James kesiap dengan pertanyaan Nami. Ia tidak menyangka jika tunangannya itu akan menanyakan tentang dirinya dan Dela yang pernah bercìnta pada saat ia kembali ke Surabaya beberapa minggu yang lalu."Ayo jawab, Kak. Jangan bohong padaku." tuntut Nami dengan tatapan yang tegas."Tidak, Sayang. Waktu itu Kakak sudah jatuh cinta padamu. Mana mungkin Kakak menyentuh wanita lain, oke?" kali ini James berbohong sedikit karena memang pada waktu itu ia belum yakin akan cintanya kepada Nami. Saat kembali ke Surabaya dia memang bercìnta dengan beberapa wanita termasuk Dela. Namun ia pikir tidaklah curang karena memang pada saat itu ia belum benar-benar jatuh cinta kepada Nami. Jika Nami sudah jatuh cinta padanya saat itu. Itu adalah suatu keberuntungan baginya."Benarkah?" Nami setengah tidak percaya. "Astaga, Sayang. Kakak tidak berbohong, kamu menyuruhku jujur, kan? Dari tadi Kakak sudah berkata jujur."Nami diam beberapa saat. Ia senang mendengarnya. Karena bagaimanapun, ia tidak rela jika s
"Yah," sapa James setelah keluar dari ruang lelang tender sebuah resort baru di kawasan pantai. Kali ini James harus menyerah ketika perusahaan milik ayahnya yang berhasil mengalahkannya. Kredibilitas Bagaskoro Grup dan penjelasan Dimas adalah salah satu kesatuan yang tidak bisa ditolak pihak klien. Sebagaimana keras James memikirkan strategi jitu untuk memikat hati klien agar perusahaannya terpilih. Berakhir sia-sia karena presentasi Dimas yang mewakili Baskoro Grup memang sempurna. Cara Dimas menyampaikan presentasi di dekat proyektor seperti seorang presiden yang tengah memberikan pidato di acara istana keprisedenan. Tenang, lugas dan dapat membidik harapan klien secara tepat. Apalagi ditunjang dengan nama besar Baskoro Grup yang sudah berdiri puluhan tahun dengan stabil tanpa adanya goncangan berarti di tengah-tengah memburuknya dunia bisnis karena resesi. "Bagaimana kabarmu?" Sebenarnya Dimas cukup bangga dengan pencapaian James selama ini. Tanpa dukungannya, putra semata wayangn
James sedang mempertimbangkan permintaan Dela. Namun, jika ia menyetujui permintaannya, itu tidak baik untuknya karena jika Nami mengetahuinya, gadis itu akan marah nantinya."Kumohon James, untuk terakhir kalinya. Setelah itu, aku akan pergi jauh dan tidak akan mengganggumu."***Dan di sinilah James keesokan harinya. Mereka makan malam di sebuah hotel. James memilih sore hari karena dia akan baik-baik saja membuat alasan kepada Nami jika dia pulang terlambat.Dela tersenyum senang melihat James datang. Pria itu memenuhi janjinya. Untuk kencan terakhir mereka, Dela tampil cantik untuk menarik perhatian James. Ia berharap kencan malam ini bisa meluluhkan hati James padanya."Akhirnya, kamu datang," sapa Dela dengan senyum lebar."Maaf, agak terlambat," kata James sambil menarik kursi untuk duduk."Tidak apa-apa, hanya sepuluh menit. Kamu pasti sangat sibuk karena pergantian posisiku sebagai sekretarismu .""Tidak juga. Doni menggantikan posisi lo untuk sementara. Dan sekretaris yang ba
Mata James terbelalak, ia tidak menyangka Dela akan menciumnya. Seketika James mendorong tubuh Dela dengan sentakan emosi. Tidak mengidahkan reaksi kecewa dari Dela."James, aku mohon," Dela memohon dengan tatapan dengan sedih. Ini yang terakhir, ciuman terakhir sebagai perpisahan.""Maaf Dela, gue tidak bisa mengabulkan permintaan lo." James sedikit kesal."Tapi James….""Gue juga tidak ingin tunangan gue dicium oleh laki-laki lain.""Hanya sebuah ciuman, dan dia tidak melihatnya."James mulai kesal, "sejak gue mulai mencintainya, gue berjanji tidak akan menyakiti hatinya. Meski hanya ciuman dengan wanita lain. Gue sudah berkomitmen, tolong mengerti itu. Hubungan kita sudah berakhir; selamat tinggal." James tidak ingin bersama Dela lebih lama lagi. Ia sedikit kecewa karena di sela-sela kesibukannya, ia mencuri waktu untuk mengabulkan permintaan Dela. Namun gadis itu meminta lebih darinya. Meski hanya ciuman, James sangat takut jika Nami mengetahuinya akan merusak hubungan mereka."Jam
James terpaksa membohongi Nami karena tidak ingin membuatnya resah dan curiga. Dia berjanji dalam hatinya bahwa dia akan menyelesaikan masalahnya dengan Malika. James telah bertemu wanita itu dan telah mengakhiri hubungan mereka. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Sarah tidak mau menerima kenyataan ini."Jangan pulang terlalu larut, aku menunggu Kakak," kata Nami sebelum James keluar dari apartemen."Kakak akan berusaha," James mencium bibir Nami. "Kakak akan segera kembali."Nami melambaikan tangannya pada James, yang juga melambai padanya.***"Bagaimana, Don?" tanya James setelah sampai di rumah sakit."Semuanya stabil. Apakah kamu ingin bertemu Malika?""Nanti saja, kita masih banyak urusan," kata James sambil menepuk pundak Doni. Namun seorang perawat memanggil mereka ketika mereka hendak meninggalkan tempat itu."Keluarga pasien."Doni dan James menghentikan langkah mereka."Pasien ingin menemui seseorang bernama James Baskoro.""Bos?" tanya Doni.James menghela napas kasar. "Oke, gu
"May," desah James. Ia tahu jika ini adalah hal yang salah. Namun ia tidak bisa menahan ketika lidah Malika sudah bermain-main dengan kejantanannya. James berusaha menolak dan mencoba mengingat wajah Nami agar bisa menghentikan gairahnya yang tiba-tiba saja ingin dilampiaskan kepada Malika Malika semakin agresif, seperti biasanya ia akan melakukan blow job untuk memuaskan James. Malika tahu jika obat perangsang itu sudah mulai bekerja. Nyatanya James tidak menolaknya ketika ia melakukan blow job.'Nami, maafkan, Kakak.' batin James ketika ia merasakan sebentar lagi akan mengalami klimaks. Setelah menahan beberapa menit akhirnya James menyerah setelah ia mengalami órgasme. Cairan kental itu tersembur ke dalam mulutnya Malika."Namida," desah James seiring lega batinnya setelah mengalami klimaks.Malika tersenyum kecut, ia merasa sakit hati karena James mendesahkan nama Nami. Namun sedetik kemudian ia tersenyum penuh kemenangan akhirnya rencananya berjalan dengan mulus. Malika sungguh
James tersenyum lalu mengecup bibir Nami. "Apa yang kamu katakan? Jangan berpikir yang macam-macam. Kakak hanya teringat kepada kedua orangtua Kakak dan orang tuamu." James menarik Nami dalam pelukannya. Supaya Nami tidak melihat kebohongan di matanya. "Kenapa tiba-tiba? Maksudku sudah beberapa hari ini… Kakak baik-baik saja, kan?" tanya Nami memastikan. "Kamu tidak merindukan kedua orang tuamu?" tanya James mengalihkan kecurigaan Nami. "Sejujurnya aku penasaran dengan mereka. Aku juga rindu," ucap Nami sambil mengelus dada bidang James. "Kamu ingin bertemu mereka? Jika iya Kakak akan mengantarmu minggu besok." Nami menggeleng. "Nanti saja, aku ingin bersama Kakak saat ini." "Tidak apa, kamu bisa melihat mereka sebentar lalu kembali lagi ke sini." "Tidak mungkin hanya waktu sehari dua hari untuk bertemu dengan mereka. Bagaimanapun sudah dua tahun aku tidak bertemu mereka. Pasti banyak hal yang akan kami bicarakan. Tentu saja aku juga harus membangun sebuah chemistry agar setel
Satu bulan kemudian. Nami dan James semakin dekat. Nami semakin yakin dengan perasaan cintanya kepada James. Sedangkan James semakin mencintai Nami. Walaupun rasa takut itu kembali datang, takut jika Malika tiba-tiba datang dan mengaku hamil anaknya. Namun sepertinya ketakutan itu tidak terjadi karena sampai dua bulan sejak kejadian bercìnta dengan Malika, gadis itu tidak menampakkan dirinya di hadapan nya ataupun menghubunginya.James merasa senang karena satu minggu lagi ia memutuskan akan kembali ke Jakarta. Perusahaan yang telah dirintisnya benar-benar tidak bisa diselamatkan. Setelah disabotase oleh Amanda. Amanda sangat marah karena James tidak mau kembali menjalin hubungan dengannya. Walaupun James sudah berusaha pontang-panting mencari investor dan pinjaman uang. Namun sepertinya usahanya gagal karena tidak ada satupun investor yang mau. Sebenarnya ia curiga bahwa Amanda lah yang menghalangi calon investornya untuk mau bergabung dengan perusahaannya. James lelah untuk melawan
Pov Nami Aku tidak menyangka Kak Oliv masih memperlakukanku dengan romantis. Bahkan ia tidak peduli ketika aku sudah hamil besar. Ia sudah paham bagaimana cara memperlakukan ibu hamil ketika bercinta. Aku perhatikan suamiku sangat rajin bertanya tentang seputar kehamilan dan kegiatan seks yang harus dihindari dengan wanita hamil. Ia tidak sungkan bertanya dan berkonsultasi. Aku juga sempat memergokinya sedang mencari artikel yang membahas percintaan dengan wanita hamil dengan segala resikonya. Tentu saja ia tidak lupa mencari tahu bagaimana posisi bercinta dengan ibu hamil agar aman untuk bayinya. "Kak," aku medongakkan wajahku ketika kejantanannya memompa kewanitaanku. Entah kenapa aku selalu bergairah ketika berdekatan dengannya. Mungkin karena efek hormon kehamilanku. Padahal dulu sebelum hamil aku tidak seperti ini. Tidak menginginkan percintaan setiap hari. Dulu Kak Oliv sering merayuku agar aku mau bercinta dengannya. Namun beda ketika aku hamil, tanpa dirayu pun kadang aku me
Pov James Delapan bulan kemudian. Aku menatap istri kecilku yang sedang terlelap dalam dekapanku dengan perutnya yang membuncit. Ia tidur miring menghadap ke arahku dengan perutnya yang diganjal oleh sebuah bantal kecil khusus. Setelah kepulangan kami dari bulan madu, Nami dinyatakan positif hamil. Saat itu aku sangat bahagia karena sesuai dengan harapan kedua orang tuaku yang menginginkan cucu. Nami langsung hamil. Aku yang dari pertama juga menginginkan seorang anak melarang Nami untuk melakukan program KB dan untungnya Nami menyetujuinya sehingga tidak ada penundaan kehamilan setelah pernikahan kami. Dan sekarang Nami sudah hamil tujuh bulan. Namun yang membuat aku heran badannya tidak mengalami perubahan hanya bagian perutnya saja yang membesar. Dengan tubuhnya yang mungil, kadang aku merasa kasihan karena sepasang kaki kecilnya harus menahan beban beberapa kilo yang berada di perutnya. Kami sudah pergi ke dokter melakukan USG untuk mengetahui jenis kelamin anak kami. Karena kami
POV James Aku tersenyum mengingat percintaan panas kami di jet waktu itu. Nami sangat liar, membuat gairahku naik beberapa kali lipat dibanding biasanya. "Kamu serius? Aku masih bertanya di saat Nami telah melepas kaosnya. Tentu aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku pun segera melepas semua pakaianku tanpa terkecuali. Langsung kudekati Nami lalu kupeluk tubuhnya yang hangat. Aku sangat merindukan momen ini. Sejak kami berbaikan, terhitung hanya beberapa kali kami bercinta. Aku haus kehangatan, aku ingin memasuki kewanitaannya yang sempit. Merasakan setiap pijatan lembut di kejantananku. Istri kecilku bagaikan candu untukku. Membuatku melayang dan puas pada saat yang bersamaan. "Kak Oliv," Nami mendesah saat kukecup tengkuknya. Tubuhnya menggeliat setelah mendapat rangsangan dari tanganku. "Kakak sudah memastikan semua kru tidak akan melihat kita?" tanya Nami dengan suara yang sudah terengah. "Tentu Sayang, aku tidak mungkin memperlihatkan percintaan kita kepada orang l
Lima jam sebelumnya. "Hei, kamu kan gadis tadi?" tanya Becky saat melihat Nami keluar dari kamar hotelnya. "Kamu bicara denganku?" Nami pura-pura tidak paham dengan maksud Becky. "Kemarin James memanggilmu Sayang." "Sayang? Apa maksudmu?" Hati Nami yang sedikit membaik berubah kesal dengan kehadiran Becky. "Laki-laki tampan yang bersamamu, ke mana dia?" Nami menghela napasnya, "aku tidak mengenalnya." "Kumohon pertemukan aku dengannya. Aku sangat mencintainya dan aku ingin menikah dengannya." "Dengar Nona aku tidak tahu tentang keberadaannya dan kamu ingin aku membawamu …." Nami terkesiap melihat Becky berlutut di hadapannya. "Tolonglah, aku mohon. Aku tidak bisa melupakannya. Aku mencoba bercinta dengan laki-laki lain tapi itu tidak bisa menghapus kenanganku bersama James. Hanya James yang bisa memuaskanku di ranjang. Perlakuannya sangat manis dan lembut. Sungguh aku tidak bisa melupakannya." Nami langsung emosi mendengar Becky menceritakan percintaan James dengannya. "Nona
"Babe!" James mencari Nami di kamarnya. Istrinya itu memutuskan pisah kamar setelah pertemuan mereka dengan Becky. Apalagi setelah James jujur mengatakan jika pernah bercinta dengan Becky. Nami langsung marah sehingga tidak mau tidur sekamar dengan James. Jangankan bulan madu indah, makan malam saja Nami tidak ingin bersama James. Dan pagi ini Nami sudah menghilang dari kamarnya. "Bodohnya gue, harusnya gue lebih mengawasi keberadaannya." James memang berada di kamar lain. Tapi ia mengawasi keberadaan Nami dari balik pintu. Tadinya ia akan menunggui di depan pintu kamarnya Nami. Namun karena beberapa pengunjung hotel menatapnya curiga, James memutuskan kembali ke kamarnya. Lagipula James takut Becky datang lagi dan membuat Nami semakin marah. "Ke mana dia, ya?" James berjalan mondar-mandir di lobi hotel. "Mungkin dia ke sana, menemui Takeshi." James terkesiap saat mengingat Takeshi. Teman Nami yang berpura-pura menjadi sepupunya dengan tujuan ingin memiliki Nami sebagai kekasih. "T
'Becky?' Alis Nami terangkat, siapa lagi wanita ini? Wanita yang mempunyai bentuk tubuh seperti model artis panas. Tinggi tubuh Becky sebatas telinga James. Rambutnya panjang di atas pinggul yang diwarnai merah. Kulitnya cokelat eksotis dan wajahnya cantik. Buah dada dan pantatnya menonjol sempurna. Jika dibandingkan dengan dirinya, sungguh Nami tidak ada apa-apanya. James langsung menarik tangan Nami untuk masuk ke dalam. Ia ingin menjelaskan identitas Becky agar tidak salah paham "James," Becky memeluk James dari belakang. Tubuh seksi wanita itu menempel dan kedua buah dada montoknya menekan punggung James. Mata Nami melotot, ia kesal karena Becky cuma mengenakan bikini two-piece dan saat ini buah dada montoknya tersingkap separuh. Puncak dada kecoklatan itu menyembul keluar dan Nami bisa melihat jika puncak dada itu sudah menegang, menandakan wanita seksi itu sedang bergairah. James langsung melepas tangan Becky, "maaf saya tidak mengenal Anda. Anda salah orang." "Tidak mungkin
"Lo sedang chat dengan siapa?" tanya James kepada Doni. "Dela, Bos." "Dela? Kalian berpacaran? " "Ck, Bos, saya hanya menganggap Dela sebagai adik kandung saya sendiri. Kami berteman dan bekerja sama selama dua tahun di Surabaya. Walaupun dia kadang menyebalkan, tapi Dela banyak membantu pekerjaan saya." James nenggedikkan bahunya, "gue udah putus dengan Dela. Kalau lo suka, deketin aja. Dela bukan cewek matre." "Ck, saya dan Dela teman biasa. Saya menyukai gadis lain." "Gadis macam apa? Siapa?" "Ups, Anda menjebak saya, Bos." Doni mendengkus. "Hahaha, gue udah anggap lo sebagai saudara kandung gue, Don. Lo bisa cerita ke gue, mungkin gue bisa bantu lo." "Tapi saya belum berhasil mendapatkan hatinya," keluh Doni. "Payah, bawa bunga, ajak dia makan malam. Setelah itu mampir di toko tas branded lalu ajak dia ke hotel untuk bercìnta." "Itu jurus Anda dulu saat menjadi playboy." gerutu Doni. James hanya tergelak saat menggoda Doni. "Harusnya Bos memberitahu saya bagaimana cara
"May," panggil Rico. Saat ini laki-laki itu sedang berada di sebuah rumah sakit swasta di mana Malika yang baru saja melahirkan.Malika memalingkan mukanya saat Rico membawa bayi laki-laki yang baru dilahirkannya. Ia masih belum menerima kenyataan jika hubungannya dengan James telah berakhir. Setelah terbongkarnya kebohongannya di restauran saat itu. Rico memaksa Malika untuk tinggal bersama di apartemennya. Bagaimanapun Rico ingin bertanggung jawab penuh kepada Malika dan bayinya. Walaupun Malika menunjukkan sikap yang menyebalkan. Rico tidak menyerah, ia bertekat akan meluluhkan hati Malika, terlebih ada bayi yang sudah dilahirkan oleh gadis itu. Darah daging yang diharapkan Rico bisa menjadi jembatan bersatunya hubungan antara dirinya dan Malika."Bawa dia pergi." Malika enggan melihat bayi yang baru saja dilahirkannya.Mendengar kata-kata ketus Malika, dokter dan suster saling berpandangan. Mereka heran karena baru pertama kali ini mereka mendengar seorang ibu yang tidak mau menima
James terkesiap mendengar penuturan Nami. Jadi yang menyebabkan Nami melarikan diri di hari pernikahan mereka karena Malika mengirimkan video percintaan mereka. 'Sial,' umpat James dalam hati. James mengetatkan rahangnya, tidak menyangka jika Malika akan begitu licik menggagalkan pernikahannya dengan merekam kegiatan panas mereka. 'Oh, malam di mana gue mabuk itu dia sengaja merekamnya lalu mengirimkannya kepada Nami.' James sangat menyesal karena telah berpikiran buruk kepada Nami selama dua tahun ini. Ternyata dirinya sendiri yang menyebabkan Nami patah hati lalu meninggalkan Jakarta hingga kecelakaan dan amnesia. Beruntung Nami selamat dan belum bisa dimanipulasi oleh Takeshi. Jika tidak, James akan menghukum dirinya sendiri karena kecerobohannya. Namun karena peristiwa itu James patut bersyukur karena hilang ingatan, Nami gampang didekati oleh James. Dan niatnya balas dendam urung dilaksanskan karena tanpa sadar James jatuh cinta kepada Nami. "Hei, dengar. Kakak sudah jujur pada