ke ruangannya. Apa yang barusan ia dengar sungguh diluar dugaannya. "B-baang. Apa Abang tidak suka aku hamil?" tanya Ida dengan suara parau. Dadanya sesak karena tidak menemukan sedikitpun kebahagian di wajah Arnold setelah mendengar kehamilannya. Ia justru melihat Arnold bingung dan terkejut. Ida mencoba menekan rasa sedih dan kecewa yang ia rasakan. "Apa karena bukan Kak Elena yang hamil?" tanya Ida lagi. Kali ini ia berusaha lebih kuat untuk mendengar jawaban dari Arnold. "Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Mamak dan bapak pasti senang. Aku ke depan dulu." Arnol pun meninggalkan Ida menuju ruang tunggu yang berada di depan UGD. "Hanya mamak dan bapak yang senang. Bang Arnold tidak." Ida menekan dadanya yang terasa penuh sesak. Berusaha agar air matanya tid

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 248

    Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 247

    "Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 246

    Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.

DMCA.com Protection Status