Aplikasi Fingstory milik Eri minta pembaharuan. Karena di kamarnya ia memakai wifi, langsung saja Eri menekan OK untuk menyetujui aplikasinya diperbaharui. Eri mengecek draft cerita terbaru yang ada di dalam folder rahasianya. Butuh password rumit yang hanya diketahui Eri. Joyce kadang meminjam laptop ketika bermain di rumah dan itu membuat Eri sedikit takut jika fanfictionnya dibaca orang lain, meksipun itu Joyce.
Profil Echan, nama samarannya di dunia Fingstory muncul dengan banyak notifikasi. Ada 10 vote baru di fan fictionnya minggu lalu dan juga komentar-komentar yang belum terbalas.
Kapan update cerita terbaru? Oya ada lowongan dari SK Agency buat nulis script tuh, Echan. Ikutan aja tuh.
Echan, aku kasi vote 4 dulu karena ceritanya masih ngegantung. Bikinin cerita lain dong yang lebih panjang. Aku pengin Kim Jae Min jadi CEO gitu. Jangan jadi dokter atau polisi. Biar kesannya lebih cool.
Aah, Echan. Aku mau jadi Min Yu Ri. Gimana rasanya dapat pelukan hangat dari seorang Kim Jae Min?
Pesan-pesan seperti itu membuat Eri tersenyum. Banyak gadis terhipnotis dengan cerita khayalannya tentang Kim Jae Min. Eri sangat suka menulis cerita fiksi meski baru fan fiction. Baginya ini juga menyenangkan apalagi jika membuat cerita dengan ending berbeda versi dari film atau drama yang pernah dibintangi idolanya itu.
Eri tidak perlu bersusah-payah belajar siang malam demi menjadi juara. Kadang ia juga membuat status penuh keluhan atau mengumpat di beranda Fingstory karena kesal dengan teman-teman di sekolah contohnya. Tidak akan ada yang menegurnya. Malah ada yang ikut nimbrung curhat lalu minta dibuatkan tulisan berdasarkan cerita itu.
“Bunda sama Ayah nggak akan cerita ke temen-temenmu kalau kami udah pisah. Kita juga masih bisa liburan bareng kalau kamu minta. Bunda tahu kalau kamu nggak mau sampai orang lain tahu. Cuman ya teman-teman bunda di kantor udah tahu itu dan nggak ada anak-anak mereka yang satu sekolah sama kamu. Jadi aman, kan?” kata bundanya sebulan setelah surat perceraian diresmikan di pengadilan.
Joyce beberapa kali pernah menyarankan Eri untuk berpacaran. Eri adalah gadis cerdas dengan wajah manis yang misterius. Rambut sebahunya jika diurai dan diberi jepit rambur akan menambah kesan manis. Berbeda dengan Joyce yang sangat ramah dan mudah tertawa, Eri lebih suka tenggelam di dalam buku pelajarannya. Terlepas dari semua label anak pintar dan kutu buku itu, cowok-cowok keren juga berebut perhatian Eri.
“Aku nggak bisa, jangan dipaksa, Joyce,” kata Eri ketika untuk ketigakalinya Joyce akan mengenalkannya dengan Tommy, teman akrab Raka, pacar Joyce yang entah keberapa.
Joyce terus merajuk. “Ayo kita double date, nggak apa-apa kan kamu nggak bakal sendirian. Tommy lumayan cakep lho. Banyak cewek yang masuk klub hanya demi ngelihat Tommy.”
Eri tak bisa menyalahkan Joyce. Hatinya lelah setelah kepindahan ayahnya dari rumah. Tidak ada tempat curhat selain dengan menulis.
Siapa tahu dengan punya pacar aku bisa lupa sama sumpeknya rumah. Eri berusaha berpikir positif.
Kesan pertama Eri tentang Tommy berjalan mulus. Tommy berpakaian rapi dengan kaus polo merah dan celana jins biru tua. Kata Joyce, Tommy juga seorang atlet panjat tebing. Kulitnya kecokelatan dengan bahu tegap yang lumayan berotot. Joyce sampai ikut berdebar ketika Tommy mengajak Eri berkenalan.
“Aku suka banget waktu lihat Erika itu naik ke podium tiap kali dia menang lomba. Anaknya manis dan pintar. Pokoknya kalian harus kenalin aku sama dia ya.” Tommy menyandang status jomblo sudah hampir 4 bulan dan sejak awal melihat Erika sampai dia punya pacar hingga jomblo lagi, mata Tommy tetap terpancang untuk gadis pintar itu.
Kencan ganda berlanjut ke Java Playground yang baru dibuka di Surabaya. Wahana-wahana menarik membuat Eri makin bersemangat. Sejenak ia bisa lupa soal orang tuanya yang sedang bermasalah.
“Kita main ke sana dulu ya, aku kan nggak berani naik jet coaster,” ujar Joyce lalu menarik lengan pacarnya, meninggalkan Eri dan Tommy berdua. Eri tersenyum menahan grogi.
“Yuk jalan,” ajak Tommy.
Baru saja berjalan beberapa langkah, seorang gadis yang kelihatannya lebih muda dari Eri menabrak Tommy karena ia berjalan sambil bercanda.
“Maaf, Kak. Saya nggak sengaja,”
“KAMU NGGAK LIHAT? MAKANYA JALAN ITU YANG BENER! HUH!” teriak Tommy sampai pengunjung lain ikut menonton.
Tommy mengusap noda es krim dari kaosnya. Wajahnya memerah. “KALAU JALAN PAKAI MATA. MAKANYA JANGAN FOKUS MAKAN TERUS! LIHAT TUH BADAN UDAH KAYA SAPI!”
Eri sependapat jika gadis yang menumpahkan eskrim ke kaus Tommy itu tidak berhati-hati, tetapi teriakan itu membuat Eri gemetar. Jantungnya berdebar kencang. Kerumunan orang di sekeliling membuat kepala Eri berputar. Kalimat teman kencannya itu terlalu kasar. Makian Tommy membangkitkan ingatan tidak enak di kepala Eri.
“DIEM! KALAU KAMU NGGAK MAU MATI!”
“MAS ERWIN NGGAK PERNAH MAU NGERTIIN AKU! LIHAT SEKARANG ERI JADI KORBANNYA!”
Tommy mendekati Eri yang berdiri linglung. “Erika, kamu sakit?”
“Jangan deketin aku!” Eri mendorong Tommy. Ia berlari mencari pintu keluar wahana. Suara keras dan gertakan Tommy, membangkitkan kenangan buruknya saat disekap. Pertengkaran orang tuanya pun membuat Eri menangis berhari-hari.
Langit cerah namun tidak dengan hati dan isi kepala Eri. Ia tak ingin lagi didekati siapapun kecuali Joyce. Ia tak mau bertemu laki-laki yang membuatnya ketakutan seperti Tommy.
Joyce meminta maaf berkali-kali. Ia juga tak pernah tahu kalau Tommy punya sisi sekasar itu. Eri merasa ada yang berubah di dalam dirinya. Rasa-rasanya jatuh cinta akan jauh dari kamus hidupnya. Hanya dengan menjadi fangirl maka ia bisa menyukai seseorang tanpa takut untuk melukai apalagi disakiti.
Di dunia maya, Eri tidak perlu berpura-pura. Ia bisa mengagumi Kim Jae Min dengan penuh kebebasan. Eri lebih suka berdiam diri di kamar sambil membaca buku pelajaran atau novelnya.
SPECIAL ANNOUNCEMENT
FOR SK AGENCY DRAMA FANS AROUND THE WORLD
Calling you who love our stories so much or having a big interest in drama industry. We love to invite you to be our family. We want you to participate in our team to produce a new web drama.
Please submit your ideas and it is only for the people from South Korea, Indonesia and Japan. As a growing industry, we have established our market in these countries. If you are a Japanese, South Korea and Indonesia citizen living in abroad also can participate in this submission.
…..
Eri membaca detail informasi dari l**k yang diberikan salah satu follower Fingstorynya. SK Agency baru saja membangun anak perusahaan di Jakarta dan Tokyo. Langkah ini tentu membuat mereka menarik perhatian para penyuka KPop dan KDrama. Tiga orang dari tiga negara berkesempatan mendapat gemblengan selama satu bulan di Jepang untuk membuat web drama 3 episode. Rencananya lokasi syuting memang dilaksanakan di Jepang. Siapapun yang belum punya background penulis naskah juga bisa mengirimkan sinopsis dan outline tokoh serta alurnya. Kesempatan bagus untuk belajar menulis skenario sekaligus jalan-jalan di Jepang.
“Cerita apa ya yang bisa kujadiin sinopsis? Aku nggak biasa bikin cerita baru selain bikin fanfic,” gumam Eri sambil menggaruk kepalanya. Ia meletakkan laptop lalu melihat buku-buku novelnya yang berjajar di rak buku.
Kim Jae Min
Cerita fiksi
Skenario
“Kenapa aku nggak bikin yang sesuai sama khayalanku aja? Nama tokohnya aja yang kuganti. Aku bisa membayangkan posisi ini sudah kumenangkan dan aku ketemu idola yang kusuka,”
Eri mengetik cepat ide yang sudah ada di dalam kepalanya. Notif di aplikasi Fingstorynya berbunyi lagi. Kali ini dari penulis Fingstory yang Eri suka. Agatha Rey baru saja menulis cerita baru. La Venganza akhirnya akan mencapai bab akhir. Cerita drama misteri sebuah keluarga yang penuh teka-teki. Eri membaca sebentar bab baru La Venganza yang baru diunggah.
Gimana sih penulisnya bisa bikin bab yang selalu bikin penasaran pembaca? Aku baru bisa bikin fanfiction pendek aja. Hmm, nggak apa-apa. Aku bakal baca semua ceritanya Agatha Rey supaya bisa merasuk gaya kepenulisannya nanti. Menulis skenario pasti beda sama nulis cerita biasa. Paling nggak aku bisa bikin cerita manis yang nggak klise.
“EERII! LAGI DI RUMAH?” Suara keras membuat Eri kaget. Dia hapal siapa yang doyan berteriak di depan paga rrumah ketimbang memencet bel rumahnya.
Eri segera memencet tombol ponsel. Ia berkata gemas. “Mbak Della yang malu dikit dong. Jangan bikin malu!”
Yang dipanggil Della tertawa di seberang sana. Sepupu Eri yang tinggal di Sidoarjo itu kadang mampir tanpa pemberitahuan. Dan hobinya adalah memanggil nama Eri tanpa mau menekan bel.
“Aku males mencet bel. Enakan teriak biar suara merduku dinotice tetangga,” kata Della masih dengan sisa tawa yang jelas sangat berisik di siang yang lengang ini. “Aku baca statusmu di IG kalau les Bahasa Inggrismu dicancel karena gurumu sakit, makanya mumpung aku lagi nggak ada jadwal bimbingan skripsi, aku mampir kemari.”
“Kok yakin kalau aku di rumah? Bisa aja kan aku jalan-jalan?”
Della melepas sepatu lalu berganti sandal dalam rumah. “Jalan-jalan? Kamu pasti udah baca pengumuman SK Agency itu kan? Kamu pasti lagi bikin draft cerita buat diikutin kompetisinya.”
Eri berbalik menghadang Della. Jari telunjuknya menyentuh bibir. “Duh, Mbak Della, jangan asal ngomong kalau masih di teras.” Eri dan Della lalu masuk ke dalam rumah. Eri mengunci pintu ruang tamu.
“Ups, sorry lupa. Maklum mulutku itu susah direm, hihihi. Kangen nih maen ke rumah kamu? Ada variety shownya Yong Kwang yang baru tapi belom aku tonton. Enak nonton di sini bebas.”
“Masih nggak dibolehin Bude nonton di rumah?” tanya Eri.
Gelengan kepala Della menjawab pertanyaan Eri. Ia menyalakan televisi di ruang tengah lalu menancapkan USB ke DVD player. Sebuah acara berbahasa korea yang baru beberapa menit awal diputar, sukses mengocok perut Della dan membuat Eri lama-lama ikut tersenyum.
“Mbak Della selalu seseneng ini kalau lagi nonton idolanya. Susah juga ya kalau mesti fangirling diam-diam. Aku hanya sembunyi dari temen sekolah di rumah dibebasin banget.”
Della tak mengalihkan pandangannya dari layar TV. “Itu risiko, Eri. Kamu tahu kan gimana koleksi DVD sama posterku dibakar di kebun belakang rumah sama mamaku? Aku juga diputusin Eka gara-gara dia bilang aku nggak nerima dia apa adanya. Hah? Padahal nggak ada kaitannya. Aku nggak pernah nuntut dia berubah kaya idolaku. Aku juga nggak pernah ngobrolin soal KPop sama dia. Dia hanya nggak suka lihat update twitterku yang penuh hal-hal berbau korea.”
Eri ngeri membayangkan posternya dihancurkan. Untung ayah dan bundanya adalah orang yang berpikiran terbuka. Eri seorang fangirl sejak SMP tetapi prestasi sekolahnya juga tidak pernah merosot. Fangirling adalah kompensasi untuk melepas lelah setelah belajar dan membaca buku.
“Sekarang Mbak Della masih sering fangirling di Twitter? Kok aku lihat udah jarang ngetweet lagi.”
Della tersenyum sedih. “Iya, soalnya aku lagi naksir cowok lain lagi. Dan sedihnya dia nggak suka sama hal-hal berbau korea. Jadi aku bikin akun alter.”
Akun alter adalah akun yang dibuat tanpa menyebutkan identitas asli dan foto artis.
“Samaan. Tapi akun alterku ada di Fingstory sama IG. Hehehhe. Padahal menjadi fangirl itu nggak nyakitin orang lain. Kenapa sih banyak orang yang nggak ngerti?”
Della tak menjawab. Dia pun mesti berpura-pura tidak lagi menjadi fangirl demi bisa merebut hati gebetannya.
“Kalau nanti aku naksir atau ditaksir seseorang, aku pengennya dia tahu soal hobiku ini. Ibarat cowok suka main game aja, nggak masalah selama tahu porsinya,” kata Eri berandai-andai.
Della mengusap kepala Eri. “Kalau sampai kejadian beneran, apalagi kalau sampai kamu jadian sama idola, wah aku mau bikin tumpengan ngundang keluarga besar, hahahhaha.”
“Idolaku bukan artis Indonesia, ya jadi itu mustahil, hahahaha.” Tawa Eri pecah membahana.
Beberapa tahun sebelumnya.Waktu itu Eri baru saja membeli majalah edisi terbaru untuk melihat update drakor terbaru. Ia ingin pamer karena ingin juga seperti teman-teman di kelas yang asyik membaca majalah favorit mereka sambil bertukar cerita. Eri baru saja hendak mengambil majalahnya saat istirahat siang ketika ia mendnegar suara ribut-ribut di barisan bangku paling belakang.Sandra, gadis paling cantik sekaligus paling menakutkan di kelas Eri, sedang berdiri dengan pose mengancam. Beberapa teman segengnya sedang berdiri mengelilingi Davina, anak baru dari Jakarta.“Kamu ini kan yang udah ngerebut Kak Andre? Kamu kan baru dua bulan di sekolah ini, jangan macem-macem deh! Mentang-mentang anak Jakarta. Kak Andre itu nggak pantes buat deket orang macem kamu!”Soal cowok lagi? Nih anak beneran bikin enek. Eri menjadi penonton dari jarak jauh. Ia paling malas kalau melihat Sandra berulah lagi. Anak perempuan it
Eri terbangun dari tidurnya. AC di kamarnya harus segera diperbaiki. Meksipun suhu AC diatur sampai 16 derajat, masih ada bulir keringat yang mengalir di kepala Eri. Gelap gulita di kamar. Lampu tidurnya juga tak menyala. Hanya ada dirinya dan suara rintik hujan di luar kamar yang menemani Eri tidur.Ternyata bukan AC rusak, tapi listriknya mati. Pikir Eri setelah memencet sakelar lampu kamar yang tak juga menyala. Ponselnya dinyalakan, masih jam 2 dini hari. Lalu terdengar suara duk di ruang tengah. Kamar Eri dekat dengan ruang keluarga. Langkah kaki yang terkesan berhati-hati, membuat kewaspadaan Eri meningkat.Siapa di luar? Jantung Eri berdegup kencang. Keringat dingin mulai membanjir mengikuti respons alami Eri tiap kali serangan panik itu muncul. Suasana malam yang sama, rintik gerimis yang juga mengiringi malam yang serupa, lampu padam yang tidak mau menyala meski Eri berulangkali menekan sekelar. Bedanya, waktu itu Eri lan
“Sudah kubilang aku tidak ada urusan dengan para pengiklan itu. Sudah kubilang kan kalau aku tidak akan mau berurusan dengan model aneh itu! Apa sih yang kalian pikirkan? Apa kalian mau kalau aku putuskan kontrak kerjasama? Aku bisa membayar 10 kali lipat kerugian yang kalian minta! Lalu kubuat agensi kalian hancur sekarang juga!”Laki-laki yang berteriak di telepon itu adalah Kim Jae Min, idola hampir seluruh perempuan Asia atau mungkin mancanegara? Kali ini suasana hatinya sangat buruk. Ia melempar ponsel ke sofa sambil mengumpat. Untung saja ia sedang sendiri. Asisten rumah tangganya tidak datang di hari Minggu. Ia tidak pernah ingin diganggu jika sedang berada di rumah.Laki-laki setinggi 180 sentimeter itu menghampiri kulkas dua pintu di dapur mewahnya. Tumpukan piring kotor tidak ia sentuh. Pagi tadi Kim Jae Min menyempatkan diri membuat pasta untuk sarapan, harinya sempat ceria sebelum telepon yang merusak kesenangannya berdering.“Jae M
“Tahu nggak, si Kim Jae Min mau tampil iklan bareng Heo Yu Ri. Wah kok bisa ya? Bukannya mereka dulu pernah kena skandal? Mereka nggak beneran dating kan?” percakapan itulah yang menyambut Eri di hari Jumat pagi.Kasak-kusuk makin menular dan akhirnya sebagian teman-teman sekelas Eri berkumpul di satu lingkaran sambil memantau berita terbaru yang baru saja ditayangkan Noompi, salah satu media hiburan Korsel yang selalu update berita terbaru.“Ada apaan sih? Kok tumben pagi-pagi udah pada ngegosip semua?” tanya Joyce yang baru datang.Eri mengangkat bahu. Ia berpura-pura tak peduli. “Denger-denger Kim Jae Min atau apalah. Aku nggak denger banget. Oya, aku mau ikutan lomba ini nih? Hadiahnya bisa ke Jepang dan dapat pelatihan nulis skenario gratis. Kira-kira oke nggak?” Eri menunjukkan iklan soal lomba menulis SK Agency pada Joyce.Joyce membaca beberapa detik, alisnya terangkat. “Korea? Kamu kan n
Fangirl ScriptbookBab 1: Seorang yang Tak SempurnaKim Seung Woo keluar dari rumahnya dengan menutup kedua telinga. Perut lapar pun tidak ia pedulikan. Baru saja ia pulang dari bimbingan belajar sampai jam Sembilan malam, malah bukan nasi dan lauk yang tersedia di meja. Ia hanya melihat kedua orang tuanya sedang saling melempar barang dengan teriakan-teriakan keras.“Kenapa kau memasukkan Seung Woo di bimbel itu? Sudah kubilang kan, aku bisa memanggilkan guru privat yang jauh lebih murah? Seung Woo hanya akan masuk SMA, bukan kuliah. Uang yang kaupakai itu bisa digunakan untuk membayar bunga utang kita!” Kim Seung Ho mendelik melihat saldo tabungan yang akan dipakai membayar utang pada rentenir hanya bersisa 20 ribu won.Nam Go Eun, istri Seung Ho, tidak kalah keras membalas teriakan suaminya. “Sudah kubilang, kalau Seung Wo masuk bimbel itu, kesempatan masuk SMU Shinwa akan lebih besar. Di sana S
Jari-jari Eri berusaha menyelaraskan posisi di tuts hitam putih dengan not balok. Resital seminggu lagi, tetapi berkali-kali Eri salah mengikuti petunjuk gurunya. Pak Agus meminta Eri berhenti karena terlambat mengikuti arahannya. Teman-temannya yang bermain cello, saksofon dan biola memandang jengkel ke arah Eri.“Erika, seminggu lagi kita akan tampil. Tolong fokus ya. Apa kamu sedang sakit sampai tidak bisa konsentrasi?” tanya Pak Agus.Eri menjawab dengan anggukan. Ini lebih sederhana ketimbang ia menjawab ada masalah di hati dan kepalanya, bukan jari-jarinya. Pak Agus berjalan mendekati Eri duduk. Kepala gadis itu tertunduk, tanpa berani memandang guru musiknya. Ia telah berlatih selama empat tahun bersama Pak Agus setelah sebelumnya memanggil guru privat di rumah. Eri malu karena tidak bisa membagi pikiran antara perasaan dengan musik.“Kalau begitu, pulanglah dulu. Kemarin permainan pianomu sudah bagus biar hari ini Adam yang men
Hari yang sibuk sekaligus sangat menjengkelkan. Sudah selang dua minggu semenjak Kim Jae Min membuat CF dengan Heo Yu Ri, namun masih saja berita gosip menuliskan cerita soal dirinya dan juga mantan sahabat sekaligus cinta pertamanya itu?“Chosarang?[1] Saya tidak pernah bilang begitu soal Heo Yu Ri. Bagi saya, Heo Yu Ri adalah sahabat. Fakta jika saya sangat dekat dengannya di agensi lama membuktikan kedekatan hubungan kami di masa lalu. Namun, untuk menyatakan dirinya sebagai chosarang, saya rasa itu terlalu berlebihan.” Kim Jae Min berhati-hati ketika menjawab pertanyaan jurnalis di sebuah acara pembukaan toko perhiasan elit di Gangnam.Masalahnya, mulut bisa berbohong, tetapi foto yang diambil wartawan seolah berbicara hal yang berbeda. Bagaimana Kim Jae Min menghindari Heo Yu Ri semenjak pernyataan gadis itu jika memiliki kekasih terungkap di media, menandakan ada masalah yang tersembunyi di antara hubungan mereka. Heo Yu Ri bah
3 Bulan Lalu di Gwanghae Club, Gangnam. Clubbing adalah salah satu aktivitas yang sering dihindari selebritis terutama yang sedang berada di puncak seperti Kim Jae Min. Ia juga bukan seorang pemuda yang suka keramaian. Keramaian membuatnya berkeringat dingin lalu mual. Sejauh ini ia bisa menyembunyikan semua kenorakan itu dengan baik. Ia suka membalik halaman bukunya lalu bergelung di dalam selimut sambil menonton film dari koleksi DVD. Kali ini sedikit berbeda. Dua gelas soju tidak bisa menghilangkan rasa penat Kim Jae Min. Drama terbarunya hanya mencapai rating 9 persen di TVB. Sudah 4 tahunan ini semua dramanya selalu menyentuh dua digit rating, minimal bernilai belasan. Kenapa drama bertema psikiatri ini malah tidak membawa tren bagus? Ia butuh uang lebih banyak dan iklan lebih mentereng. Semuanya demi membayar renovasi rumah yang tidak sedikit serta utang kartu kredit. “Mohon maaf, apakah benar ini Kim Jae Min-ssi? Seorang perempuan yan
Jam istirahat sekolah kali terasa berbeda. Ada tamu penting yang akan datang ke sekolah demi dirinya. Erwin Chandra berjanji untuk menemui kepala sekolah untuk membicarakan kemenangan Eri. Email dan surat undangan resmi dari SK Agency Jepang telah dikirim via email maupun surat tercetaknya. Untuk pengurusan visa tinggal selama sebulan, Eri tinggal mendapat persetujuan dari sekolah.“Yang mendapat nilai tertinggi dalam ujian harian Kimia minggu lalu adalah Erika Chandra. Silakan maju ke depan untuk mendapat suvenir dari saya, Erika,” panggil Bu Widya kepada Eri yang melangkah dengan bangga. Kimia adalah salah satu pelajaran favoritnya. Eri lagi-lagi mendapat nilai sempurna.“Terima kasih, Bu Widya,” kata Eri sembari menerima tas selempang mini cantik dari gurunya. Bu Widya memang sering memberikan hadiah kecil untuk peraih nilai tertinggi di ujian harian maupun semester. Meskipun pelajaran Kimia termasuk sulit, gaya mengajarnya yang menyenangkan
Pada akhirnya Joyce meminta izin pulang lebih dulu dari restoran. Ia mengaku pada tantenya jika ada tugas sekolah yang hampir lupa ia kerjakan dan sekarang harus segera ke rumah teman untuk menyelesaikan. Alamat yang dikirim Eri tak jauh dari SMU Nusa Bangsa. Joyce memesan ojek online dengan perasaan cemas. Selama ini kecurigaannya terbukti benar. Eri tidak sedang baik-baik saja.Rumah ayah Eri tidak sebesar rumah Eri yang satunya—rumah yang selama ini diketahui Joyce—jam masih menunjukkan pukul lima sore ketika ia sampai di sana. Rumah itu hanya satu lantai tetapi terlihat luas. Joyce menekan bel di dekat pintu. Tak perlu menunggu lama, Eri keluar dari rumah. Wajahnya kuyu, terkesan tidak bersemangat.“Gampang ka nyari alamatnya?” tanya Eri. Ia membuka gembok pintu gerbang.Joyce langsung memeluk Eri. Tak ada kalimat yang ia katakan, dua sahabat itu saling berpelukan di depan gerbang rumah.“Ayo mas
Joyce berusaha tidak mempercayai matanya. Namun, melihat bagaimana laki-laki berpakaian necis yang menyentuh rambut Arumi, ibu sahabatnya, serta-merta ini menerbitkan perasaan tidak nyaman. Hari Minggu ini Joyce ditraktir makan siang oleh salah satu tantenya yang baru datang di Jakarta. Ia memilih restoran Kedai Lezat yang sedang hits di Surabaya. Ia ingin mencicipi nasi lemak lezat di sana. Lima belas menit menunggu menunya, Joyce melihat sepasang kekasih masuk ke restoran. Joyce yakin jika hubungan mereka bukan hanya sekadar teman, melihat bagaimana Arumi menggandeng lengan laki-laki di sisinya. “Kamu kelilipan, Joyce? Kenapa bolak-balik ngucek mata gitu?” tanya Tante Angel yang baru saja dari toilet. “Ehhm, ada debu masuk di mataku,” jawab Joyce berusaha tenang. Ia teringat perubahan sikap Eri yang jarang mau ditemui di rumah. Postingan foto liburan keluarga Eri juga terpampang di I*******m bulan lalu. Jadi bisa dipastikan kalau tidak ada yang salah dengan
Butuh waktu dua minggu untuk menguatkan tekad buat Eri. Dia tidak pernah melanggar peraturan, apalagi kabur dari rumah. Secara jelas, sebenarnya dia tidak kabur kalau perginya ke rumah Erwin Chandra, ayahnya. Di rumah gencatan senjata itu masih berlangsung. Eri hanya mengucapkan selamat pagi ketika hendak berangkat ke sekolah, saat liburan ia memilih untuk pergi keluar rumah.Kesibukan ibunya juga bertambah. Pulang larut adalah keharusan. Percakapan soal laki-laki yang dilihat Eri ketika menggandeng ibunya tak pernah diangkat lagi. Saat hari yang ditentukan itu tiba, Eri mengepak semua seragamnya. Ia tidak butuh pakaian bebas lain karena di rumah ayahnya semua sudah tersedia. Di hari Sabtu ketika ibunya harus lembur di kantor, Eri memanfaatkan waktu libur sekolahnya untuk menulis surat. Ia ingin tinggal bersama ayahnya selama seminggu atau lebih.Bunda, selama ini aku ke rumah Ayah kalau waktu liburan saja, itu juga kalau Bunda nggak sibuk untuk minta ditemanin di
3 Bulan Lalu di Gwanghae Club, Gangnam. Clubbing adalah salah satu aktivitas yang sering dihindari selebritis terutama yang sedang berada di puncak seperti Kim Jae Min. Ia juga bukan seorang pemuda yang suka keramaian. Keramaian membuatnya berkeringat dingin lalu mual. Sejauh ini ia bisa menyembunyikan semua kenorakan itu dengan baik. Ia suka membalik halaman bukunya lalu bergelung di dalam selimut sambil menonton film dari koleksi DVD. Kali ini sedikit berbeda. Dua gelas soju tidak bisa menghilangkan rasa penat Kim Jae Min. Drama terbarunya hanya mencapai rating 9 persen di TVB. Sudah 4 tahunan ini semua dramanya selalu menyentuh dua digit rating, minimal bernilai belasan. Kenapa drama bertema psikiatri ini malah tidak membawa tren bagus? Ia butuh uang lebih banyak dan iklan lebih mentereng. Semuanya demi membayar renovasi rumah yang tidak sedikit serta utang kartu kredit. “Mohon maaf, apakah benar ini Kim Jae Min-ssi? Seorang perempuan yan
Hari yang sibuk sekaligus sangat menjengkelkan. Sudah selang dua minggu semenjak Kim Jae Min membuat CF dengan Heo Yu Ri, namun masih saja berita gosip menuliskan cerita soal dirinya dan juga mantan sahabat sekaligus cinta pertamanya itu?“Chosarang?[1] Saya tidak pernah bilang begitu soal Heo Yu Ri. Bagi saya, Heo Yu Ri adalah sahabat. Fakta jika saya sangat dekat dengannya di agensi lama membuktikan kedekatan hubungan kami di masa lalu. Namun, untuk menyatakan dirinya sebagai chosarang, saya rasa itu terlalu berlebihan.” Kim Jae Min berhati-hati ketika menjawab pertanyaan jurnalis di sebuah acara pembukaan toko perhiasan elit di Gangnam.Masalahnya, mulut bisa berbohong, tetapi foto yang diambil wartawan seolah berbicara hal yang berbeda. Bagaimana Kim Jae Min menghindari Heo Yu Ri semenjak pernyataan gadis itu jika memiliki kekasih terungkap di media, menandakan ada masalah yang tersembunyi di antara hubungan mereka. Heo Yu Ri bah
Jari-jari Eri berusaha menyelaraskan posisi di tuts hitam putih dengan not balok. Resital seminggu lagi, tetapi berkali-kali Eri salah mengikuti petunjuk gurunya. Pak Agus meminta Eri berhenti karena terlambat mengikuti arahannya. Teman-temannya yang bermain cello, saksofon dan biola memandang jengkel ke arah Eri.“Erika, seminggu lagi kita akan tampil. Tolong fokus ya. Apa kamu sedang sakit sampai tidak bisa konsentrasi?” tanya Pak Agus.Eri menjawab dengan anggukan. Ini lebih sederhana ketimbang ia menjawab ada masalah di hati dan kepalanya, bukan jari-jarinya. Pak Agus berjalan mendekati Eri duduk. Kepala gadis itu tertunduk, tanpa berani memandang guru musiknya. Ia telah berlatih selama empat tahun bersama Pak Agus setelah sebelumnya memanggil guru privat di rumah. Eri malu karena tidak bisa membagi pikiran antara perasaan dengan musik.“Kalau begitu, pulanglah dulu. Kemarin permainan pianomu sudah bagus biar hari ini Adam yang men
Fangirl ScriptbookBab 1: Seorang yang Tak SempurnaKim Seung Woo keluar dari rumahnya dengan menutup kedua telinga. Perut lapar pun tidak ia pedulikan. Baru saja ia pulang dari bimbingan belajar sampai jam Sembilan malam, malah bukan nasi dan lauk yang tersedia di meja. Ia hanya melihat kedua orang tuanya sedang saling melempar barang dengan teriakan-teriakan keras.“Kenapa kau memasukkan Seung Woo di bimbel itu? Sudah kubilang kan, aku bisa memanggilkan guru privat yang jauh lebih murah? Seung Woo hanya akan masuk SMA, bukan kuliah. Uang yang kaupakai itu bisa digunakan untuk membayar bunga utang kita!” Kim Seung Ho mendelik melihat saldo tabungan yang akan dipakai membayar utang pada rentenir hanya bersisa 20 ribu won.Nam Go Eun, istri Seung Ho, tidak kalah keras membalas teriakan suaminya. “Sudah kubilang, kalau Seung Wo masuk bimbel itu, kesempatan masuk SMU Shinwa akan lebih besar. Di sana S
“Tahu nggak, si Kim Jae Min mau tampil iklan bareng Heo Yu Ri. Wah kok bisa ya? Bukannya mereka dulu pernah kena skandal? Mereka nggak beneran dating kan?” percakapan itulah yang menyambut Eri di hari Jumat pagi.Kasak-kusuk makin menular dan akhirnya sebagian teman-teman sekelas Eri berkumpul di satu lingkaran sambil memantau berita terbaru yang baru saja ditayangkan Noompi, salah satu media hiburan Korsel yang selalu update berita terbaru.“Ada apaan sih? Kok tumben pagi-pagi udah pada ngegosip semua?” tanya Joyce yang baru datang.Eri mengangkat bahu. Ia berpura-pura tak peduli. “Denger-denger Kim Jae Min atau apalah. Aku nggak denger banget. Oya, aku mau ikutan lomba ini nih? Hadiahnya bisa ke Jepang dan dapat pelatihan nulis skenario gratis. Kira-kira oke nggak?” Eri menunjukkan iklan soal lomba menulis SK Agency pada Joyce.Joyce membaca beberapa detik, alisnya terangkat. “Korea? Kamu kan n