Para Auru terkesiap dan meringis melihat semua kristal mereka terbang pergi. Mereka saling pandang gelisah. Para penjaga kitab masih berusaha mencari cara untuk menyelesaikan perkara ini di almanak, kitab, buku, dan perkamen dari berbagai bahan milik pulau masing-masing. Ketua Mavwa terus menelaah gambar di Kitab Masa Depan Negeri Ungu. Ia dibantu penjaga kitab lainnya yang mempunyai gambar yang memiliki kesamaan atau kelanjutan dan penjelasan lainnya tentang prisma ini.
Sejauh ini tidak terlalu baik. Mereka yakin bahwa prisma ini bukan prisma kristal biasa atau pembawa maut. Mereka yakin bahwa ada semacam gerbang yang akan terbuka kapanpun untuk membawa mereka pergi, entah kemana. Kemudian pecahan kristal portal Bumi, yang berasal dari bangsa Waemon, dengan sihir di planet Warnas mereka berhasil menyempurnakannya, mulai bertebrangan ke puncak prisma. Ia menelaah lagi gambar di kitab yang dipegangnnya.
Digambar ada gunung yang mungkin adalah prisma tersebut yang diatas
Falfayria paling benci ketika saat bahagianya dirusak oleh sesuatu yang dilemparkan dan membuatnya kaget dan semua orang panik. Terlebih lagi membuat spektrum warnanya meriak-riak dan hampir hilang saat ledakannya terjadi lagi. Memastikan tidak ada yang tersisa lagi Warnarish yang lainnya. Semua Warnarish mulai berkumpul untuk tetap bersama-sama. Dan untunglah semuanya sudah masuk, yang masih selamat dan terkumpul dan belum jatuh ke dasar tanah terakhir. Mereka belum yakin dengan daratan dan lautan di bawah pulau mereka itu. Tapi Falfayria pernah mendengar kalau disana sangat berbahaya dan juga mematikan kapanpun dan dimanapun. Itulah sebabnya para Warnarish tinggal di pulau melayang. Dan mereka selalu bersyukur dan tidak pernah merasa tinggi sampai mereka menganggap diri mereka dewa atau dewi. Ledakan lagi menyadarkan pikiran Falfayria. Ia melihat spektrum cahaya itu mulai memudar dan hilang lalu muncul lagi, seperti tv yang salurannya selalu rusak. Pintu prisma itu
Ivoria yakin kalau Pycth tidak terbiasa melihat cahaya terang. Atau mungkin Warnarish Putih memang terbiasa melihat seuatu yang silau. Ia masih melihat Pycth menutupi matanya dengan kedua sikunya. Ivoria memang kesilauan melihat cahaya yang terang di lantai itu, tapi ia hanya menyipitkan matanya. Meskipun yang lain juga terlihat tidak nyaman dengan lantai silau ini.“Entah kapan keanehan semua ini akan berakhir,” guman Ivoria. Ia masih meyipitkan matanya.Ledakan lagi, entah dari badai atau meriam Waemon, musuh bebuyutan mereka. Mungkin mereka bisa saja membinasakan Murghoana, selir sihir mereka kapan saja mereka, para Aurum au. Tapi tidak, mereka berdua sama sekali tidak sama. Lagipula, Murghoana dan seluruh Waemon harus dihukum seberat-beratnya.Emosi mulai bergelora dalam hati Ivoria. Guntur menggelegar. Seperti menjawab permintaan Ivoria, atau hanya perasaanya saja. Ia lalu beranjak ke jendela. Kabut debu masih berjalan. Tapi ia bisa melihat pula
Tentang pendaran cahaya dan halo matahari itu, prisma ini memang sudah siap untuk pergi ke kristal portal planet lain, atau tempat yang paling aman untuk mengungsi sementara. Dan karena di planet Warnas mereka punya kristal portal ke bumi, maka itulah pemberhentian mereka selanjutnya. Prisma roket itu seharusnya bekerja otomatis karena tiba-tiba mereka langsung melesat ke langit dan terbang ke angkasa. Melewati lubang cacing pelangi dan terjun ke pulau tak berpenghuni. Asap pelangi di bagian dasar dan sisi prisma itu membuat kabut dan berkristalisasi menjadi pelangi, di sepanjang perjalanan mereka.Blazore tidak tahu pasti apa yang terjadi tapi setidaknya itulah yang bisa dia simpulkan untuk saat ini. Ia ada di tingkat lantai ketiga paling atas dan saat ia melihat ke jendela ia melihat kristal portal yang sekarang menjadi besar, entah karena diratakan atau memang banyak bijihnya, yang berpendar dan mereka pun lepas landas saat halo matahari itu melebar ke lubang portal yang s
“Jadi gua itu menyimpan kristal portal dari prisma itu. Dan kristalnya bening?” kata Danil.“Benar, meskipun kadang kristalnya memancarkan pelangi seperti air yang menari-nari terkena cahaya. Dan kristalnya sangat keras. Jadi tidak tembus pandang,” ujar Falfayria.“Keren! Kapan aku bisa kesana?”“Kapanpun aku bisa. Hihi.”“Ya, benar. Kau bilang kalau kita sudah masuk ke portal itu, kita akan punya…”“Ini,” Falfayria menunjukkan kaca berukuran dan berbentuk kapsul. ”Kau hanya perlu melemparkanya ke tanah, tapi jangan terlalu jauh. Dan nanti portal kristal akan muncul, dan menghilang. Akan ada permata di tengah atas portal yang berbentuk segiempat itu.”“Lagi-lagi penjelasan yang terlalu mendetail. Kau akan sekolah lagi,kan?”“Bagaimana dengan para polisi itu? Mereka pasti ingin bertemu denganku, dan aku pasti tidak suka.”
Aku baru sadar ada sebuah surat di kotak yang kutemukan di gudang waktu itu.Setelah menemukan Jimat Kristal Warna planet Warnarish. Melawan Murghoana dengan mengocar-acir warna ke tubuhnya. Dan berpisah dengan para Auru Warnarish. Semua itu tidak membuatku tenang, malah jadi lebih gelisah dan risau. Terutama saat kami semua dituduh merusak sekolah. Dan Falfayria juga hampir dikeluarkan dari sekolah gara-gara semua itu. Tapi apa gunanya semua itu kalau dia mungkin tidak akan kembali lagi, dia menyerahkan aku untuk menjelaskan semuanya. Ya, lebih baik aku yang mengarang dan beralasan semua cerita itu dari pada dia membeberkan semuanya. Maksudku, aku tidak yakin Falfayria mampu berbicara dan menceritakan bahwa ia adalah anak dari planet lain yang tidak sengaja kemari untuk mencari Jimat Kristal planetnya yang hilang.Dan Jimat itu—Aku tidak habis pikir bagaimana bisa keluargaku bisa menyimpan jimat aneh itu. Dan aku tidak perlu menunggu sam
Aku tidak tahu beberapa menit tepatnya, kurasa 150 menit. Aku menemukan kotak kayu tua yang berdebu dan kusam di bawah tempat tidur kakek. Kotak dengan bundaran kaca yang menampilkan tuxedo dengan dasi kupu-kupu ungu kehitaman dan jas dengan kerah panjangnya yang bewarna ungu menyala berkain beludru. Selera yang aneh!Aku meniup debu yang menyelimuti kotak itu. Debunya yang bertebaran hampir membuat mataku perih. Aku mencoba membuka kotak itu. Aku memutar kuncinya dan bau yang tidak enak dihirup itu menyambutku. Bau apek khasnya kotak yang sudah lama tidak dibuka lagi. Aku mengipas-ngipaskan udara dengan tanganku. Dengan tiba-tiba aku menjatuhkan kotak itu dan terbatuk. Kotak itu terjatuh beserta jas tuxedo dan sebuah buku tua tebal. Aku mengatur napsku dan meraih buku itu.“Sialan! Kotak dengan debu yang menyebalkan. Seridaknya aku menemukan apa yang kucari,” gumanku seraya memerhatikan buku itu.Aku meneliti buku tua itu. Buku yang dijilid dengan j
The Blue One: Lautan Petualangan Danil tidak menyangka saat Falfayria membawanya ke rumah barunya. Gua kristal yang dipenuhi seluruh kaum Warnarish. Tempat yang paling hebat yang bisa Danil kunjungi dalam waktu luangnya. Dia hanya harus masuk ke portal itu dan menyimpan dengan baik kapsul kristalnya. Bayru juga ingin menjelajahi Bumi dan kembali lagi. Dia ingin seperti Falfayria yang bersekolah dengan Danil. Tapi tidak mungkin sekolahnya memasukkan anak yang tidak dikenal lagi. Dia memutuskan untuk kerja sampingan Danil terpana dengan prisma yang menjulang sampai ke langit-langit. Cahaya dari lubang di atas membuat prisma itu memantulkan berbagai cahaya, warna-warni. Dinding gua yang tidak diberi hiasan apa-apa pun terlihat berkilauan dengan berbagai kerlap-kerlip yang indah. Danil terlihat terpana. Matanya memantulkan cahaya-cahaya itu. “Ini sangat indah,” gumannya. “Ya, mes
“Ada murid baru?” ujar gadis itu bersama ketiga temannya.“Ya, dan dia berasal dari Prancis. Keren, bukan?” ujar temannya.Danil mendengarnya. Ternyata berita murid baru itu sudah menyebar kemana-mana. Ini baru hari pertama masuk sekolah dan berita utamanya adalah murid baru dari Prancis. Danil heran bagaimana mereka bisa tahu semua itu.“Hai, Danil!” sapa Salih, “Bagaimana liburanmu? Kau tidak nangis sepanjang liburan, kan?”“Jangan ganggu aku!” sahut Danil sinis.“Uhhss, sekarang makin dingin aja. Hei, dimana Falfayria? Dia tidak dikeluarkan dari sekolah, kan?”“Apa?” seru Danil kesal.“Aku hanya bertanya.”Falfayria datang bersamaan saat Salih bilang begitu. Dia diamati oleh seisi kelas, seperti melihat sesuatu menjijikan yang habis dimakan tikus. Kata-kata seperti ‘kenapa dia ada disini?’, ‘kukira dia sudah kelu
“Wuah, jadi begitu! Apa kalian semua setuju?” seru Taffie penuh semangat.Kedua belas Auru terdiam sembari mengerjap bingung. Bayru menelan ludah, teringat akan kejadian lama tentang manusia. Ivoria juga terlihat tak yakin. Blazore terdiam, tak peduli. Pytch memandang Nayle yang semringah. Salvero memandang warnarish berlalu-lalang, tak mau peduli. Maya menatap Taffie serius. Kochop mengernyit. Karmin memainkan api di tangannya. Boltya memandang api di tangan Karmin menari-nari.“Taf, aku sudah bilang padamu, akan bahaya kalau kita benar-benar berbaur dengan manusia. Dan jumlah yang ingin masuk ke sekolah ada … dua belas? Hampir sepertiga dari angkatan kelas baru setiap tahunnya!” tutur Falfayria. “Lagipula, apa kita terus bisa menahan kekuatan kita dan mengubah warna-warna di sekitar kita?”“Aku setuju, lagipula aku tidak perlu sekolah lagi!” sahut Karmin, Auru Abu-Abu. “Bayru pun coba-coba mencari pekerjaan di Bumi, dan lihatlah apa yang terjadi. Selain murid apa kau mau kami bekerj
Taffyandria dipandang sinis oleh Peonie. Raja Pinqoe menatap lirih putrinya.“Apa yang akan kau lakukan?” tanya sang raja.“Apa yang Ayahanda lakukan dengan seenaknya pada warnarish yang tidak bisa apa-apa dan hanya mengikuti eksekusi sampai akhir! Ayahanda tidak pernah peduli para warnarish Pink yang dieksekusi! Dan sekarang Ayahanda juga akan melakukannya pada Meagantya? Hanya karena selir baru dengan paras cantik, anggun, pintar, bisa segalanya, kebalikan dariku ini menuduhnya pembunuh karena sebuah botol beracun yang ditemukan Meagantya? Kenapa Ayah juga tidak curiga dengan botol racun yang sudah ada di kamar Nyonya Peonie? Apa yang selir itu lakukan? Apa dia mau bunuh diri? Atau mau meracuni salah satu dari kita?”“Taffyandria!” gertak Raja Pinqoe.“Kenapa tiba-tiba Meagantya dijadikan tersangka pembunuhan? Apa motifnya? Karena pertemuan kemarin siang? Sikap Nyonya Peonie yang menyebalkan karena terus menggan
Tubuh Taffie bergetar saat mendengar saat Meagantya divonis ingin meracuni Selir Peonie. Mentor favoritnya yang selalu mendidiknya dengan sabar dan penuh ilmu membuatnya semakin yakin kalau itu semua hanya tuduhan palsu. Meagantya akan dieksekusi hari ini. Sungguh kejam dan tergesa-gesa. Taffie tahu perbuatan siapa ini. Namun, kotak hadiah di nakasnya membuatnya bertanya-tanya siapa gerangan yang memberinya. Dia membaca kalau Peonie memberikan kotak itu, tetapi tatapan sinisnya saat Taffie mengamuk ketika mendengar eksekusi Meagantya, dia ragu wanita titisan waemon itu yang memberinya. Taffie teringat tempo hari ketika Peonie, Meagantya, dan dirinya duduk di taman. Dia tidak tahu kalau wanita mengerikan itu akan datang. Meagantya tersenyum selayaknya sebuah rencana berhasil. Taffie hamper saja menembakkan bola-bola cahaya di sekitarnya. Dia tidak sudi bertemu Peonie di waktu luangnya. Lain hal dengan Meagantya, kalau bisa Taffie bisa sekamar d
FantarnaAll in ColorsPetualangan Para Auru WarnaWarnarish yang selamat dari pemusnahan akhirnya tinggal di sebuah gua tersembunyi di suatu pulau di Bumi. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan Bumi di sekitarnya. Bersama dengan para warna lainnya, mereka hidup bersama, secara rahasia. Namun, para Auru penjaga yang penasaran dengan seisi Bumi memutuskan untuk berpetulangan. Beretemu dengan penduduk Bumi dengan sifat bermacam-macam.Tantangan ddan rintangan diarungi, resiko dihadapi, maut pun menanti.Namun, yang paling buruk adalah penyihirr terkuat Waemon akhirnya menemukan cara untuk bergabung dengan para Warnarish.Memusnahkan mereka untuk selamanya!The Pink One: Color of The HeartTaffie hanya mengingkan kebah
Malam ini merupakan malam yang paling bersejarah. Malam yang paling berbeda dari malam yang lain. Setidaknya itulah menurutku. Meskipun aku hanya menjadi pengurus dalam acara ini tetapi tetap saja malam ini sangat berarti untuk kita semua, para warnarish. Baiklah, mungkin aku agal berlebihan. Tetapi aku sudah tidak sabar dengan acara ini. Dan—ohh, sang auru biru juga ada disini, pengawalnya adalah kekasihku. Entah kemana dia dua hari kemarin, tetapi karena dia sudah ada disini jadi mungkin ini adalah hal yang bagus. Aku masih tidak tahu kalau para auru akan melawan warnarish lain juga atau melawan sesama auru juga. Yang pasti malam ini akan menjadi malam yang tidak terlupakan. Olimpiade ini adalah olimpiade dimana setiap warnarish dari semua warna yang berbeda, 12 warnanya, akan berduel sampai ke final, UNTUK PERTAMA KALINYA!!! Dan aku, Shyan Chann akan ikut juga. Melawan warnarish yang hebat dan juga berkompeten. Ah, aku sudah tidak sabar. Tiba-tiba aku mendenga
Sang Ketua yang mereka bicarakan ternyata hampir mirip dengan mereka. Dia tinggal di sebuah gubuk yang terbuat dari bambu. Tirai masuknya dibuat dari kulit kelapa. Bayru dipaksa masuk kesana dan melihat ketua tiga orang tadi duduk bersila. “Apa ini? Orang yang terdampar lagi?” kata Sang Ketua. “Begitulah,” kata salah satu dari mereka. “Tapi yang satu ini aneh,” yang sebelahnnya menjelaskan, “Tidak ada kapal atau sampan apapun!” “Mungkin dia jatuh dari kapal dan kemari!” ujar yang satu lagi. “DIAM!” seru Sang Ketua. Bibir Bayru berkedut. Kemarin dia bertemu profesor psikopat, sekarang sekte orang aneh. “Apa sejak pertama kali melihatnya dia basah, atau bagaiman?” Kedua orang itu saling berpandangan dan yang satu lagi menggarukkan kepala. “Kami tidak tahu! Dia tiba-tiba ada di depan pulau.” “APA??? Itu tidak mungkin! Jika dia sudah ada disini dari kemarin, seharusnya kita tahu bukan?” Tidak! Ka
Falfayria agak terkejut saat ibu Danil yang membukakan pintu untuknya dan langsung memeluknya.“Oh, kau pasti ketakutan ya, Anak Manis!” serunya.Pasti ada sesuatu yang salah. Apa Danil tidak sengaja menceritakan apa yang terjadi?“Umma! Kenapa tiba-tiba?” kata Danil.“Oh, dia pasti kemari untuk memastikan kau baik-baik saja. Lagian kenapa kalian malah berpisah?”“Soal itu ....” Falfayria berhenti sejenak. “Sebenarnya aku sudah pulang dari tadi, tetapi karena rumahku gelap karena masih direnovasi jadi aku sebenarnya ingin menginap disini, maksudku ... ya—sebenarnya—”“Ohoho, pantas saja. Lagipula tidak apa-apa kau menginap disini. Dan apakah itu saudaramu?”Falfayria mengernyit. Dia tidak menduga ada yang mengikutinya. Jika itu Byzan, maka habislah dia.“Ah, bukan! Apa aku temannya Danil, juga?”Falfayria menoleh. Ternyata buk
Niatnya untuk membantu Arabella menjelaskan semuanya, Arabella sendiri yang menjelaskan semua. Mereka hanya mendengarkan sembari Arabella menjabarkan apa yang terjadi dan menunjukkan-nunjuk ke siapapun yang dia ceritakan. Setidaknya Falfayria bisa tenang sedikit. Tetapi luka di bahu Danil membuatnya bersalah. Dia memandang Danil yang kini sudah siuman di mobil ambulans. Danil tidak mau dibawa ke rumah sakit, dia memaksa. Memang peluru yang mengenainya itu kecil, tetapi tentu saja dia perlu pengobatan yang serius.Di sisi lain, Bayru dan Aquwamarie saling membisu. Tidak ada lagi perdebatan antara pengawal dan tuannya. Bayru masih merasa tidak enak karena dia bertindak senaknya, dan kejadian yang menimpanya ini memang tidak pernah ia pikirkan. Aquwamarie juga merasa begitu, sebagai penjaga Auru dia seharusnya lebih memperhatikan Bayru dan mengawasinya di setiap waktu dimanapun.Semua warnarish menjaga perasaan dan emosi mereka agar mereka tidak sepenuhnya berubah. Untuk
Falfayria tidak menduga bahwa pria itu sudah tahu dia berbeda. Bahkan Aquwamarie.Seharusnya kami menyelinap lebih cepat. Danil sekarang terluka. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku jika Arabella disini! Falfayria membatin.“Dasar pria tua kejam! Apa yang kau lakukan pada Danil?” hardik Arabella.Tomo hanya terkekeh-kekeh. Tidak peduli apa yang dikatakan gadis itu.Arabella semakin kesal. Dia berteriak menerkam Tomo, tetapi Tomo menghindarinya dan menjambak rambutnya, membenturkan ke tembok. Darah mengalir di dahi Arabella, dia pun terjatuh.Falfayria tertegun. Dia saling berpandangan dengan Aquwamarie.Yah, mungkin saatnya untuk menunjukkan kekuatanku.“Nah, dua gadis favoritku! Gadis asing dari planet lain. Kalian juga akan bergabung dengan penelitian besarku. Aku tidak akan memberikan kalian pilihan. Bergabung denganku atau teman kalian tidak akan selamat, kalian tahu,