Akhirnya Cala bisa memejamkan matanya setelah melewati aktivitas panas selama sembilan jam.
Untung ponsel Christop yang berbunyi nyaring dan ternyata telepon dari paman Hansel menolongnya. Jika tidak mungkin Christop tidak akan berhenti dan melanjutkannya hingga pagi.
Pening di kepalanya membuat Cala hanya ingin berbaring di atas kasur. Sudah sejak beberapa hari ia merasakan mual, tapi ketika ia ke kamar mandi hanya cairan putih yang keluar, lalu yang tadinya ia sangat menyukai daging domba entah kenapa setiap para maid membawakannya Cala selalu menolak mentah-mentah. Bahkan mencium baunya saja membuatnya sangat mual dan pusing.
Dan pikiran Cala berkelana, ia merasa jika dugaan bahwa dirinya hamil memang benar. Melihat gejala-gejala yang dialaminya persis dengan wanita hamil. Apalagi emosionalnya yang sering berubah-ubah. Seperti lebih menikmati setiap sentuhan Christop.
Pernah ke
Christop menepikan mobilnya, ia turun dari mobil. Langkah kakinya membawa Christop menuju bibir pantai.Suasana pantai yang sepi, hanya suara deburan ombak yang menemani kesunyian ini. Hampa.Itu yang dirasakan Christop sejak beberapa tahun terakhir. Hanya ada kekosongan di hatinya. Semuanya semu.Tanpa warna. Seakan Christop yang dulu sudah tidak ada lagi. Karena tidak adalagi Christop yang ramah dengan penuh cinta. Yang sekarang tinggal hanyalah Christop tanpa belas kasih dengan mata hati yang sudah tertutup oleh dendam.Hatinya mati.Christop berteriak frustasi, "Aaaaaaaaaaaaaaa!"Wajahnya memerah, Christop menjambak rambutnya.Kacau.Entah kenapa kalimat Klaus memporandakkan hati dan pikirannya. Semua menjadi tak terkendali apalagi begitu K
Cala benar-benar tidak menyangka. Dan selama ini yang ia pikirkan memang benar, pria itu adalah psikopat gila. Melihat semuanya tadi malam membuat Cala tersadar. Ia mencintai orang yang salah. Ya, mencintai Christop adalah kesalahan terbesar. Oh apakah bisa disebut sebuah dosa? C'mon, Christop benar-benar di luar dugaannya, terasa gila di otaknya.Semua nyata. Yang dilihatnya bukanlah mimpi. Masih terngiang jelas diingatannya bagaimana Christop memasukkan mata manusia ke dalam sebuah botol kaca. Itu sangat menjijikkan dan mengerikan.Cala meredakan detak jantungnya, mengingat itu semua membuatnya mual. Melihat bagaimana pintu rahasia itu sebagai tempat penyimpanan oragan dalam tubuh manusia, Cala bergidik ngeri. Ia menjadi penasaran, apa yang membuat Christop sebegitu beringasnya hingga tidak memiliki rasa belas kasihan. Ca
Di balik kursinya, Christop memandangi kota Shanghai di malam hari dengan senyum miringnya. Melihat bagaimana reaksi wajah Cala yang begitu pucat pasi dan ketakutan membuat Christop begitu bahagia. Dirinya mengetahui jika Cala sudah mengikutinya begitu ia tiba di mansion malam itu. Bahkan, ketika Cala membebaskan orang kepercayaan Benjamin, Christop juga mengetahuinya.Ia mengetahui semua apa yang dilakukan Cala sejak sebulan yang lalu. Mengusap dagunya, semua rencana jahat sudah berada di pikirannya. Termasuk memberi pelajaran gadis itu, karena berani-beraninya telah membebaskan si pria pengecut.Christop tidak menyangka Cala begitu berani dan sangat nekat. Apa yang ada di pikiran gadis itu? Apa dia tidak takut jika dirinya akan menghukum, memberikan pelajaran padanya?Lalu, apa dengan membebaskan si pria pengecut itu Cala akan baik-baik saja. Tentu tidak. Karena Christop tida
Cala merasakan kasurnya bergerak, namun kantuk yang begitu dirasakannya membuatnya enggan membuka mata hingga ia merasakan sentuhan.Bermain begitu dalam dengan sentuhan-sentuhan yang sangat lembut bahkan jika ini mimpi Cala merutukinya. Bagaimana bisa ia bermimpi hal sekotor ini.Hingga kecupan-kecupan di lehernya membuat tubuhnya meremang. Darahnya berdesir, sentuhan seperti sengatan listrik yang membuat Cala terkejut dan segera membuka matanya.Ini nyata!Dan itu berarti, Christoplah pelakunya. Entah kenapa tiba-tiba saja Cala menjadi takut. Ia takut jika Christop mengetahui semuanya. Semua tentang di mana ia membebaskan Gustov."Kau bangun," Christop melepaskan jemarinya yang nakal. Pria itu mengendus lehernya penuh sensual.Mendadak Cala menahan napasnya, tanpa banyak kata Christop bangun dari tidurnya dan menghentakkan tubuh Cala hingga tu
"Akhirnya aku menemukan fakta-fakta yang ku tunggu." Klaus tersenyum lebar menatap Benjamin yang balas menatapnya bingung.Klaus memberikan kode pada Benjamin untuk mendekat, lalu memberikan lembaran kertas.Benjamin membacanya dengan seksama, hingga tanpa terasa genggamannya pada kertas yang dipegangnya mengetat, "Wanita itu–" gumam Benjamin tajam, matanya berkilat marah."Yang perlu kita rencanakan, bagaimana cara untuk membebaskan Cala dari rumah psikopat itu," kata Klaus membuat Benjamin menatapnya, mengangguk."Aku akan membawa putriku pergi sekarang juga," Benjamin hendak berdiri tapi Klaus menghentikannya."Ingat, jangan tergesa.'' Klaus memperingatkaan.Benjamin menghembuskan napasnya gusar, "Semua akan selesai dengan cepat. Karena aku tau, Abraham tidak sebodoh itu,"
Satu minggu kemudian....Di sini Christop berada, di sebuah ruangan yang biasanya ia jadikan untuk mengadakan pertemuan-pertemuan.Di depannya sudah ada Abraham dan paman Hansel, entah kenapa adiknya itu tiba-tiba saja datang ke Thailand dan berkata ingin menemuinya dan membicarakan hal penting padanya."Hal penting apa yang ingin kau bicarakan sehingga rela meninggalkan pekerjaan demi menemuiku?" Karena Christop tau, Abraham tidak akan rela pergi jauh-jauh untuk sesuatu hal yang tidak penting.Bahkan adiknya itu lebih suka berkutat di depan komputer dengan berkas-berkas yang menumpuk demi menghasilkan uang sebanyak mungkin.Kerja, kerja, dan kerja. Abraham begitu pekerja keras demi menggapai sesuatu yang dia inginkan.Christop dapat melihat wajah adiknya yang bingung. "Aku tidak tau harus bercerita dari mana," gumam Abraham.
Ini sudah hari ke tujuh sejak Christop memberinya waktu. Itu berarti malam ini, pria itu bisa saja datang ke mari tanpa bisa dicegah.Bahkan sejak kemarin hati Cala begitu gelisah, ia sangat takut bahkan hanya untuk memejamkan matanya saja. Dan itupun juga mempengaruhi napsu makannya, selalu jika para maid mengantarkannya makanan tidak pernah Cala habiskan, bahkan terkadang ia sama sekali tidak menyentuhnya.Meminum jika haus.Hanya butuh waktu satu minggu saja tubuhnya yang begitu berisi sedikit menyusut, pipinya menirus.Hingga suara decitan pintu membuat Cala mendongakkan kepalanya dengan cepat. Matanya menatap was-was, Christop terlihat begitu kacau dengan tangannya yang berlumuran darahpun sudah mengering.Cala beringsut mundur, menggeleng takut. "A-aku tidak bisa menggugurkannya," jelas Cala takut. "Aku t-tidak b-bisa."Tanpa membalas perkataan Cala, Christop segera membun
Dear Christop,Yaa kau tau, jika kau sudah membaca ini itu berarti aku sudah tidak lagi berada di Thailand. Dad membawaku kabur dari rumah sakit, aku tau kau pasti akan marah. Tapi ku mohon biarkan aku kembali. Bukankah sudah cukup dengan dia yang pergi untuk selamanya bukan? Namun jika kau masih ingin balas dendan untuk membunuhku, kau tau aku di mana. Karena aku tidak akan kabur.Aku hanya ingin jujur padamu, jika aku mencintaimu. Mungkin ini aneh, tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Hampir satu tahun berada di dekatmu mustahil jika perasaan itu tidak muncul.Apalagi terkadang sikapmu yang berubah-ubah membuatku bingung sekaligus nyaman. Bahkan se