“Ada murid baru?” ujar gadis itu bersama ketiga temannya.
“Ya, dan dia berasal dari Prancis. Keren, bukan?” ujar temannya.
Danil mendengarnya. Ternyata berita murid baru itu sudah menyebar kemana-mana. Ini baru hari pertama masuk sekolah dan berita utamanya adalah murid baru dari Prancis. Danil heran bagaimana mereka bisa tahu semua itu.
“Hai, Danil!” sapa Salih, “Bagaimana liburanmu? Kau tidak nangis sepanjang liburan, kan?”
“Jangan ganggu aku!” sahut Danil sinis.
“Uhhss, sekarang makin dingin aja. Hei, dimana Falfayria? Dia tidak dikeluarkan dari sekolah, kan?”
“Apa?” seru Danil kesal.
“Aku hanya bertanya.”
Falfayria datang bersamaan saat Salih bilang begitu. Dia diamati oleh seisi kelas, seperti melihat sesuatu menjijikan yang habis dimakan tikus. Kata-kata seperti ‘kenapa dia ada disini?’, ‘kukira dia sudah kelu
Bayru tidak percaya dia berhasil menemukan alamat rumah itu. Portal kristal membawanya tepat ke rumah yang ada di brosurnya. Rumah yang terlihat tidak ada orang karena terlalu tua dan berdebu. Bayru tahu selam dia jalan-jalan di Bumi rumah seperti ini biasanya rumah kosong. Suasana abu-abu dan berdebu di tengah padang rumput gersang yang luas. Bayru tidak yakin, tetapi akhirnya dia naik undakan tangga berderit itu dan mengetuk pintu.“PERGI!”Itu suara yang pertama kali Bayru dengar dari pintu itu. Aneh sekali. Pintunya bisa berbicara, menyuruhnya pergi.“Aku hanya ingin bertanya tentang magang ini. Kurasa kau membutuhkan asisten… untuk apapun pekerjaanmu itu?” Bayru tidak terlalu mengerti apa arti asisten yang dimaksud.“Tidak ada pekerjaan disini. Silahkan pergi!” ujar pintu itu.“Aku rasa tidak begitu, disini terlulis—”“Siapa peduli! Aku tidak menulisnya! Pergilah!&
Arabella sangat suka dengan motif daun melengkung itu, fleur-de-lis. Dan sekolah barunya itu, Orchidia, mempunyai dinding yang penuh dengan motif itu dikelasnya. Pinggiran atas tembok itu diukur dengan motif yang terkenal di Prancis. Dia merasa seperti kembali kesana.Arabella teringat anak biru itu. Entah kenapa dia merasa Falfayria adalah salah satu dari mereka. Sangat sopan, tertutup, dan selalu memakai warna yang sama. Dari rambut sampai kaki warnanya harus sama. Tunggu, dia tidak seharusnya membicarakan orang lain. Tapi dia penasaran dengan gadis itu. Gadis yang hanya selalu dekat dengan Danil seperti hanya remaja itu yang tahu seluruh rahasianya. Dia pernah mengobrol dengan Rayla dan menanyakan hal ini.Baru liburan kemarin Danil sangat dekat dengan Falfayria. Dia juga bingung kenapa Danil jadi begitu tertarik dengan gadis ungu itu. Ups, dia memanggilnya dengan kata yang tidak enak lagi. Tapi bagaimana tidak. Kedua matanya yang bewarna ungu gela
Arabella diminta ayahnya mengunjungi lagi temanya yang ilmuwan itu. Dia sebenarnya agak malas. Dia mendengar ada seorang anak yang bekerja disana. Arabella penasaran anak siapa yang berani dan bisa menaklukkan pria yang keras kepala itu. Sehabis pulang sekolah dia pergi ke ruamh tua reyot itu, hanya sekarang terlihat lebih bersih. Arabella mengetuk pintu rumah. Berharap ada orang yang ramah menyapanya di pintu depan.Bayru bingung harus berbuat apa. Profesor Tomo masih diam di mejanya membaca buku dan kadang menulis sesuatu di buku catatannya. Bayru tidak boleh membiarkan tamu itu terus mengetuk pintu, dan bagaimana kalau dia pergi.“Kau akan diam disitu saja? Atau melihat siapa yang merusak pintu?” kata Tomo.Bayru langsung mengambil langkah seribu. Dia membuka setiap rantai di pintu dan membuka pintu. Gadis itu, gadis yang dilihatnya saat di, entah dimana itu, yang jelas ada limas kaca besar itu. Gadis itu terseyum dan kaget.“Oh, wauw
Danil mengujungi Ngalau Warnarish tanpa Falfayria. Setidaknya Aquwamarie menemaninya sekarang. Danil begitu terkagum melihat terowongan-terowongan setiap warna yang berisi rumah-rumah setiap warna warnarish. Kedua belas terowongan yang berisi lampu lampu, atau lentera kecil dengan lilin itu berbeda warna setiap gua. Bahkan jika diamati baik-baik seperti membentuk pelangi yang melengkung, terowongan itu begitu besar sampai memuat sebelas warnarish sekaligus.Gua di dalamnya dipenuhi rumah yang tersusun dari atas ke bawah seperti lego. Warnanya berkamuflase dengan terang dan gelapnya warna. Bentuk rumahnya persegi panjang seperti rumah boneka yang diambil atapnya. Jendelanya berbentuk lingkaran dengan terali dan pintunya berbentuk setengah lingkaran. Danil suka dengan berbagai lentera yang berbeda-beda bentuknya di setiap pintu rumah. Di tengah-tengah kota di gua itu ada air mancur kecil dengan puncaknya kristal berbentuk piala menyemburkan air, menyebabkan cahaya-cahaya disana
“Kudengar, Prancis adalah negeri yang paling romantis,” kata Danang.“Ya, kota cinta. Banyak orang yang kesana untuk bulan madu, apa itu benar?” timpal Armis.Arabella tergelak. Mereka tidak tahu banyak soal Paris. Ditengah kerumunan anak yang sedang asyik mengobrol dengannya. Danil merangsek pergi ke ruang wawancaranya dengan polisi. Arabella bangun melihat Danil dan meninggalkan murid-murid yang sedari tadi bergombal dengannya. Mereka kesal dan cemburu gadis Prancis itu menemui anak paling dibencinya di sekolah.“Danil!” sapa Arabella.Danil mendesah panjang. Harinya diganggu lagi oleh gadis baru itu. Dia tersenyum dengan terpaksa dengan alis yang keduanya terangkat.“Hai, kau, um, sebenarnya aku mau minta maaf tentang kejadian kemarin. Kau benar, aku terlalu ikut campur, eheh. Dan aku juga tidak mau hanya beberapa hari di sekolah aku sudah mempunyai musuh. Jadi, kita bisa berteman lagi, kan?”
Bayru menghela napas. Kurasa dia harus tegas untuk bilang pada Tomo bahwa dia akan berhenti. Karena dari tadi sepertinya dia tidak mendengar. “Baiklah. Dan aku juga ingin berbicara sesuatu, tentang aku, maksudku aku yang bekerja disini—”“Tenanglah, kau tidak akan kemana-mana!”“Iya, karena itu—tunggu apa?”“Ah, maksudku, kau tidak mau kemana-mana, kan? Pekerjaanmu akan terganggu jika teman-temanmu itu—”“Oh, maaf. Tapi aku … sudah—aku sudah memutuskan untuk berhenti bekerja!”Kata-kata itu tidak menggubris Tomo. “Oh, begitu. Baiklah tidak apa-apa. Aku hanya kau ke ruangan itu. Dan aku akan melakukan sisanya. Hahhh, akhirnya aku berhasil juga.”“Apa? Tidak! Aku berhenti! Aku tidak akan bekerja lagi disini. Aku minta maaf karena temanku ribut disini kemarin. Dan kurasa aku memang harus berhenti karena mereka mungkin sa
Danil sebenarnya sudah muak diintrogasi oleh para polisi. Terutama kedua polisi didepannya menanyakan hal yang sama berulang kali. Dan dengan Falfayria yang terlihat pucat dan gelisah memikirkan Bayru setelah suaranya di ponsel Arabella.Danil jadi tidak enak. Dia tahu Bayru orang yang baik, juga Falfayria. Dia bersikap seperti tidak kenal dan tidak peduli pada mereka lagi. Dia tidak lagi fokus mendengarkan kedua polisi itu. Bahkan dia tidak curiga saat kedua polisi itu berdiri dan membelakangi mereka. Danil tahu ini kesempatan yang bagus. Dia menyentil pundak Falfayria dan menunjuk jendela dengan jempolnya. Tanda untuk kabur dari sini melewati jendela itu.“Kurasa ini waktu yang tepat,” guman polisi yang berkepala botak.“Harusnya sih dari tadi. Tapi lihat mereka, beku di tempat. Dan sekolah juga belum terlalu sepi!” sahut pria berkumis itu berbisik.“Kurasa tidak perlu. Kita bawa saja mereka berdua!”
Aku harus mencobanya! pikir Bayru.Bayru mulai kosentrasi, memejamkan mata. Fokus pada pikirannya dalam pengendalian elemen air. Seluruh sel dalam tubuhnya memimpin tubuhnya untuk mengendalikan setiap kristal air. Dan sekarang dia hanya butuh tangannya itu untuk mengendalikan sedikit sel darah birunya. Saat dia membuka matanya darah biru yang bersisa itu melesat ke ikatan kedua tangannya, seperti pisau kecil.Bayru melempar kain kotor di mulutnya itu dan berusaha membuka ikatan kakinya. Namun, dia kebingungan dengan jenis ikatan ini. Mungkin dia tidak pernah mengenal sabuk? Bayru tidak mau memikirkannya. Darah birunya mengiris tali kulit itu dan kakinya pun lepas. Dia mencoba ke pintu keluar tetapi kemudian terjatuh berdebum di lantai.Mengendalikan darahnya sendiri ternyata lebih sulit dari pada melepaskan dirinya. Bayru berusaha berdiri meskipun kepalanya terasa berat. Tubuhnya bergetar dan serasa ditusuk ribuan jarum. Bahkan untuk mendorong pintu pun
“Wuah, jadi begitu! Apa kalian semua setuju?” seru Taffie penuh semangat.Kedua belas Auru terdiam sembari mengerjap bingung. Bayru menelan ludah, teringat akan kejadian lama tentang manusia. Ivoria juga terlihat tak yakin. Blazore terdiam, tak peduli. Pytch memandang Nayle yang semringah. Salvero memandang warnarish berlalu-lalang, tak mau peduli. Maya menatap Taffie serius. Kochop mengernyit. Karmin memainkan api di tangannya. Boltya memandang api di tangan Karmin menari-nari.“Taf, aku sudah bilang padamu, akan bahaya kalau kita benar-benar berbaur dengan manusia. Dan jumlah yang ingin masuk ke sekolah ada … dua belas? Hampir sepertiga dari angkatan kelas baru setiap tahunnya!” tutur Falfayria. “Lagipula, apa kita terus bisa menahan kekuatan kita dan mengubah warna-warna di sekitar kita?”“Aku setuju, lagipula aku tidak perlu sekolah lagi!” sahut Karmin, Auru Abu-Abu. “Bayru pun coba-coba mencari pekerjaan di Bumi, dan lihatlah apa yang terjadi. Selain murid apa kau mau kami bekerj
Taffyandria dipandang sinis oleh Peonie. Raja Pinqoe menatap lirih putrinya.“Apa yang akan kau lakukan?” tanya sang raja.“Apa yang Ayahanda lakukan dengan seenaknya pada warnarish yang tidak bisa apa-apa dan hanya mengikuti eksekusi sampai akhir! Ayahanda tidak pernah peduli para warnarish Pink yang dieksekusi! Dan sekarang Ayahanda juga akan melakukannya pada Meagantya? Hanya karena selir baru dengan paras cantik, anggun, pintar, bisa segalanya, kebalikan dariku ini menuduhnya pembunuh karena sebuah botol beracun yang ditemukan Meagantya? Kenapa Ayah juga tidak curiga dengan botol racun yang sudah ada di kamar Nyonya Peonie? Apa yang selir itu lakukan? Apa dia mau bunuh diri? Atau mau meracuni salah satu dari kita?”“Taffyandria!” gertak Raja Pinqoe.“Kenapa tiba-tiba Meagantya dijadikan tersangka pembunuhan? Apa motifnya? Karena pertemuan kemarin siang? Sikap Nyonya Peonie yang menyebalkan karena terus menggan
Tubuh Taffie bergetar saat mendengar saat Meagantya divonis ingin meracuni Selir Peonie. Mentor favoritnya yang selalu mendidiknya dengan sabar dan penuh ilmu membuatnya semakin yakin kalau itu semua hanya tuduhan palsu. Meagantya akan dieksekusi hari ini. Sungguh kejam dan tergesa-gesa. Taffie tahu perbuatan siapa ini. Namun, kotak hadiah di nakasnya membuatnya bertanya-tanya siapa gerangan yang memberinya. Dia membaca kalau Peonie memberikan kotak itu, tetapi tatapan sinisnya saat Taffie mengamuk ketika mendengar eksekusi Meagantya, dia ragu wanita titisan waemon itu yang memberinya. Taffie teringat tempo hari ketika Peonie, Meagantya, dan dirinya duduk di taman. Dia tidak tahu kalau wanita mengerikan itu akan datang. Meagantya tersenyum selayaknya sebuah rencana berhasil. Taffie hamper saja menembakkan bola-bola cahaya di sekitarnya. Dia tidak sudi bertemu Peonie di waktu luangnya. Lain hal dengan Meagantya, kalau bisa Taffie bisa sekamar d
FantarnaAll in ColorsPetualangan Para Auru WarnaWarnarish yang selamat dari pemusnahan akhirnya tinggal di sebuah gua tersembunyi di suatu pulau di Bumi. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan Bumi di sekitarnya. Bersama dengan para warna lainnya, mereka hidup bersama, secara rahasia. Namun, para Auru penjaga yang penasaran dengan seisi Bumi memutuskan untuk berpetulangan. Beretemu dengan penduduk Bumi dengan sifat bermacam-macam.Tantangan ddan rintangan diarungi, resiko dihadapi, maut pun menanti.Namun, yang paling buruk adalah penyihirr terkuat Waemon akhirnya menemukan cara untuk bergabung dengan para Warnarish.Memusnahkan mereka untuk selamanya!The Pink One: Color of The HeartTaffie hanya mengingkan kebah
Malam ini merupakan malam yang paling bersejarah. Malam yang paling berbeda dari malam yang lain. Setidaknya itulah menurutku. Meskipun aku hanya menjadi pengurus dalam acara ini tetapi tetap saja malam ini sangat berarti untuk kita semua, para warnarish. Baiklah, mungkin aku agal berlebihan. Tetapi aku sudah tidak sabar dengan acara ini. Dan—ohh, sang auru biru juga ada disini, pengawalnya adalah kekasihku. Entah kemana dia dua hari kemarin, tetapi karena dia sudah ada disini jadi mungkin ini adalah hal yang bagus. Aku masih tidak tahu kalau para auru akan melawan warnarish lain juga atau melawan sesama auru juga. Yang pasti malam ini akan menjadi malam yang tidak terlupakan. Olimpiade ini adalah olimpiade dimana setiap warnarish dari semua warna yang berbeda, 12 warnanya, akan berduel sampai ke final, UNTUK PERTAMA KALINYA!!! Dan aku, Shyan Chann akan ikut juga. Melawan warnarish yang hebat dan juga berkompeten. Ah, aku sudah tidak sabar. Tiba-tiba aku mendenga
Sang Ketua yang mereka bicarakan ternyata hampir mirip dengan mereka. Dia tinggal di sebuah gubuk yang terbuat dari bambu. Tirai masuknya dibuat dari kulit kelapa. Bayru dipaksa masuk kesana dan melihat ketua tiga orang tadi duduk bersila. “Apa ini? Orang yang terdampar lagi?” kata Sang Ketua. “Begitulah,” kata salah satu dari mereka. “Tapi yang satu ini aneh,” yang sebelahnnya menjelaskan, “Tidak ada kapal atau sampan apapun!” “Mungkin dia jatuh dari kapal dan kemari!” ujar yang satu lagi. “DIAM!” seru Sang Ketua. Bibir Bayru berkedut. Kemarin dia bertemu profesor psikopat, sekarang sekte orang aneh. “Apa sejak pertama kali melihatnya dia basah, atau bagaiman?” Kedua orang itu saling berpandangan dan yang satu lagi menggarukkan kepala. “Kami tidak tahu! Dia tiba-tiba ada di depan pulau.” “APA??? Itu tidak mungkin! Jika dia sudah ada disini dari kemarin, seharusnya kita tahu bukan?” Tidak! Ka
Falfayria agak terkejut saat ibu Danil yang membukakan pintu untuknya dan langsung memeluknya.“Oh, kau pasti ketakutan ya, Anak Manis!” serunya.Pasti ada sesuatu yang salah. Apa Danil tidak sengaja menceritakan apa yang terjadi?“Umma! Kenapa tiba-tiba?” kata Danil.“Oh, dia pasti kemari untuk memastikan kau baik-baik saja. Lagian kenapa kalian malah berpisah?”“Soal itu ....” Falfayria berhenti sejenak. “Sebenarnya aku sudah pulang dari tadi, tetapi karena rumahku gelap karena masih direnovasi jadi aku sebenarnya ingin menginap disini, maksudku ... ya—sebenarnya—”“Ohoho, pantas saja. Lagipula tidak apa-apa kau menginap disini. Dan apakah itu saudaramu?”Falfayria mengernyit. Dia tidak menduga ada yang mengikutinya. Jika itu Byzan, maka habislah dia.“Ah, bukan! Apa aku temannya Danil, juga?”Falfayria menoleh. Ternyata buk
Niatnya untuk membantu Arabella menjelaskan semuanya, Arabella sendiri yang menjelaskan semua. Mereka hanya mendengarkan sembari Arabella menjabarkan apa yang terjadi dan menunjukkan-nunjuk ke siapapun yang dia ceritakan. Setidaknya Falfayria bisa tenang sedikit. Tetapi luka di bahu Danil membuatnya bersalah. Dia memandang Danil yang kini sudah siuman di mobil ambulans. Danil tidak mau dibawa ke rumah sakit, dia memaksa. Memang peluru yang mengenainya itu kecil, tetapi tentu saja dia perlu pengobatan yang serius.Di sisi lain, Bayru dan Aquwamarie saling membisu. Tidak ada lagi perdebatan antara pengawal dan tuannya. Bayru masih merasa tidak enak karena dia bertindak senaknya, dan kejadian yang menimpanya ini memang tidak pernah ia pikirkan. Aquwamarie juga merasa begitu, sebagai penjaga Auru dia seharusnya lebih memperhatikan Bayru dan mengawasinya di setiap waktu dimanapun.Semua warnarish menjaga perasaan dan emosi mereka agar mereka tidak sepenuhnya berubah. Untuk
Falfayria tidak menduga bahwa pria itu sudah tahu dia berbeda. Bahkan Aquwamarie.Seharusnya kami menyelinap lebih cepat. Danil sekarang terluka. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku jika Arabella disini! Falfayria membatin.“Dasar pria tua kejam! Apa yang kau lakukan pada Danil?” hardik Arabella.Tomo hanya terkekeh-kekeh. Tidak peduli apa yang dikatakan gadis itu.Arabella semakin kesal. Dia berteriak menerkam Tomo, tetapi Tomo menghindarinya dan menjambak rambutnya, membenturkan ke tembok. Darah mengalir di dahi Arabella, dia pun terjatuh.Falfayria tertegun. Dia saling berpandangan dengan Aquwamarie.Yah, mungkin saatnya untuk menunjukkan kekuatanku.“Nah, dua gadis favoritku! Gadis asing dari planet lain. Kalian juga akan bergabung dengan penelitian besarku. Aku tidak akan memberikan kalian pilihan. Bergabung denganku atau teman kalian tidak akan selamat, kalian tahu,