Beranda / Romansa / Fated / Chapter 28

Share

Chapter 28

Penulis: Cassia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-18 18:59:18

Aku menghindari mata bosku dan tidak mengambil mawar itu dari tangan Alex.

“A-aku harus ke kamar mandi,” kataku dengan gugup menatap mata Hannah. Aku segera berbalik dan berjalan pergi sebelum Hannah sempat membuka mulutnya untuk bicara.

******

Aku menatap wajah pucatku di cermin di kamar mandi. Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungku yang cepat. Aku tidak percaya apa yang telah terjadi. Aku tidak menyangka akan bisa bertemu dengan bosku lagi.

Aku melirik ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka. Aku melihat Hannah berjalan masuk dan berdiri di sampingku. “Angela, kenapa kamu lama sekali di kamar mandi?” tanyanya sambil menatap mataku.

“Aku tidak enak badan. Bisakah kita kembali sekarang?” kataku.

Wajah Hannah berubah khawatir. “Ya Tuhan, apakah kamu sakit?” katanya sambil menyentuh dahiku.

Aku mengangguk padanya ragu-ragu, dengan mulut tertutup rapat.

“O- Oke. Ayo beri tahu mereka sekarang,”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Fated   Chapter 29

    Keesokan paginya di kantor Vincent. Vincent sedang duduk di sofa di ruang kerjanya. Dia mengerutkan alisnya sambil berpikir dengan jari telunjuknya di bibirnya.Ia melirik ke arah pintu ruangan saat itu terbuka. Dia melihat Carson berjalan masuk dan berdiri menghadapnya.“Vincent, apakah kamu sedang mencariku?” tanya Carson sambil menatap matanya.“Apakah kamu yakin mereka tidak melakukan sesuatu kepadaku saat aku koma?” Vincent bertanya balik dengan penasaran.Carson tersenyum kepadanya. “Ya, aku yakin 100%. Mereka tidak melakukan apa pun kepadamu. Dan aku sudah memberitahumu itu berkali-kali sebelumnya,” jawabnya dengan sabar dan tersenyum lagi. “Tapi kenapa itu masih tidak mau bangun? Itu hanya bekerja ketika aku melakukannya sendiri.” Carson menahan senyumnya dengan mulut tertutup mendengar apa yang dikatakan Vincent. Vincent menghela nafas dan berpikir sejenak. Matanya tiba-tiba terbuka lebar sambil berkata, “Tunggu! A

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Fated   Chapter 30

    Kami telah selesai makan malam. Selama makan malam sampai sekarang, bosku terus mencuri pandang ke arahku. Aku tidak berani menatap matanya dan terus menghindari tatapannya. Aku tidak bisa melupakan tatapan sedih di matanya ketika aku memilih untuk duduk di sebelah Alex daripada duduk di sebelahnya. Aku bisa merasakan kekecewaannya padaku. Ia berusaha menyembunyikan perasaannya itu dengan tersenyum.Hannah yang duduk di sebelah bosku kemudian bertanya kepada Alex dan bosku, “Apakah kalian menyukai makanannya? Ini menu terbaik di tempat ini.” “Rasanya enak! Aku menyukainya!” Alex berkata, tersenyum padaku saat bosku akan membuka mulutnya untuk berbicara. Aku membalas senyuman Alex. Aku senang dan lega dia menyukai makanan di kafe kami. Alex terus menatap ke mataku dengan matanya yang berbinar membuat aku merasa penasaran. “ Mengapa kamu terus melihatku,” tanyaku.“Senyummu sangat indah, Angela. Aku sangat suka melihat senyummu,” jawabnya dengan n

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-09
  • Fated   Chapter 31

    Bosku dan aku sedang makan siang di atas kapal pesiarnya sekarang. Dia terus menatap wajahku dengan jari telunjuknya berada di bibirnya. Entah mengapa dia terlihat sangat bahagia tetapi dia juga merasa penasaran. Aku merasa sangat gugup dan terus menghindari tatapannya. Aku tidak memakan makanan yang ada di atas meja makan di depanku meskipun aku sangat lapar. Aku belum makan apa-apa sejak pagi ini. Bosku lalu mengalihkan pandangannya ke piringku setelah dia puas menyiksaku dengan tatapannya. Matanya lalu kembali ke wajahku. “Kenapa kamu tidak memakan makananmu?” Suaranya memecah kesunyian.“Aku tidak lapar,” kataku tanpa memandangnya. Aku mendengar tawa lembutnya. “Makan makananmu sekarang atau aku akan memakanmu lagi,” katanya. Aku melihat ke matanya dengan jantungku yang berdebar kencang. Matanya memberitahuku bahwa dia bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan.Aku menelan rasa gugupku. “Pak, aku ingin kembali sekarang,” kataku.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-09
  • Fated   Chapter 32

    Senin pagi di kantor Vincent. Vincent sedang duduk di sofa di ruang kerjanya. Dia tersenyum dengan jari telunjuknya berada di bibirnya. Matanya berbinar memikirkan Angela. Dia tidak bisa melupakannya dari pikirannya, bahkan untuk sesaat. Dia sangat ingin lagi melihat wajahnya yang cantik, menyentuh kulitnya yang halus, dan menikmati tubuhnya. Dia kemudian mengambil ponselnya dari atas meja yang berada di depannya untuk menelepon Angela. Dia rindu mendengar suara indahnya di telinganya. Dia mengernyitkan alisnya sambil berpikir. Dia bertanya-tanya mengapa Angela tidak menjawab panggilannya. Dia kemudian menelepon Hannah untuk bertanya tentang Angela.“Vincent! Astaga! Aku seneng banget kamu meneleponku. Aku rindu banget sama kamu,” kata Hannah di telepon dengan bersemangat.Vincent tidak mengindahkan kata-katanya dan malah langsung bertanya tentang Angela. “Hannah, di mana Angela sekarang?” Hannah terdiam sejenak dalam kesedihan. “Dia ada

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Fated   Chapter 33

    Aku sekarang sedang duduk di kursi mengenakan baju tidur milik bosku, menatap wajahku di cermin meja rias di depanku. Bosku sedang berdiri di belakangku sambil mengeringkan rambutku dengan handuk. Gairah membara dalam diriku saat aku menatap bosku di cermin. Dia sangat seksi dengan baju tidur satin hitamnya. Hatiku meleleh melihat wajahnya yang sangat tampan dan tubuhnya yang berotot sempurna. Aku sangat suka bau harum tubuhnya membuatku ingin menciumnya untuk selamanya.Aku langsung mengalihkan pandanganku saat mata kami bertemu. Aku menggigit bibirku dengan rasa gugup dan pipiku yang terbakar. Aku mendengar tawa lembutnya sebelum dia meletakkan handuk di sofa di sebelahnya. Dia kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku merasa geli saat napas hangatnya membelai telinga kananku dari belakang.“Jangan tunjukkan wajah itu padaku. Kamu membuatku ingin memakanmu sekarang,” katanya dengan bisikan rendah. “Ahh…” erangan keluar dari mulutku

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Fated   Chapter 34

    Angela’s POV Aku sekarang sedang duduk di kursi di sebuah kafe menunggu Alex untuk makan malam bersama. Aku sengaja datang ke tempat ini lebih awal karena aku ingin menghindari Hannah. Dia terus bertanya tentang aku dan Alex. Dia selalu ingin tahu apa yang kami lakukan saat kami sedang berkencan dan dia juga bertanya kapan kami akan bertemu lagi. Aku merasa aku tidak lagi mengenalnya dengan baik. Dia berbeda dari sebelumnya. Aku melihat kebencian di matanya saat dia tersenyum manis padaku. Ponselku tiba-tiba berdering. Carson meneleponku. “Ya, Carson. Ada apa?” aku menjawab panggilannya.“Angela, Vincent sedang sakit. Tubuhnya begitu dingin. Dia sedang menderita hipotermia, ” katanya dengan nada khawatir. Jantungku tiba-tiba berdetak kencang karena khawatir. “Ya Tuhan! Dimana dia sekarang?” tanyaku dengan panik. “Dia ada di tempatku. Bisakah kamu datang ke sini sekarang?” katanya. “O-okay. Aku akan segera ke sana,” jawabku, dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Fated   Chapter 35

    Aku tidak bisa berkedip dengan senyum di wajahku, menatap ke luar jendela di sebelah kiriku. Pemandangan malam yang indah membuat aku terkesima. Lampu-lampu bersinar dengan cahaya keemasannya seperti kunang-kunang yang indah di tengah salju dan menghiasi pepohonan putih yang indah. Jantungku tiba-tiba berdetak kencang saat aku mengalihkan pandanganku ke depanku. Aku melihat bosku dan Alex, yang sedang duduk di kursi makan, menatap wajahku dengan kagum tanpa berkedip.Aku segera menunduk menatap ke piringku, menghindari tatapan mereka. Aku mendengar tawa menggoda bosku. Dia pasti sangat menikmati melihatku malu dengan pipiku yang memerah. “Angela...” Aku memandang ke Alex ketika aku mendengar dia memanggil namaku dengan suaranya yang lembut. “Apakah kamu suka makanannya?” tanyanya.Aku mengangguk kepadanya dengan senyum di wajahku. Dia membalas senyumanku, kemudian dia mengambil mangkuk dari meja makan dan menuangkan sup ke dalamn

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11
  • Fated   Chapter 36

    Angela’s POV “Angela, mengapa kau terlihat sangat mengantuk?" Aku mengalihkan pandanganku dari piringku ke Alex, yang sedang duduk di kursi makan di depanku. Suaranya membangunkanku dari lamunanku. Aku tidak bisa tidur sama sekali tadi malam. Aku terus memikirkan bosku. Aku merasa sangat sedih dan menyesal telah mengatakan kata-kata itu kepadanya. Aku seperti orang gila sekarang dan aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak menjawab pertanyaan Alex dan hanya mencoba tersenyum padanya untuk menyembunyikan perasaanku. Aku melihat kembali ke piringku dan memakan sarapanku, menghindari tatapan penasarannya. “Angela!” Aku melihat ke arah dari mana suara itu berasal dan aku melihat Hannah dan bosku sedang berjalan ke meja kami. Aku terus menatap mereka sambil bertanya-tanya mengapa Hannah ada di sini bersama bosku. Hannah melambaikan tangannya ke arahku dengan senyum ceria di wajahnya sementara bosku menatapku tanpa eks

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-11

Bab terbaru

  • Fated   Chapter 60

    Selasa sore di kantor Vincent. Seperti biasa, aku duduk di sofa seperti boneka sementara bosku duduk di kursi di belakang meja kerjanya di depanku sibuk dengan pekerjaannya, tetapi kali ini aku tidak berani menatap wajahnya. Aku terus menunduk, menyembunyikan pipiku yang semerah kepiting rebus. Aku menggigit bibirku, memejamkan rapat mataku, menahan rasa maluku sambil aku bertanya pada diriku mengapa aku bisa berubah menjadi iblis nafsu dan memperkosa bosku sepanjang malam.Aku membuka mataku menatap wajah bosku saat aku mendengar tawa lembutnya. Jantungku berdetak lebih cepat dan lebih cepat saat dia bangkit dari kursinya dan berjalan mendekat dan berdiri di depanku. Dia membungkukkan tubuhnya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. “Kenapa kau terlihat sangat malu padaku? Kamu terlihat sangat berbeda malam itu,” katanya dan tersenyum menggoda menatap mataku. Aku menghindari tatapannya dengan pipiku yang terbakar. Aku merasa sangat malu dan gugup seka

  • Fated   Chapter 59

    Aku sekarang duduk di kursi malas mengenakan bikini merah, menatap bosku, yang sedang berenang di kolam renang di depanku. Aku tidak bisa berkedip dengan jantungku yang berpacu saat melihat tubuh berototnya yang sempurna. Aku menggigit bibirku dalam nafsu saat aku merasakan pahaku mengencang dan v*ginaku basah. Dia kemudian keluar dari kolam. Aku menelan nafsuku saat aku melihat tonjolan kemaluannya di bawah celana renang ketat hitamnya. Pria ini sangat tampan dan seksi sehingga para wanita yang melihatnya ingin bersamanya dan ingin bercinta dengannya. Aku segera mengalihkan pandanganku dan mengambil krim tabir surya di atas meja di samping kursi tempat aku duduk saat aku melihatnya tersenyum padaku. Aku berusaha menenangkan kegugupanku sambil mengoleskan krim itu ke lenganku saat dia berjalan mendekat dan duduk di sebelahku.“Biarkan aku membantumu,” katanya menatap ke mataku dan mengambil krim dari tanganku. Aku tidak bisa menolaknya karena tubuhku sangat in

  • Fated   Chapter 58

    Siang hari di kantor Vincent. Aku sedang duduk di sofa di ruang kerja bosku menatap bosku, yang sedang duduk di kursi di belakang meja kerjanya di hadapanku. Dia sudah sibuk bekerja sejak pagi sementara aku tidak melakukan apa-apa, hanya duduk di sini seperti boneka. Carson telah memberi tahuku bahwa Olivia akan membantu pekerjaanku, tapi justru dialah yang melakukan semua pekerjaanku. Yang aku lakukan hanyalah membuat kopi untuk bosku. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari bosku. Wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang berotot sempurna membuat hatiku meleleh. Tapi aku masih marah padanya karena sikapnya padaku. Dia seperti pangeran tampan dengan hati iblis. Sampai sekarang, aku masih tidak percaya bahwa aku bisa jatuh cinta padanya.Aku segera menghindari tatapannya saat mata kami bertemu. Dia tertawa pelan, melihat aku gugup. “Kemarilah,” katanya dengan suara lembut, membuatku melihat kembali ke matanya. Aku kemudian berdiri dari sofa sa

  • Fated   Chapter 57

    Aku langsung memeluk nenekku saat pria itu melepaskanku dari cengkeramannya. “Vincent Gray, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini," kata pria itu menatap mata bosku."Mengapa kamu ada disini?” bosku bertanya, menatap mata pria itu dengan tatapan dingin. Pria itu tersenyum pada bosku, lalu dia mengalihkan pandangannya ke wajahku. “Gadis ini berutang uang pada bos kami. Kami di sini untuk menagih hutang tersebut,” katanya sambil menunjuk ke arahku. Aku menatap mata bosku dengan wajah memohon saat mata kami bertemu. Aku memohon padanya untuk membantu kami. "Apakah Anda mengenal mereka?” tanya pria itu kepada bosku.Bosku mengalihkan pandangannya dari mataku ke mata pria itu. "Gadis itu milikku." Kedua pria itu tertawa setelah mendengar apa yang dikatakan bosku. Pria dengan pisau di tangannya kemudian berkata kepada bosku, “Karena gadis ini milikmu, maka kamu pasti akan melunasi hutangnya. Benarkan Tuan Gray?” Pria

  • Fated   Chapter 56

    Aku sedang berada di dalam mobil sekarang dalam perjalanan menuju ke rumah nenekku. Air mata mengalir di pipiku, membaca buku harian ibuku di tanganku. Bosku, yang duduk di sebelahku di kursi belakang, menatapku dengan mata sedihnya begitu juga dengan Carson, yang duduk di sebelah pengemudi, dia juga bersedih untukku.Bosku telah memberi tahuku semua yang terjadi. Detektif yang dia sewa untuk menyelidiki pembunuh ibunya memberitahu bosku kalau pria yang membunuh ibunya bukanlah ayahku. Ibuku sedang hamil satu bulan ketika dia menikah dengan pria itu. Ibuku menyembunyikan kehamilannya dari pria itu sehingga pria itu tidak tahu kalau ibuku sedang mengandungku.Ayahku adalah teman sekolah ibuku, dan mereka telah saling mencintai sejak lama. Nama ayahku adalah Drew Scott dan nama ibuku adalah Eliza Violet.Pembunuh itu sangat mencintai ibuku sampai tergila-gila padanya. Dia membunuh ayahku, dan dia juga membunuh sahabat baik ibuku. Ibuku sangat takut dan sangat

  • Fated   Chapter 55

    Sekarang sudah malam. Bosku terus menemaniku duduk di kursi di sebelah tempat tidur dimana aku sedang berbaring. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutku maupun mulutnya. Kami berdua terdiam dengan air mata memenuhi mata kami. Aku terus mengatakan pada diriku untuk tabah dan menerima takdir ini. Aku telah kehilangan bayiku untuk selamanya dan tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku harus tetap tegar meski hatiku berduka dan menangis. Bosku mengangkat kepalanya melihat ke wajahku saat aku menyeka air mata yang menetes di pipiku. “Angela…” Suara sedihnya memecah kesunyian, membuatku menatap ke matanya. “Kumohon... maafkan aku,” katanya. Aku bisa melihat kesedihan dan penyesalan yang mendalam di matanya. Aku kemudian menghindari tatapan matanya, melihat ke depanku. “Aku tidak sungguh-sungguh mengatakan itu. Saat itu aku sangat marah sehingga aku tidak bisa berpikir dengan akal sehatku. Aku tidak akan mengatakan itu jika aku tahu kamu sedang menga

  • Fated   Chapter 54

    Vincent mengikat kembali ikat pinggang baju tidurnya lalu dia menghela nafas sambil memejamkan matanya. Dia sangat sedih. Dia tidak pernah ingin menyakiti Bianca dan membuatnya menangis. Dia tiba-tiba membuka matanya saat kecemasan menguasai dirinya. Dia takut dan khawatir kalau Bianca akan mencoba bunuh diri lagi. Dia segera berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya menuju ke kamar Bianca.****** Bianca menangis sambil duduk di atas tempat tidur berbicara di telepon dengan Ivy. “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku sudah mencoba merayunya. Aku sudah melakukan segalanya, tetapi dia masih tidak menginginkanku.” Dia terdiam sejenak, mendengarkan kata-kata Ivy. “Gak mau! Aku gak mau pura-pura bunuh diri lagi. Rasanya sakit banget tau!” katanya dengan ketakutan. Kemarahan tiba-tiba memenuhi matanya, lalu dia berkata, “Gadis jalang itu! Ini semua salah dia. Aku benci banget sama dia! Aku bakal bikin dia menderita.”Mata Bianca tib

  • Fated   Chapter 53

    Bianca dan aku saat ini sedang duduk di sofa di bar hotel milik bosku. Kami duduk saling berhadapan.Tempat ini begitu indah dan mewah. Bar ini bergaya modern, dengan lampu bersinar keemasan menerangi seluruh ruangan. Aku bisa melihat pemandangan malam yang indah dari jendela kaca di dalam ruangan ini.Bianca terus menatapku dengan kebencian di matanya. Aku berpura-pura tidak melihatnya sambil terus melihat ke luar jendela di sebelah kiriku. Dia mengenakan gaun pendek merah sementara aku mengenakan gaun pendek hitam. Dia sangat cantik sehingga membuat semua orang yang ada di sini terpesona melihatnya.Aku menoleh melihatnya saat dia tiba-tiba berdiri dari sofa dengan senyum manis di wajahnya, melihat ke arah depannya. Aku lalu melihat ke arah yang dia lihat dan aku melihat bosku sedang berjalan ke arah kami dan berdiri di depan kami. Bosku sangat tampan dan seksi memakai setelan jas hitamnya.“Vincent, kenapa kamu terus sibuk seharian? Kamu memb

  • Fated   Chapter 52

    Kami semua sekarang sedang berada di dalam pesawat milik bosku dan sedang makan siang. Sejak kami berada di sini satu jam yang lalu, Bianca terus bersikap manja pada bosku. Dia meminta untuk duduk di sebelahnya. Dia terus menyentuhnya, memeluknya. Bosku tidak bisa menolaknya dan hanya bisa membiarkan dia melakukan apa pun yang dia mau kepadanya. Carson dan aku, yang duduk bersebelahan, terus menatap ke arah Bianca dengan wajah marah kami. Kami benar-benar sudah tidak tahan lagi melihat perilakunya. “Aku sangat membencinya. Aku berharap aku bisa mengubahnya menjadi kutu dan mengirimnya ke bulan sekarang,” kata Carson.Aku mengangguk dengan setuju. Carson lalu mengalihkan pandangannya, menatap ke mataku. “Saatnya untuk memberikan ular itu pelajaran,” katanya, lalu dia berbisik di telingaku. Dia mengatakan kepadaku apa yang harus aku lakukan. Kami kemudian saling menatap dengan senyum jahat di wajah kami. Aku kemudian menoleh ke arah bosku. Aku te

DMCA.com Protection Status