Beranda / Rumah Tangga / Fall in Rose / 49. Bersembunyi

Share

49. Bersembunyi

Penulis: ddablue_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-06 12:14:24
Para peserta pelatihan piano di kelas terbawah sedang menjalani masa latihan yang cukup ekstrim sampai tengah malam demi mempersiapkan penampilan terbaik sebelum hari evaluasi. Seluruhnya menutup piano setelah lewat masa berlatih.

"Aku, pulang duluan!"

Saling menutup hari satu sama lain.

Sementara Han Na-Na sedang mengemas barang ke dalam ransel dan menutup pianonya sembari mendengarkan obrolan teman seangkatannya.

"Wah.. aku sangat berdebar menyambut hari esok. Park Chan akan mengevaluasi kita secara langsung!"

"Kata para sunbae, evaluasi bulanan sangat menegangkan, karena Tuan Park Chan sangat tidak bisa berkompromi. Berbeda dengan evaluasi mingguan, Tuan Steave selalu memberikan kata-kata penyemangat supaya kita bisa tampil lebih baik."

"Uhmm.. Kenapa Tuan Chan hanya tampan pada wajahnya saja. Kurasa Han Na-Na akan bisa melewati evaluasi bulanan pertamanya dengan baik."

Mendengar namanya disebut, Na-Na menoleh sambil memebanhi kaca mata yang bertanggar di batang hidungnya, "A
ddablue_

@ddablue_ @ayannadhee

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Fall in Rose   50. Evaluation Day

    Cahaya emas semu merah telur itu merasuki celah-celah ventilasi di ruangan walking closetmewah milik Park Chan. Bahkan cuaca pagi sudah mulai dingin, karena telah sampai di akhir musim panas yang akan segera berganti menjadi musim gugur. Suasana di dalam walking closet tampak sekonyong hening. Chan dan Rose masih saling terpejam dalam pelukan. Bahkan posisi Chan yang sebelumnya memeluk Rose dari belakang, kini menjadi saling berhadapan. Dalam keheningan, pria itu membuka matanya perlahan. Paginya begitu tenang saat menemukan keindahan rupa sang istri yang masih terpejam dalam lelap. Kedua sudut bibir Chan terangkat. Membuat senyuman terbaik. "Aku ingin melihat wakahmu setiap bangun tidur sepanjang hidupku. Rasanya sangat meneduhkan." ungkap Chan dengan suara serak. Tak pernah mengalihkan pandangannya dari yang lain. Terus melekat pada Rose. Perempuan cantik yang memiliki mata nan indah. Kemudian Chan tertegun, "Sebenarnya apa alasanmu ingin sekali mengakhir ini, padahal aku meliha

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08
  • Fall in Rose   51. Equanimity

    "Wah! Aku benar-benar tidak menduga jika evaluasi bulanan tidak semenyeramkan itu!" ungkap Kwon Min-Woo sambil memegang hasil evaluasi. "Meski begitu, Park Chan tetap pelit nilai seperti yang sunbae lainnya bilang." Nyatanya semua trainee pianis baru rata-rata hanya mendapatkan hasil evaluasi C. "Meskipun begitu, respon Tuan Chan tidak semenakutkan yang orang lian katakan." Setelah evaluasi berakhir, mereka semua berkumpul di kafe milik LEYO Studio untuk menetralkan tekanan yang cukup dahsyat selama penampilan mereka di depan Park Chan. "Sepertinya suasana hati Tuan Chan sedang baik. Kurasa jika dalam keadaan normal, dia akan mengeluarkan kata-kata yang menusuk seperti biasanya dan seperti apa yang senior kita ceritakan." Shin Yeon-Hee menjentikkan jarinya, "Benar! Mungkinkah karena Tuan Chan sudah menemukan pengganti Ailin Sunbae? Tuan Chan sedang kasmaran! Wajar saja suasana hatinya baik." Sedari tadi, Han Na-Na menjadi yang paling sibuk menyimak dan tak banyak menimpali. Hat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-10
  • Fall in Rose   52. Akhirnya Tumpah Juga

    Selepas mendapat sentakkan dari Steave atas berita yang sudah beredar di luaran sana, Chan tak punya jalan keluar. Ia cukup tertekan. Namun, ia masih punya harapan. Di malam yang cukup pekat, pria itu diantar Si-Woo pulang ke rumah mewahnya. Menyusuri setiap ruangan dengan langkah yang sangat cepat. Ia ingn segera menghampiri seseorang. Namun, mendadak langkah itu terhenti saat mendengar sayup-sayup di ruangan lain. Keningnya berkerut sejenak dan segera menghampiri bagian dapur. Matanya langsung berbinar kala menemukan Rose dalam balutan piama panjang bersama Na-Ra sedang membelakanginya. Ia tampak membuat sesuatu. "Aku merindukanmu!" Seketika Rose terperanjat saat merasakan pelukan yang erat dari belakang. Perempuan itu membeku dalam beberapa waktu. Detik-detik itu digunakan Chan untuk semakin mempererat pelukan. Menunduk demi bisa menenggelamkan kepalanya di sela-sela leher Rose. Hal itu langsung membuat Na-Ra tanggap dan segera melipir. Menjauh dari situasi yang cukup intimat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Fall in Rose   53. Full of Love

    Banyak sekali wartawan dari berbagai media yang berkerumun di sekitar Chan untuk mendapatkan berita eksklusif. Park Chan adalah selebriti sekaligus pengusaha besar. Tak mungkin ada yang melewatkan berita tersebut. Lagi, ini adalah kabar kencan pertama Chan yang terendus publik. Sebelumnya Chan hanya bersembunyi dan tak mempublikasikan secara gamblang. "Mungkin kalian terkejut dengan kejadian kemarin. Tapi, aku memang belum lama ini menjalin hubungan dengan Dokter Rose. Dia adalah orang yang sangat berarti bagiku. Dia yang merawatku sejak kecelakaan yang menimpaku. Ketika aku membuka mata, Rose Noona lah sosok pertama kali yang ditangkap oleh kedua mataku. Sejak itu, bibiku menjadikan Rose Noona sebagai dokter pribadiku. Semua yang dilakukannya membuatku selalu ingin tau seperti apa Dokter Rose. Ternyata benar, dia cantik, cerdas dan tentunya berhati mulia. Itu yang membuatku jatuh cinta padanya." "Apa anda sudah mempertimbangkan dengan matang untuk mengungkapkan ini di depan sleuruh

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Fall in Rose   54. Bertemu Ketenangan

    "Maafkan aku, Noona.. tapi aku sedang sangat sibuk dan sesuatu terjadi di luar kendaliku," cerocos Steave sambil berjalan dengan langkah cepat dipenuhi kegelisahan dengan situasi di kantor yang di hadapinya saat ini, "jika urusan ini selesai dengan baik, aku janji akan berkunjung ke Gwangju bersama gadis itu." "Uhmm.. aku janji!" lanjutnya memberi penegasan dan langsung menutup panggilan. Dan kegelisahan itu perlahan memudar saat melihat Han Na-Na yang berjalan menuju ruang latihan. Steave berlari. "Nana-ya!" "O-oh? T-tuan Steave?" kaget Na-Na, "A-ada apa?" "Ah~ kau sungguh ingin bertanggung jawab?" Han Na-Na mengulas senyuman terbaik, "Aku sudah berkali-kali bilang padamu, bukan?" "Seharusnya aku tak terus bertanya, kan?" "Aku hanya perlu menunggu kapan kau mengajakku ke Gwangju." Steave mengangguk mengerti, "Kau tau sendiri situasi tak terduga terjadi. Jadi, nanti akan kukabari dan kuharap kau tidak berubah pikiran." Gadis itu meluaskan sebuah senyuman yang meneduhkan. Memb

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Fall in Rose   55. Boryeong View

    Rose melangkah ke luar ruangannya untuk kembali ke rumah. Beberapa staf, perawat hingga dokter lainnya tak segan-segan menyapa. Bahkan, Rose membalasnya juga dengan sangat ramah dan sopan kepada setiap dari mereka. Apalagi kini nama Dokter Rose semakin terkenal karena resmi berstatus sebagai kekasih dari Park Chan. Mungkin banyak di antara mereka yang menyimpan banyak pertanyaan namun tak sempat terkuak lantaran Rose menjalani kehidupannya di rumah sakit seperti tak ada yang terjadi. "Rose!"Rose membulatkan matanya, "Steave? Bagaimana bisa kau disini?"Steave tertawa, "Kebetulan aku baru saja pulang dari kantor, lalu mampir ke sini untuk membelikan obat untuk eomoni. Apa kau masih ingin makan bersama denganku?""Tenang saja.. Chan masih sibuk di kantor." sambung Steave seraya berbisik.Rose terkekeh, "Tentu saja aku ingin makan malam denganmu. Kau tau, Chan tidak pernah mengajakku makan diluar."Rose meminta Siwoo untuk tidak menjemputnya dan juga untuk tidak mengatakan apapun pada

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Fall in Rose   56. Hello Autumn!

    Musim panas telah resmi berakhir. Daun gingko dan mapel berguguran. Cantik jingga emas semu merah telur laksana sang surya di ufukbarat saat fajar datang. Pada musim yang disebut Cheong-go-bi ini, masyarakatnya akan menghabiskan waktu untuk liburan serta menghadiri berbagai festival musim gugur yang dilanjut dengan perayaan besar, yakin hari raya Chuseok. Pun setiap taman akan dipenuhi mereka yang berpasangan. Tak mau ketinggalan, Chan dan Rose juga menghadirinya. Kendati demikian, keduanya seolah melakukan penyamaran. Masing-masing menggunakan topi bucket dan mengambil tempat di sudut taman di tepi sungai Han yang agak sepi. "Wah!" Chan mengedarkan pandangannya,"Ini menakjubkan! Jikau kau tidak mengajakku kemari, entah aku akan ingat pemandangan manis sungai Han atau tidak." Chan nyaris tidakpernah banyak menghirup udara bebas. Setiap detiknya hanya terus bekerja. Di dalam maupun luar negeri. Di setiap waktu senggang, ia hanya beristirahat. Sesekali melampiaskannya untuk datang ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-25
  • Fall in Rose   57. Suasana Hati

    Dua kaki itu menggantung di tepi dermaga yang ada di pinggir danau. Sepanjang dermaga kayu yang membentang, keduanya memilih lokasi yang sepi dan tenang. Tak langsung kembali ke Seoul, mereka mengunjungi Pungam Reservoir. Menampilkan paviliun-paviliun tradisional serta jembatan yang terbuat dari kayu. Tempat ini juga terhubung dengan Stadion Piala Dunia, Yeomju Gymnasium, serta Mall Lotte. "Terima kasih banyak untuk hari ini. Kau sudah menemaniku dan menjelaskan pada kakakku atas kesalahpahaman itu, meski kakakku kecewa kau bukanlah kekasihku." tutur Steave menatap Na-Na lekat-lekat penuh arti.Han Na-Na menyilakan rambutnya ke belakang telinga, sambil menatap angsa dengan menarik kedua sudut bibirnya, "Ah~ Aku kan sudah berjanji padamu akan mempertanggungjawabkan ulahku. Kejujuran adalah komposisi terpenting dalam kehidupan sosial kita. Katakan yang sebenarnya, meski itu terasa pahit.""Begitukah?" Steave memiringkan kepalanya.Na-Na mengangguk pasti masih dengan senyumnya yang menaw

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27

Bab terbaru

  • Fall in Rose   75. Bloom

    Penerbangan menuju Osaka tinggal setengah jam lagi. Rombongan medis dari Rumah Sakit Wooridul sedang berkumpul bersama untuk segera mengemas barang setelah hampir satu jam boarding. Rose membuka-buka tas-nya. Ia mencari ponselnya tapi tidak ada. Seketika rose mengutuk dirinya sendiri."Ya! Kau kenapa, sih?" tanya Hyo-Joo yang mersa terganggu dengan keributan yang dibuat kawannya."Aissh! Ponselku tertinggal," rengek Rose."Ya! Sepenting apa ponselmu? Kau punya banyak uang, kan? Beli lagi saja nanti," balas Hyo-Joo seadanya."Memangnya aku ke Osaka untuk belanja? Lagipula aku harus menghubungi Chan!""Bukannya kau akan bercerai, kenapa masih menghubunginya?" Hyo-Joo mengerutkan keningnya"Tentu saja aku harus menghubunginya untuk menayakan kabar setelah si caplang itu mengumpulkan dokumen ke pengadilan!" tegas Rose.Hyo-Joo berkacak pinggang sembari mendecak. "Ya sudah, semoga saja lancar. Kau bisa menggunakan ponselku dulu, jika kau butuh."Bukannya ingin mengelak, tapi rose tidak men

  • Fall in Rose   74. Overflow

    Dengan tangan bergetar dan mata yang memandang datar, Chan mengusap pintu etalase yang didalamnya terdapat sebuah guci penyimpanan abu. Pun tertera jelas beberapa foto disana.R.I.P. Bae Ailin.Alih-alih menangis, Chan justru tidak bisa beraksi apapun saat melihat orang yang dicintai dan dicarinya selama ini telah berubah menjadi abu. Mungkin jika Chan mengetahui kematian Ailin sejak dulu, ia akan menjerit, memaki dirinya sendiri serta menyalahkan keadaan dan segala tingkah konyol lainnya. Sekarang, Chan sudah merelakannya pergi sejak Rose ada dihidupnya. Meski sesekali teringat Ailin dari wajah Han Na-Na yang sangat menyerupainya."Maafkan aku, Ailin. Aku belum bisa menjagamu. Kenapa kau tidak pernah mengatakan padaku jika kau sakit?"Chan sempat memutar memorinya saat di bangku kuliah. Saat itulah, ia mulai sering melihat Ailin muntah-muntah hampir di setiap jam. Tapi, Chan selalu mengikuti ucapan Ailin agar tidak usah menghiraukannya dan menganggap hal tersebut hanyalah akibat dari

  • Fall in Rose   73. Hampir Menyerah

    Suasana kantor LEYO Studio begitu ramai. Banyak aparat kepolisian yang datang. Para karyawan juga sibuk berlalu lalang. Bagian dalam kantor tersebut juga terlihat sangat berantakan. Park Chan sudah menduga jika mimpinya menjadi kenyataan, meski sebagian. Semalam benar-benar terjadi perampokan. Anehnya, perampok tersebut tidak mengincar alat elektronik, melainkan berkas-berkas berharga dari perusahaan besar tersebut."Oh, Chan?!" Steave berbalik saat mendengar suara sepatu yang menghentak di belakangnya."Apa ada yang mencuri buku besar?" tanya Chan memastikan."Iya. Semalam Na-Na datang kemari dan melihat ada rombongan penyusup datang. Dia menelpon polisi, tapi pelaku masih belum tertangkap. Bahkan kamera pengawas juga tidak beroperasi," tutur Steave. "Kurasa mereka mengendalikannya.""Mimpiku benar-benar nyata," ceplos Chan asal."Apa??" Kening Steave mengerut."Aku memimpikan ini. Tapi pelakunya satu orang." Chan berkacak pinggang sembari menerka banyak hal dan detik selanjutnya men

  • Fall in Rose   72. Nightmare

    Selepas pulang dari rumah sakit untuk mencari keberadaan sang istri, Chan sedang menikmati malam terburuknya tanpa Rose di sebuah kedai. Kembali pada soju. Minuman yang sebenarnya sudah tak lama ia nikmati selagi dalam pengawasan Rose demi menunjang kesehatan.Namun kali ini ia tak bisa melewatkannya. Puncak frustrasinya sudah diambang batas. Ia butuh sesuatu untuk setidaknya menenangkan pikirannya. Pun kedai yang disambangi hanya dipenuhi oleh pria-pria tua yang kemungkinan tidak mengenalnya."Rose... Noona." Chan terus memanggil-manggil nama sang istri di bawah angin malam sungai Han. "Ji-Hyun Noona... kenapa kau meninggalkanku tanpa sepatah kata? Aku tau aku jahat.""Tapi, setidaknya berikan aku kesemp..." Chan menggeleng bersama pikriannya yang sudah melayang. "Tidak! Kau bahkan sudah memberikanku banyak kesempatan yang bodohnya selalu kulewati.""Aku tidak tau!" Chan merengek. "Kenapa Han Na-Na membuatku melihat Ailin? Tapi aku tidak ingin melakukan apapun. Aku tidak ingin mencint

  • Fall in Rose   71. Shoot!

    Chan memasuki ruangan dokter Ko Tae-Song tanpa permisi, membuat pria berambut silver itu terkejut akan kedatangannya."Apa kau tau dimana istriku?" Chan bertanya seraya mengatur tempo napasnya yang berantakan "Tidak... Maksudku, Dokter Rose. Kekasihku.""Ah... Dokter Rose sudah mengakhiri kontrak kerjanya dengan kami sejak sore tadi."Chan tercenung. Matanya membulat. Ia seolah berada di atmosfer yang berbeda. Semakin lemas mendengar kalimat Dokter Ko."Tidak mungkin!" Chan menggeleng.Dokter Ko lantas mengeluarkan surat pengunduran diri Rose dari Rumah Sakit Haesung-Seoul yang telah disetujui sore tadi. Dokter Rose sudah mengurus semua ini sejak seminggu yang lalu. Tapi kami baru menyutujuinya.Chan membaca seluruh surat yang Rose buat dengan seksama. Di detik selanjutnya, Chan berteriak frustasi. Sepertinya Rose benar-benar ingin bercerai dengannya dan kembali ke Daegu. Dada pria itu tampak naik turun penuh dengan emosi yang ingin meledak. Tidak pada tempatnya.^^^Na-Na mengambil be

  • Fall in Rose   70. Stress

    Namun ada satu keganjalan di hatinya. Chan buru-buru meminta para staf dan karyawan dari seluruh divisi berkumpul di aula besar tanpa ada yang absen satu orangpun. Hal seperti ini menimbulkan banyak tanya bagi mereka. Jika Chan mengumpulkan seluruhnya, maka akan ada hal yang sangat penting. Brukk! Chan melempar beberapa majalah ke lantai. Menimbulkan suara yang menggema ke seluruh sudut ruangan. Semua penghuni aula terperanjat dengan situasi horor macam ini. Seketika kesunyian begitu terasa. Benar saja, jika Chan murka, maka ia akan lebih seram dari hantu valak. "Kalian sudah melihat berita tentangku?" tanya Chan dengan napasnya yang masih tersengal-sengal akibat menahan emosi. "Ini pencemaran nama baik! Ini tidak benar!" Ia memekik. Wajahnya sangat menyeramkan. "Aku bahkan tidak memiliki hubungan apapun dengan Han Na-Na! Aku tidak akan pernah marah dengan segala pemberitaan buruk tentangku. Tapi jika berita tersebut membawa dampak buruk untuk Rose, maka aku tidak akan diam saja!!!

  • Fall in Rose   69. Defendant

    "Apa kau mengingatku, Park Chan-ssi?" tanya Hyo-Joo memastikan. Ketiganya telah berada di ruangan chan. Duduk saling berhadapan satu sama lain.Chan seperti mengingat sesuatu. "Entahlah. Sepertinya aku pernah melihatmu dengan Rose Noona saat di Daegu.""Ingatanmu bagus juga." Hyo-Joo tersenyum tipis. "Aku teman dekat Rose.""Apa kita perlu berkenalan lagi, Tuan Chan?" Giliran Min-Jae angkat bicara."Uhmm... Kau Yook Min Jae?" Chan memastikan lagi."Aku adalah pria yang kau hajar waktu itu. Tapi aku berbaik hati untuk tidak melaporkanmu karena ternyata kau punya hubungan yang spesial dengan Ji-Hyun Noona," terang Min-Jae samar-samar. Sempat membuat kening Chan berkerut. Apalagi saat mendengar pemuda itu memanggil istrinya dengan nama aslinya. " Sayangnya kita belum berkenalan dengan benar. Kau hanya tau namaku saja, tapi kau belum tau siapa aku sebenarnya." Min-Jae semakin membuat Chan penasaran."Ya! Tujuan kalian datang kesini untuk apa? Sebenarnya aku juga tidak punya banyak waktu un

  • Fall in Rose   68. Tim Pembela

    Suasana di Poli Onkologi salah satu rumah sakit elit di Seoul itu begitu ramainya. Pasien tengah mengantre untuk rawat jalan maupun konslutasi pada dokter di bidangnya. Salah satu dokter yang memiliki cukup pasien hari itu adalah dr. Seo Ji-Hyun.Dua orang telah keluar dari ruangannya bersamaan dengan seorang perawat yang kemudian memeriksa data pasien antrean selanjutnya."Ok, selanjutnya nomor pedaftar...."Belum sempat menamatkan kalimatnya, seorang berbalut jaket hoodie hitam itu hendak memasuki ruangan praktik Dokter Seo Ji-Hyun atau yang lebih dikenal sebagai Dokte Rose."Oh?! Tuan?!" perawat perempuan tersebut menahan pergerakannya. "Anda siapa? Saya bahkan belum menyebutkan nomor pendaftarannya!"Sosok dalam balutan topi yang sedang menyembunyikan wajahnya itu hanya melirik sinis dengan tatapan tajam, lalu menghempaskan tangan perempuan tersebut dan menerobos masuk. Namun, perawat itu terus berusaha menahan pergerakan sosok misterius itu yang pada akhirnya berhasil membuka pin

  • Fall in Rose   67. Perang Dunia

    Chan tampak segar. Ia selalu berpenampilan santai jika pergi ke kantor. Berkaos putih tipis dibalut kemeja denim tebal diluarnya. Langkahnya terhenti saat mendapati keramaian di sudut dapur. Chan mengerutkan keningya, melihat rose tengah membantu nara menyiapkan sarapan pagi seraya bercengkrama. Menebarkan senyumnya dengan mudah, seolah tidak ada hal apapun yang terjadi padanya."Oh, Chan?!" sorak Rose riang sambil membawakannya makanan. Menarik satu kursi untuk pria yang sedang mengamati pergerakannya. "Makanlah, kau perlu banyak energi. Kau sibuk, kan?"Chan mematung sambil memikirkan beberapa asumsi. Ia semakin dibuat pening oleh sang istri. Semalam, ia melihat perempuan itu hancur sejadi-jadinya seperti tidak ada waktu lagi untuk hidup. Pagi ini, Rose justru terlihat berbinar."Kenapa?" Rose menemukan Chan yang masih saja berdiri. Keningnya pria itu berkerut. "Tugasku menjadi istrimu selesai hari ini, kan?" Pertanyaan itu terucap begitu saja melalui bibirnya.Detik itu juga, jantu

DMCA.com Protection Status