Share

Bab 163

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-28 23:33:08

"Jangan lupa, malam ini pertemuan dengan calon investor kita. Aku sudah reservasi di sebuah restoran mewah." Diego memberi tahu Pras lewat ponselnya.

"Baik. Kamu dan Corri harus datang sebelum waktunya," tegas Pras sebelum menutup ponselnya.

"Sera, nanti malam kita ada dinner dengan calon investor. Kalau Kamu mau ikut, kita pulang lebih awal agar Kamu bisa istirahat dulu.

"Sudahlah, Pras. Nggak usah berlebihan, deh! Aku ini nggak apa-apa. Hari ini Aku dan Corri sedang banyak pekerjaan. Dan, nanti malam Aku pasti ikut."

"Nggak bisa!' Yang ada dalam perut Kamu itu adalah anakku. Jadi, Kamu harus nurut sama Aku!" Pras meraih pinggang Sera dan memutar tubuh istrinya itu hingga akhirnya mereka saling berhadapan.

"Aku ibunya. Aku yang hamil. Aku tau kalau Kami berdua kuat." Wajah cantik.Sera semakin mendekat pada wajah Pras.

Konsentrasi Pras seketika buyar saat pandangannya jatuh pada bibir berwarna nude yang bergerak-gerak menggemaskan tak jauh dari wajahnya. Tatapan redupnya membua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ikha Dewi
ceritanya sangat mrnyenangkan
goodnovel comment avatar
Just Rara
sepertinya akan ada clbk antara corri dan deigo hahahaa
goodnovel comment avatar
ANTON PRAYITNO
pendel banget. membuat penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 164

    "Corri ..., tunggu!" Diego mempercepat langkahnya menyusul Corri. Tinggal sepuluh langkah lagi mereka akan tiba di meja yang mana ada Pras dan Sera di sana. Corri bernapas lega karena tamu mereka belum datang. Corri menoleh saat jemari kokoh Diego menggamit tangan kanannya. "Jangan protes. Kamu nggak mau, kan kita ribut di depan mereka?" bisik Diego dengan mendekatkan wajahnya ke telinga Corri. Corri tak menjawab, namun diam-diam ia berusaha untuk menarik tangannya dari genggaman pria di sebelahnya. Namun sia-sia, Pras dan Sera sudah menoleh ke arah mereka. "Nah, gitu, dong! Sekali-sekali akur di luar jam kerja, kan, bisa?" Sera tersenyum dengan tatapan menggoda pada pasangan yang baru saja tiba. "Akur apanya?" gerutu Corri sembari mendekat pada Sera. "Duduk sini!" Diego menarik sebuah kursi dan meminta Corri untuk duduk di sana. Corri terpaksa menurut demi mencegah perdebatan yang terjadi di depan Tirta Prasetya. Walau Pras adalah suami sahabatnya, tapi ia cukup segan pada p

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 165

    "Cemburu sama Agung?" Pras tertawa sembari geleng-geleng kepala. "Kalau bukan cemburu, lalu apa?" Sera semakin kesal. "Entahlah. Aku cuma nggak mau Kamu dan Giska dekat lagi dengan Agung." "Prass, Aku nggak mungkim dekat dengan Agung. Aku tau batasanku sebagai istri Kamu. Sedangkan Giska itu anak kandungnya. Kita berdosa jika menjauhkan mereka. Ingat, Pras, jika Giska menikah kelak, hanya ayah kandungnya yang berhak menikahkan dia." Mendengar kata-,kata Sera barusan. Wajah Pras seketika berubah murung. "Ya. Hal itu tidak pernah terpikirkan olehku selama ini." Suara Pras semakin pelan. Pria itu terduduk di ranjang. "Papaaa ... Bundaaa ..., Giska berangkat dulu ...!"Pras seketika bangkit dan keluar dari kamar untuk menghampiri.Giska. Hal yang sama juga dilakukan Sera. "Ayo, Papa antar ke teras!" Pras menggandeng Giska menuju teras, sementara Sera menyusulnya dari belakang. Agung sudah berdiri disamping mobil hendak membukakan pintu untuk Giska. Pria itu mengangguk sopan pada P

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 166

    "Agung sudah mulai betingkah. Apa Aku pecat saja dia? Ponsel di tangan Pras baru saja memutuskan panggilan. "Kamu kenapa marah-marah Pras? Ada apa dengan Agung? Apa Giska baik-baik aja?" Sera yang baru saja masuk ke ruangannya langsung panik melihat wajah suaminya merah padam. "Loly tadi menghubungiku. Info dari grup sekolah Giska, hari ini sekolah sudah dibubarkan sejak pukul sebelas. Seharusnya Giska sudah pulang sejak tadi. Loly mencoba menghubungi Agung tapi tidak diangkat.". "Astaga! Lalu sekarang Giskanya dimana?" Sera semakin panik, hingga ia merasa sulit untuk bernapas. "Ternyata Agung membawa Giska ke rumahnya. Aku sempat bicara dengan Giska." "Ah, syukurlah! Ya sudah biarkan saja, Pras. Mungkin Giska kangen sama Cika. Anaknya Yuyun." Pras malah semakin geram melihat Sera berubah tenang. Bahkan istrinya itu nampak mulai fokus pada laptopnya "Seharusnya Agung itu izin dulu sama Kita kalau mau bawa Giska. Aku tidak terima kalau dia melewati batas." Sera menoleh. Waja

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 167

    Sera mengetuk pintu. Baru satu kali diketuk, pintu langsung terbuka. "Assalamualaikum ..." "Waalaikumsalam ..." "Silakan masuk, Sera. Pak Tirta!" Agung membuka pintu dengan lebar. "Bundaaa ...,Papa ...!"Giska yang tadi nampak sedang menggambar bersama Cika, langsung bangkit berdiri dan menghampiri Pras. "Sayang. Ayo kita pulang sekarang. Kasian Bunda belum makan." Pras mengusap lembut kepala Giska. "Duduklah dulu, Sera! Mbak masakin mau, ya?" Sera sempat tercengang mendengar ajakan Lastri. Karena dulu kakak iparnya itu sama sekali tidak pernah masak. "Tenang, Sera! Sekarang Mbakmu ini sudah bisa masak. Selama di penjara kami diajarin masak juga." Sera tersenyum," Tapi masaknya nggak pakai racun kan, Mbak?" sindirnya. Lastri spontan gelagapan mendengar sindiran Sera. Ia merasa malu, Karena dulu ia sudah dua memasukkan racun pada makanan dan minuman untuk Sera. Namun Tuhan masih menyelamatkan nyawa mantan adik iparnya itu. "Ya, Mbak. Kami mau makan di rumah saja. Ada Bik Sum d

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 168

    "Ternyata anak Pak Hartawan itu wanita. Aku pikir laki-laki." Pandangan Sera masih tertuju pada wanita cantik dengan rambut sebahu yang berdiri di atas panggung. "Silakan Bu Elena untuk menerima simbol yang menandakan pangalihan perusahaan." Terdengar kembali suara MC. "Pras, namanya Elena." Sera masih bicara tanpa menoleh pada Pras yang ada di sebelahnya. " Para undangan yang berbahagia, saat ini PT Callista sedang bekerja sama dengan perusahaan Tirta group. Untuk itu, kami mohon perwakilan dari Tirta group untuk naik ke atas panggung!" "Hah? Apa?" Pras gelagapan mendengar nama perusahaannya disebut oleh MC. Sera terheran. Suaminya yang biasanya selalu percaya diri, entah kenapa malam ini terlihat pucat saat diminta naik ke atas panggung. "Pras, kamu dipanggil." " Kamu aja yang naik, Sera!" Sera bertambah heran dengan penolakan Pras. Karena penasaran, Sera terus memaksa Pras untuk naik. Apalagi MC berkali-kali memanggil namanya. Para undangan pun hampir semua menoleh kepad

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 169

    "Sera, Kamu ngapain di sini?" . Sera nyaris terlonjak saat suara yang sangat ia kenal menyapanya dari belakang. Sera seketika memutar tubuhnya. "Prass, Kamu dari mana? Aku cariin dari tadi. Aku pikir Kamu ada di sini." Netra Sera masih mengawasi sekitar. Ia memang melihat Pras datang sendirian. Tapi firasatnya seakan tidak yakin. "Oh ya, tadi aku mau ajak kamu jalan-jalan pagi. Tapi sepertinya kamu masih mengantuk. Aku enggak tega bangunin. Jadi aku pergi sendiri saja." "Sendiri?" tanya Sera seperti tak percaya. "Eh, ya. Saat di jalan Aku ketemu Elena. Jadi, kami lanjut jalan sama-sama. Tapi nggak jauh, hanya sekitar sini aja." Pras mengarahkan telunjuknya pada jalan yang ada di sepanjang villa. "Sama Elena?" Tenggorokan Sera seakan tercekat ketika menyebut nama wanita yang sejak semalam telah membuatnya gelisah. Pras mengangguk singkat. "Oh, gitu. Oke. Sekarang mau kembali ke bungalow, nggak? Kamu dicariin Giska." Sera masih berusaha menahan rasa sesak yang menghimpit dadanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-06
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 170

    "Prass, itu di mata kamu ada apa? Sini liat, deh!" Sera sengaja mendekati Pras dan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang pria itu. "Ada apa, Sayang?" Pras menunduk dan mendekatkan wajahnya. "Ini di mata kamu ada sesuatu." Sera pura-pura memeriksa mata suaminya. Ia mendongakkan wajahnya pada Pras. Melihat itu Pras justru jadi gemas dan malah menghujani wajah Sera dengan ciuman bertubi-tubi. Sera berteriak manja. Pras mengajak Giska dan Pengeran untuk ikut mencium Bunda mereka. Sera pun kewalahan, namun ia tertawa senang. Sesaat ia sempat melirik pada Elena yang ternyata masih memperhatikan dirinya. Sera tersenyum puas. Dalam hatinya ia berdoa agar Pras tidak berpaling pada wanita itu. Ia semakin ingin memeperlihatkan kemesraannya dengan Pras. Berharap wanita itu tau diri dan memahami posisinya. Candaan mereka berakhir dengan Pras memeluk Sera dan kedua anaknya di atas rerumputan. "Makasih, Pras. Kamu udah sayang sama anak-anakku." "Hey, aku nggak suka kamu bicara seperti it

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 171

    Sampai di rumah, Sera tidak menanyakan tentang ponsel yang dikunci pada Pras, ataupun pesan dari nomor tak dikenal. Ia masih ingin menyelidikinya sendiri, walau sebenarnya ia lebih suka jika Pras sendiri yang berterus terang padanya. Sera yang merasa lelah karena kondisi sedang hamil muda, setibanya di rumah langsung merebahkan diri. "Kenapa? Capek?" Pras mengusap punggung Sera yang berbaring miring membelakangi Pras. "Ngantuk. Capek juga." "Ya sudah. Tidur!" Pras ikut merebahkan tubuhnya di belakang Sera, dengan posisi miring menghadap istrinya. "Pras ..." "Kenapa, Sayang?" "Rencana Aku untuk merger dengan perusahaan Tirta Group, sepertinya akan aku batalkan.".. Pras tersentak, sampai tangannya yang sedang bergerak mengusap punggung Sera, terhenti. "Batal? Kenapa?" "Entahlah. Firasat aja. Kayaknya bakal nggak bagus kedepannya. Biarlah, PT Gunawan Corp berdiri seperti sebelumnya." "Kamu yakin?" Pras memberikan pijatan lembut di sepanjang kaki istrinya. "Ya. Sangat yakin. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09

Bab terbaru

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 254

    Wajah Arnold dan Elena menegang melihat sang dokter berdiri di ambang pintu. "Bagaimana, Dok?" Elena pun tak sabar mendengar kondisi Ida dan bayinya. "Selamat, Pak. Anak Bapak perempuan dan sehat," ujar dokter wanita itu hingga Arnold dan Elena bernapas lega untuk sesaat. Namun wajah sepasang suami istri itu masih cemas karena belum mendengar bagaimana kondisi Ida. "Bagaimana kondisi ibunya, Dok?" tanya Arnold gemetar. "Bapak suaminya?" Sang dokter memandang intens pada Arnold. "Iy-iyyaa, Dok." Arnold tergagap merasa bersalah karena tidak pernah menemani Ida periksa ke rumah sakit. "Pak, kondisi Bu Ida saat ini ... kritis. Pendarahannya masih berusaha kita hentikan. Mohon bantu doa!" Arnold terhenyak setelah mendengar ucapan dokter. Ia tidak bisa bicara apapun hingga dokter itu berbalik meninggalkan dia dan Elena di ruang tunggu. "Ya Tuhan, suami macam apa aku ini. Elena ... Elena ... Ida kritis. Aku harus bagaimana?" Arnold mengguncang-guncangkan tubuh Elena. Ia tampak frus

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 253

    "Ida, kamu baik-baik saja, kan? Apa Arnold mengurusmu dengan baik?" Tanya Elena panik ketika Ida menghubunginya. Suara Ida terdengar serak dan parau hingga Elena merasa khawatir. "Kak, kapan kak Elena kembali ke Indonesia? Aku ingin Kak Elena ada di sini saat aku melahirkan." "Loh, memangnya Arnold kemana? Apa dia masih nggak peduli sama kamu?" Elena makin cemas. Selama ini ia memang jarang sekali menerima panggilan dari Arnold, kecuali ada masalah kantor yang harus mereka bicarakan. "Bang Arnold ... katanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, Kak." Elena menghela napas kasar. Dari suara Ida yang ia dengar, ia mendugaa adik madunya itu sedang dalam masalah. Tapi sepertinya wanita yang sedang hamil tua itu masih menutupinya. "Baiklah, Ida. Aku akan selesaikan pekerjaanku di sini. Aku usahakan secepatnya kembali sebelum kamu melahirkan. Kamu dan bayimu harus sehat, oke?" "Terima kasih, Kak. Terima kasih!" Setelah menutup panggilan dari Ida, Elena mengirim pesan pada Arnold agar su

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 252

    Serani kembali memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya telah melayang karana diangkat oleh Pras. Kedua tangan kokoh suaminya itu menggendongnya ala bridal menuju sebuah ranjang berukuran sangat luas. Ranjang cantik itu dikelilingi kelambu tipis namun indah, serta taburan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma harum semerbak pada kamar itu. "Dokter bilang, kita sudah boleh ..., ehm jadi ... boleh, kan?" Pras membaringkan tubuh Serani perlahan di atas pembaringan yang begitu mewah dan nyaman. Sera tersenyum dengan wajah bersemu kemerahan saat pras sudah berada di atasnya. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. "Aku juga rindu, Pras!" Wanita cantik itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Pras, hingga pria itu tak lagi bisa menunggu. Ia pun mulai memberikan kecupan demi kecupan pada wajah Serani. Hingga kecupan itu berlanjut menjadi lumatan dan sesapan pada bibir Sera yang telah membuatnya candu. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, beberapa menit kemudian keduanya telah mele

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 251

    "Sayang, sudah bangun?" Pras membelai wajah Sera. Istrinya itu mengerjap karena baru saja terjaga dari tidurnya. Sera memiringkan tubuhnya menghadap pada Pras. "Sudah pukul berapa, Pras?" "Pukul enam pagi. Kita jadi ke kantor, kan hari ini? Sera pun bangkit. "Tentu, Pras. Kamu juga mulai ke kantor, kan?" "Ya, Sayang. Oh ya, bagaiman stok ASI baby Raja? Apa sudah cukup?" "Lebih dari cukup," sahut Sera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam Pras menyusul Sera ke kamar mandi yang ternyata memang tidak dikunci. Sera sepertinya lupa, karena sejak setelah melahirkan Raja, Sera selalu tak lupa mengunci pintu. "Praaass ...!" Sera memekik melihat Pras sudah berdiri di belakangnya, sementara ia baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Jantung Pras berdebar melihat tubuh polos istrinya yang hampir dua bulan tidak ia sentuh. Pagi ini Pras memberanikan diri mendekati Sera setelah sore kemarin dokter mengatakan bahwa Sera telah pulih. Istrinya itu juga telah melewati mas

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 250

    "Abang, kita pulang sekarang?" Ida duduk di atas brankar. Jarum infus di tangannya baru saja dilepas. Wajah wanita itu masih terlihat pucat. "Sebentar!" Jawaban singkat dan tanpa menoleh dari Arnold lagi-lagi membuat Ida harus menarik napas panjang, guna menghalau rasa nyeri yang terus menderanya. Sejak kepergian Elena tadi, Ida melihat Arnold bolak balik mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ia menduga. Arnold mencoba menghubungi Elena tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Ida hanya diam menunggu Arnold yang masih mondar-mandir di depannya. Tiur yang berjanji akan datang lagi ternyata tidak jadi kembali. "Ya sudah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan, kan?" Arnold hanya memandangi Ida yang sedang berusaha turun dari brankar dengan tubuh yang lemah. "Permisi, Bu Ida pakai kursi roda ini saja. Tubuhnya masih sangat lemah." Seorang petugas UGD menyodorkan sebuah kursi roda. Ida yang sudah berdiri di tepi brankar perlahan duduk di kursi roda itu. Lalu petugas itu mendorong kurs

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 249

    "Ya, Sekali lagi selamat atas kehamilan istri Bapak. Sore ini pasien boleh pulang setelah hasil observasi bagus." Arnold hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter. Ia masih terdiam hingga dokter yang memeriksa Ida kembali ke ruangannya. Apa yang barusan ia dengar sungguh diluar dugaannya. "B-baang. Apa Abang tidak suka aku hamil?" tanya Ida dengan suara parau. Dadanya sesak karena tidak menemukan sedikitpun kebahagian di wajah Arnold setelah mendengar kehamilannya. Ia justru melihat Arnold bingung dan terkejut. Ida mencoba menekan rasa sedih dan kecewa yang ia rasakan. "Apa karena bukan Kak Elena yang hamil?" tanya Ida lagi. Kali ini ia berusaha lebih kuat untuk mendengar jawaban dari Arnold. "Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Mamak dan bapak pasti senang. Aku ke depan dulu." Arnol pun meninggalkan Ida menuju ruang tunggu yang berada di depan UGD. "Hanya mamak dan bapak yang senang. Bang Arnold tidak." Ida menekan dadanya yang terasa penuh sesak. Berusaha agar air matanya tid

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 248

    Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 247

    "Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 246

    Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.

DMCA.com Protection Status